Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERANCANGAN KAPASITAS

Mata Kuliah : Manajemen

Oleh :

Nama : Sintia Oktaviani, Hazila

NIM : 1961201036

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

PROGRAM PENDIDIKAN MANAJEMEN

DUMAI

TAHUN AJARAN

2022

1
Kata Pengantar

Terpujilah Sanghyang Adi Buddha Tuhan Yang Maha Esa, Sang Tri. Ratna, serta
Boddhisatva-Mahasatva karena berkat pancaran cinta kasih yang tak terhingga, sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Dumai, 7 Maret 2022

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam teori ekonomi, kegiatan perusahaan adalah memproduksisampai kepada
tingkat di mana keuntungan mencapai jumlah yangmaksimum. Sehingga tujuan
memaksimumkan keuntungan merupakantujuan yan paling penting (Johnston, 2005).
Di mana dalam teori ekonomi tidak membedakanapakah perusahaan itu
perusahaan pemerintah atau swasta dan apakah perusahaan itu berbentuk perusahaan
perseorangan atau perkongsian atau perseroan terbatas. Untuk tujuan itu, perusahaan
menjalankan usaha yang bersamaan yaitu mengatur penggunaan faktor-faktor produksi
dengan carayang seefisien mungkin sehingga usaha memaksimumkan keuntungan
(Kullven, 1994).
Di samping itu, perusahaan harus mampu mengukur kemampuannyadalam
memenuhi permintaan para konsumen dan pasar dengan faktor-faktor produksi yang
dimilikinya. Kapasitas yang tersedia akan menentukanseberapa besar atau banyak
keluaran atau output yang dihasilkan. Olehkarena itu, peran salah satu kegiatan
manajemen sangat penting yakni dalamhal ini perencanaan kapasitas (Krajewski, 20017).
Perancanaan kapasitas merupakan bagian dari keputusan strategis perusahaan
yang dirumuskan berdasarkan hasil peramalam permintaan dimasa mendatang. Apabila
kapasitas yang tersedia di perusahaan terbatas,maka output yang dihasilkan akan berada
di bawah tingkat permintaan pasar. Sehingga menyebabkan sebagian potensi pasar tidak
dapat dilayanidan mungkin akan dikuasai oleh pesaing lain. Sebaliknya, apabila
kapasitasyang ada terlalu besar, output kemungkinan akan menganggur dan tidak akan
terpasarkan seluruhnya dan menyebabka pemborosan pemakaiansumber daya ekonomi
perusahaan yang seharusnya dioptimalkan penggunaannya. Oleh karena itu, perlu adanya
pengetahun mengenai perencanaankapasitas dan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan
agar tujuan-tujuan perusahaan yang diinginkan dapat tercapai. Maka, dalam makalah ini
akanmembahas tentang perencanaan kapasitas yang dapat dilakukan oleh perusahaan
sehingga dapat mencapai keuntungan yang optimal danmaksimal.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud perencanaan produksi?
2. Apakah arti dari perencanaan kapasitas?

3. Bagaimana sebuah perusahaan mengelola permintaan?


4. Apakah yang dimaksud kapasitas dan strategi?
5. Bagaimanakah manajemen permintaan dan kapasitas dalam bidang jasa?
6. Bagaimanakah metode perhitungan kebutuhan kapasitas?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui arti dari perencanaan produksi
2. Memahami arti dari perencanaan kapasitas
3. Mengetahui arti dari mengelola permintaan
4. Mengetahui arti kapasitas dan strategi
5. Memahami manajemen permintaan dan kapasitas dalam bidang jasa
6. Memahami metode perhitungan kebutuhan kapasitas

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi merupakan strategi jangka menengah yang dapat dioptimalkan


pelaksanaannya oleh industri. Produktivitas yang tinggi menjelaskan bahwa kinerja
perencanaan produksi telah berjalan dengan baik. Perencanaan produksi dapat terlaksana
dengan baik jika didukung dengan pengambilan keputusan yang tepat (Chirzun et al., 2017).

