PERANCANGAN KAPASITAS
Oleh :
NIM : 1961201036
DUMAI
TAHUN AJARAN
2022
1
Kata Pengantar
Terpujilah Sanghyang Adi Buddha Tuhan Yang Maha Esa, Sang Tri. Ratna, serta
Boddhisatva-Mahasatva karena berkat pancaran cinta kasih yang tak terhingga, sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud perencanaan produksi?
2. Apakah arti dari perencanaan kapasitas?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
karena capacity planning akan menentukan seberapa besar tingkat output yang mampu
dihasilkan oleh perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar.
Perencanaan untuk kapasitas merupakan sesuatu yang penting jika sebuah perusahaan
ingin tumbuh dan mengambil keuntungan dalam memenuhi permintaan. Keputusan-
keputusan yang menyangkut kapasitas produksi harus mempertimbangkan faktor-faktor
ekonomis fasilitas produksi tersebut termasuk di dalamnya efisiensi dan utilisasinya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pembentukan kapasitas efektif adalah rancangan produk, kualitas
bahan yang digunakan, sikap dan motivasi tenaga kerja, perawatan mesin/fasilitas, serta
rancangan pekerjaan (Kusuma, 2004:114). Perencanaan kapasitas yang melibatkan investasi
pada penambahan peralatan dan fasilitas baru, dikategorikan pada perencanaan jangka
panjang, biasanya direncanakan untuk memenuhi kapasitas setidaknya untuk tiga tahun
kedepan.
Masalah antrian yang menjadi fokus utama dari penelitian ini tidak bisa dilepaskan
dari topik matching kapasitas pelayanan (service capacity) dengan permintaan atau kebutuhan
nasabah (customer demand) dalam operasional seharihari dalam lingkungan yang dinamis.
Tidak seperti produk yang dapat disimpan di gudang, pelayanan (service) adalah pengalaman
personal yang tidak kasat mata (intangible), yang tidak dapat dipindahkan dari satu orang ke
orang lainnya. Lebih tepatnya, service diproduksi dan dikonsumsi secara simultan (Dr.
Dorothea Wahyu Ariani, S.E., 2014).
Jika permintaan lebih kecil dari kapasitas, maka terjadi fasilitas dan petugas
pelayanan yang idle. Lebih sulit lagi, fluktuasi dan variasi dari service demand sangat tinggi,
dan ditambah lagi dengan kenyataan bahwa budaya dan kebiasaan memperkuat terjadinya
fluktuasi tersebut. Contohnya kita rata-rata makan pagi, siang dan malam pada jam-jam yang
sama dan berlibur pada waktu yang sama, antara lain waktu Lebaran atau masa libur anak
sekolah pada bulan Juni dan Juli. Variasi alamiah dalam service demand ini menciptakan
kondisi terjadinya service yang idle pada suatu waktu dan di lain waktu terjadi antrian.
6
merupakan proses menentukan jenis dan jumlah sumber daya yang diperlukan untuk
mengimplementasikan rencana kerja bisnis perusahaan(Saputra & Chandra, 2018).
Kapasitas pelayanan didefinisikan sebagai tingkat atau level output yang dapat dicapai
per unit waktu, contohnya transaksi per hari per teller bank yang sibuk (busy). Selain itu
kapasitas juga dapat dikaitkan dengan fasilitas pendukung, seperti jumlah kamar di hotel atau
jumlah tempat duduk dalam pesawat terbang. Dalam perusahaan penerbangan contohnya,
kapasitas dapat dibatasi oleh berbagai faktor antara lain jumlah pintu bandara (gates) yang
tersedia. Contoh ini juga menggambarkan tantangan umum yang dihadapi oleh operasi
pelayanan (service operation) yaitu mengelola kapasitas di lokasi yang berbeda-beda dengan
tepat.
Variasi yang sangat tinggi dari permintaan atau kebutuhan (demand) pelanggan
menciptakan tantangan bagi manajer operasi untuk mengoptimalkan kapasitas pelayanannya.
Tantangan ini dapat didekati dengan 2 (dua) strategi umum untuk pengelolaan kapasitas
(capacity management) yaitu kapasitas tetap (level capacity) dan menyesuaikan dengan
permintaan (chase demand). Strategi level capacity fokus pada mengendalikan (smoothing)
permintaan untuk memaksimalkan utilisasi dari kapasitas pelayanan yang tetap (fixed service
capacity). Berbagai alternatif untuk mengelola permintaan dapat diterapkan seperti
segmentasi demand, memberikan insentif harga, meningkatkan penggunaan waktu sepi (off-
peak) dan sistem reservasi.
Sebaliknya dengan strategi chase demand, fokusnya adalah pada peluang untuk
menyesuaikan kapasitas dengan tingkat permintaan. Bentuk paling murni dari strategi ini
paling tepat digambarkan dalam kasus call center. Call center mengatur jadwal operator
teleponnya sesuai dengan perkiraan variasi atau pola jumlah telepon yang masuk.
Kebanyakan bisnis jasa atau pelayanan juga dapat mengakomodasi strategi hibrid atau
gabungan antara strategi level capacity dengan chase demand. Contohnya kapasitas kamar
hotel terbatas, namun pengaturan jumlah petugas hotel (staffing) dapat bervariasi sesuai
dengan kebutuhan seasonal.
