Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(UNO106M)

ASAS KEWARGANEGARAAN INDONESIA

Oleh:

Kelompok 1 (C5)

Devina Bertha 1506205094 / (01)

Zhidan Adhitya Perastowo 1907521096 / (02)

Ni Wayan Angelina Swandewi Naresuari Jariantini 2007521001 / (03)

Ni Putu Meisya Prima Sari 2007521022 / (04)

Ni Kadek Eni Budi Utami 2007521045 / (05)

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asas Kewarganegaraan Indonesia

Setiap warga negara harus mempunyai status kewarganegaraan yang jelas.

Hal tersebut juga merupakan hak bagi mereka. Dengan adanya status

kewarganegaraan yang jelas, maka setiap warga negara mempunyai hak dan

kewajiban tertentu terhadap negaranya, misalnya hak untuk mendapat perlindungan

dan kewajiban untuk membayar pajak.

Di Indonesia, hak tersebut diatur dalam UUD 1945 pasal 28 D ayat (4) yang

berbunyi “Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan”. Status kewarganegaraan

penting untuk dimiliki karena berhubungan dengan hak dan kewajiban warga negara

terhadap negara ataupun hak dan kewajiban negara atas warganya.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia, dalam penentuan kewarganegaraan Indonesia

menganut asas-asas sebagai berikut.

a. Asas ius sanguinis (Asas Law of The Blood), yaitu asas yang menentukan

kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan

negara tempat dilahirkan. Seperti yangs sudah dijelaskan bahwa asas ini

menetapkan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunannya. Jika

salah satu orangtuanya mempunyai kewarganegaraan Indonesia, menurut

pernikahan yang sah, maka orang tersebut kelak bisa mendapatkan


kewarganegaraan Indonesia. Asas ini memberikan ruang terhadap

semua pernikahan campur antara dua negara, agar anaknya dapat menjadi

warga negara Indonesia.

b. Asas ius soli (Asas Law the Soil), yaitu asas yang menentukan

kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran. Jika

ada seseorang dilahirkan di Indonesia, maka orang tersebut dapat menjadi

warganegara Indonesia suatu saat sesuai keinginan. Begitu pula dengan

pasangan warga negara Indonesia yang melahirkan anak di luar negeri,

maka berdasarkan kelahiran, anaknya dapat disebut sebagai warga negara

asing. Dalam asas ini diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan

ketentuan yang diatur dalam undang-undang.

c. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu

kewarganegaraan bagi setiap orang. Jika seorang lahir di luar negeri dari

pasangan Indonesia, maka dia hanya boleh memilih satu

kewarganegaraan. Setelah dewasa, harus memilih warga negara mana

yang diinginkan.

d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan

kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam undang-undang. Setelah dewasa, maka anak akan

menentukan. Kewarganegaraan yang dipilihnya.


