Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ANGGARAN TENAGA KERJA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah penganggaran perusahaan


Dosen pengampu : christoporus indra wahyu putra,S.E,.M.Si

Nama Kelompok :

Ibra firli yandi 201810325162


Corry Viviana N 201810325150
Moehammad azhar alfarizi 201810325182
Syawaliah putri zoricha 201810325159
Willy yohannez 201810325264
Lisna eva febrianti 201810325301

FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik
dan tepat pada waktunya.Selama proses penyusunan tugas ini, penyusun
mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bpk,christoporus indra wahyu putra dosen pengampu mata kuliah penggaran
perusahaan.
2. Ibu, Bapak, dan segenap keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa.
3. Teman – teman yang telah memberikan semua bantuannya.
4. Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu penyusunan.

Semoga seluruh amal dan kebaikan yang diberikan dapat diterima dan
mendapatkan ridho dari Allah SWT, Amiin. Kami menyadari bahwa dalam tugas
ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik dari berbagai
sumber yang dapat membangun sangat kami harapkan sehingga menjadi lebih
baik untuk nanti ke depannya.

bekasi, 15 september 2021

Penyusun

Daftar isi

2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar belakang..................................................................................................................4
1.2 rumusan masalah..............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan Makalah...............................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Pengertian anggaran tenaga kerja.....................................................................................6
2.2 Jenis-Jenis Tenaga Kerja..................................................................................................7
2.2.1 tenaga kerja langsung................................................................................................9
2.2.2 Tenaga kerja tidak langsung....................................................................................10
2.3 Persiapan-Persiapan Dalam Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja................................11
2.3.1 Perhitungan Standar Tenaga Kerja.........................................................................11
2.3.2 Perhitungan Standar Kerja Langsung......................................................................12
2.3.3 jenis-jenis sistem upah............................................................................................12
2.4 Aplikasi Teknik Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja..................................................15
2.4.1 sistem pengupahan kasus pabrik rokok...................................................................16
2.5 Pertimbangan-pertimbangan dalam perencanaan anggaran tenaga kerja......................22
2.6 Manfaat dan Tujuan Anggaran Tenaga Kerja bagi perusahaan.....................................23
BAB III.....................................................................................................................................24
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................24
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................24
3.2 SARAN..........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada setiap perusahaan tentu ada tenaga kerjanya untuk melakukan semua aktifitas
produksinya. Buruh atau tenaga kerja, merupakan salah satu factor produksi yang utama
dan selalu ada dalam perusahaan, meskipun pada perusahaan tersebut sudah digunakan
mesin-mesin. Mesin yang bekerja dalam perusahaan tentu saja perlu ditangani oleh
tenaga manusia, meskipun mesin-mesin zaman sekarang sudah banyak yang bersifat
otomatis, dan untuk itu perusahaan mengeluarkan biaya tenaga kerja untuk keperluan
buruh atau sebagai balas jasa yang diterima tenaga kerja. Untuk membiayai tenaga
kerjadan untuk mengefisienkan waktu dan biaya perusahaan maka sudah seharusnya
perusahaan menghitung biaya tenaga kerja agar tidak dalam proses produksinya
optimal.Biaya ini harus sudah dihitung sebelum perusahaan melakukan aktifitas
produksinya dan biaya seperti ini sering disebut dengan Anggaran Tenaga Kerja
Perusahaan. Perhitungan anggaran biaya perusahaan ini sangat bermanfaat sekali bagi
perusahaan karena untuk mengoptimalisasikan dari segi biaya yang dikeluarkan
perusahaan juga akan berdampak pada segi harga jual ke pasaran.Selain itu, anggaran
sebagai alat pengendalian manajemen merupakan serangkaian tahapan yang di
maksudkan dapat memastikan bahwa pengelolaan seluruh aspek kegiatan yang
dilaksanakan oleh pusat-pusat pertanggung jawaban berorientasi pada operasi dan
pengelolaan yang efektif dan efisien pada akhirnya menggambarkan tercapainya tujuan
perusahaan.

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor terpenting dalam perusahaan manufaktur,
karena dengan tenaga kerja dan peranan para karyawanlah maka kegiatan perusahaan
dapat dijalankan demi menghasilkan tenaga kerja yang nantinya dapat diharapkan, maka
pihak manajemen perlu mengadakan pembinaan dan pengendalian yang baik serta
mengadakan pengawasan terhadap biaya tenaga kerja, karena pada umumnya biaya
tenaga kerja merupakan elemen biaya produksi yang cukup besar sehingga amat penting
dan perlu untuk mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja.
Tujuan utama diadakannya pengendalian dan pengawasan biaya tenaga kerja bagi
manajemen yaitu supaya dicapai efisiensi tenaga kerja yang termasuk didalamnya
masalah penetuan tingkat kompensasi (gaji dan upah) yang memadai, untuk menjaga

4
agar kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan dapat dicapainya
volume produksi secara maksimal.

Selain berfokus pada imbalan yang akan diberikan kepada tenaga yang telah
memberikan tenaganya pada perusahaan tersebut, perusahaan juga harus memperhatikan
produktivitas yang ada pada perusahaan tersebut, jangan sampai manajemen
perusahaan membiarkan produktivitas perusahaannya menurun. Karena hal ini akan
menimbulkan dampak yang buruk bagi keberlangsungan hidup perusahaan.
Produktivitas perusahaan yang meningkat akan meningkatkan hasil output yang
dihasilkan oleh perusahaan, walaupun peningkatan tidak dalam jumlah kuantitas paling
tidak kualitas barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut dapat naik.Setelah
meningkatnya produktivitas perusahaan dianggap sebuah prestasi, tenaga kerja akan
menerima imbalan yang sesuai pekerjaan. Tenaga kerja akan menerima insentif dari
perusahaan yang artinya juga akan meningkatkan taraf hidup tenaga kerja.

