Anda di halaman 1dari 6

ABU BAKAR AS - SHIDDIQ

Biograf
Khalifah Islam Ke-1
Abu Bakar
Khulafaur Rasyidin
Lahir

Oktober 573
Mekkah, Jazirah Arab
23 Agustus 634

Meninggal

Ibu

Madinah
Salma Ummul Khair
Sebelah kanan makam Nabi Muhammad, Al-Masjid al-

Tempat peristirahatan

Nama lain
Dikenal karena
Agama

Nabawi, Madinah
Ash-Shiddiq, Sahabat gua, Sahabat makam, Syekh Akbar, Al-`Atiq
Sahabat Nabi
Islam
Qutaylah binti Abdul Uzza (cerai)

Pasangan

Um Ruman
Asma binti Umays
Habibah binti Kharijah

Riwayat Hidup Abu Bakar Ash Shiddiq


Abu Bakar (bahasa Arab: , Abu Bakr ash-Shiddiq) (lahir: 572 - wafat: 23 Agustus
634/21 Jumadil Akhir 13 H) termasuk di antara mereka yang paling awal memeluk Islam atau
yang dikenal dengan ash-shabiqun al-awwalun. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Abu
Bakar menjadi khalifah Islam yang pertama pada tahun 632 hingga tahun 634 M. Lahir dengan
nama Abdul ka'bah bin Abi Quhafah, ia adalah satu di antara empat khalifah yang diberi gelar
Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang diberi petunjuk.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Bakar_Ash-Shiddiq
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Silsilah Kekeluargaan
Nama lengkap Abu Bakar adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bi Amru bin Kaab bin
Saad bin Tayyim bin Murrah bin Kaab bin Luay bin Ghalib bin Quraisy. Bertemu nasabnya
dengan nabi pada kakeknya Murrah bin Kaab bin Luai, dan ibu dari abu Bakar adalah Ummu
al-Khair salma binti Shakhr bin Amir bin Kaab bin Saad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya
sama-sama dari kabilah Bani Taim.
Abu Bakar merupakan ayah dari Aisyah yang merupakan istri Nabi Muhammad SAW. Nama
sebelum masuk islam adalah Abdul Kabah yang artinya hamba Kabah. Setelah masuk islam
namanya diubah oleh Muhammad menjadi Abdullah yang artinya hamba Allah. Selain itu Nabi
Muhammad SAW juga memberinya gelar Ash-Shiddiq yang artinya yang berkata benar setelah
beliau membenarkan dan mempercayai peristiwa Isra Miraj yang diceritakan oleh Nabi
Muhammad SAW kepada para pengikutnya. Dan dari situlah ial lebih dikenal dengan nama Abu
Bakar ash-Shiddiq.
Abu Bakar ash-Shiddiq merupakan keturunan Bani Taim, sub-suku bangsa Quraisy. Dan
menururt beberapa catatan sejarawan Islam ia adalah seorang pedagang, hakim dengan
kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar, serta dipercaya sebagai orang yang bisa menafsirkan
mimpi.

Masa Mengenal Nabi dan Memeluk Islam


Saat Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, ia pindah dan hidup
bertetangga bersama Abu Bakar. Sejak saat itulah mereka saling berkenalan. Usia mereka berdua
sama dan sama-sama seorang pedagang dan ahli berdagang.
Dalam kitab Hayatussahabah, bab Dakwah Muhammad kepada perorangan, dituliskan
bahwa Abu bakar memeluk Islam oleh ajakan nabi. Dan setelah itu ia meneruskan dakwah
islaminya kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi
Waqas dan beberapa tokoh penting dalam Islam lainnya.
Namun istri beliau Qutaylah binti Abdul Uzza dan anaknya Abd Rahman bin Abu Bakar
tidak mau memeluk Islam sehingga Abu Bakar menceraikannya dan berpisah dengan anaknya.
Tetapi istrinya yang lain, Ummu Ruman, menjadi Muslimah.
Saat Nabi Muhammad hijrah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang
yang menemaninya. Setelah beberapa saat Hijra, Nabi Muhammad SAW menikah dengan anak
Abu Bakar, sehingga ikatan kekeluargaannya makin erat.

