Anda di halaman 1dari 18

PENGANGGARAN (G2)

ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

Dosen Pengampu :

Dr. Nyoman Abundanti, M.M

Oleh :

Kelompok 3

Ni Wayan Ariani 2007521040 Absen 07


Ni Kadek Eni Budi Utami 2007521045 Absen 08

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya lah, paper yang berjudul “Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung” dalam
rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Penganggaran ini dapat terselesaikan tepat
waktu dan sesuai dengan yang direncanakan.

Dalam penyusunan paper ini penulis menemukan beberapa kendala, namun kendala
tersebut dapat diminimalisir dan diatasi karena bantuan dari berbagai pihak. Penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan
paper ini, terutama kepada Dr. Nyoman Abundanti, M.M selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Penganggaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas fasilitas dan materi-
materi yang telah diberikan untuk memperlancar penyusunan paper ini hingga selesai tepat
pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna
dijadikan perbaikan untuk di masa yang akan datang. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Denpasar, 23 September 2022

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung ..................................................... 3
2.2 Anggaran Tarif Biaya Tenaga Kerja Langsung ............................................................. 8
2.3 Anggaran Jumlah Jam Tenaga Kerja Langsung .............................................................. 9
2.4 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung ....................................................................... 9
2.5 Anggaran Pengendalian Jam dan Biaya Tenaga Kerja Langsung................................. 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada setiap perusahaan tentu ada tenaga kerjanya untuk melakukan semua aktifitas
produksinya. Buruh atau tenaga kerja, merupakan salah satu factor produksi yang utama dan
selalu ada dalam perusahaan, meskipun pada perusahaan tersebut sudah digunakan mesin-
mesin. Mesin yang bekerja dalam perusahaan tentu saja perlu ditangani oleh tenaga manusia,
meskipun mesin-mesin zaman sekarang sudah banyak yang bersifat otomatis, dan untuk itu
perusahaan mengeluarkan biaya tenaga kerja untuk keperluan buruh atau sebagai balas jasa
yang diterimatenaga kerja. Untuk membiayai tenaga kerja dan untuk mengefisienkan waktu
dan biaya perusahaan maka sudah seharusnya perusahaan menghitung biaya tenaga kerja agar
dalam proses produksinya dapat berjalan optimal.

Biaya ini harus sudah dihitung sebelum perusahaan melakukan aktifitas produksinya
dan biaya seperti ini sering disebut dengan Anggaran Tenaga Kerja Perusahaan. Penyusunan
Anggaran Tenaga Kerja Langsung merupakan suatu rencana yang menggambarkan berapa
besarnya biaya tenaga kerja langsung yang harus dibayarkan pada setiap departemen produksi
maupun secara keseluruhan selama satu periode dalam pelaksanaan proses produksi
gunamenghasilkan produk sesuai dengan rencana produksinya

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan anggaran tenaga kerja langsung?
1.2.2 Bagaimana perhitungan anggaran tarif biaya tenaga kerja?
1.2.3 Bagaimana perhitungan anggaran jumlah jam tenaga kerja langsung untuk produksi?
1.2.4 Bagaimana perhitungan anggaran biaya tenaga kerja langsung?
1.2.5 Bagaimana perhitungan pengendalian jam dan biaya tenaga kerja langsung?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan paper ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui dan memahami pengertian anggaran biaya tenaga kerja langsung.
1.3.2 Mengetahui dan memahami perhitungan anggaran tarif biaya tenaga kerja langsung.
1.3.3 Mengatahui dan memahami perhitungan anggaran jumlah tenaga kerja langsung.

