Anda di halaman 1dari 11

ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Penganggaran


Perusahaan

Dosen Pengampu: Mohammad Iqbal, S.E.I., M.Sc.

Disusun oleh : Kelompok 8

Sari Artika Devi 2108205098

Imas Endang Murdaningrum 2108205114

Rizal Nurdin 2108205127

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
penyusun panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA.”

Adapun makalah ini telah penyusun usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu,
penyusun tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun dalam pembuatan makalah ini. Namun, tidak lepas dari semua itu, penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi bahasa maupun yang lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka penyusun membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada penyusun sehingga penyusun dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Cirebon, 13 Mei 2023

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia bisnis ini banyak persaingan semakin ketat dan semakin maju dengan
meningkatnya teknologi yang semakin canggih. Hal tersebut merupakan salah satu bukti
bahwa adanya pembangunan nasional oleh pemerintah Indonesia. Perkembangan yang
pesat ini menimbulkan persaingan-persaingan antar perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan pun harus memikirkan bagaimana caranya agar bisa bertahan dalam persaingan
tersebut karena tanpa adanya perubahan akan mengalami kemerosotan bahkan bisa jatuh
dari dunia bisnis. Cara-cara dikembangkan untuk mencapai tujuan dan sasaran secara
efektif dan efisien. Dalam rangka inilah maka dikembangkan pemikiran dan pengkajian
untuk mendapatkan cara-cara yang lebih baik guna menghasilkan produksi secara optimal,
sehingga dapat mencapai sasaran secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya
yang lebih efisien.
Anggaran sebagai suatu sistem nampaknya cukup memadai untuk dipergunakan
sebagai alat perencanaan, koordinasi dan pengendalian dari seluruh kegiatan. Selain itu,
anggaran sebagai alat pengendalian manajemen merupakan serangkaian tahapan yang di
maksudkan dapat memastikan bahwa pengelolaan seluruh aspek kegiatan yang
dilaksanakan oleh pusat-pusat pertanggungjawaban berorientasi pada operasi dan
pengelolaan yang efektif dan efisien pada akhirnya menggambarkan tercapainya tujuan
perusahaan.
Pada umumnya, setiap perusahaan bertujuan memaksimumkan laba dan
mengembangkan usahanya berbagai sarana dan usaha dilakukan perusahaan agar tujuan
perusahaan dapat terealisasikan, berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya faktor tenaga kerja dan keberhasilan perusahaan dalam
memperoleh laba tergantung pada manajemen perusahaan dalam menjalankan operasinya,
misalnya dengan menggunakan cara yang efektif untuk mengatur dan mengendalikan
faktor-faktor produksi yang dimiliki perusahaan.
Pemanfaatan faktor-faktor produksi dengan sebaik-baiknya akan membantu
perusahaan dalam mengendalikan biaya produksi yang terdiri dari:biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya overhead pabrik. Manajemen dalam mengambil keputusan berkenaan
dengan perencanaan dan pengendalian produksi, alat yang lazim digunakan oleh
manajemen dalam perencanaan dan pengendalian adalah anggaran sebagai perencanaan
dan informasi umpan balik untuk keputusan pengendalian terutama Anggaran Biaya
Tenaga Kerja Langsung yang merupakan unsur penting yang akan dikendalikan biayanya.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor terpenting dalam perusahaan manufaktur,
karena dengan tenaga kerja dan peranan para karyawanlah maka kegiatan perusahaan dapat
dijalankan demi menghasilkan tenaga kerja yang nantinya dapat diharapkan, maka pihak
manajemen perlu mengadakan pembinaan dan pengendalian yang baik serta mengadakan
pengawasan terhadap biaya tenaga kerja, karena pada umumnya biaya tenaga kerja
merupakan elemen biaya produksi yang cukup besar sehingga amat penting dan perlu
untuk mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja. Tujuan
utama diadakannya pengendalian dan pengawasan biaya tenaga kerja bagi manajemen
yaitu supaya dicapai efisiensi tenaga kerja yang termasuk didalamnya masalah penetuan
tingkat kompensasi (gaji dan upah) yang memadai, untuk menjaga agar kualitas produk
yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan dapat dicapainya volume produksi secara
maksimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anggaran biaya tenaga kerja?
2. Apa fungsi anggaran biaya tenaga kerja
3. Apa manfaat anggaran biaya tenaga kerja
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran tenaga kerja
5. Apa kelemahan anggaran biaya tenaga kerja?
6. Apa saja jenis biaya tenaga kerja?
7. Apa saja biaya-biaya tenaga kerja?
8. Bagaimana penyusunan anggaran tenaga kerja?
9. Apa saja metode penetapan tarif biaya tenaga kerja?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian anggaran biaya tenaga kerja
2. Untuk mengetahui fungsi anggaran biaya tenaga kerja
3. Untuk mengetahui manfaat anggaran biaya tenaga kerja
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran biaya tenaga kerja
5. Untuk mengetahui kelemahan anggaran biaya tenaga kerja
6. Untuk mengetahui jenis –jenis biaya tenaga kerja
7. Untuk mengetahui biaya-biaya dari tenaga kerja
8. Untuk mengetahui penyusunan anggaran biaya tenaga kerja
9. Untuk mengetahui metode penetapan tarif biaya tenaga kerja
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran Biaya Tenaga Kerja


