Nama Kelompok :
FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik
dan tepat pada waktunya.Selama proses penyusunan tugas ini, penyusun
mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bpk,christoporus indra wahyu putra dosen pengampu mata kuliah penggaran
perusahaan.
2. Ibu, Bapak, dan segenap keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa.
3. Teman – teman yang telah memberikan semua bantuannya.
4. Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu penyusunan.
Semoga seluruh amal dan kebaikan yang diberikan dapat diterima dan
mendapatkan ridho dari Allah SWT, Amiin. Kami menyadari bahwa dalam tugas
ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik dari berbagai
sumber yang dapat membangun sangat kami harapkan sehingga menjadi lebih
baik untuk nanti ke depannya.
Penyusun
Daftar isi
2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar belakang..................................................................................................................4
1.2 rumusan masalah..............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan Makalah...............................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Pengertian anggaran tenaga kerja.....................................................................................6
2.2 Jenis-Jenis Tenaga Kerja..................................................................................................7
2.2.1 tenaga kerja langsung................................................................................................9
2.2.2 Tenaga kerja tidak langsung....................................................................................10
2.3 Persiapan-Persiapan Dalam Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja................................11
2.3.1 Perhitungan Standar Tenaga Kerja.........................................................................11
2.3.2 Perhitungan Standar Kerja Langsung......................................................................12
2.3.3 jenis-jenis sistem upah............................................................................................12
2.4 Aplikasi Teknik Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja..................................................15
2.4.1 sistem pengupahan kasus pabrik rokok...................................................................16
2.5 Pertimbangan-pertimbangan dalam perencanaan anggaran tenaga kerja......................22
2.6 Manfaat dan Tujuan Anggaran Tenaga Kerja bagi perusahaan.....................................23
BAB III.....................................................................................................................................24
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................24
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................24
3.2 SARAN..........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor terpenting dalam perusahaan manufaktur,
karena dengan tenaga kerja dan peranan para karyawanlah maka kegiatan perusahaan
dapat dijalankan demi menghasilkan tenaga kerja yang nantinya dapat diharapkan, maka
pihak manajemen perlu mengadakan pembinaan dan pengendalian yang baik serta
mengadakan pengawasan terhadap biaya tenaga kerja, karena pada umumnya biaya
tenaga kerja merupakan elemen biaya produksi yang cukup besar sehingga amat penting
dan perlu untuk mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja.
Tujuan utama diadakannya pengendalian dan pengawasan biaya tenaga kerja bagi
manajemen yaitu supaya dicapai efisiensi tenaga kerja yang termasuk didalamnya
masalah penetuan tingkat kompensasi (gaji dan upah) yang memadai, untuk menjaga
4
agar kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan dapat dicapainya
volume produksi secara maksimal.
Selain berfokus pada imbalan yang akan diberikan kepada tenaga yang telah
memberikan tenaganya pada perusahaan tersebut, perusahaan juga harus memperhatikan
produktivitas yang ada pada perusahaan tersebut, jangan sampai manajemen
perusahaan membiarkan produktivitas perusahaannya menurun. Karena hal ini akan
menimbulkan dampak yang buruk bagi keberlangsungan hidup perusahaan.
Produktivitas perusahaan yang meningkat akan meningkatkan hasil output yang
dihasilkan oleh perusahaan, walaupun peningkatan tidak dalam jumlah kuantitas paling
tidak kualitas barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut dapat naik.Setelah
meningkatnya produktivitas perusahaan dianggap sebuah prestasi, tenaga kerja akan
menerima imbalan yang sesuai pekerjaan. Tenaga kerja akan menerima insentif dari
perusahaan yang artinya juga akan meningkatkan taraf hidup tenaga kerja.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk Anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam jangka waktu satu
tahun, yang ddinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan
anggaran ini sering disebut sebagai perencanaan. Tenaga kerja (karyawan) menurut
manajemen sumber daya manusia adalah asset perusahaan yang harus dilindungi dan
disejahterakan hidupnya karena mereka telah mengabdikan dirinya kepada perusahaan.
Sedangkan,Anggaran Tenaga Kerja adalah suatu rencana anggaran yang merencanakan
secara terperinci tentang jumlah tenaga kerja, berapa upah dari tenaga kerja yang teribat
langsung dalam proses produksi untuk satu periode maupun periode yang akan datang.