1
1.3.4 Mengetahui dan memahami perhitungan anggaran biaya tenaga kerja langsung.
1.3.5 Mengetahui dan memahami perhitungan anggaran pengendalian jam dan biaya tenaga
kerja langsung.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung


Tenaga kerja langsung pengertiannya pada prinsipnya terbatas pada tenaga kerja di
pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya
produksi atau pada barang yang dihasilkan Sedangkan tenaga kerja tidak langsung
pengertiannya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat secara langsung pada
proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik
Anggaran Tenaga Kerja seperti halnya Anggaran Bahan Mentah hanya merencanakan
unsur tenaga kerja langsung. Dan seperti halnya anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja
ini selalu dikaitkan dengan Anggaran Produksi yang telah disusun sebelumnya. Perencanaan
tenaga kerja melipuu aspek yang luas sekali, sehingga perlu diperhitungkan secara matang oleh
pimpinan perusahaan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja
antara lain adalah:
1. Kebutuhan tenaga kerja
2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja
3. Latihan bagi tenaga kerja baru
4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja
5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja
6. Pengawasan tenaga kerja.
Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan mendapatkan tenaga kerja
yang baik dan terampil, yang cocok untuk bidang pekerjaannya. Tenaga kerja yang tidak
mempunyai keterampilan khusus umumnya mudah dicari di Indonesia saat ini. Tetapi untuk
mendapatkan tenaga kerja yang baik pada salah satu bidang khusus, seperti tenaga teknis dan
manajerial harus diperoleh secara khusus pula. Untuk mereka perusahaan tidak segan-segan
menyediakan perang sang berupa gaji yang besar dan fasilitas yang lengkap. Beberapa
perusahaan besar bahkan mendapatkannya dengan melalui kaderisasi, umpamanya dengan
penawaran beasiswa yang mengikat. Karena itu biaya tenaga kerja sebetulnya tidak hanya
timbul pada saat tenaga itu digunakan, akan tetapi sudah ada sebelum tenaga itu.
Seleksi tenaga kerja baru dilakukan dengan berbagai cara. Selain diadakan ujian tertulis
dan lisan, juga diadakan psychotest, untuk mengetahui secara lebih pasti siapa yang paling
cocok untuk bidang pekerjaan yang tersedia. Tujuan seleksi tenaga kerja bukan untuk mencari

3
orang-orang yang berpengalaman, melainkan mencari orang-orang yang cocok dan
mempunyai potensi untuk berkembang. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman selain mahal,
harganya juga ada kemungkinan bahwa pengalaman yang dimiliki justru tidak sesuai dengan
kebutuhan yang ada. Tenaga kerja yang memperoleh pengalaman dari pekerjaan merupakan
suatu “aktiva" bagi perusahaan.
Latihan (training) biasanya diberikan pada para tenaga kerja baru. Latihan ini dapat
diberikan oleh pihak perusahaan sendiri dan dapat pula diberikan oleh lembaga khusus yang
memberikannya secara bersama-sama dengan para tenaga kerja baru dari perusahaan lain.
Latihan dapat dilakukan di tempat khusus (di kelas) tetapi dapat pula dilakukan di tempat
bekerja. Latihan yang dilakukan di tempat bekerja dan sambil bekerja dikatakan sebagai on the
job training.
Sesudah selesai masa latihan, maka tenaga kerja siap untuk ditempatkan. Potensi
masing-masing tenaga kerja dan jabatan yang tersedia bermacam-macam sehingga perlu
adanya evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi mereka.
Semua aspek di atas tidak hanya berlaku pada satu tingkatan saja, tetapi pada semua
tingkat jabatan dalam perusahaan. Sehingga jelaslah bahwa biaya tenaga kerja merupakan
komponen yang cukup besar bagi harga pokok barang yang dihasilkan. Kesalahan para
pimpinan dalam hal tenaga kerja akan mengaki batkan pengaruh terhadap harga barang yang
dihasilkan, sehingga berpengaruh pula terhadap posisi perusahaan dalam persaingan.

2.1.1 Jenis Tenaga Kerja


Untuk kepentingan penyusunan anggaran dan penghitungan harga pokok-produk maka
biasanya tenaga kerja dibagi menjadi:
1. Tenaga kerja langsung
2. Tenaga kerja tak langsung

Yang telah diuraikan tentang bahan mentah langsung dan tak langsung yang pada
dasamya sama sifatnya dengan tenaga kerja langsung dan tak langsung. Tenaga kerja langsung
mempunyai sifat-sifat:
1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung dengan
kegiatan produksi.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel.

4
3. Secara umum tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang kegiatannya langsung dapat
dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalam penentuan harga pokok).