Anggaran tenaga kerja adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja langsung selama periode yang
akan datang. Pada setiap perusahaan tentu ada biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang utama dan selalu
ada dalam perusahaan, meskipun pada perusahaan tersebut sudah digunakan teknologi
mesin-mesin. Mesin yang bekerja dalam perusahaan tentu saja perlu ditangani oleh tenaga
manusia, meskipun banyak mesin yang bersifat otomatis. Untuk itu, perusahaan perlu
menyusun anggaran biaya yang dialokasikan untuk tenaga kerja.
B. Fungsi Anggaran Biaya Tenaga Kerja
Menurut Yanto, dkk (2022, hlm. 57) beberapa fungsi dari perencanaan anggaran
biaya tenaga kerja langsung di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Sebagai alat pedoman kerja dan pengendalian kegiatan operasional dan keuangan.
2. Sebagai sarana koordinasi antarseksi, divisi dari suatu perusahaan.
3. Hasil analisis internal data historis perusahaan yang menjelaskan kekuatan dan
kelemahan kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja di masa
mendatang.
4. Analisis eksternal yang menjelaskan peluang bisnis dan kendala yang dihadapinya,
kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja di masa mendatang.

Sementara itu menurut Savitri (2018, hlm. 90) perencanaan biaya tenaga kerja langsung
yang efektif memiliki kegunaan atau fungsi-fungsi sebagai berikut sebagai berikut.

1. Fungsi personel dapat ditampilkan lebih efisien karena ada dasar untuk prencanaan
yang efektif, pengarahan, pelatihan, dan penggunaan personel.
2. Fungsi keuangan dapat ditampilkan lebih efisien karena tenaga kerja sering merupakan
permintaan yang terbesar dalam kas selama tahun tersebut. Dengan mengetahui
prakiraan biaya tenaga kerja langsung memungkinkan pegawai keuangan
merencanakan kebutuhan kas bagi periode interim
3. Biaya produksi yang dianggarkan untuk setiap produk (biaya per unit dan total biaya).
Mungkin merupakan faktor penting dalam beberapa bidang pembuat keputusan seperti
kebijakan harga dan negosiasi serikat tenaga kerja.
4. Pengendalian biaya tenaga kerja langsung secara signifikan dipertinggi.

C. Manfaat Anggaran Biaya Tenaga Kerja


Manfaat dari perencanaan biaya tenaga kerja di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien karena rencana yang matang.
2. Pengeluaran/biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih efisien.
3. Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat.
4. Dipakai sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Tenaga Kerja