Jasa atau pelayanan merupakan kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk yang
tidak nampak, seperti pendidikan, hiburan, tempat, transportasi, asuransi, pemerintahan,
perawatan dan pemeliharaan, dan berbagai pekerjaan profesional lainnya. Pelayanan atau jasa
dilakukan dengan interaksi antara pelanggan dengan pemberi jasa atau pihak yang melayani.
7
Perbedaan antara produk dan jasa atau pelayanan sulit disusun, karena pembelian produk
pasti terkait dengan pelayanan, dan pembelian jasa atau pelayanan pasti terkait dengan
produk, seperti restoran (Fritzsimons & Fritzsimons, 2008).
Dalam bidang jasa dari pandangan operasi, berbagai kontribusi seperti konsep, alat,
dan teknik yang mendukung tugas kunci dalam mengelola organisasi seperti desain,
penyampaian, dan pengendalian, juga digunakan dalam organisasi jasa. Beberapa
pengelolaan dalam manufaktur yang digunakan dalam organisasi jasa misalnya pengelolaan
kapasitas dalam organisasi jasa, pengelolaan dan pengendalian kualitas jasa atau pelayanan,
desain sistem pelayanan, pilihan dan aplikasi teknologi dalam pelayanan, desain pekerjaan,
penjadwalan penyampaian jasa atau pelayanan, pengendalian persediaan yang merupakan
antrean (Johnston, 1994). Manajemen operasi juga diperlukan dalam pengelolaan organisasi
jasa. Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan secara konsisten dan berkualitas,
penyedia jasa harus menunjukkan nilai-nilai atau budaya yang berfokus pada pelanggan dan
pada pelanggan (Siehl, 1992).
Jika suatu perusahaan tidak memiliki perhitungan akurat mengenai kapasitas mereka,
maka beberapa masalah dapat terjadi. Produksi juga bisa rendah yang tidak dapat memenuhi
permintaan pelanggan atau kelebihan produksi. Ketika perusahaan tidak mampu
menyelesaikan permintaan pelanggan tepat waktu, itu dapat mempengaruhi tingkat kepuasan
pelanggan yang bisa membuat pelanggan memilih produk perusahaan lain.
Penting untuk mengetahui dahulu waktu standar masing-masing stasiun kerja, sebelum
masuk untuk menghitung kapasitas yang dibutuhkan masing-masing stasiun kerja tersebut,
dihitung kapasitasnya seperti berikut.
(Keterangan:
8
2. Perhitungan Kapasitas Tersedia (Rated Capacity)
Perhitungan Kapasitas yang Tersedia menggunakan rumus sebagai berikut:
Rated Capacity = (jumlah mesin) × (jam kerja mesin)×(utilitas)× (efisiensi sistem)
(Sihotang & Aditya Wirangga, ST., 2017)
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2. Capacity planning atau perencanaan kapasitas adalah proses untuk merencanakan kapasitas
sistem agar dapat memenuhi kebutuhan saat ini serta dapat mengantisipasi pertumbuhan
kebutuhan di masa yang akan datang.
4. Kapasitas adalah kemampuan untuk memberikan pelayanan dalam suatu periode waktu
tertentu. Strategi umum untuk pengelolaan kapasitas (capacity management) yaitu kapasitas
tetap (level capacity) dan menyesuaikan dengan permintaan (chase demand).
5. Jasa atau pelayanan merupakan kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk yang tidak
nampak, seperti pendidikan, hiburan, tempat, transportasi, asuransi, pemerintahan, perawatan
dan pemeliharaan, dan berbagai pekerjaan profesional lainnya. Manajemen Produksi adalah
yang mengurus perihal permintaan dan kapasitas sebuah perushaan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Chirzun, A., Nurhasanah, N., & Utami, T. A. (2017). Rancangan Perencanaan Produksi Jenis
Produk Make To Order dengan Pendekatan Simulasi Sistem Dinamik. JURNAL Al-
AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, 3(3), 113.
https://doi.org/10.36722/sst.v3i3.215
Dr. Dorothea Wahyu Ariani, S.E., M. T. (2014). Manajemen Operasi Jasa. Manajemen
Operasi, 1–65.
Reid, R. Dan dan Sanders, Nada R. (2011). Operations Management 4th Edition. John Wiles
& Sons: USA.
Saputra, R., & Chandra, T. O. (2018). Perkebunan dan Lahan Tropika ISSN 2088-6381
KAJIAN KAPASITAS INFILTRASI LAHAN JERUK DAN KARET DI DAERAH
PASANG SURUT DESA SEBAWI KABUPATEN SAMBAS STUDY ON INFILTRATION
CAPACITY OF CITRUS AND RUBBER ORCHARD IN THE TIDAL AREA IN SAMBAS
DISTRICT SEBAWI VILLA. 8(1), 1–7.
11
Dengan Metode Capacity Requirement Planning Di Teaching Factory Manufacture
Electronics Politeknik Negeri Batam. Journal of Business Administration, 1(1), 1–9.
12