Anggaran tenaga kerja, seperti halnyaAnggaran bahan mentah hanya unsur tenaga kerja
langsung. Dan seperti halnya anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja ini selalu
dikaitkan dengan anggaran produksi yang telah disusun sebelumnya. Perencanaan tenaga
kerja meliputi aspek yang luas sekali, sehingga perlu diperhitungkan secara matang oleh
pimpinan perusahaan.
Anggaran tenaga kerja.memiliki Perencanaan tenaga kerja yang meliputi aspek yang luas
sekali, sehingga perlu diperhitungkan secara matang oleh pimpinan perusahaan.
Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja antara lain adalah :
6
2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja
Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan mendapatkan tenaga kerja
yang baik dan terampil, yang cocok untuk bidang pekerjaannya. Tenaga kerja yang tidak
mempunyai keterampilan khusus umumnya mudah dicari di Indonesia saat ini. Tetapi untuk
mendapatkan tenaga kerja yang baik pada salah satu bidang khusus, seperti tenaga teknis dan
manajerial harus diperoleh secara khusus pula. Untuk mereka perusahaan tidak segan – segan
menyediakan perangsang berupa gaji yang besar dan fasilitas yang lengkap. Beberapa
perusahaan besar bahkan mendapatkannya dengan melalui kaderisasi, umpamanya dengan
penawaran bea siswa yang mengikat. Karena itu biaya tenaga kerja sebetulnya tidak hanya
timbul pada saat tenaga itu digunakan, akan tetapi sudah ada sebelum tenaga itu siap.
Di muka diuraikan tentang bahan mentah langsung dan tak langsung yang pada dasarnya
sama sifatnya dengan tenaga kerja langsung dan tak langsung ini.
1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung dengan
tingkat kegiatan produksi.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variable.
7
3. umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yang
kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalam penentuan
harga pokok).
Yang dikategorikan sebagai tenaga kerja langsung antara lain adalah para buruh pabrik yang
ikut serta dalam kegiatan proses produksi dari bahan mentah sampai berbentuk barang jadi.
1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungan secara langsung
dengan tingkat kegiatan produksi.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya yang semi fixed atau
semi variable. Artinya biaya – biaya yang mengalami perubahan tetapi tidak secara sebanding
dengan perubahan tingkat kegiatan produksi.
3. tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu di dalam pabrik, tetapi dapat di
luar pabrik.
Biaya tenaga kerja merupakan salah satu jenis biaya yang dapat menjadi masalah bagi
perusahaan. Pengawasan biaya tenaga kerja dapat dibantu dengan adanya pendekatan yang
baik terhadap para buruh, sehingga mereka dapat bekerja secara stabil sesuai dengan standar
yang telah ditentukan. Pengawasan terhadap para buruh (di pabrik) dapat diserahkan pada
seorang mandor pengawas atua supervisor. Seorang supervisor bertugas mengawasi dan
melaporkan apa yang dilakukan oelh para buruh yang menjadi tanggung jawabnya. Seorang
supervisor perlu membuat laporan yang bersifat harian atau bulanan. Pada laporan yang
bersifat harian, apa yang terjadi pada hari itu dibandingkan dengan rencana untuk hari itu.
Umpamanya :
Setiap jam 10.00 pagi seorang supervisor membuat laporan tentang kegiatan tenaga kerja
untuk hari yang bersangkutan.dan biasanya berisi
8
2.2.1 tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung adalah setiap jenis pekerjaan yang
secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau jasa.
Biasanya di pabrik operasi manufaktur setiap karyawan yang
melaksanakan tugas-tugas bahwa bertalian dengan perakitan atau
ciptaan yang nyata dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau
pada barang yang dihasilkan.
Tenaga kerja langsung pada prinsipnya terbatas pada tenaga
kerja di pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan
biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang
dihasilkan. Tenaga kerja langsung memiliki sifat :
Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan
secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini
merupakan biaya variabel.
Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan
tenaga kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan
dengan produk akhir (terutama dalam penentuan harga
pokok).
Yang dikategorikan sebagai tenaga kerja langsung antara lain
adalah para buruh pabrik yang ikut serta dalam kegiatan
proses produksi dari bahan mentah sampai berbentuk barang
jadi.