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja adalah:
1. Kebutuhan tenaga kerja.
2. Penarikan tenaga kerja.
3. Latihan bagi tenaga kerja baru.
4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja.
5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja (sistem upah)
yang digunakan oleh perusahaan, pada dasarnya ada 3(tiga) sistem pembayaran upah
yaitu (menurut waktu per jam, hasil per unit dan sistem upah menurut insentif
a. Sistem Upah Menurut Waktu Per Jam
Sistem upah yang menentukan besar kecilnya upah yang akan dibayarkan
kepada masing-masing tenaga kerja, tergantung pada sedikit banyaknya waktu
kerja mereka. Upah yang besarnya ditentukan berdasarkan jam standar tenaga kerja
langsung dikalikan dengan tarif upah standar tenaga kerja langsung
Upah kotor = Jumlah jam kerja x tarif/
jam

b. Sistem Upah Menurut Hasil Per Unit


Sistem upah yang menentukan besar kecilnya upah yang diterima tenaga
kerja tergantung pada banyaknya unit yang dihasilkan, semakin banyak unit yang
dihasilkan maka semakin banyak upah yang akan diterima.
Upah kotor = Unit Dihasilkan x tarif/
Unit

c. Sistem Upah Menurut Insentif


Sistem upah yang menentukan besar kecilnya upah yang diterima tenaga
kerja kepada masing-masing tenaga kerja tergantung pada waktu lamanya bekerja,
jumlah unit yang dihasilkan ditambah dengan insentif (tambahan upah) yang besar
kecilnya didasarkan pada prestasi dan keterampilan kerja pegawainya. Menurut
Richard L. Draft “pembayaran insentif adalah mengikat setidaknyabagian dari
kompensasi pada upaya dan kinerja pegawai”.
6. Pengawasan tenaga kerja

E. Kelemahan Anggaran Biaya Tenaga Kerja


Beberapa kelemahan dari perencanaan anggaran biaya tenaga kerja di antaranya adalah
sebagai berikut.
1. Prediksi kegiatan bisnis di masa mendatang belum tentu tepat atau belum tentu
mendekati kenyataan.
2. Perubahan kondisi politik, sosial, ekonomi, bisnis di masa datang sulit diprediksi
sehingga sering tidak terjangkau dalam pemikiran pembuatan anggaran.
3. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran maupun dalam
pelaksanaan.

F. Jenis Tenaga Kerja


Tenaga kerja (karyawan) menurut manajemen sumber daya manusia adalah aset
perusahaan yang harus dilindungi dan disejahterakan hidupnya karena mereka telah
mengabdikan dirinya kepada perusahaan (Yanto, dkk, 2022, hlm. 49). Tenaga kerja yang
bekerja di industri manufaktur atau pabrik dikelompokkan menjadi dua yakni sebagai
berikut.
1. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah setiap jenis pekerjaan yang secara langsung
berhubungan dengan produksi barang atau jasa. Biasanya di pabrik operasi manufaktur
setiap karyawan yang melaksanakan tugas- tugas bahwa bertalian dengan perakitan atau
ciptaan yang nyata dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang
dihasilkan.

Sifat-sifat tenaga kerja langsung di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung
dengan tingkat kegiatan produksi.
2) Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel.
3) Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yang
kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalam
penentuan harga pokok).
2. Tenaga kerja tidak langsung
Tenaga kerja tidak langsung disebut juga sebagai tenaga kerja penunjang, karena
sumbangannya kepada proses produksi itu tidak termasuk benar-benar menghasilkan
produk-produk hanya terkurung konsistensi operasi serta kontribusinya pada proses-proses
produksi tidak termasuk benar-benar menghasilkan produk serta biayanya dikaitkan pada
biaya overhead pabrik (Yanto, dkk, 2022, hlm. 50).
Sifat-sifat tenaga kerja tidak langsung yaitu:
1) Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungan secara
langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
2) Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya yang semi
fixedatausemi variable. Artinya biaya-biaya yang mengalami perubahan tetapi
tidak secara sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan produksi.
3) Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu di dalam pabrik, tetapi
dapat di luar pabrik.
G. Biaya-Biaya Tenaga Kerja
1. Penghasilan Lembur, terdiri dari 2 unsur :
 Tarif upah regular
 Premium lembur, yang merupakan jumlah tambahan untuk jam kerja yang melebihi
batas tertentu.
2. Pembayaran Bonus dan Kompensasi yang Ditunda
Sebagai ganti kenaikan gaji pokok yang diminimalkan.
3. Tunjangan Cuti
Pembayaran kepada tenaga kerja walaupun sedang mengambil cuti.
4. Program Pensiun
Pengaturan untuk pembayaran ke karyawan untuk tahun-tahun setelah pensiun.

5. Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja


Anggaran tenaga kerja merupakan perencanaan khusus tentang jam tenaga kerja
langsung (Direct Labour Hour/DLH) dan biaya tenaga kerja langsung (Direct Labour
Cost/DLC) menurut waktu jenis produk yang diproduksi. Apabila memungkinkan
anggaran tenaga kerja dapat dibuat secara terpisah, yakni:
1. Anggaran Jam Kerja Langsung
Anggaran jam kerja langsung merupakan bagian dari anggran tenaga kerja,
yang secara terperinci akan memuat:
a. Jenis produk yang dihasilkan.
b. Jumlah produk yang diproduksi.
c. Bagian-bagian (departemen) yang dilalui dalam proses produksi.
d. Jumlah jam buruh langsung ( direct labour hour ) yang diperlukan untuk setiap
jenis produk.
e. Waktu (kapan) produksi produk dimulai.
2. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan bagian dari anggaran
tenaga kerja, yang secara terperinci akan memuat:
a. Jenis produk yang dihasilkan perusahaan.
b. Jumlah produk yang diproduksi.
c. Bagian-bagian (departemen) yang dilalui dalam proses produksi.
d. Standar jam buruh langsung (direct labour hour) yang diperlukan untuk
memproduksi satu unit produk jadi.
e. Tingkat upah rata-rata per jam tenaga kerja langsung.
f. Waktu (kapan) produksi produk dimulai.

Dalam menyusun anggaran biaya tenaga kerja, perlu dipertimbangkan faktor-


faktor berikut:

1. Rencana jumlah unit produk yang harus diproduksi, khususnya rencana tentang
jenis/kualitas dan kuantitas produk tersebut.
2. Standar waktu yang digunakan yang dapat didasarkan atas data historis atau
pengalaman di waktu yang lalu serta atas dasar penelitian khusus yang disebut
studi gerak dan waktu (time and motion study).
3. Sistem pengupahan atau sistem pembayaran upah yang bisa didasarkan atas
waktu, output (hasil) atau insentif.