1.2 rumusan masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
 Apa yang dimaksud anggaran tenaga kerja?
 Apa saja jenis-jenis tenaga kerja ?
 Apa pertimbangan dalam tenaga kerja?
 Apa manfaat dan tujuan dalam anggaran tenaga kerja?
 Bagaimana penyusunan anggaran tenaga kerja?
 Bagaimana aplikasi teknik penyusunan anggaran tenaga kerja?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah :
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud anggaran tenaga kerja
 Untuk mengetahui jenis jenis biaya tenaga kerja dan perhitungannya
 Untuk mengetahui apa pertimbangan dalam tenaga kerja
 Untuk mengetahui apa manfaat dan tujuan dalam anggaran tenaga kerja
 Untuk mengetahui bagaimana penyusunan anggaran tenaga kerja
 Untuk mengetahui bagaimana aplikasi teknik penyusunan anggaran tenaga kerja

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian anggaran tenaga kerja


Pada setiap perusahaan tentu ada biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang utama dan yang
selalu ada dalam perusahaan, meskipun pada perusahaan tersebut sudah digunakan
mesin-mesin. Mesin yang bekerja dalam perusahaan tentu saja perlu ditangani oleh tenaga
manusia, meskipun mesin-mesin zaman sekarang sudah banyak yang bersifat otomatis.
Anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam jangka waktu satu tahun, yang
dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan
anggaran ini sering disebut sebagai perencanaan (planning). Tenaga kerja (karyawan)
menurut manajemen sumber daya manusia adalah asset perusahaan yang harus dilindungi
dan disejahterakan hidupnya karena mereka telah mengabdikan dirinya kepada
perusahaan.

Untuk Anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam jangka waktu satu
tahun, yang ddinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan
anggaran ini sering disebut sebagai perencanaan. Tenaga kerja (karyawan) menurut
manajemen sumber daya manusia adalah asset perusahaan yang harus dilindungi dan
disejahterakan hidupnya karena mereka telah mengabdikan dirinya kepada perusahaan.
Sedangkan,Anggaran Tenaga Kerja adalah suatu rencana anggaran yang merencanakan
secara terperinci tentang jumlah tenaga kerja, berapa upah dari tenaga kerja yang teribat
langsung dalam proses produksi untuk satu periode maupun periode yang akan datang.
Anggaran tenaga kerja, seperti halnyaAnggaran bahan mentah hanya unsur tenaga kerja
langsung. Dan seperti halnya anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja ini selalu
dikaitkan dengan anggaran produksi yang telah disusun sebelumnya. Perencanaan tenaga
kerja meliputi aspek yang luas sekali, sehingga perlu diperhitungkan secara matang oleh
pimpinan perusahaan.

Anggaran tenaga kerja.memiliki Perencanaan tenaga kerja yang meliputi aspek yang luas
sekali, sehingga perlu diperhitungkan secara matang oleh pimpinan perusahaan.

Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja antara lain adalah :

1. Kebutuhan tenaga kerja

6
2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja

3. latihan bagi tenaga kerja baru

4. evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja

5. gaji dan upaya yang harus diterima oleh tenaga kerja

6. Pengawasan tenaga kerja.

Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan mendapatkan tenaga kerja
yang baik dan terampil, yang cocok untuk bidang pekerjaannya. Tenaga kerja yang tidak
mempunyai keterampilan khusus umumnya mudah dicari di Indonesia saat ini. Tetapi untuk
mendapatkan tenaga kerja yang baik pada salah satu bidang khusus, seperti tenaga teknis dan
manajerial harus diperoleh secara khusus pula. Untuk mereka perusahaan tidak segan – segan
menyediakan perangsang berupa gaji yang besar dan fasilitas yang lengkap. Beberapa
perusahaan besar bahkan mendapatkannya dengan melalui kaderisasi, umpamanya dengan
penawaran bea siswa yang mengikat. Karena itu biaya tenaga kerja sebetulnya tidak hanya
timbul pada saat tenaga itu digunakan, akan tetapi sudah ada sebelum tenaga itu siap.

2.2 Jenis-Jenis Tenaga Kerja


Pada setiap perusahaan tentu ada biaya yang dikeluarkan untuk keperluan buruh.
Buruh atau tenaga kerja, merupakan salah satu factor produksi yang utama dan yang
selalu ada dalam perusahaan, meskipun pada perusahaan tersebut sudah digunakan mesin
– mesin. Mesin yang bekerja dalam perusahaan tentu saja perlu ditangani oleh tenaga
manusia, meskipun mesin – mesin zaman sekarang sudah banyak yang bersifat otomatis.

Tenaga kerja yang bekerja di pabrik dikelompokkan menjadi dua yakni :

1. Tenaga kerja langsung


2. Tenaga kerja tidak langsung

Di muka diuraikan tentang bahan mentah langsung dan tak langsung yang pada dasarnya
sama sifatnya dengan tenaga kerja langsung dan tak langsung ini.

Tenaga kerja langsung mempunyai sifat – sifat.

1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung dengan
tingkat kegiatan produksi.

2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variable.

7
3. umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yang
kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalam penentuan
harga pokok).

Yang dikategorikan sebagai tenaga kerja langsung antara lain adalah para buruh pabrik yang
ikut serta dalam kegiatan proses produksi dari bahan mentah sampai berbentuk barang jadi.

Sedangkan tenaga kerja tidak langsung mempunyai sifat – sifat.

1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungan secara langsung
dengan tingkat kegiatan produksi.

2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya yang semi fixed atau
semi variable. Artinya biaya – biaya yang mengalami perubahan tetapi tidak secara sebanding
dengan perubahan tingkat kegiatan produksi.

3. tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu di dalam pabrik, tetapi dapat di
luar pabrik.