Lalu hal ini merupakan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan anggaran tenaga kerja langsung ada :
Rencana produksi
Bagian/departemen yang digunakan untuk melakukan proses
produksi
Standar penyelesaian produk, waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu unit produk
System upah yang digunakan (menurut waktu per jam, hasil per
unit, atau dengan insentif interval)
Tenaga kerja langsung pada prinsipnya terbatas pada tenaga kerja di pabrik
yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan
pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Anggaran upah tenaga
kerja langsung ialah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung selama
periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jumlah
waktu yang diperlukan oleh para tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan
unit yang akan diproduksikan, tarif upah yang akan dibayarkan kepada para
tenaga kerja langsung dan kapan waktunya para tenaga kerja langsung
menjalankan kegiatan proses produksi, yang masing-masing dikaitkan dengan
9
jenis barang jadi (produk) yang akan dihasilkan, serta tempat atau departemen
dimana para tenaga kerja langsung tersebut akan bekerja.
10
2.3 Persiapan-Persiapan Dalam Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja
Proses penyusunan anggaran membutuhkan koordinasi semua level manajer yang
terorganisir dalam komite anggaran yang memiliki tugas antara lain:
Menyusun pedoman penyusunan anggaran
Menerima dan menganalisis setiap anggaran yang diajukan oleh setiap seksi,
bagian atau divisi.
Member rekomendasi penyempurnaan
Menyetujui anggaran.
Sering kali ditemui dalam praktik yakni satuan hitung atas dasar jam buruh langsung
(Direct Labor Hour/DHL) dan biaya buruh langsung (Direct Labor Cost). Dalam persiapan
penyusunan anggaran ini terlebih dahulu membuat manning table. Manning table disusun
sebagai hasil perkiraan langsung masing-masing kepala bagian perkiraan ini dapat dilakukan
dengan berdasarkan judgment saja, tetapi dapat pula dengan berdasarkan pengalaman-
pengalaman pada waktu-waktu yang lalu, dengan berpedoman pada tingkat kegiatan
perusahaan. Setelah itu lalu dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang
yang dihasilkan atau masing- masing bagian tempat mereka bekerja. Jam buruh langsung ini
dapat dihitung dengan berbagai
Analisis gerak yaitu pengamatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan dalam rangka
proses produksi satu jenis barang tertentu. Sedangkan analisa waktu yaitu perhitungan
terhadap waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan yang dilakukan dalam rangka proses
produksi. Sebagai hasil dilakukannya analisa gerak dan waktu ini akan diperoleh waktu
standart yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit barang tertentu, yang dinyatakan
dengan DLH /Direct Labor Hour.Setelah dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing
jenis barang, kemudian dibuat perkiraan tentang tingkat upah rata-rata (average wage rate)
untuk tahun anggaran yang bersangkutan. Cara yang termudah untuk mencari tingkat rata-
rata per orang per jam buruh langsung adalah dengan membagi jumlah rupiah yang
dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung
yang diperlukan.
Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih dahulu dasar satuan
utama yang digunakan untuk menghitungnya. Kerapkali ditemui dalam praktek yakni satuan
hitung atas dasar jam buruh langsung (Direct labor cost). Dalam persiapan penyusunan
anggaran ini terlebih dahulu dibuat Manning table.
Manning table, merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan:
1. Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang di utuhkan
2. Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat
kegiatan
3. Bagian-bagian yang membutuhkannya
Secara stuktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan stuktur rencana
tahunan. Oleh karena itu anggaran ini harus menunjukan biaya dan jam kerja
langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu dan produk. Biaya kerja langsung
sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung. Banyak perusahaan mengembangkan
standar-standar kerja yang realistis untuk banyak aktivitas laporan ini dibandingkan
11
dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari. Laporan ini pada dasarnya
menunjukkan:
1.Jam yang dikerjakan sebenarnya
2.jam standar untuk produksi sebenarnya
3.Selisih waktu
Laporan pelaksanaan kerja langsung dapat berupa :
Laporan-laporan tersendiri
Dimasukkan dalam laporan departemen
2.3.2 Perhitungan Standar Kerja Langsung
Pada dasarnya budget tenaga kerja berhubungan erat dengan rencana laba tahunan,
karena merupakan biaya yang paling besar jika dibanding dengan biaya lainnya. Anggaran
tenaga kerja harus dikembangkan menurut jam kerja dan biaya langsung dan juga harus
dikembangkan menurut tanggung jawab dan menurut periode antara hal ini penting untuk
penaksiran biaya produksi tiap produk.
2.3.3 jenis-jenis sistem upah
Upah dibedakan menjadi dua macam, yaitu upah menurut waktu dan upah menurut
kesatuan hasil. Upah menurut waktu yaitu upah yang diberikan kepada pekerja menurut
waktu kapasitas kerjanya, pembayaran upah tersebut dilakukan secara harian, mingguan
maupun bulanan. Sedangkan upah menurut kesatuan hasil yaitu upah yang diberikan kepada
para pekerja menurut prestasi yang dihasilkan oleh para pekerja tersebut, antara lain:
Sistem upah harian
Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi jumlah untuk satu hari kerja.
Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri hari standard dan oleh karena sistem
upah harian sama dengan sistem upah per jam. Cara menentukan Jam Kerja Tenaga
Langsung (JKTL):
Menghitung rata-rata jam kerja yang digunakan dalam pelaksanaan, pekerjaan
berdasarkan data tahun lalu.
Mencoba jalan operasi di bawah keadaan normal yang diharapkan.
Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu.
Mengadakan taksiran yang wajar.
Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang
tidak dapat dihindari dan factor kelelahan.
Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara, diantaranya dengan analisa
gerak dan waktu yang sudah dijelaskan di atas.
Contoh :
Dalam sebuah perusahaan manufaktur, pada tahun 2020 tenaga kerja langsung pada pabrik
tahu digolongkan menjadi 3 tingkatan yakni golongan I, II, dan III.
Upah per jam buruh langsung masing-masing golongan adalah:
Golongan I = Rp 150,00 per orang/DLH
12
II = Rp 200,00 per orang/DLH
III = Rp 250,00 per orang/DLH
Jumlah masing-masing golongan adalah:
Golongan I = 50 orang
II = 20 orang
III = 5 orang +
Jumlah = 75 orang
Tingkat upah rata-rata tenaga kerja langsung perusahaan tersebut (per orang per DLH(direct
labour hour)) dapat dihitung sebagai berikut:
Golonga Tingkat upah per Jumlah Jumlah DLH Jumlah
n jam (orang) (Rp)
(Rp)
I 150,00 50 100 750.000,00
II 200,00 20 400.000,00
III 250,00 5 125.000,00
75 100 Rp.1.275.000,00
13
Akibatnya pada tahun 2020 akan terjadi perubahan tingkat upah, menjadi Rp 250,00 per
orang per DLH.Perhitungannya sebagai berikut:
Golonga Jumlah Tingkat upah Jumlah jam Jumlah
n (orang) per jam (Rp)
(Rp)
I 250 200,00 100 5.000.000,00
II 250 300,00 100 7.500.000,00
500 100 12.500.000,00
-Tingkat upah rata-rata
Tingkat upah rata-rata = total upah / (total pekerja*DLH)
= Rp 12.500.000,00 = Rp 250,00
50.000
Sistem upah terpotong (per unit)
Berdasarkan jumlah upah dari pada jumlah barang produksi yang diproduksi karena
menurut teori karyawan harus dibayar menurut hasil kerja nyata. Upah yang besarnya
berdasarkan unit yang diselesaikan dikalikan dengan tariff upahnya.
Contoh : perusahaan konveksi mempunyai 3 bagian produksi, yakni bagian I, II dan
III. Ada dua macam barang yang di produksi, yakni X danY. Barang X diprodusir
melalui ketiga bagian, sedangkan barang Y hanya melalui bagian I dan II saja.
Berikut Rencana jam buruh per unit barang adalah :
BAGIAN DLH per unit barang
X Y
I 0,4 0,2
II 0,2 0
III 0,4 0,2
14
Jumlah 960.000 520.000
Biaya kerja langsung hanya menyangkut pekalian satuan dengan yang lainnya.
Suatu pendekatan yang kurang cermat terhadap suatu penentuan rasio historis antara
upah yang dibayarkan dengan jam kerja langsung yang dikerjakan di departemen
produksi. Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang telah
berubah atau memang diharapakan berubah. Perlu dipahami, bahwa upah rata-rata
yang didasarkan pada pada historis hanya berguna untuk perencanaan waktu yang
akan datang apabila terdapat konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan jam-jam
yang dikerjakan ditetapkan dengan tarif yang berbeda.
15
1. Tukang linting dengan tangan 854 orang
2. Tukang potong / gunting dengan tangan 671 orang
3. Tuang linting dan gunting dengan mesin 10 orang
4. Tukang longsong bungkus rokok 151 orang
5. Tukang mengepak rokok 442 orang +
Pada pabrik sampoerna, tenaga kerja dipilih sesuai dengan kebutuhan perusahaan
dan diutamakan yang sudah berpengalaman. Lebih dari 90% para tenaga kerja berasal dari
luar kota Surakarta, seperti Kalioso, Sawahan dan Wonogiri. Bagi buruh haraian
diperhitumngkan jam kerja sebanyak 7 jam per hari atau 40 jam per minggu.