6. Metode Penetapan Tarif Biaya Tenaga Kerja


Anggaran biaya tenaga kerja merupakan rencana pembayaran biaya tenaga kerja di
dalam suatu periode tertentu yang dibutuhkan untuk memproduksi seluruh produk yang
direncanakan di dalam suatu periode tertentu. Secara umum, untuk menghitung
anggaran tenaga kerja, perusahaan tinggal mengalikan upah yang dibayarkan dengan
suatu satuan tertentu. Satuan yang digunakan untuk menghitung dasar penetapan
pembayaran tenaga kerja tersebut disebut tarif biaya tenaga kerja. Terdapat beberapa
metode penetapan tarif biaya tenaga kerja, antara lain:
1. Tarif per Jam Kerja
Dengan metode ini perusahaan tinggal menghitung taksiran kebutuhan jam
kerja keseluruhan yang dibutuhkan untuk memproduksi seluruh produk perusahaan
dalam volume yang direncanakan. Jika pembayaran ditentukan berdasarkan jam
kerja, maka tinggal dihitung taksiran jam kerja ya"ng diperlukan untuk
menyelesaikan satu unit produk, dikalikan dengan tarif per jamnya. Hasil perkalian
itu akan menghasilkan biaya tenaga tenaga per unit produk. Volume produksi
dikalikan dengan biaya tenaga kerja per unit produk akan menghasilkan biaya
tenaga kerja total.
Kelebihan dari menetapkan tarif biaya tenaga kerja dengan dasar jam kerja
langsung adalah para tenaga kerja akan bekerja dengan baik dan teliti, karena
penghasilan setiap pekerja tidak ditentukan oleh jumlah produk yang
dihasilkannya. Kelemahannya, produktivitas setiap pekerja akan cenderung rendah.
Karena para pekerja tahu bahwa semakin lama para pekerja ini bekerja, semakin
besar penghasilannya.
2. Tarif per Hari Kerja
Jika pembayaran biaya tenaga kerja ditetapkan bcrdasarkan hari kerja, maka
harus dihitung hari kerja dalam satu bulan atau satu tahun, dikalikan dengan jumlah
tenaga kerja keseluruhan. Hasil perkalian itu merupakan biaya tenaga kerja yang
dianggarkan untuk memproduksi seluruh produk dalam satu periode.
Kelebihan dari menetapkan tarif biaya tenaga kerja dengan dasar jam hari
kerja adalah para tenaga kerja akan bekerja dengan baik dan teliti, karena
penghasilan setiap pekerja tidak ditentukan oleh jumlah produk yang
dihasilkannya.
Kelemahannya, produkitivitas setiap pekerja akan cenderung rendah.
Karena para pekerja mengetahui bahwa semakin banyak hari yang digunakan untuk
bekerja, semakin besar penghasilannya. Mereka akan cenderung mengabaikan
jumlah produk yang dapat mereka hasilkan. Tetapi jika kualitas produk merupakan
suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan, maka menggunakan metode ini
merupakan pilihan yang tepat. Oleh karena itu, jika perusahaan memilih
menggunakan tarif berdasarkan jumlah hari kerja, perusahaan harus menetapkan
standar produktivitas minimal yang dapat ditolerir.
3. Tarif per Unit Produk
Jika pembayaran tenaga kerja ditetapkan berdasarkan unit produksi yang
dihasilkan, maka tinggal dihitung tarif upah per unit produknya, dikalikan dengan
volume produksi total. Hasil perkalian tersebut merupakan biaya tenaga kerja total
dalam periode tersebut .
Kelebihan dari menetapkan tarif biaya tenaga kerja dengan dasar volume
produksi adalah para pekerja akan bekerja dengan lebih produktif. Karena semakin
banyak produk yang dapat mereka hasilkan, maka akansemakin besar
penghasilannya.
Kelemahannya, kualitas produk yang dihasilkan setiap pekerja akan
cenderung rendah. Mereka akan cenderung mengabaikan kualitas produk yang
mereka hasilkan. Jika perusahaan memilih menggunakan tarif berdasarkan volume
produk, harus tetap memperhatikan standar kualitas minimal yang dapat ditolerir.
Tetapi jika kuantitas produk merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
perusahaan, maka menggunakan metode ini merupakan pilihan yang tepat.
KESIMPULAN

Beberapa kelemahan dari perencanaan anggaran biaya tenaga kerja di antaranya adalah
sebagai berikut. Tenaga kerja menurut manajemen sumber daya manusia adalah aset perusahaan
yang harus dilindungi dan disejahterakan hidupnya karena mereka telah mengabdikan dirinya
kepada perusahaan Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yang
kegiatannyalangsung dapat dihubungkan dengan produk akhir .

Jenis produk yang dihasilkan. Jumlah jam buruh langsung yang diperlukan untuk setiap
jenis produk. Waktu produksi produk dimulai. Jenis produk yang dihasilkan perusahaan. Standar
jam buruh langsung yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk jadi. Tingkat upah rata-
rata per jam tenaga kerja langsung. Jika pembayaran tenaga kerja ditetapkan berdasarkan unit
produksi yang dihasilkan, maka tinggal dihitung tarif upah per unit produknya, dikalikan dengan
volume produksi total. Hasil perkalian tersebut merupakan biaya tenaga kerja total dalam periode
tersebut . Kelebihan dari menetapkan tarif biaya tenaga kerja dengan dasar volume produksi
adalah para pekerja akan bekerja dengan lebih produktif.

DAFTAR PUSTAKA

Nirwana, N.Q.S.,& Nurasik. (2020). Perencanaan dan penganggaran bisnis. Sidoarjo: Umsida
Press.

Savitri, E. (2018). Penganggaran perusahaan.Yogyakarta: Pustaka Sahila.

Yanto, E., Nurfitriana., Ijma. (2022). Konsep dasar penganggaran perusahaan. Bandung: Penerbit
Widina.

Maulida, I. S. R. (2019). Pengaruh biaya promosi dan biaya tenaga kerja terhadap profitabilitas
di pt. bank syariah mandiri. Amwaluna: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Syariah, 3(1), 15-27.

Anda mungkin juga menyukai