Masa wafat Nabi dan diangkatnya Abu Bakar menjadi Khalifa pertama
Selama masa sakit Rasulullah saat menjelang wafat, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk
untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi
bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Bahkan setelah Nabi SAW telah meninggal
dunia, Abu Bakar Ash-Shiddiq dianggap sebagai sahabat Nabi yang paling tabah menghadapi
meninggalnya Nabi SAW ini. Setelah kematian Nabi, dilakukanlah musyawarah di kalangan para
pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu
Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam pada tahun 632 M.
Namun hasil musyawarah tersebut menjadi perdebatan dan menjadi sumber perpecahan
pertama dalam Islam. Saat itu umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syiah. Kaum
Syiah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad) yang menjadi
pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah sendiri, sementara kaum sunni

berpendapat bahwa Rasulullah menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen
bahwa Muhammad mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin. Sementara
muslim syiah berpendapat bahwa nabi dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah
makan, minum, tidur, dan lain-lain, tidak pernah meninggal umatnya tanpa hidayah dan
bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terahir.
Banyak hadits yang menjadi rujukan dari kaum Sunni maupun Syiah tentang siapa
khalifah sepeninggal rasulullah, serta jumlah pemimpin Islam yang dua belas. Terlepas dari
kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal
menyatakan kesetiaannya (berbaiat) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin
Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan
yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syiah
menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma, mengingat ia berbaiat
setelah sepeninggal Fatimah istrinya yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia
menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.

Perang Ridda
Masa kepemimpinan Abu Bakar terjadi beberapa masalah yang mengancam persatuan
diantara umat Islam saat itu. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed
membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa di antaranya menolak
membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali
memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut
mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad dan dengan kematiannya
komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap
mereka yang dikenal dengan nama perang Riddah. Dalam perang Ridda peperangan terbesar
adalah memerangi Ibnu Habib al-Hanafi yang lebih dikenal dengan nama Musailamah alKazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan
Nabi Muhammad. Pasukan Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh
Khalid bin Walid. Sedangkan Musailamah sendiri terbunuh di tangan Al Wahsyi, seorang mantan
budak yang dibebaskan oleh Hindun istri Abu Sufyan karena telah berhasil membunuhHamzah
Singa Allah dalam Perang Uhud. Al Wahsyi kemudian bertaubat dan memeluk Islam serta

mengakui kesalahannya atas pembunuhan terhadap Hamzah. Al Wahsyi pernah berkata, Dahulu
aku membunuh seorang yang sangat dicintai Rasulullah (Hamzah) dan kini aku telah membunuh
orang yang sangat dibenci rasulullah (yaitu nabi palsu Musailamah al-Kazab).
Selama dua tahun masa kepemimpinan Abu Bakar, masyarakat Arab di bawah Islam
mengalami kemajuan pesat dalam bidang sosial, budaya dan penegakan hukum. Selama masa
kepemimpinannya pula, Abu bakar berhasil memperluas daerah kekuasaan islam ke Persia,
sebagian Jazirah Arab hingga menaklukkan sebagian daerah kekaisaran Bizantium.

Ekspedisi ke utara
Setelah masalah dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan ke luar Arabia.
Khalid bin Walid dikirim ke Iraq dan dapat menguasai wilayah al-Hirah pada tahun 634 M. Ke
Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat panglima yaitu Abu Ubaidah ibnul Jarrah, Amr
ibnul Ash, Yazid bin Abi Sufyan dan Syurahbil.
Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah bin Zaid yang masih berusia 18 tahun.
Untuk memperkuat tentara ini, Khalid bin Walid diperintahkan meninggalkan Irak, dan melalui
gurun pasir yang jarang dijalani, ia sampai ke Syria.
Abu Bakar memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran Bizantium dan
Kekaisaran Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak dengan mudah sementara ekspedisi ke
Suriah juga meraih sukses.

Penyusunan kitab suci Al Quran


Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Quran. Setelah
kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah al-kadzab dalam perang Riddah,
banyak para penghafal Al Quran yang ikut tewas dalam pertempuran. Umar kemudian meminta
Abu Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al Quran. Dibentuklah sebuah tim yang diketuai
oleh sahabat Zaid bin Tsabit, mulailah dikumpulkan lembaran-lembaran al-Quran dari para

penghafal al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan
lain sebagainya, setelah lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan oleh Abu Bakar. setelah
Abu Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khaththab dan kemudian disimpan oleh
Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad. Kemudian pada masa pemerintahan
Usman bin Affan teks teks Al Quran tersebut menjadi dasar penulisan teks al-Quran yang
dikenal saat ini.

Wafatnya Abu Bakar As Shiddiq


Abu Bakar wafat pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah karena sakit yang dideritanya
pada usia 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di dekat Masjid Nabawi,
di samping makam Nabi Muhammad SAW.

Sumber : http://kota-islam.blogspot.co.id/2015/02/sejarah-dan-biografi-singkat-abu-bakar.html

Anda mungkin juga menyukai