Biaya tenaga kerja merupakan salah satu jenis biaya yang dapat menjadi masalah bagi
perusahaan. Pengawasan biaya tenaga kerja dapat dibantu dengan adanya pendekatan yang
baik terhadap para buruh, sehingga mereka dapat bekerja secara stabil sesuai dengan standar
yang telah ditentukan. Pengawasan terhadap para buruh (di pabrik) dapat diserahkan pada
seorang mandor pengawas atua supervisor. Seorang supervisor bertugas mengawasi dan
melaporkan apa yang dilakukan oelh para buruh yang menjadi tanggung jawabnya. Seorang
supervisor perlu membuat laporan yang bersifat harian atau bulanan. Pada laporan yang
bersifat harian, apa yang terjadi pada hari itu dibandingkan dengan rencana untuk hari itu.

Umpamanya :

Setiap jam 10.00 pagi seorang supervisor membuat laporan tentang kegiatan tenaga kerja
untuk hari yang bersangkutan.dan biasanya berisi

 Jam kerja ril.


 jam standar untuk output rill
 variasi waktu yang merupakan selisih antara jam kerja rill dengan jam standar.

8
2.2.1 tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung adalah setiap jenis pekerjaan yang
secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau jasa.
Biasanya di pabrik operasi manufaktur setiap karyawan yang
melaksanakan tugas-tugas bahwa bertalian dengan perakitan atau
ciptaan yang nyata dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau
pada barang yang dihasilkan.
Tenaga kerja langsung pada prinsipnya terbatas pada tenaga
kerja di pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan
biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang
dihasilkan. Tenaga kerja langsung memiliki sifat :
 Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan
secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
 Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini
merupakan biaya variabel.
 Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan
tenaga kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan
dengan produk akhir (terutama dalam penentuan harga
pokok).
 Yang dikategorikan sebagai tenaga kerja langsung antara lain
adalah para buruh pabrik yang ikut serta dalam kegiatan
proses produksi dari bahan mentah sampai berbentuk barang
jadi.
Lalu hal ini merupakan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan anggaran tenaga kerja langsung ada :
 Rencana produksi
 Bagian/departemen yang digunakan untuk melakukan proses
produksi
 Standar penyelesaian produk, waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu unit produk
 System upah yang digunakan (menurut waktu per jam, hasil per
unit, atau dengan insentif interval)
Tenaga kerja langsung pada prinsipnya terbatas pada tenaga kerja di pabrik
yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan
pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Anggaran upah tenaga
kerja langsung ialah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung selama
periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jumlah
waktu yang diperlukan oleh para tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan
unit yang akan diproduksikan, tarif upah yang akan dibayarkan kepada para
tenaga kerja langsung dan kapan waktunya para tenaga kerja langsung
menjalankan kegiatan proses produksi, yang masing-masing dikaitkan dengan

9
jenis barang jadi (produk) yang akan dihasilkan, serta tempat atau departemen
dimana para tenaga kerja langsung tersebut akan bekerja.

Anggaran tenaga kerja langsung memiliki fungsi : (1)Sebagai dasar


untuk menysusn anggaran harga pokok produksi bersama sama dengan
anggaran bahan baku dan anggaran BOP,(2)Sebagai dasar untuk menyusun
anggaran harga pokok penjualan bersama sama dengan anggaran bahan baku
dan anggaran BOP,(3)Sebagai dasar menyususn anggaran kas,(4)Sebagai
dasar untuk menentukan kebijakan tentang pemberian beban kerja kepada para
karyawan agar seimbang dan adil.

2.2.2 Tenaga kerja tidak langsung


Tenaga kerja tidak langsung disebut juga sebagai tenaga kerja
penunjang karena sumbangan nya kepada proses produksi itu tidak
termasuk benar-benar menghasilkan produk-produk hanya terkurung
konsistensi operasi serta kontribusinya pada prosa-prosa produksi tidak
termasuk benar-benar menghasilkan produk serta biayanya dikaitkan
pada biaya overhead pabrik.

Sifat-sifat tenaga kerja tidak langsung yaitu:

 Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak


berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan
produksi.
 Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan
biaya yang semi fixed atau semi variable. Artinya biaya-biaya
yang mengalami perubahan tetapi tidak secara sebanding
dengan perubahan tingkat kegiatan produksi.
 Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu di
dalam pabrik, tetapi dapat diluar pabrik.

10
2.3 Persiapan-Persiapan Dalam Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja
Proses penyusunan anggaran membutuhkan koordinasi semua level manajer yang
terorganisir dalam komite anggaran yang memiliki tugas antara lain:
 Menyusun pedoman penyusunan anggaran
 Menerima dan menganalisis setiap anggaran yang diajukan oleh setiap seksi,
bagian atau divisi.
 Member rekomendasi penyempurnaan
 Menyetujui anggaran.
Sering kali ditemui dalam praktik yakni satuan hitung atas dasar jam buruh langsung
(Direct Labor Hour/DHL) dan biaya buruh langsung (Direct Labor Cost). Dalam persiapan
penyusunan anggaran ini terlebih dahulu membuat manning table. Manning table disusun
sebagai hasil perkiraan langsung masing-masing kepala bagian perkiraan ini dapat dilakukan
dengan berdasarkan judgment saja, tetapi dapat pula dengan berdasarkan pengalaman-
pengalaman pada waktu-waktu yang lalu, dengan berpedoman pada tingkat kegiatan
perusahaan. Setelah itu lalu dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang
yang dihasilkan atau masing- masing bagian tempat mereka bekerja. Jam buruh langsung ini
dapat dihitung dengan berbagai
Analisis gerak yaitu pengamatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan dalam rangka
proses produksi satu jenis barang tertentu. Sedangkan analisa waktu yaitu perhitungan
terhadap waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan yang dilakukan dalam rangka proses
produksi. Sebagai hasil dilakukannya analisa gerak dan waktu ini akan diperoleh waktu
standart yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit barang tertentu, yang dinyatakan
dengan DLH /Direct Labor Hour.Setelah dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing
jenis barang, kemudian dibuat perkiraan tentang tingkat upah rata-rata (average wage rate)
untuk tahun anggaran yang bersangkutan. Cara yang termudah untuk mencari tingkat rata-
rata per orang per jam buruh langsung adalah dengan membagi jumlah rupiah yang
dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung
yang diperlukan.
Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih dahulu dasar satuan
utama yang digunakan untuk menghitungnya. Kerapkali ditemui dalam praktek yakni satuan
hitung atas dasar jam buruh langsung (Direct labor cost). Dalam persiapan penyusunan
anggaran ini terlebih dahulu dibuat Manning table.
Manning table, merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan:
1. Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang di utuhkan
2. Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat
kegiatan
3. Bagian-bagian yang membutuhkannya

