Biograf
Khalifah Islam Ke-1
Abu Bakar
Khulafaur Rasyidin
Lahir
Oktober 573
Mekkah, Jazirah Arab
23 Agustus 634
Meninggal
Ibu
Madinah
Salma Ummul Khair
Sebelah kanan makam Nabi Muhammad, Al-Masjid al-
Tempat peristirahatan
Nama lain
Dikenal karena
Agama
Nabawi, Madinah
Ash-Shiddiq, Sahabat gua, Sahabat makam, Syekh Akbar, Al-`Atiq
Sahabat Nabi
Islam
Qutaylah binti Abdul Uzza (cerai)
Pasangan
Um Ruman
Asma binti Umays
Habibah binti Kharijah
Silsilah Kekeluargaan
Nama lengkap Abu Bakar adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bi Amru bin Kaab bin
Saad bin Tayyim bin Murrah bin Kaab bin Luay bin Ghalib bin Quraisy. Bertemu nasabnya
dengan nabi pada kakeknya Murrah bin Kaab bin Luai, dan ibu dari abu Bakar adalah Ummu
al-Khair salma binti Shakhr bin Amir bin Kaab bin Saad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya
sama-sama dari kabilah Bani Taim.
Abu Bakar merupakan ayah dari Aisyah yang merupakan istri Nabi Muhammad SAW. Nama
sebelum masuk islam adalah Abdul Kabah yang artinya hamba Kabah. Setelah masuk islam
namanya diubah oleh Muhammad menjadi Abdullah yang artinya hamba Allah. Selain itu Nabi
Muhammad SAW juga memberinya gelar Ash-Shiddiq yang artinya yang berkata benar setelah
beliau membenarkan dan mempercayai peristiwa Isra Miraj yang diceritakan oleh Nabi
Muhammad SAW kepada para pengikutnya. Dan dari situlah ial lebih dikenal dengan nama Abu
Bakar ash-Shiddiq.
Abu Bakar ash-Shiddiq merupakan keturunan Bani Taim, sub-suku bangsa Quraisy. Dan
menururt beberapa catatan sejarawan Islam ia adalah seorang pedagang, hakim dengan
kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar, serta dipercaya sebagai orang yang bisa menafsirkan
mimpi.
Masa wafat Nabi dan diangkatnya Abu Bakar menjadi Khalifa pertama
Selama masa sakit Rasulullah saat menjelang wafat, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk
untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi
bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Bahkan setelah Nabi SAW telah meninggal
dunia, Abu Bakar Ash-Shiddiq dianggap sebagai sahabat Nabi yang paling tabah menghadapi
meninggalnya Nabi SAW ini. Setelah kematian Nabi, dilakukanlah musyawarah di kalangan para
pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu
Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam pada tahun 632 M.
Namun hasil musyawarah tersebut menjadi perdebatan dan menjadi sumber perpecahan
pertama dalam Islam. Saat itu umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syiah. Kaum
Syiah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad) yang menjadi
pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah sendiri, sementara kaum sunni
berpendapat bahwa Rasulullah menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen
bahwa Muhammad mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin. Sementara
muslim syiah berpendapat bahwa nabi dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah
makan, minum, tidur, dan lain-lain, tidak pernah meninggal umatnya tanpa hidayah dan
bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terahir.
Banyak hadits yang menjadi rujukan dari kaum Sunni maupun Syiah tentang siapa
khalifah sepeninggal rasulullah, serta jumlah pemimpin Islam yang dua belas. Terlepas dari
kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal
menyatakan kesetiaannya (berbaiat) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin
Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan
yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syiah
menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma, mengingat ia berbaiat
setelah sepeninggal Fatimah istrinya yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia
menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.
Perang Ridda
Masa kepemimpinan Abu Bakar terjadi beberapa masalah yang mengancam persatuan
diantara umat Islam saat itu. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed
membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa di antaranya menolak
membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali
memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut
mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad dan dengan kematiannya
komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap
mereka yang dikenal dengan nama perang Riddah. Dalam perang Ridda peperangan terbesar
adalah memerangi Ibnu Habib al-Hanafi yang lebih dikenal dengan nama Musailamah alKazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan
Nabi Muhammad. Pasukan Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh
Khalid bin Walid. Sedangkan Musailamah sendiri terbunuh di tangan Al Wahsyi, seorang mantan
budak yang dibebaskan oleh Hindun istri Abu Sufyan karena telah berhasil membunuhHamzah
Singa Allah dalam Perang Uhud. Al Wahsyi kemudian bertaubat dan memeluk Islam serta
mengakui kesalahannya atas pembunuhan terhadap Hamzah. Al Wahsyi pernah berkata, Dahulu
aku membunuh seorang yang sangat dicintai Rasulullah (Hamzah) dan kini aku telah membunuh
orang yang sangat dibenci rasulullah (yaitu nabi palsu Musailamah al-Kazab).
Selama dua tahun masa kepemimpinan Abu Bakar, masyarakat Arab di bawah Islam
mengalami kemajuan pesat dalam bidang sosial, budaya dan penegakan hukum. Selama masa
kepemimpinannya pula, Abu bakar berhasil memperluas daerah kekuasaan islam ke Persia,
sebagian Jazirah Arab hingga menaklukkan sebagian daerah kekaisaran Bizantium.
Ekspedisi ke utara
Setelah masalah dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan ke luar Arabia.
Khalid bin Walid dikirim ke Iraq dan dapat menguasai wilayah al-Hirah pada tahun 634 M. Ke
Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat panglima yaitu Abu Ubaidah ibnul Jarrah, Amr
ibnul Ash, Yazid bin Abi Sufyan dan Syurahbil.
Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah bin Zaid yang masih berusia 18 tahun.
Untuk memperkuat tentara ini, Khalid bin Walid diperintahkan meninggalkan Irak, dan melalui
gurun pasir yang jarang dijalani, ia sampai ke Syria.
Abu Bakar memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran Bizantium dan
Kekaisaran Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak dengan mudah sementara ekspedisi ke
Suriah juga meraih sukses.
penghafal al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan
lain sebagainya, setelah lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan oleh Abu Bakar. setelah
Abu Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khaththab dan kemudian disimpan oleh
Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad. Kemudian pada masa pemerintahan
Usman bin Affan teks teks Al Quran tersebut menjadi dasar penulisan teks al-Quran yang
dikenal saat ini.
Sumber : http://kota-islam.blogspot.co.id/2015/02/sejarah-dan-biografi-singkat-abu-bakar.html