2.4.1 sistem pengupahan kasus pabrik rokok
Sistem pegupahan pada pabrik rokok Kencana disesuaikan dengan perjanjian
antara SBRI/FBSI dengan PUSPI dan OPS Rokok Kretek ( antara wakil dari pihak
buruh dengan Persatuan Pengusaha Rokok Kretek) yakni sebagai berikut:
o 60% sebagai upah harian
o 20% sebagai upah makan
o 20% upah hadir
Bagi tukang linting dan gunting yang menggunakan mesin dipakai sistem upah harian,
yakni rata-rata Rp. 500,00 / hari. Bagi tukang .lainnya dalah cara borongan, yakni sebagai
berikut:
1. Tukang linting dengan tangan:
Upah sebesar Rp. 115,00 per 1.000 batang rokok, dengan maksimum 3.000 batang. Bila
mencapai lebih dari 3.000 batang ditambah uapah lembur sebesar 50% untuk setiap
1.000 batang dari tarif upah tersebut.
2. Tukang gunting dengan tangan:
Cara pengupahan dan besarnya sama dengan tukang linring
3. Tukang longsong:
Upah sebesar Rp. 60,00 setiap 1.000 longsong dengan maksimum 3.000 longsong. Bila
mencapai lebah dari 3.000 ditambah upah lembur sebesar 50% untuk tiap 1.000
longsong dengan tarif upah tersebut.
4. Tukang pak:
Upahnya sebesar Rp. 74,00 untuk setiap bal, dengan maksimum 3 bal. bila mencapai
lebih dari 3 bal, ditambahkan upah lembur 50% dari tarif upah tersebut.
16
Gambar keterangan tabelnya sebagai berikut :
Selain upah tersebut masih diberi insentif lain yang diberi secra insidentil, berapa “upah
sangon rokok” sebesar (per hari, berdasarkan daftar hadir):
- Untuk tukang linting Rp. 25,00
- Untuk tukang gunting Rp. 20,00
- Untuk tukang longsong Rp. 20,00
- Untuk tukang pak Rp. 25,00
Disamping itu setiap tahun masih pula menerima tunjangan hari raya. Pada tahun 2017
dibuat pula Anggaran Biaya Tenaga Kerja yang dibuat, tentu saja berdasarkan pada
anggaran produksi yang telah dibuat sebelumnya yakni:
Pabrik Rokok sampoerna Anggaran produksi 2017
Penjualan Persediaan Jumlah Persediaan Produksi
(bal) Akhir (bal) awal (bal)
(bal)
isi 12 batang
kuartal I
4,457 317 4,774 353 4,425
17
kuartal II
5,686 281 5,967 371 5,650
kuartal III
6,237 245 6,482 281 6,201
kuartal IV
5,542 209 5,751 245 5,506
jumlah
21,922 209 22,974 353 21,782
isi 10 batang
kuartal I
68,335 4,859 73,194 5,409 67,785
kuartal II
87,192 4,310 91,502 4,859 86,643
kuartal III
95,629 3,759 99,288 4,310 95,078
kuartal IV
3,210 88,184 3,759 84,425
84,947
jumlah
3,210 352,168 5,409 333,931
336,103
isi 3 batang
kuartal I
1,485 106 1,591 117 1,474
kuartal II
1,896 94 1,990 106 1,884
kuartal III
2,079 82 2,116 94 2,067
kuartal IV
1,847 70 1,917 82 1,835
jumlah
7,307 70 7,614 117 7,260
Dalam pembuatan Anggaran tenaga Kerja, perlu diestimasi standar waktu dan
tingkat upah per jam untuk masing-masing kegiatan/bagian dengan sebaik-baiknya. Karena
Anggaran Tenaga kerja bukanlah hanya merupakan ikhtisar, akan tetapi hsilya adalah
untuk dijadikan rencana operasioanal dan alat pengawasan terhadap efisiensi kerja dari
pada Tenaga Kerja.Dalam penentuan standar tenaga kerja, digunakan cara perkiraan
langsung, karena ukuran unit untuk pengupahan kepada tenaga kerja langsung
diperusahaan rokok sampoerna bermacam- macam bentuknya, yaitu menurut banyaknya
18
batang rokok yang dihasilkan, upah harian, menurut banyaknya langsung dan bal. oleh
karena itu perhitungan standar tenaga kerja akan dilakukan satu per satu yakni:
Berdasarkan anggapan bahwa dalam satu tahun ada 52 minggu maka dalam satu tahun
terdapat 2.080 jam kerja (52 x 40 jam). Jumlah tukang linting dengan tangan adalah 854
orang.maka dapat di hitung sebagai berikut :