2.3.1 Perhitungan Standar Tenaga Kerja

Secara stuktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan stuktur rencana
tahunan. Oleh karena itu anggaran ini harus menunjukan biaya dan jam kerja
langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu dan produk. Biaya kerja langsung
sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung. Banyak perusahaan mengembangkan
standar-standar kerja yang realistis untuk banyak aktivitas laporan ini dibandingkan

11
dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari. Laporan ini pada dasarnya
menunjukkan:
1.Jam yang dikerjakan sebenarnya
2.jam standar untuk produksi sebenarnya
3.Selisih waktu
Laporan pelaksanaan kerja langsung dapat berupa :
 Laporan-laporan tersendiri
 Dimasukkan dalam laporan departemen
2.3.2 Perhitungan Standar Kerja Langsung
Pada dasarnya budget tenaga kerja berhubungan erat dengan rencana laba tahunan,
karena merupakan biaya yang paling besar jika dibanding dengan biaya lainnya. Anggaran
tenaga kerja harus dikembangkan menurut jam kerja dan biaya langsung dan juga harus
dikembangkan menurut tanggung jawab dan menurut periode antara hal ini penting untuk
penaksiran biaya produksi tiap produk.
2.3.3 jenis-jenis sistem upah
Upah dibedakan menjadi dua macam, yaitu upah menurut waktu dan upah menurut
kesatuan hasil. Upah menurut waktu yaitu upah yang diberikan kepada pekerja menurut
waktu kapasitas kerjanya, pembayaran upah tersebut dilakukan secara harian, mingguan
maupun bulanan. Sedangkan upah menurut kesatuan hasil yaitu upah yang diberikan kepada
para pekerja menurut prestasi yang dihasilkan oleh para pekerja tersebut, antara lain:
 Sistem upah harian
Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi jumlah untuk satu hari kerja.
Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri hari standard dan oleh karena sistem
upah harian sama dengan sistem upah per jam. Cara menentukan Jam Kerja Tenaga
Langsung (JKTL):
 Menghitung rata-rata jam kerja yang digunakan dalam pelaksanaan, pekerjaan
berdasarkan data tahun lalu.
 Mencoba jalan operasi di bawah keadaan normal yang diharapkan.
 Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu.
 Mengadakan taksiran yang wajar.
 Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang
tidak dapat dihindari dan factor kelelahan.
Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara, diantaranya dengan analisa
gerak dan waktu yang sudah dijelaskan di atas.
Contoh :
Dalam sebuah perusahaan manufaktur, pada tahun 2020 tenaga kerja langsung pada pabrik
tahu digolongkan menjadi 3 tingkatan yakni golongan I, II, dan III.
Upah per jam buruh langsung masing-masing golongan adalah:
Golongan I = Rp 150,00 per orang/DLH

12
II = Rp 200,00 per orang/DLH
III = Rp 250,00 per orang/DLH
Jumlah masing-masing golongan adalah:
Golongan I = 50 orang
II = 20 orang
III = 5 orang +
Jumlah = 75 orang
Tingkat upah rata-rata tenaga kerja langsung perusahaan tersebut (per orang per DLH(direct
labour hour)) dapat dihitung sebagai berikut:
Golonga Tingkat upah per Jumlah Jumlah DLH Jumlah
n jam (orang) (Rp)
(Rp)
I 150,00 50 100 750.000,00
II 200,00 20 400.000,00
III 250,00 5 125.000,00
75 100 Rp.1.275.000,00

- Tingkat upah rata-rata :


Tingkat upah rata-rata = total upah / (total pekerja*DLH)
=Rp.1.275.000 = 1.275.000 = Rp170,00 per DLH
(75x100) 7500
Catatan:
Perlu diperhatikan bahwa tingkat upah rata-rata tersebut dapat berubah apabila terjadi
perubahan rasio dalam penggunaan tenaga kerja, seperti:
- Ratio kuantitas masing-masing golongan tenaga kerja.
- Ratio tingkat upah masing-masing golongan tenaga kerja.
Misalnya:
Data historis (tahun 2019) menunjukkan:
Golongan Jumlah Tingkat upah Jumlah jam Jumlah
(orang) per jam (Rp)
(Rp)
I 300 200,00 100 6.000.000,00
II 200 300,00 100 6.000.000,00
500 100 12.000.000,00
-Tingkat upah rata-rata :
=Tingkat upah rata-rata = total upah / (total pekerja*DLH)
=Rp.12.000.000,00 = Rp 12.000.000,00 = Rp 240,00
(500x100) 50.000
Pada tahun 2020, akan diadakan kenaikan pangkat 50 orang golongan I ke golongan II.
Sehingga pada tahun 2020 terjadi perubahan ratio kuantitas masing-masing golongan yakni:
2019 2020
Golongan I 300 250
Golongan II 200 250
500 500

