Anda di halaman 1dari 2

KHULAFAURRASYIDIN

1.ABU BAKAR

Abu Bakar Al-Shiddiq adalah salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW, dan
khalifah pertama umat Islam. Beliau memiliki nama asli Abdullah bin Utsman bin Amir bin
Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al Qurasyi At Taimi 1. Beliau
lahir di Makkah pada tahun 573 M, dua tahun setelah tahun Gajah 2. Beliau berasal dari suku
Quraisy, khususnya Bani Taim, yang merupakan salah satu suku terhormat dan terkaya di
Makkah.

Abu Bakar merupakan ayah dari Aisyah yang merupakan istri Nabi Muhammad
SAW. Nama sebelum masuk islam adalah Abdul Ka’bah yang artinya ‘hamba
Ka’bah’. Setelah masuk islam namanya diubah oleh Muhammad menjadi Abdullah
yang artinya ‘hamba Allah. Selain itu Nabi Muhammad SAW juga memberinya gelar
Ash-Shiddiq yang artinya ‘yang berkata benar’ setelah beliau membenarkan dan
mempercayai peristiwa Isra Mi’raj yang diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW
kepada para pengikutnya. Dan dari situlah ial lebih dikenal dengan nama “Abu
Bakar ash-Shiddiq”.

Saat Nabi Muhammad hijrah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya
orang yang menemaninya. Setelah beberapa saat Hijra, Nabi Muhammad SAW
menikah dengan anak Abu Bakar, sehingga ikatan kekeluargaannya makin erat.
Selama masa sakit Rasulullah saat menjelang wafat, dikatakan bahwa Abu Bakar
ditunjuk untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yang menganggap
ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya.

Bahkan setelah Nabi SAW telah meninggal dunia, Abu Bakar Ash-Shiddiq dianggap
sebagai sahabat Nabi yang paling tabah menghadapi meninggalnya Nabi SAW ini.
Setelah kematian Nabi, dilakukanlah musyawarah di kalangan para pemuka kaum
Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu
Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam pada tahun 632 M.

Namun hasil musyawarah tersebut menjadi perdebatan dan menjadi sumber


perpecahan pertama dalam Islam. Saat itu umat Islam terpecah menjadi kaum
Sunni dan Syi’ah. Kaum Syi’ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib
(menantu nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah
keputusan Rasulullah sendiri, sementara kaum sunni berpendapat bahwa
Rasulullah menolak untuk menunjuk penggantinya.

Kaum sunni berargumen bahwa Muhammad mengedepankan musyawarah untuk


penunjukan pemimpin. Sementara muslim syi’ah berpendapat bahwa nabi dalam
hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, minum, tidur, dan lain-lain,
tidak pernah meninggal umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah
kepemimpinan umat terahir.

Banyak hadits yang menjadi rujukan dari kaum Sunni maupun Syi’ah tentang siapa
khalifah sepeninggal rasulullah, serta jumlah pemimpin Islam yang dua belas.
Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut,
Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai’at) kepada Abu Bakar
dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman bin Affan).
Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias
dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syi’ah
menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma,
mengingat ia berbaiat setelah sepeninggal Fatimah istrinya yang berbulan bulan
lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari
kehidupan public.

2. UMAR
Umar bin Kattab memiliki nama lengkap Umar bin Khattab ibn Nufail Ibn Abd al-'Uzza Ibn Riyah Ibn
Qurth Ibn Razah Ibn 'Adiy Ibn Ka'ab Ibn Lu'aiy al Qurasyiy al Adawiy. Umar berasal dari kalangan
keluarga terpandang suku 'Adiy yang termasuk rumpun Quraisy. Umar dipili sebagai duta dari
kabilahnya pada masa jahiliyah. Jika terjadi perselisihan di antara para kabilah, maka Umar lah orang
yang diutus untuk melerai dan mendamaikan, hal ini menunjukkan bahwa Umar memiliki
kecerdasan, keadilan, dan kebijaksanaan.
Sebelum masuk Islam, Umar dikenal sebagai sosok yang menentang seruan Nabi Muhammad SAW.
Umar bin Khattab baru masuk Islam pada tahun keenam kenabian.
Umar memberikan masukan kepada Nabi Muhammad SAW untuk berdakwah secara terang-
terangan. Sehingga sejak itulah Islam disebarkan secara terang-terangan. Sejak Umar masuk Islam,
Nabi Muhammad SAW memberikan sebutan kepada Umar dengan julukan Al Faaruq yang berarti
pembeda.
Setelah Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq wafat, Umar bin Khattab menggantikan Khalifah Abu Bakar
Ash Shiddiq sebagai khalifah kedua. Khalifah Umar bin Khattab menjadi khalifah selama kurang lebih
10 tahun yaitu pada 634-644 Masehi.
Berdasarkan buku Sejarah Pendidikan Islam oleh Muhammad Tisna Nugraha (2019: 45-48), salah
satu jasa Umar bin Khattab selama menjadi khalifah adalah dalam bidang astronomi. Umat Islam
mulai mengembangkan ilmu astronomi Islam atau Ilmu Falak serta penanggalan Hijriyah. Ilmu ini
memiliki peran yang besar terhadap pelaksanaan kegiatan ibadah umat Islam, terutama dalam hal
penetapan tahun Hijriyah.
3. USTMAN

Anda mungkin juga menyukai