Tenaga kerja tidak langsung memiliki ciri-ciri:

1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungan secara langsung
dengan tingkat kegiatan produksi.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya semi variabel.
Artinya biaya-biaya yang mengalami perubahan tetapi tidak sebanding dengan
perubahan tingkat kegiatan produksi.
3. Tempat bekerja untuk tenaga kerja ini tidak selalu di dalam pabrik, tetapi bisa di luar
pabrik.

Apabila tenaga kerja jenis ini bekerja dalam lingkungan pabrik maka biaya yang
dikeluarkan mereka akan dikelompokkan pada anggaran biaya overhead pabrik.

2.1.2 Persiapan-Persiapan Dalam Menyusun Anggaran Tenaga Kerja Langsung


Anggaran tenaga kerja langsung mencakup kebutuhan atas tenaga kerja langsung yang
direncanakan untuk memproduksi berbagai jenis dan kuantitas keluaran yang direncanakan
dalam anggaran produksi. Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih
dahulu dasar satuan utama yang digunakan untuk menghitungnya. Sering kali ditemui dalam
praktik yakni satuan hitung atas dasar jam tenaga kerja langsung (direct labor hour) dan biaya
tenaga kerja langsung (direct labor hour). Dalam persiapan penyusunan anggaran terlebih
dahulu dibuat Manning table. Manning Table, merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang
menjelaskan:
a) Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
b) Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat kegiatan
c) Bagian-bagian yang membutuhkannya.
Manning table disusun sebagai hasil perkiraan langsung masing-masing kepala bagian.
Perkiraan ini dapat dilakukan berdasarkan judgment saja, atau dapat pula dengan pengalaman-
pengalaman sebelumnya, dengan berpedoman pada tingkat kegiatan perusahaan. Setelah itu,
lalu dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang yang dihasilkan atau
masing-masing bagian tempat mereka bekerja. Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan
berbagai cara, di antaranya dengan analisa gerak dan waktu.

5
2.1.3 Standar Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam proses produksi. Dalam rangka
pengelolaan sumber daya manusia, standar produksi diperlukan. Standar tenaga kerja
merupakan jumlah waktu yang secara beralasan dipakai untuk melaksanakan kegiatan tertentu
dengan berdasar waktu/derajat tertentu dengan memanfaatkan metode yang telah ditentukan
berdasar kondisi kerja yang normal.
Standar kerja sangatlah penting karena tenaga kerja yang melakukan pekerjaan sangat
menentukan tercapainya tujuan-tujuan organisasi. Standar-standar ini memenuhi kebutuhan
para karyawan, memberikan ukuran kinerja bagi organisasi dan memperlancar penjadwalan
dan penentuan biaya operasi.
Standar biasanya ditentukan berdasar salah satu dari teknik pengukuran kerja, yakni (1)
analisa (studi) gerak, (2) analisa (studi) waktu yang ditentukan lebih dahulu dan (3) sampling
kerja. Dengan adanya kepastian dalam gerak dan waktu karyawan bekerja dan melayani mesin,
maka produktivitas kerja relatif terjaga.
1. Analisa Gerak. Analisa gerak merupakan pengamatan terhadap gerakan-gerakan yang
dilakukan dalam rangka proses produksi satu jenis barang tertentu. Dalam analisis ini
diteliti gerak-gerak yang ada dalam pekerjaan dan diambil gambarnya untuk dianalisis
gerak mana yang tidak perlu.
2. Analisa Waktu merupakan penghitungan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk setiap
gerakan yang dilakukan dalam rangka proses produksi. Sebagai hasil dilakukannya
analisa gerak dan waktu ini akan diperoleh "waktu standar" yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu unit barang tertentu yang dinyatakan dengan Direct Labour Hour
(DLH).
3. Sampling Kerja adalah teknik pengukuran kerja yang terdiri atas pengambilan
pengamatan secara acak karyawan untuk menentukan proporsi waktu yang mereka
pakai di dalam mengerjakan berbagai jenis kegiatan. Teknik ini bermanfaat terutama
untuk menganalisis kegiatan kelompok dan kegiatan yang bersiklus lama. Data dicatat
dalam bentuk hitungan waktu kerja atau menganggur bukan waktu yang dihitung
dengan "stopwatch".