13
Akibatnya pada tahun 2020 akan terjadi perubahan tingkat upah, menjadi Rp 250,00 per
orang per DLH.Perhitungannya sebagai berikut:
Golonga Jumlah Tingkat upah Jumlah jam Jumlah
n (orang) per jam (Rp)
(Rp)
I 250 200,00 100 5.000.000,00
II 250 300,00 100 7.500.000,00
500 100 12.500.000,00
-Tingkat upah rata-rata
Tingkat upah rata-rata = total upah / (total pekerja*DLH)
= Rp 12.500.000,00 = Rp 250,00
50.000
 Sistem upah terpotong (per unit)
Berdasarkan jumlah upah dari pada jumlah barang produksi yang diproduksi karena
menurut teori karyawan harus dibayar menurut hasil kerja nyata. Upah yang besarnya
berdasarkan unit yang diselesaikan dikalikan dengan tariff upahnya.
Contoh : perusahaan konveksi mempunyai 3 bagian produksi, yakni bagian I, II dan
III. Ada dua macam barang yang di produksi, yakni X danY. Barang X diprodusir
melalui ketiga bagian, sedangkan barang Y hanya melalui bagian I dan II saja.
 Berikut Rencana jam buruh per unit barang adalah :
BAGIAN DLH per unit barang
X Y
I 0,4 0,2
II 0,2 0
III 0,4 0,2

 Rencana tingkat upah rata-rata adalah :


BAGIAN Tingkat upah/DLH
I Rp.20,00
II 15,00
III 10,00

 Sedangkan rencana tingkat produksi tahun 2003 adalah sebagai berikut :


Bulan barang
kuartal X Y
Januari 70.000 34.000
Februari 80.000 36.000
maret 80.000 38.000
Kuartal II 240.000 140.000
Kuartal III 230.000 127.000
Kuartal IV 260.000 156.000

14
Jumlah 960.000 520.000

Perusahaan konveksi menyusun 2 sub anggaran tenaga kerja, yakni :


• Anggaran yang khusus merencanakan biaya tenaga kerja langsung.
• Anggaran yang merencanakan jam buruh langsung (DLH) saja.
Anggaran biaya tenaga kerja langsung:
a. Jumlah barang yang diproduksi, yang dilihat dari anggaran produksi.
b. Jam buruh langsung (DLH) yang diperlukan untuk mengerjakan 1 unit barang.
c. Tingkat upah rata-rata per jam buruh langsung.
d. Jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan.
e. Waktu produksi barang (bulan atau kuartal).

 System upah bonus


Dalam sistem upah bonus setiap karyawan dibayar secara harian didalam
memproduksi sejumlah minimum tertentu, dan untuk jumlah diatas minimum
karyawan menerima tambahan kompensasi.

Biaya kerja langsung hanya menyangkut pekalian satuan dengan yang lainnya.
Suatu pendekatan yang kurang cermat terhadap suatu penentuan rasio historis antara
upah yang dibayarkan dengan jam kerja langsung yang dikerjakan di departemen
produksi. Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang telah
berubah atau memang diharapakan berubah. Perlu dipahami, bahwa upah rata-rata
yang didasarkan pada pada historis hanya berguna untuk perencanaan waktu yang
akan datang apabila terdapat konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan jam-jam
yang dikerjakan ditetapkan dengan tarif yang berbeda.

2.4 Aplikasi Teknik Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja


Disini akan diberikan illustrasi aplikasi teknik penyusunan anggaran tenaga kerja
langsung atas dasar jam buruh langsung atau tenaga kerja langsung ( Direct Labor
Hour/DLH ) dan atas dasar biaya buruh langsung atau biaya tenaga kerja langsung
( Direct Labor Cost/DLC) Untuk operasionalnya akan diberikan dalam bentuk contoh
kasus dan pemecahannya (penyelesaian) seperti dibawah ini.:
Contoh kasus
Pabrik Rokok “sampoerna” (Perencanaan tenaga kerja langsung)
Bagian produksi / pengelohan, merupakan tempat bekerjanya tenaga kerja langsung yang
terdiri atas:

15
1. Tukang linting dengan tangan 854 orang
2. Tukang potong / gunting dengan tangan 671 orang
3. Tuang linting dan gunting dengan mesin 10 orang
4. Tukang longsong bungkus rokok 151 orang
5. Tukang mengepak rokok 442 orang +

Jumlah 2.128 orang

Pada pabrik sampoerna, tenaga kerja dipilih sesuai dengan kebutuhan perusahaan
dan diutamakan yang sudah berpengalaman. Lebih dari 90% para tenaga kerja berasal dari
luar kota Surakarta, seperti Kalioso, Sawahan dan Wonogiri. Bagi buruh haraian
diperhitumngkan jam kerja sebanyak 7 jam per hari atau 40 jam per minggu.
2.4.1 sistem pengupahan kasus pabrik rokok
Sistem pegupahan pada pabrik rokok Kencana disesuaikan dengan perjanjian
antara SBRI/FBSI dengan PUSPI dan OPS Rokok Kretek ( antara wakil dari pihak
buruh dengan Persatuan Pengusaha Rokok Kretek) yakni sebagai berikut:
o 60% sebagai upah harian
o 20% sebagai upah makan
o 20% upah hadir

Bagi tukang linting dan gunting yang menggunakan mesin dipakai sistem upah harian,
yakni rata-rata Rp. 500,00 / hari. Bagi tukang .lainnya dalah cara borongan, yakni sebagai
berikut:
1. Tukang linting dengan tangan:
Upah sebesar Rp. 115,00 per 1.000 batang rokok, dengan maksimum 3.000 batang. Bila
mencapai lebih dari 3.000 batang ditambah uapah lembur sebesar 50% untuk setiap
1.000 batang dari tarif upah tersebut.
2. Tukang gunting dengan tangan:
Cara pengupahan dan besarnya sama dengan tukang linring
3. Tukang longsong:
Upah sebesar Rp. 60,00 setiap 1.000 longsong dengan maksimum 3.000 longsong. Bila
mencapai lebah dari 3.000 ditambah upah lembur sebesar 50% untuk tiap 1.000
longsong dengan tarif upah tersebut.
4. Tukang pak:
Upahnya sebesar Rp. 74,00 untuk setiap bal, dengan maksimum 3 bal. bila mencapai
lebih dari 3 bal, ditambahkan upah lembur 50% dari tarif upah tersebut.
16
Gambar keterangan tabelnya sebagai berikut :