Perencanaan produksi didefinisikan sebagai proses untuk memproduksi barang-


barang pada suatu periode tertentu sesuai denganyangdiramalkan atau dijadwalkan melalui
pengorganisasian sumber daya seperti tenagakerja, bahan baku, mesin dan peralatan lainnya.
Perencanaan produksi menuntutpenaksir atas permintaan produk atau jasa yang diharapkan
akan disediakanperusahaan di masa yang akan datang. Dengan demikian, peramalan
merupakan bagian integral dari perencanaan produksi (Buffa & Sarin, 1996).

Suprijono (1982:4) menyatakan bahwa perencanaan itu mengandungbeberapa aspek,


yaitu: (1) Penentuan tujuan yang akan dicapai; (2) Memilihdanmenentukan cara yang akan
ditempuh dari semua alternative yang mungkindipilih;(3) Usaha-usaha atau langkah-langkah
yang akan ditempuh dari semua alternatif.

2.2 Perencanaan Kapasitas

Capacity planning atau perencanaan kapasitas adalah proses untuk merencanakan


kapasitas sistem agar dapat memenuhi kebutuhan saat ini serta dapat mengantisipasi
pertumbuhan kebutuhan di masa yang akan datang. Secara teknis, capacity planning berarti
merencanakan resource atau sumber daya yang dibutuhkan suatu sistem untuk beroperasi
(Rani, 2019).

Dalam kaitannya dengan konsep kapasitas maka perencanaan kapasitas berusaha


untuk mengintegrasikan faktor-faktor produksi untuk meminimumkan biaya fasilitas
produksi. Capacity planning is the process of establishing the output rate that can be achieved
by a facility (Reid dan Sanders, 2011:316). Capacity planning memiliki peranan yang sangat
sentral untuk mewujudkan tujuan perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan

5
karena capacity planning akan menentukan seberapa besar tingkat output yang mampu
dihasilkan oleh perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar.

Perencanaan untuk kapasitas merupakan sesuatu yang penting jika sebuah perusahaan
ingin tumbuh dan mengambil keuntungan dalam memenuhi permintaan. Keputusan-
keputusan yang menyangkut kapasitas produksi harus mempertimbangkan faktor-faktor
ekonomis fasilitas produksi tersebut termasuk di dalamnya efisiensi dan utilisasinya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pembentukan kapasitas efektif adalah rancangan produk, kualitas
bahan yang digunakan, sikap dan motivasi tenaga kerja, perawatan mesin/fasilitas, serta
rancangan pekerjaan (Kusuma, 2004:114). Perencanaan kapasitas yang melibatkan investasi
pada penambahan peralatan dan fasilitas baru, dikategorikan pada perencanaan jangka
panjang, biasanya direncanakan untuk memenuhi kapasitas setidaknya untuk tiga tahun
kedepan.

2.3 Mengelola Permintaan

Masalah antrian yang menjadi fokus utama dari penelitian ini tidak bisa dilepaskan
dari topik matching kapasitas pelayanan (service capacity) dengan permintaan atau kebutuhan
nasabah (customer demand) dalam operasional seharihari dalam lingkungan yang dinamis.
Tidak seperti produk yang dapat disimpan di gudang, pelayanan (service) adalah pengalaman
personal yang tidak kasat mata (intangible), yang tidak dapat dipindahkan dari satu orang ke
orang lainnya. Lebih tepatnya, service diproduksi dan dikonsumsi secara simultan (Dr.
Dorothea Wahyu Ariani, S.E., 2014).

Jika permintaan lebih kecil dari kapasitas, maka terjadi fasilitas dan petugas
pelayanan yang idle. Lebih sulit lagi, fluktuasi dan variasi dari service demand sangat tinggi,
dan ditambah lagi dengan kenyataan bahwa budaya dan kebiasaan memperkuat terjadinya
fluktuasi tersebut. Contohnya kita rata-rata makan pagi, siang dan malam pada jam-jam yang
sama dan berlibur pada waktu yang sama, antara lain waktu Lebaran atau masa libur anak
sekolah pada bulan Juni dan Juli. Variasi alamiah dalam service demand ini menciptakan
kondisi terjadinya service yang idle pada suatu waktu dan di lain waktu terjadi antrian.