Setelah dihitung jam tenaga kerja langsung untuk masing-masing jenis barang, kemudian
dibuat perkiraan tentang tingkat upah mata-rata (average wage rate) untuk tahun anggaran yang
bersangkutan. Cara yang termudah untuk mencari tingkat upah rata-rata per-jam tenaga kerja

6
langsung adalah dengan membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga
kerja langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan.

Contoh: Pada tahun 2010 dalam sebuah perusahaan, tenaga kerja langsung pada pabrik
digolongkan menjadi 3 tingkaat yakni, golongan I, II dan III.

Upah per jam buruh langsung masing-masing golongan adalah:

 Golongan I = Rp 450/orang/DLH
 Golongan II = Rp 600/orang/DLH
 Golongan III = Rp 750/orang/DLH

Jumlah masing-masing golongan adalah:

 Golongan I = 50 orang
 Golongan II = 20 orang
 Golongan III = 5 orang

Tingkat upah rata-rata tenaga kerja langsung adalah:

Golongan Tingkat upah Jumlah TK Jumlah DLH Jumlah


Per jam (orang ) (Rp)
(Rp/orang/DLH)
I 450 50 100 2.250.000
II 600 20 100 1.200.000
III 750 5 100 375.000
Jumlah 75 100 3.825.000

Tingkat upah rata-rata = Rp3.825.000: 7.500 = Rp510.-/DLH

Catatan :

Perlu diperhatikan bahwa tingkat upah rata-rata dapat berubah apabila terjadi perubahan rasio
dalam pengguanaan tenaga kerja, seperti :

 Rasio kuantitas masing-masing golongan tenaga kerja


 Rasio tingkat upah masing-masing golongan tenaga kerja

Contoh:

Pada tahun 2011 akan diadakan kenaikan pangkat 10 orang golongan I ke golongan II, dan 5
orang golongan II ke golongan III. Sehingga pada tahun 2011 terjadi perubahan rasio kuantitas
masing-masing golongan, yakni:

7
Jenis TK 20X5 20X6
Golongan I 50 40
Golongan II 20 25
Golongan III 5 10
Jumlah 75 75

Akibatnya pada tahun 2011 akan terjadi perubahan tingkat upah, menjadi Rp540 per orang per
DLH dengan perhitungan sebagai berikut:
Tingkat upah rata-rata tenaga kerja langsung adalah:
Golongan Tingkat upah Jumlah TK Jumalh Jumlah
per jam (orang) DLH (Rp)
(Rp/orang/DLH)
I 450 40 100 1.800.000
II 600 25 100 1.500.000
III 750 10 100 750.000
75 100 4.050.000

Tingkat upah rata-rata= Rp4.050.000 : 7.500 =Rp540-/DLH

2.2 Anggaran Tarif Biaya Tenaga Kerja Langsung (Pengupahan)


Anggaran yang merencanakan secara sitematis dan lebih terperinci tentang upah yang
akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung dari waktu ke waktu (bulan ke bulan)
selama periode tertentu yang akan datang. Di dalamnya mencakup Perencanaan tentang :
a) jumlah waktu yang diperlukan oleh para Tenaga Kerja Langsung untuk
menyelesaikan jumlah satuan (unit) yang diproduksikan.
b) Tarif upah yang akan dibayarkan kepada para Tenaga Kerja.
c) Waktu (bulan) kapan mereka menjalankan kegiatan proses produksi.
Ada tiga system dalam menetukan besar atau kecilnya upah yaitu:
a) Sistem pembayaran upah menurut waktu. Yang menentukan besar kecilnya upah yang
akan dibayarkan kepada masing-masing karyawan adalah berdasarkan waktu lamanya
karyawan yang bersangkutan bekerja. Misalnya : Upah sebesar Rp. 1.500.000,- perjam,
upah sebesar Rp. 12.500.000,- per hari, upah seberapa Rp. 100.000,- per minggu, upah
sebesra Rp. 750.000,- per bulan.
b) Sistem pembayaran upah menurut satuan hasil (unit output). Yang menentukan besar
kecilnya upah yang akan dibayarkan kepada masing-masing karyawan berdasarkan
jumlah satuan (unit) produk yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan.