Jenis Upah Borongan Upah Lembur


Tenaga Jumlah Minimum Maksimu Upah Keterangan Persentase
Kerja m
(Rp)
Tukang 1.000 bt. 3.000 bt. 115,00 lebih dari 3.000 50
Linting per 1.000

Tukang 1.000 bt. 3.000 bt. 115,00 lebih dari 3.000 50


Gunting per 1.000

Tukang 1.000 lgs. 3.000 lgs. 60,00 lebih dari 3.000 50


Longsong per 1.000

Tukang 1 bal 3 74,00 lebih dari 3 per 1 50


ba
Pak l bal

Selain upah tersebut masih diberi insentif lain yang diberi secra insidentil, berapa “upah
sangon rokok” sebesar (per hari, berdasarkan daftar hadir):
- Untuk tukang linting Rp. 25,00
- Untuk tukang gunting Rp. 20,00
- Untuk tukang longsong Rp. 20,00
- Untuk tukang pak Rp. 25,00

Disamping itu setiap tahun masih pula menerima tunjangan hari raya. Pada tahun 2017
dibuat pula Anggaran Biaya Tenaga Kerja yang dibuat, tentu saja berdasarkan pada
anggaran produksi yang telah dibuat sebelumnya yakni:
Pabrik Rokok sampoerna Anggaran produksi 2017
Penjualan Persediaan Jumlah Persediaan Produksi
(bal) Akhir (bal) awal (bal)
(bal)
isi 12 batang

kuartal I
4,457 317 4,774 353 4,425

17
kuartal II
5,686 281 5,967 371 5,650
kuartal III
6,237 245 6,482 281 6,201
kuartal IV
5,542 209 5,751 245 5,506
jumlah
21,922 209 22,974 353 21,782
isi 10 batang

kuartal I
68,335 4,859 73,194 5,409 67,785
kuartal II
87,192 4,310 91,502 4,859 86,643
kuartal III
95,629 3,759 99,288 4,310 95,078
kuartal IV
3,210 88,184 3,759 84,425
84,947
jumlah
3,210 352,168 5,409 333,931
336,103
isi 3 batang

kuartal I
1,485 106 1,591 117 1,474
kuartal II
1,896 94 1,990 106 1,884
kuartal III
2,079 82 2,116 94 2,067
kuartal IV
1,847 70 1,917 82 1,835
jumlah
7,307 70 7,614 117 7,260

Dalam pembuatan Anggaran tenaga Kerja, perlu diestimasi standar waktu dan
tingkat upah per jam untuk masing-masing kegiatan/bagian dengan sebaik-baiknya. Karena
Anggaran Tenaga kerja bukanlah hanya merupakan ikhtisar, akan tetapi hsilya adalah
untuk dijadikan rencana operasioanal dan alat pengawasan terhadap efisiensi kerja dari
pada Tenaga Kerja.Dalam penentuan standar tenaga kerja, digunakan cara perkiraan
langsung, karena ukuran unit untuk pengupahan kepada tenaga kerja langsung
diperusahaan rokok sampoerna bermacam- macam bentuknya, yaitu menurut banyaknya

18
batang rokok yang dihasilkan, upah harian, menurut banyaknya langsung dan bal. oleh
karena itu perhitungan standar tenaga kerja akan dilakukan satu per satu yakni:

 Standar Tenaga Kerja Tukang Linting dengan Tangan


Karena unit pengepakan untuk tukang linting dengan tangan adalah batangan, maka perlu
jumlah produksi yang ukurannya bal dijadikan batangan. Dijelaskan lewat tabel berikut :
Jenis rokok (berdasarkan Jumlah produksi dalam 1 tahun
jumlah) bal batang jumlah
Rokok 12 batang 21,778.00 (21778x10x20x12) 52,267,200.00
Rokok 10 batang 333,931.00 (333931x10x20x10 667,862,000.00
)
Rokok 3 batang 7,261.00 (7261 x10 x 20 x 3) 4,356,000.00
jumlah 724,485,200.00 unit(batang)

Berdasarkan anggapan bahwa dalam satu tahun ada 52 minggu maka dalam satu tahun
terdapat 2.080 jam kerja (52 x 40 jam). Jumlah tukang linting dengan tangan adalah 854
orang.maka dapat di hitung sebagai berikut :
 Hasil lintingan per jam = 724.485.200 X 1 batang
2.080 jam
= 348.297 batang (dibulatkan)
 Hasil lintingan rokok per jam dan per orang = 348.297 bt x 1 batang
854orang
= 408 batang (dibulatkan)
Dari perhitungan di atas dapat ditentukan standar waktunya menurut masing-masing jenis
rokok, sebgai berikut (untuk 1 bal):
 Isi 12 batang = 2400 bt X 1 jam = 5,88 jam/bal
408 bt
 Isi 10 batang = 2000 bt x 1 jam = 4,90 jam/bal
408 bt
 Isi 3 batang = 600 bt x 1 jam = 1,47 jam/bal
408 bt
Setiap 1.000 batang rokok upahnya adalah Rp. 115,00 sehingga dapat ditentukan tingkat per
Jam (1 DLH) yaitu = 408 x Rp. 115,00 = Rp. 46,92 per DLH
1000

 Perhitungan Standar Tenaga Kerja Tukang Gunting Perhitungan dengan


Tangan.
Jumlah tukang gunting adalah 671 orang. Hasil rokok yang digunting per jam dan per
orang adalah:
348.297bt x 1 batang = 519 batang (dibulatkan)
19
671 org

Standar waktu yang ditentukan sebagai berikut :


 Rokok 12 batang = 2400 bt x 1 jam = 4,62 jam/bal
519 bt
 Rokok 10 batang = 2000 bt x 1 jam = 3,85 jam/bal
519 bt
 Rokok 3 batang = 600 bt x 1 jam = 1,15 jam/bal
519 bt
Besarnya upah tukang gunting = Rp. 115,00 per 1.000 batang rokok, maka dapat
ditentukan
tingkat upah per jam (1 DLH) yaitu: 519 bt x Rp.115,00 = Rp. 59,68 / DLH
1000 bt