2.4 Kapasitas dan Strategi

Kapasitas adalah kemampuan untuk memberikan pelayanan dalam suatu periode


waktu tertentu. Kapasitas ditentukan dari sumber daya yang tersedia dalam perusahaan dalam
bentuk fasilitas, peralatan, dan tenaga pekerja atau petugas pelayanan. Perencanaan kapasitas

6
merupakan proses menentukan jenis dan jumlah sumber daya yang diperlukan untuk
mengimplementasikan rencana kerja bisnis perusahaan(Saputra & Chandra, 2018).

Kapasitas pelayanan didefinisikan sebagai tingkat atau level output yang dapat dicapai
per unit waktu, contohnya transaksi per hari per teller bank yang sibuk (busy). Selain itu
kapasitas juga dapat dikaitkan dengan fasilitas pendukung, seperti jumlah kamar di hotel atau
jumlah tempat duduk dalam pesawat terbang. Dalam perusahaan penerbangan contohnya,
kapasitas dapat dibatasi oleh berbagai faktor antara lain jumlah pintu bandara (gates) yang
tersedia. Contoh ini juga menggambarkan tantangan umum yang dihadapi oleh operasi
pelayanan (service operation) yaitu mengelola kapasitas di lokasi yang berbeda-beda dengan
tepat.

Variasi yang sangat tinggi dari permintaan atau kebutuhan (demand) pelanggan
menciptakan tantangan bagi manajer operasi untuk mengoptimalkan kapasitas pelayanannya.
Tantangan ini dapat didekati dengan 2 (dua) strategi umum untuk pengelolaan kapasitas
(capacity management) yaitu kapasitas tetap (level capacity) dan menyesuaikan dengan
permintaan (chase demand). Strategi level capacity fokus pada mengendalikan (smoothing)
permintaan untuk memaksimalkan utilisasi dari kapasitas pelayanan yang tetap (fixed service
capacity). Berbagai alternatif untuk mengelola permintaan dapat diterapkan seperti
segmentasi demand, memberikan insentif harga, meningkatkan penggunaan waktu sepi (off-
peak) dan sistem reservasi.

Sebaliknya dengan strategi chase demand, fokusnya adalah pada peluang untuk
menyesuaikan kapasitas dengan tingkat permintaan. Bentuk paling murni dari strategi ini
paling tepat digambarkan dalam kasus call center. Call center mengatur jadwal operator
teleponnya sesuai dengan perkiraan variasi atau pola jumlah telepon yang masuk.
Kebanyakan bisnis jasa atau pelayanan juga dapat mengakomodasi strategi hibrid atau
gabungan antara strategi level capacity dengan chase demand. Contohnya kapasitas kamar
hotel terbatas, namun pengaturan jumlah petugas hotel (staffing) dapat bervariasi sesuai
dengan kebutuhan seasonal.

2.5 Manajemen Permintaan Dan Kapasitas Dalam Bidang Jasa

Jasa atau pelayanan merupakan kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk yang
tidak nampak, seperti pendidikan, hiburan, tempat, transportasi, asuransi, pemerintahan,
perawatan dan pemeliharaan, dan berbagai pekerjaan profesional lainnya. Pelayanan atau jasa
dilakukan dengan interaksi antara pelanggan dengan pemberi jasa atau pihak yang melayani.

7
Perbedaan antara produk dan jasa atau pelayanan sulit disusun, karena pembelian produk
pasti terkait dengan pelayanan, dan pembelian jasa atau pelayanan pasti terkait dengan
produk, seperti restoran (Fritzsimons & Fritzsimons, 2008).