8
Contoh: penetapan upah sebesar Rp. 1.750 per botol produk, upah mengetik sebesar
Rp. 200,- per lembar ketik, upah menggergaji kayu sebesar Rp. 25.000 per meter kubik.
c) Sistem pembayaran upah insentif. Yang menentukan besar kecilnya upah yang akan
dibayarkan kepada masing-masing karyawan berdasarkan waktu lamanya karyawan
yang bersangkutan bekerja, atau berdasarkan jumlah satuan (unit) produk yang
dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan ditambah dengan insentif (tambahan
upah) yang besar atau kecilnya didasarkan pada prestasi dan keterampilan kerja mereka.

Anggaran tenaga kerja langsung dibagi menjadi dua, yaitu:


 Anggaran jam tenaga kerja langsung
 Anggaran biaya tenaga kerja langsung

2.3 Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung


Untuk menyusun anggaran jam tenaga kerja langsung diperlukan data tentang anggaran
produksi dan standar jam tenaga kerja langsung.
Formula yang digunakan;
Jumlah jam = unit x standar jam
Kerja langsung produksi tenaga kerja langsung

Dengan demikian dalam anggran ini harus dicantumkan hal-hal sebagai berikut;
a. Jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan
b. Departemen ( bagian) yang turut dalam proses peroduksi
c. Jumlah DLH yang diperlukan untuk tiap jenis barang
d. Periode waktu produksi ( bulan, triwulan, kuartal, dll).

2.4 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung


Untuk menyusun anggran biaya tenaga kerja langsung diperlukan data tentang jumlah
jam tenaga kerja langsung dan standar tarif upah tenaga kerjaa langsung per jam.
Formula yang digunakan:
Jumlah biaya tenaga kerja langsung = jumlah jam kerja langsung x tarif upah
TKI/jam

9
Secara terinci hal-hal yang tercantum dalam anggaran ini adalah:
a. Jumlah barang yang diproduksi
b. Jam tenaga kerja lamngsung (DLH) yang diperlukan untuk mengerjakan 1 unit barang
c. Tingkat upah rata-rata per jam buruh langsung
d. Jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan
e. Periode waktu produksi ( bulan, triwulan,kuartal/dll)

Contoh Soal Anggaran Tenaga Kerja Langsung:


Dalam rangka penyusunan anggaran tenaga kerja langsung, perusahaan “ ABADI KARYA”
mengumpulan data-data sebagai berikut:
a. Data produksi perusahaan tahun 2011
Periode Jumlah produksi
(unit)
Triwulan 1 35.000
Triwulan 2 40.000
Triwulan 3 42.000
Triwulan 4 45.000

b. Penggunaan jam tenaga kerja langsung per unit produksi dan tarif upah per jam
Departemen SUR(DLH/unit) Tarif upah /DLH

Produk A Produk B Produk A Produk B


Proses I 0,1 0,2 2.000 2.500
Proses II 0,2 0,15 3.000 3.000

Berdasarkan data-data diatas, diminta:


1. Menyusun anggaran jam kerja langsung tahun 2011 secara terperinci.
2. Menyusun anggran biaya tenaga kerja langsung tahun 2011 secara terperinci.
Penyelesaian :
1. Menyusun anggran jam kerja langsung tahun 2011 secara terperinci

10
ABADI KARYA
Anggaran Jam Kerja Langsung
2011
Departemen Unit Produk A Produk B
produksi SUR JKL Unit JKL
(unit) (DLH/unit) (DLH) (DLH/unit) (DLH)
Proses I
Triwulan I 35.000 0,1 3.500 0,2 7.000
Triwulan II 40.000 0,1 4.000 0,2 8.000
Triwulan III 42.000 0,1 4.200 0,2 8.400
Triwulan IV 45.000 0,1 4.500 0,2 9.000
Jumlah 162.000 0,1 16.000 32.400

Proses II
Triwulan I 35.000 0,2 7.000 0,15 5.250
Triwulan II 40.000 0,2 8.000 0,15 6.000
Triwulan III 42.000 0,2 8.400 0,15 6.300
Triwulan IV 45.000 0,2 9.000 0,15 6.750
Jumlah 162.000 32.400 24.300