 Perhitungan Standar Tenaga Kerja Tukang Linting dan Gunting (Mesin)


Dengan mengguanakan mesin yang jumlah produksinya 10% dari jumlah produksi
rokok 10 batang.
 Jumlah produksi 1 tahun = 10% x 33.931 bal = 33.939 bal
Jumlah tenaga kerja 10 orang. Hasil rokok yang dilinting dan digunitng dengan
menggunakan mesin 10 batang/filter per jam nya yaitu = 33.939 bal x 1 bal = 16 bal
2.080 jam
Hasil untuk per jam dan per orang = 16 bal x 1 bal = 1,6 bal
10 orang
Standar waktu utnuk mengahsilkan 11 bal rokok filter 10 batang adalah :
1 x 1 jam = 0,625 jam/bal
1,6
Upah per hari = Rp. 500,00 jam kerja 1 hari = 7 jam, maka besarnya upah per jam (1
DLH) tukang linting dan gunting dengan mengguanakan mesin adalah sebesar:
500 x Rp. 1,00 = Rp. 71,43 per DLH
7

 Perhitungan Standar Tenaga Kerja Tukang Longsong


Karena ukuran untuk pengupahan adalah banyak longsong, maka jumlah produksi
dalam bal perlu dijadikan bentuk longsong, yaitu sebagai berikut :
Jenis Rokok Bal Longsong

Rokok @ 12 21778 x 10 x 20 = 4.355.600


batang 21,778
10 batang 333931 x 10 x 20 =
333,931 66.786.200

20
3 batang 7261 x 10 x 20 = 1.452.200
7,261
Jumlah 72.594.000

Jumlah tukang longsong = 151 orang


 Hasil longsongan bungkus rokok per jam
72.594.000 x 1 longsong = 34.900 longsong
2.080 jam
 Hasil longsongan per jam per orang
34.900 x 1 longsong = 231 longsong
151

Standar waktu untuk menghasilkan 1 bal longsong adalah sebagai berikut :


 12 batang = 200 x 1 jam = 0,87 jam per bal
231
 10 batang = 200 x 1 jam = 0,87 jam per bal
231
 3 batang = 200 x 1 jam = 0,87 jam per bal
231

Besarnya upah tukang longsong = Rp. 60,00 per 1.000 longsong, maka dapat
ditentukan tingkat upah per jam yaitu : 231 x Rp. 60,00 = Rp. 13,86
1000

 Perhitungan Standar Tenaga Terja Tukang Pak


Jenis Rokok Jumlah Produksi
Rokok 12 batang 21.778
Rokok 10 batang 333.931
Rokok 3 batang 7.261
Jumlah 361.970

Jumlah tukang pak = 442


Hasil pengepakan per jam = 361.970bal x 1 bal = 175,504808 bal (dibulatkan 175
bal) 2.080jam
Hasil pengepakan per jam dan per orang = 175bal x 1 bal = 0,395 bal dibulatkan
menjadi 0,40 bal 445org
Standar waktu pengepakan 1 bal adalah = 1 x 1 jam = 2,5 jam per bal
0,40
Besarnya upah tukang pak sebsar Rp. 74,00 per bal, maka dapat ditentukan tingkat

21
upah per jamnya yaitu : 0,40 x Rp. 74,00 = Rp.29,60
1
Setelah diperhitungkan standar tenaga kerja, yaitu standar jam (standar DLH) dan tingkat
upah per jam (wage rate hour/standard cost) masing-masing bagian atau kegiatan, maka
dapatlah disusun Anggaran Tenaga Kerja untuk tahun 2000 secara sempurna.

2.5 Pertimbangan-pertimbangan dalam perencanaan anggaran tenaga kerja


Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja, antara lain adalah:
1. Kebutuhan tenaga kerja.
2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja.
3. Latihan bagi tenaga kerja baru.
4. Evaluasi dan spesifi kasi pekerjaan bagi para tenaga kerja.
5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja.
Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan mendapatkan tenaga kerja
yang baik dan terampil, yang cocok untuk bidang pekerjaannya. Tenaga kerja yang tidak
mempunyai keterampilan khusus pada umumnya mudah dicari di Indonesia saat ini. Tetapi
untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik pada salah satu bidang khusus seperti tenaga
teknis dan managerial harus diperoleh secara khusus pula. Untuk mereka perusahaan tidak
segan-segan menyediakan perangsang berupa gaji yang besar dan fasilitas yang lengkap.
Beberapa perusahaan besar bahkan mendapatkannya melalui kaderisasi, umpamanya dengan
penawaran beasiswa yang mengikat. Karena itu biaya tenaga kerja sebetulnya tidak hanya
timbul pada saat tenagakerja itu digunakan, akan tetapi sudah ada sebelum tenaga kerja itu
siap.
Seleksi tenaga kerja baru dilakukan dengan berbagai cara. Selain diadakan ujian tertulis
dan lisan juga diadakan psychotest untuk mengetahui secara lebih pasti siapa yang paling
cocok untuk bidang pekerjaan yang tersedia. Tujuan seleksi tenaga kerja bukan untk mencari
orang-orang yang berpengalaman, melainkan mencari orang-orang yang cocok dan
mempunyai potensi untuk berkembang. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman selain
mahal harganya juga ada kemungkinan bahwa pengalaman yang dimiliki justru tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan. Tenaga kerja yang memperoleh pengalaman dari
pekerjaan merupakan suatu aktiva bagi perusahaan.
Latihan (Training) biasanya diberikan pada para tenaga kerja yang baru. Latihan ini
dapat diberikan oleh perusahaan sendiri dan dapat pula diberikan oleh lembaga khusus yang
memberikannya secara bersama-sama dengan para tenaga kerja baru diperusahaan lain.
Latihan dapat dilakukan ditempat khusus tetapi dapat pula dilakukan di tempat bekerja.
Latihan yang dilakukan ditempat bekerja sambil bekerja dikatakan sebagai on the job
training.Sesudah selesai masa latihan, maka tenaga kerja siapa untuk ditempatkan. Potensi
masing-masing tenaga kerja dan jabatan yang tersedia bermacam-macam sehingga perlu
adanya evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi mereka.Semua aspek diatas tidak hanya
berlaku bagi satu tingkatan saja, tetapi pada semua tingkatan jabatan dalam perusahaan.
Sehingga jelaslah bahwa biaya tenaga kerja merupakan komponen yang cukup besar bagi
harga pokok barang yang dihasilkan. Kesalahan para pimpinan dalam hal tenaga kerja akan