Hasil lintingan per jam = 724.485.200 X 1 batang
2.080 jam
= 348.297 batang (dibulatkan)
Hasil lintingan rokok per jam dan per orang = 348.297 bt x 1 batang
854orang
= 408 batang (dibulatkan)
Dari perhitungan di atas dapat ditentukan standar waktunya menurut masing-masing jenis
rokok, sebgai berikut (untuk 1 bal):
Isi 12 batang = 2400 bt X 1 jam = 5,88 jam/bal
408 bt
Isi 10 batang = 2000 bt x 1 jam = 4,90 jam/bal
408 bt
Isi 3 batang = 600 bt x 1 jam = 1,47 jam/bal
408 bt
Setiap 1.000 batang rokok upahnya adalah Rp. 115,00 sehingga dapat ditentukan tingkat per
Jam (1 DLH) yaitu = 408 x Rp. 115,00 = Rp. 46,92 per DLH
1000
20
3 batang 7261 x 10 x 20 = 1.452.200
7,261
Jumlah 72.594.000
Besarnya upah tukang longsong = Rp. 60,00 per 1.000 longsong, maka dapat
ditentukan tingkat upah per jam yaitu : 231 x Rp. 60,00 = Rp. 13,86
1000
21
upah per jamnya yaitu : 0,40 x Rp. 74,00 = Rp.29,60
1
Setelah diperhitungkan standar tenaga kerja, yaitu standar jam (standar DLH) dan tingkat
upah per jam (wage rate hour/standard cost) masing-masing bagian atau kegiatan, maka
dapatlah disusun Anggaran Tenaga Kerja untuk tahun 2000 secara sempurna.
22
mengakibatkan pengaruh terhadap harga barang yang dihasilkan, sehingga berpengaruh pula
terhadap posisi perusahaan dalam persaingan.
Dunia bisnis dewasa ini terdapat persaingan semakin ketat dan semakin maju dengan
meningkatnya teknologi yang semakin canggih.Hal tersebut merupakan salah satu bukti
bahwa adanya pembangunan nasional oleh pemerintah Indonesia. Perkembangan yang
pesat ini menimbulkan persaingan-persaingan antar perusahaan. Oleh karena
itu,perusahaan pun harus memikirkan bagaimana caranya agar bisa bertahan dalam
persaingan tersebut karena tanpa adanya perubahan akan mengalami kemerosotan bahkan
bisa jatuh dari dunia bisnis.
Cara cara dikembangkan untuk mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan
efisien. Dalam rangka inilah maka dikembangkan pemikiran dan pengkajian untuk
mendapatkan cara-cara yang lebih baik guna menghasilkan produksi secara optimal,
sehingga dapat mencapai sasaran secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan
biaya yang lebih efisien.Anggaran sebagai suatu sistem nampaknya cukup memadai
untuk dipergunakan sebagai alat perencanaan, koordinasi dan pengendalian dari seluruh
kegiatan. Selain itu, anggaran sebagai alat pengendalian manajemen merupakan
serangkaian tahapan yang di maksudkan dapat memastikan bahwa pengelolaan seluruh
aspek kegiatan yang dilaksanakan oleh pusat-pusat pertanggung jawaban berorientasi
pada operasi dan pengelolaan yang efektif dan efisien pada akhirnya menggambarkan
tercapainya tujuan perusahaan.
23
BAB III
3.1 Kesimpulan
24
3.2 SARAN
Penulis menyadari dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dan kekeliruan, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi kebaikan
makalah yang akan datang. Atas saran dan kritiknya penulis mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan, dan Marwan Asri.2013. Anggaran Perusahaan.Buku 1 Edisi 2.BPFE:
Yogyakarta.
Herlianto Didit (2011) Teknik Penyusunan Anggaran Operasional Perusahaan,
Penerbit: Gosyen Publishing
http://myekonotes.blogspot.com/2018/11/anggaran-biaya-tenaga-kerja-langsung.html
http://perkumpulanmakalah.blogspot.com/2017/10/anggaran-tenaga-kerja.html
http://dukunfile7.blogspot.com/2015/12/makalah-anggaran-tenaga-kerja-kata.html
http://ekonomi-online.blogspot.com/2010/07/anggaran-tenaga-kerja.html, tanggal 3
November 2011
25