Dalam bidang jasa dari pandangan operasi, berbagai kontribusi seperti konsep, alat,
dan teknik yang mendukung tugas kunci dalam mengelola organisasi seperti desain,
penyampaian, dan pengendalian, juga digunakan dalam organisasi jasa. Beberapa
pengelolaan dalam manufaktur yang digunakan dalam organisasi jasa misalnya pengelolaan
kapasitas dalam organisasi jasa, pengelolaan dan pengendalian kualitas jasa atau pelayanan,
desain sistem pelayanan, pilihan dan aplikasi teknologi dalam pelayanan, desain pekerjaan,
penjadwalan penyampaian jasa atau pelayanan, pengendalian persediaan yang merupakan
antrean (Johnston, 1994). Manajemen operasi juga diperlukan dalam pengelolaan organisasi
jasa. Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan secara konsisten dan berkualitas,
penyedia jasa harus menunjukkan nilai-nilai atau budaya yang berfokus pada pelanggan dan
pada pelanggan (Siehl, 1992).

2.6 Metode Perhitungan Kebutuhan Kapasitas

Jika suatu perusahaan tidak memiliki perhitungan akurat mengenai kapasitas mereka,
maka beberapa masalah dapat terjadi. Produksi juga bisa rendah yang tidak dapat memenuhi
permintaan pelanggan atau kelebihan produksi. Ketika perusahaan tidak mampu
menyelesaikan permintaan pelanggan tepat waktu, itu dapat mempengaruhi tingkat kepuasan
pelanggan yang bisa membuat pelanggan memilih produk perusahaan lain.

Dalam melakukan perencanaan kebutuhan kapasitas dengan metode Rough-Cut Capacity


Planning, terdapat beberapa langkah perhitungan, yaitu :

1. Perhitungan Kapasitas yang Dibutuhkan (Capacity Requirement)

Penting untuk mengetahui dahulu waktu standar masing-masing stasiun kerja, sebelum
masuk untuk menghitung kapasitas yang dibutuhkan masing-masing stasiun kerja tersebut,
dihitung kapasitasnya seperti berikut.

Capacity Requirement = ∑ a n k-1 k bk untuk seluruh i j

(Keterangan:

ak = waktu baku pembuatan produk k di stasiun kerja

i bk = total produk k yang dijadwalkan pada waktu j

8
2. Perhitungan Kapasitas Tersedia (Rated Capacity)
Perhitungan Kapasitas yang Tersedia menggunakan rumus sebagai berikut:
Rated Capacity = (jumlah mesin) × (jam kerja mesin)×(utilitas)× (efisiensi sistem)
(Sihotang & Aditya Wirangga, ST., 2017)

3. Identifikasi Stasiun Kerja Drum dan Non-Drum


Jika kapasitas workstation kurang dari kebutuhan produksi maka workstation tersebut
dinamakan drum. Pada saat yang sama, jika kapasitas workstation lebih besar dari
permintaan produksi, disebut "non-drum". Jika permintaan meningkat melebihi kapasitas,
drum akan muncul dalam bentuk antrian (Subchan, 2014).

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Perencanaan produksi merupakan strategi jangka menengah yang dapat dioptimalkan


pelaksanaannya oleh industri. Produktivitas yang tinggi menjelaskan bahwa kinerja
perencanaan produksi telah berjalan dengan baik

2. Capacity planning atau perencanaan kapasitas adalah proses untuk merencanakan kapasitas
sistem agar dapat memenuhi kebutuhan saat ini serta dapat mengantisipasi pertumbuhan
kebutuhan di masa yang akan datang.

3. Pelayanan (service capacity) dengan permintaan atau kebutuhan nasabah (customer


demand) dalam operasional seharihari dalam lingkungan yang dinamis. Tidak seperti produk
yang dapat disimpan di gudang, pelayanan (service) adalah pengalaman personal yang tidak
kasat mata (intangible), yang tidak dapat dipindahkan dari satu orang ke orang lainnya.

4. Kapasitas adalah kemampuan untuk memberikan pelayanan dalam suatu periode waktu
tertentu. Strategi umum untuk pengelolaan kapasitas (capacity management) yaitu kapasitas
tetap (level capacity) dan menyesuaikan dengan permintaan (chase demand).

5. Jasa atau pelayanan merupakan kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk yang tidak
nampak, seperti pendidikan, hiburan, tempat, transportasi, asuransi, pemerintahan, perawatan
dan pemeliharaan, dan berbagai pekerjaan profesional lainnya. Manajemen Produksi adalah
yang mengurus perihal permintaan dan kapasitas sebuah perushaan.