2. Menyusun anggran biaya tenaga kerja langsung tahun 20X6 secara terperinci
didapat dari standar kerja
ABADI KARYA
Anggaran Jam Kerja Langsung
2011
departemen Produk A Produk B

JKL Upah/ Biaya TKL JKL Upah/ Biaya TKL


(DLH) jam (Rp) (DLH) jam (Rp)
(Rp/DL (Rp/DL
H) H)
Proses I
Triwulan I 3.500 2.000 7.000.000 7.000 2.500 17.500.000
Triwulan II 4.000 2.000 8.000.000 8.000 2.500 20.000.000
Triwulan III 4.200 2.000 8.400.000 8.400 2.500 21.000.000
Triwulan IV 4.500 2.000 9.000.000 9.000 2.500 22.500.000
jumlah 16.200 32.400.000 32.400 81.000.000

Proses II
Triwulan I 7.000 3.000 21.000.000 5.250 3.500 18.375.000
Triwulan II 8.000 3.000 24.000.000 6.000 3.500 21.000.000
Triwulan III 8.400 3.000 25.200.000 6.300 3.500 22.052.000
Triwulan IV 9.000 3.000 27.000.000 6.750 3.500 23.625.000
jumlah 32.000 97.200.000 24.300 85.050.000

11
2.5 Pengendalian Jam dan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja merupakan salah satu jenis biaya yang dapat menjadi masalah bagi
perusahaan. Pengawasan biaya tenaga kerja dapat dibantu dengan adanya pendekatan yang
baik terhadap tenaga kerja (para buruh), schingga mereka dapat bekerja secara stabil sesuai
dengan standar yang telah ditentukan. Kegiatan pengawasan terhadap tenaga kerja di pabrik
dapat diserahkan kepada supervisor (penyelia). Seorang supervisor bertugas mengawasi dan
melaporkan kegiatan yang dilakukan oleh para buruh (tenaga kerja) yang menjadi tanggung
jawabnya. Seorang supervisor perlu membuat laporan yang bersifat harian atau bulanan. Pada
laporan yang bersifat harian, kegiatan yang terjadi pada hari tersebut kemudian dibandingkan
dengan rencana yang ditetapkan untuk hari itu.

Pengendalian yang efektif dari tenaga kerja langsung bergantung pada kemampuan
penyelia, pengawasan langsung dan laporan kinerja. Disini terdapat kebutuhan yang pasti
terhadap standar tenaga kerja yang memudahkan penyelia untuk mengukur kinerja.
Perencanaan alur kerja dan susunan perlengkapan dan peralatan memiliki pengaruh yang pasti
pada biaya tenaga kerja langsung. Dua elemen utama pengendalian biaya tenaga kerja langsung
adalah (1) perhatian sehari-hari pada biaya tersebut dan (2) laporan kinerja dan evaluasi hasil.
Untuk itu diperlukan Performance Report (laporan pelaksanaan) disertai dengan Analisis
Varians. Laporan Pelaksanaan Pemakaian Tenaga Kerja Langsung, berisi:

1. Jam kerja riil


2. Jam standar untuk output riil 3. Variasi waktu, yang merupakan selisih antara jam
kerja dengan jam standar
Laporan pelaksanaan untuk tenaga kerja merupakan kelanjutan dari laporan pelaksanaan
untuk bahan mentah.

Formula untuk Analisis Varians sebagai berikut:

 Varians Efisiensi
= (Jam Kerja Rencana - Jam Kerja Riil) x Tarif Upah Rencana
 Varians Tarif Upah
= (Tarif Upah Rencana-Tarif Upah Riil) x Jam Kerja Riil
 Total Varians
= Varians Efisiensi + Varians Tarif Upah

12
Contoh Soal Pengendalian Tenaga Kerja
Data rencana bulan Juni 2011, meliputi:
 Rencana produksi 32.000 Unit
 Standar pemakaian jam kerja langsung per unit 0,25 DLH
 Tingkat upah rata-rata per jam (DLH) Rp 10.000
Realisasi bulan Juni 2A11, meliputi:
 Unit produksi 20.000 unit
 Jam TKL, selama bulan Juni 2A11 6.000 DLH
 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 57.000
Diminta menyusun laporan Pelaksanaan Pemakaian Jam dan Biaya Tenaga Kerja
Langsung di bulan Juni 2011 disertai Analisis Varians.

