Anda di halaman 1dari 3

Resume Masa Kekhalifahan Abu Bakar As Siddiq

Abu Bakar memimpin umat Islam selama dua tahun dari 632-634 M (11-13 H). Dikutip
dari Khulafaur Rasyidin (2019), Abu Bakar adalah orang pertama di luar keluarga Nabi
yang memeluk Islam. Ia adalah sahabat yang paling dicintai Nabi. Abu Bakar
mengorbankan harta bendanya untuk perjuangan Nabi. Putri Abu Bakar, Siti Aisyah,
dinikahkan dengan Nabi. Gelas As Siddiq yang berarti amat membenarkan diberikan
karena Abu Bakar adalah orang pertama yang membenarkan peristiwa Isra Miraj.

A. Pengangkatan sebagai khalifah

Setelah Nabi wafat dan sedang menunggu dimakamkan, kaum muslimin


mengadakan pertemuan di Safiqah (balai kota) Bani Saidah. Mereka membicarakan
siapa sosok yang tepat untung menggantikan Nabi. Kelompok Ansar mengusulkan
Sa'ad bun Ubadah. Kabar itu terdengar para sahabat dan keluarga yang sedang
mengurus jenazah Nabi. Lalu tiga orang sahabat yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab,
dan Abu Ubaidah bin Jarrah menyusul ke pertemuan. Saat kelompok Ansar bertemu
kelompok Muhajirin, terjadi perdebatan. Masing-masing bersikukuh mengajukan calon
pemimpin pengganti Nabu. Perundingan tak juga mencapai titik temu. Sampai Abu
Ubaidah menyampaikan: "Sahabat-sahabatku dari kalangan Ansar, kalian adalah pihak
yang pertama menolong dan membela agama Islam. Oleh karena itu, janganlah kamu
menjadi orang pertama yang memecah belah dan merusaknya," ujar Abu Ubaidah.
Nama Khulafaur Rasyidin Setelah suasana tenang, terpilihkan Abu Bakar sebagai
pengganti Nabi.

Alasan terpilihnya Abu Bakar yakni:

 Sahabat nabi yang paling senior


 Selalu dekat dengan Rasulullah sehingga tahu cara memimpin umat dan
negara
 Dermawan sehingga kekayaan yang dimilikinya dapat digunakan untuk
perjuangan umat
 Disegani kamu Quraisy karena tegas
 Cerdas dan mau bekerja keras
 Pernah menggantikan Nabi sebagai imam shalat ketika Nabi sakit
B. Pemerintahan Abu Bakar

Perang Ridda

Masa kepemimpinan Abu Bakar terjadi beberapa masalah yang mengancam


persatuan diantara umat Islam saat itu. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz
dan Nejed membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa di
antaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh.
Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan
berhala.

Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi


Muhammad dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal
ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang
Riddah. Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi “Ibnu Habib al-
Hanafi” yang lebih dikenal dengan nama Musailamah al-Kazab (Musailamah si
pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi
Muhammad.

Pasukan Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh


Khalid bin Walid. Sedangkan Musailamah sendiri terbunuh di tangan Al Wahsyi,
seorang mantan budak yang dibebaskan oleh Hindun istri Abu Sufyan karena telah
berhasil membunuhHamzah Singa Allah dalam Perang Uhud. Al Wahsyi kemudian
bertaubat dan memeluk Islam serta mengakui kesalahannya atas pembunuhan
terhadap Hamzah. Al Wahsyi pernah berkata, “Dahulu aku membunuh seorang yang
sangat dicintai Rasulullah (Hamzah) dan kini aku telah membunuh orang yang sangat
dibenci rasulullah (yaitu nabi palsu Musailamah al-Kazab).”

Selama dua tahun masa kepemimpinan Abu Bakar, masyarakat Arab di bawah
Islam mengalami kemajuan pesat dalam bidang sosial, budaya dan penegakan hukum.
Selama masa kepemimpinannya pula, Abu bakar berhasil memperluas daerah
kekuasaan islam ke Persia, sebagian Jazirah Arab hingga menaklukkan sebagian
daerah kekaisaran Bizantium.

Ekspedisi ke utara

Setelah masalah dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan ke luar
Arabia. Khalid bin Walid dikirim ke Iraq dan dapat menguasai wilayah al-Hirah pada
tahun 634 M. Ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat panglima yaitu Abu
Ubaidah ibnul Jarrah, Amr ibnul ‘Ash, Yazid bin Abi Sufyan dan Syurahbil.
Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah bin Zaid yang masih berusia 18
tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid bin Walid diperintahkan meninggalkan Irak,
dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani, ia sampai ke Syria. Abu Bakar
memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran
Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak dengan mudah sementara ekspedisi ke
Suriah juga meraih sukses.

Penyusunan kitab suci Al Qur’an

Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur’an. Setelah
kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah al-kadzab dalam perang
Riddah, banyak para penghafal Al Qur’an yang ikut tewas dalam pertempuran. Umar
kemudian meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur’an.

Dibentuklah sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, mulailah
dikumpulkan lembaran-lembaran al-Qur’an dari para penghafal al-Qur’an dan tulisan-
tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, setelah
lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan oleh Abu Bakar. Setelah Abu Bakar
meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khaththab dan kemudian disimpan oleh
Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad. Kemudian pada masa
pemerintahan Usman bin Affan teks teks Al Qur’an tersebut menjadi dasar penulisan
teks al-Qur’an yang dikenal saat ini.

Wafat

Anda mungkin juga menyukai