6. Metode Perhitungan Kebutuhan Kapasitas

 Capacity Requirement = ∑ a n k-1 k bk untuk seluruh i j


 Rated Capacity = (jumlah mesin) × (jam kerja mesin)×(utilitas)× (efisiensi sistem)
 Jika kapasitas workstation kurang dari kebutuhan produksi maka workstation tersebut
dinamakan drum. Pada saat yang sama, jika kapasitas workstation lebih besar dari
permintaan produksi, disebut "non-drum". Jika permintaan meningkat melebihi
kapasitas, drum akan muncul dalam bentuk antrian

10
DAFTAR PUSTAKA

Chirzun, A., Nurhasanah, N., & Utami, T. A. (2017). Rancangan Perencanaan Produksi Jenis
Produk Make To Order dengan Pendekatan Simulasi Sistem Dinamik. JURNAL Al-
AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, 3(3), 113.
https://doi.org/10.36722/sst.v3i3.215

Dr. Dorothea Wahyu Ariani, S.E., M. T. (2014). Manajemen Operasi Jasa. Manajemen
Operasi, 1–65.

Fritzsimmons, J.A. dan Fritzsimmons, M.J. (2008). Service Management: Operations,


Strategy, Information Technology, 7th edition. New York: McGraw-Hill/Irwin.
Johnston, R. (2005). Service Operations Management: From The Roots Up. International
Journal of Operations & Production Management, 25 (12): 1298-1308.
Johnston, R. (1994). Operations: From Factory to Service Management. International Journal
of Service Industry Management, 5 (1): 49-63.
Krajewski, L.J.; Ritzman, L.P.; dan Malhotra, M.K. (2007). Operations Management: Process
and Value Chains, 8th edition. Singapore: Pearson Prentice Hall
Kullven, H. dan Mattsson, J. (1994). A management Control Model Based on The Customer
Service Process. International Journal of Service Industry Management, 5 (3): 14-25.
Kusuma, Hendra. (2004). Manajemen Produksi: Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
Penerbit Andi: Yogyakarta.
Rani, A. M. (2019). Meningkatkan Kapasitas Produksi dengan Capacity Planning ( Studi
pada PT XYZ ) PENDAHULUAN Latar Belakang Permintaan produk fesyen seperti
pakaian , aksesoris , tas , topi , maupun sandal. Jurnal Manajemen Dan Bisnis :
Performa Vol . 16 , No . 1 Maret 2019, 16(1), 39–49.

Reid, R. Dan dan Sanders, Nada R. (2011). Operations Management 4th Edition. John Wiles
& Sons: USA.
Saputra, R., & Chandra, T. O. (2018). Perkebunan dan Lahan Tropika ISSN 2088-6381
KAJIAN KAPASITAS INFILTRASI LAHAN JERUK DAN KARET DI DAERAH
PASANG SURUT DESA SEBAWI KABUPATEN SAMBAS STUDY ON INFILTRATION
CAPACITY OF CITRUS AND RUBBER ORCHARD IN THE TIDAL AREA IN SAMBAS
DISTRICT SEBAWI VILLA. 8(1), 1–7.

Siehl, C. (1992). Cultural Leadership In Service Organizations. International Journal of


Service Industry Management, 3 (2): 17-22.
Sihotang, R. K., & Aditya Wirangga, ST., M. A. (2017). Perencanaan Kapasitas Produksi

11
Dengan Metode Capacity Requirement Planning Di Teaching Factory Manufacture
Electronics Politeknik Negeri Batam. Journal of Business Administration, 1(1), 1–9.

Subchan, M. (2014). ANALISIS KAPASITAS PRODUKSI DALAM MENGANTISIPASI


KENAIKAN JUMLAH PERMINTAAN PEMBUATAN KERANGKA BAJA DI PT .
OMETRACO ARYA SAMANTA DENGAN METODE ROUGHT CUT CAPACITY
PLANNING ( RCCP ) Muchammad Subchan Umar Wiwi. 03, 44–52.

12

Anda mungkin juga menyukai