2.2 Alasan Asas Kewarganegaraan Indonesia
Jika kita menilik aturan yang berlaku di Indonesia mengenai status warga negara
Indonesia dapat dilihat dalam Pasal 4 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan (UU tentang Kewarnegaraan) yang menyatakan bahwa:
Warga Negara Indonesia adalah:
a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara
Indonesia;
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia;
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Indonesia dan ibu warga negara asing;
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara
asing dan ibu Warga Negara Indonesia;
e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut;
f. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga
Negara Indonesia;
g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia;
h. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia
sebagai
i. Anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin;
j. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
k. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui;
l. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya;
m. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan;
n. Anak dari seorang ayah atau ibu yang te1ah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Ketentuan pengaturan dalam UU tentang Kewarganegaraan jelas menganut asas :
(a) ius sanguinis, yakni asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran; (b) asas ius soli
secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diaur dalam undang-undang ini; (c) asas
kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang; (d) asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
undang-undang ini.
Asas ius soli terbatas ini berlaku: (a) hanya terbatas untuk anak yang lahir di
wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya; (b) anak yang baru lahir yang ditemukan di
wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui; (c) anak
yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya; (d) anak yang
dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
Ketentuan UU Kewarganegaraan tidak mengenal kewarganegaraan ganda
(bipatride) atau pun tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang
diberikan kepada anak dalam undang-undang ini merupakan suatu pengecualian,
yakni anak yang lahir dari hasil perkawinan campuran ayah WNA dan ibu WNI maka
anak yang lahir secara otomatis menjadi Warga Negara Indonesia dan di saat yang
sama anak tersebut juga memiliki kewarganegaraan ayahnya, atau dapat disebut anak
tersebut memiliki dwi-kewarganegaraan. Status tersebut disandang sampai yang
bersangkutan berusia 18 tahun sehingga dapat memilih satu kewarganegaraan yang
diinginkan. Jika anak telah berusia mencapai 18 tahun maka yang bersangkutan akan
ditanya apakah mau menjadi warga negara RI atau ikut kewarganegaraan ayahnya.
Ada pun status kewarganegaraan ganda terbatas yang dianut dalam UU
Kewarganegaraan merupakan terobosan untuk mengatasi permasalahan yang timbul
dalam perkawinan campuran maupun setelah putusnya perkawinan campuran yang
terdapat perbedaan kewarganegaraan antara orang tua dan anak-anak hasil
perkawinan itu. Dengan melekatnya kewarganegaraan ganda terbatas pada anak hasil
perkawinan campuran maka anak tersebut tunduk pada dua yurisdiksi dari dua negara
yang terkait kewarganegaraan dari kedua orang tuanya.
Berdasarkan penjelasan di atas, Indonesia pada dasarnya menerapkan dua asas
keawrganegaraan tanpa syarat dan dua asas kewarganegaraan bersyarat atau terbatas.
Penggunaan asas kewarganegaraan tanpa syarat dimiliki oleh masyarakat yang
berstatus sebagai warna negara Indonesia dan tidak melakukan perpindahan status
kewarganegaraan selain WNI sehingga dalam hal ini WNI tersebut juga akan
menganut asas kewarganegaraan tunggal.
Di sisi lain, penggunaan asas bersyarat yakni asas ius soli dan asas
kewarganegaraan ganda hanya berlaku bagi anak yang terlahir dari orang tua bukan
WNI atau salah satu dari orang tuanya adalah seorang WNI. Asas ini hanya akan
berlaku hingga usia anak tersebut mencapai 18 tahun dan setelahnya sang anak
diharuskan untuk memilih kewarganegaraanya. Dalam hal ini jelas, negara juga
memperhatikan penggunaan asas dari segi hak seorang anak namun di sisi lain juga
menekankan pada kewajiban sang anak untuk memilih kewarganegaraannya
bilamana usianya telah mencapai batas ketentuan yang telah diatur dalam UU.

2.3 Aplikasi Asas Kewarganegaraan Indonesia


 Kasus Kewarganegaraan Ganda Irfan Bachdim (kewarganegaraan

ganda)

Indonesia memiliki seorang pemain sepakbola yang mempunyai banyak

penggemar, bukan karena keterampilannya bermain sepakbola, dia pun juga memiliki

postur serta parasnya yang menawan. Namun, di awal karir Irfan Bachdim, ia pernah

mendapat tekanan dari beberapa pihak karena ia memiliki kasus kewarganegaraan

ganda. di saat tahun 2009, Irfan Bachdim memulai karirnya persebakbolaan di

Indonesia. Pada saat itu ia berusia hampir 21 tahun serta masih mempunyai dua

kewarganegaraan.

Ia pun juga memiliki kewarganegaraan Indonesia dari ayahnya yang WNI, serta

mempunyai kewarganegaraan Belanda dari tempat ia dilahirkan dan dibesarkan.

Menurut undang-undang di Indonesia, kewarganegaraan seseorang yang

berkewarganegaraan ganda dapat diputuskan paling lambat 3 tahun setelah ia


menginjak usia 18 tahun. Agustus 2009 ialah batas akhir ia harus memilih

kewarganegaraannya.

Karena jika tidak, ia akan kehilangan kesempatan untuk mendapat

kewarganegaraan Indonesia. Jika ia tidak menjadi WNI, dia tidak akan bisa ikut

membela negara Indonesia didalam laga Internasional. Pada waktu itu Irfan Bachdim

ialah pemain yang sangat diandalkan oleh timnas Indonesia untuk bertanding didalam

piala AFF (Asian Football Federation) tahun 2010. Dan akhirnya, putra dari Noval

Bachdim ini memilih untuk menjadi WNI pada saat sebelum usianya lebih dari 21

tahun.
DAFTAR PUSTAKA

‌Mellissa V. (18 April 2019). Cara Cerdas Berasuransi. Retrieved February 28, 2022,

URL: https://www.futuready.com/artikel/berita/asas-kewarganegaraan/amp/.

Diakses pada 28 Februari 2022.

Undang-Undang 12/2006: Kewarganegaraan RI. (7 Maret 2018). URL:

https://kotabumi.imigrasi.go.id/berita/uu-12-2006-kewarganegaraan. Diakses

pada 28 Februari 2022.

Atom. (2017). KASUS KEWARGANEGARAAN. URL:

https://floatinganddancing.blogspot.com/2017/03/kasus-kewarganegaraan.html.

Diakses pada 28 Februari 2022.

Anda mungkin juga menyukai