22
mengakibatkan pengaruh terhadap harga barang yang dihasilkan, sehingga berpengaruh pula
terhadap posisi perusahaan dalam persaingan.

2.6 Manfaat dan Tujuan Anggaran Tenaga Kerja bagi perusahaan


Penyusunan secara baik dari Anggaran Tenaga Kerja dapat mendatangkan
beberapa manfaat bagi perusahaan, seperti:
1. Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien karena rencana yang matang.
2. Pengeluaran/biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih efisien.
3. Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat.
4. Dipakai sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja.
Seperti telah kita ketahui bahwa tenaga kerja langsung dapat dibayar berdasarkan
hasil pekerjaannya, dimana tenaga kerja pabrik dibayar atas pekerjaan yang
dihasilkan maupun berdasarkan harian, dimana tenaga kerja tersebut bibayar berdasarkan
hitungan jam kerja apapun pekerjaan yang dilakukan. Terkait hal tersebut perencanaan
dan pengendalian anggaran
tenaga kerja langsung memiliki dua tujuan, yaitu:
1. Untuk mendapatkan output maksimum dari setiap karyawan.
2. Untuk menjamin bahwa biaya produksi mencerminkan biaya tenaga kerja yang sesuai.

Dunia bisnis dewasa ini terdapat persaingan semakin ketat dan semakin maju dengan
meningkatnya teknologi yang semakin canggih.Hal tersebut merupakan salah satu bukti
bahwa adanya pembangunan nasional oleh pemerintah Indonesia. Perkembangan yang
pesat ini menimbulkan persaingan-persaingan antar perusahaan. Oleh karena
itu,perusahaan pun harus memikirkan bagaimana caranya agar bisa bertahan dalam
persaingan tersebut karena tanpa adanya perubahan akan mengalami kemerosotan bahkan
bisa jatuh dari dunia bisnis.
Cara cara dikembangkan untuk mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan
efisien. Dalam rangka inilah maka dikembangkan pemikiran dan pengkajian untuk
mendapatkan cara-cara yang lebih baik guna menghasilkan produksi secara optimal,
sehingga dapat mencapai sasaran secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan
biaya yang lebih efisien.Anggaran sebagai suatu sistem nampaknya cukup memadai
untuk dipergunakan sebagai alat perencanaan, koordinasi dan pengendalian dari seluruh
kegiatan. Selain itu, anggaran sebagai alat pengendalian manajemen merupakan
serangkaian tahapan yang di maksudkan dapat memastikan bahwa pengelolaan seluruh
aspek kegiatan yang dilaksanakan oleh pusat-pusat pertanggung jawaban berorientasi
pada operasi dan pengelolaan yang efektif dan efisien pada akhirnya menggambarkan
tercapainya tujuan perusahaan.

23
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dengan membuat anggaran seorang manajer diperusahaandapat membuat


perencanaan dan dapat melakukan pengendalian kegiatan dengan demikian anggaran
berhubungan erat dengan manajemen, karena di dalam proses manajemen berkaitan dengan
unsure-unsur lain seperti perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penataan
(staffing), menciptakan kerjasama dan koordinasi antar bagian (leading), pengendalian
(controlling).dan diketahui juga bahwa dengan mempelajari anggaran tenaga kerja maka
kita dapat memahami beberapa point sebagai berikut :

Tenaga Kerja yang bekerja di pabrik dikelompokkan menjadi dua yakni:


1. Tenaga kerja langsung ( Direct Labour )
2. Tenaga kerja tak langsung ( Indirect Labour )
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja, antara lain adalah:
1.Kebutuhan tenaga kerja
2.Pencarian atau penarikan tenaga kerja
3. Latihan bagi tenaga kerja baru
4. Evaluasi dan spesifi kasi pekerjaan bagi para tenaga kerja
5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja
6. Pengawasan tenaga kerja.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja langsung
adalah:
1.Rencana produksi
2.Bagian/departemen yang digunakan untuk melakukan proses produksi; Standar
penyelesaian produk
3.waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit produk
4.Sistem upah yang digunakan (menurut waktu per jam, hasil per unit, atau dengan insentif
interval).

24
3.2 SARAN
Penulis menyadari dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dan kekeliruan, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi kebaikan
makalah yang akan datang. Atas saran dan kritiknya penulis mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan, dan Marwan Asri.2013. Anggaran Perusahaan.Buku 1 Edisi 2.BPFE:
Yogyakarta.
Herlianto Didit (2011) Teknik Penyusunan Anggaran Operasional Perusahaan,
Penerbit: Gosyen Publishing
http://myekonotes.blogspot.com/2018/11/anggaran-biaya-tenaga-kerja-langsung.html
http://perkumpulanmakalah.blogspot.com/2017/10/anggaran-tenaga-kerja.html
http://dukunfile7.blogspot.com/2015/12/makalah-anggaran-tenaga-kerja-kata.html
http://ekonomi-online.blogspot.com/2010/07/anggaran-tenaga-kerja.html, tanggal 3
November 2011

25

Anda mungkin juga menyukai