Keterangan Rencana Rencana yang Realisasi Penyimpangan


disesuaikan
Jumlah %
Rencana 22.000 20.000 20.000 - -
produksi (unit)
SUR (DHL) 0,25 0,25 0,30 0,05 20
Jumlah JKL 5.500 5.000 6.000 1.000 20
(DHL)
Tarif Upah 10.000 10.000 9.500 -500 -5
(Rp/DHL)
Biaya TKL 55.000.000 50.000.000 57.000.000 7.000.000 14
(Rp)

 Varians Efisiensi
= (Jam Kerja Rencana - Jam Kerja Riil) x Tarif Upah Rencana
= (5.000 DHL - 6.000 DHL) x Rp 10.000/ DHL
= Rp 10.000.000 (merugikan)
 Varians Tarif Upah
= (Tarif Upah Rencana-Tarif Upah Riil) x Jam Kerja Riil
= (Rp 10.000/DHL – Rp 9.500/DHL) x 6.000 DHL
= Rp 3.000.000 (menguntungkan)
 Total Varians
= Varians Efisiensi + Varians Tarif Upah
= Rp 10.000 + Rp 3.000.000 = Rp 7.000.000
= (merugikan) (menguntungkan) = (merugikan)

13
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Biaya tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya yang diperhitungkan langsung
sebagai unsur biaya produksi, sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dibebankan kepada
produk tidak secara langsung, yaitu melalui tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di
muka. Meskipun beberapa perusahaan mempersiapkan anggaran tenaga kerja yang mencakup
tenaga kerja langsung dan tidak langsung, namun secara umum lebih disukai untuk
mempersiapkan anggaran terpisah untuk tenaga kerja langsung dan memasukkan tenaga kerja
tidak langsung dalam anggaran biaya overhead pabrik.
Anggaran yang merencanakan secara sitematis dan lebih terperinci tentang upah yang
akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung dari waktu ke waktu (bulan ke bulan)
selama periode tertentu yang akan datang. Ada tiga system dalam menetukan besar atau
kecilnya upah yaitu: Sistem pembayaran upah menurut waktu, system pembayaran menurut
satuan hasil, sisitem pembayaran upah menurut intensif.
Anggaran tenaga kerja langsung mencakup kebutuhan atas tenaga kerja langsung yang
direncanakan uintuk memproduksi berbagai jenis dan kuantitas keluaran yang direncanakan
dalam anggaran produksi. Untuk menyusun anggaran jam tenaga kerja langsung diperlukan
data entang anggaran produksi dan standar jam tenaga kerja langsung.
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
membayar tenaga kerja langsung yang diperlukan dalam proses produksi. Untuk menyusun
anggaran biaya tenaga kerja langsung diperlukan data tentang jumlah jam tenaga kerja
langsung dan stand upah tenaga kerja langsung per jam.
Biaya tenaga kerja merupakan salah satu jenis biaya yang dapat menjadi masalah bagi
perusahaan. Pengawasan dan pengendalian biaya tenaga kerja dapat dibantu dengan adanya
pendekatan yang baik terhadap tenaga kerja (para buruh), sehingga mereka dapat bekerja secara
stabil sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Dus elemen utama pengendalian biaya
tenaga kerja langsung adalah (1) perhurian sh hari pada biaya sebut dan (2) laporan kinerja dan
evaluasi hasil. Untuk itu diper Performance Report (laporan pelaksanaan) disertai dengan
Analisis Varians.

14
DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggarini. 2017. Anggaran Bisnis : Analisis, Perencaan,
dan Pengendalian Laba (Edisi Pertama, Cetakan Ketiga). Yogyakarta: UPP STIM
YKPN Yogyakarta.
Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. 2013. Anggaran Perusahaan (Buku 1, Edisi
Kedua). Yogyakarta: BPFE FEB UGM Yogyakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai