1. Karena Kelahiran
ANAK
Punya Hubungan
Pasal 4:
Dimana dalam hal ini, pengaturan UU Nomor 62 Tahun 1958 sedikit berbeda, dimana
dalam hal seorang anak lahir dari perkawinan campur, maka hanya memiliki satu
warga negara yang mengikuti kewarganegaraan ayahnya.
2. Pewarganegaraan
Ketentuan mengenai memperoleh kewarganegaraan dengan Pewarganegaraan diatur
pada Pasal 8 Undang-Undang Nomer 12 Tahun 2006. Pewarganegaraan adalah suatu
cara yang dimiliki oleh seorang warga negara asing yang ingin mendapatkan satus
warga negara Indonesia yang dapat dilakukan dengan cara mengajukam permohonan,
namun juga harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam UU ini.
Indonesia sendiri menganut 2 cara yang dapat dilakukan yaitu naturalisasi aktif serta
naturalisasi pasif.
Naturalisasi aktif adalah seseorang dapat menggunakan hak opsi dalam memilih
kewarganegraan dan dapat mengajukan permintaan secara tertulis apabila telah
memenuhi semua persyaratan. Sedangkan Naturalisasi pasif adalah seseorang
memiliki kewarganegaraan karena menggunakan hak repudiasi untuk menolak suatu
kewarganegraan.
Adapun syarat yang harus dipenuhi terdapat dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomer
12 Tahun 2006, yaitu:
a. telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
b. pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10
(sepuluh puluh) tahun tidak berturut-turut;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
e. tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
f. jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
g. mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
h. membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Pengajuan permohonan Pewarganegaraan dapat dilakukan secra tertulis di atas kertas
bermaterai dan ditujukan kepada Presiden dan Menteri yang mana orang yang telah
disetujui permohonsn memperoleh Kewarganegaraan akan dilakukan pengumuman
oleh Menteri dengan melakukan pengumuman dan tercatat dalam berita negara.
Sedangkan dalam UU Nomor 62 Tahun 1958 Pasal 4 dinyatakan bahwa seorang dapat
mengajukan permohonan menjadi WNI haruslah warga negara asing yang lahir dan
bertempat tinggal di Indonesia serta tidak memiliki hubungan hukum kekeluargaan
dengan ayahnya maka bisa mengajukan permohonan kepada Menteri, hal ini berbeda
dengan UU Nomor 12 Tahun 2006.
3. Perkawinan
PERKAWINAN
Jika seseorang menikah dengan seorang warga yang tinggal di Indonesia atau
mungkin tinggal di luar negeri sekalipun namun memiliki kewarganegaraan Indonesia
yang sah, maka WNA atau orang itu bisa memiliki kewarganegaraan Indonesia karena
mereka telah menikah dengan sah dan secara hukum dengan Warga Negara Indonesia.
WNA bisa mendapatkan kewarganegaraan Indonesia jika ia menikah dengan pria
yang memiliki kewarganegaraan Indonesia, sedangkan dalam UU Nomor 62 Tahun
1958 seorang anak hasil dari perkawinan campur yang mana ayahnya adalah Warga
Negara Asing dan ibunya adalah WNI maka secara otomatis disaat anak itu lahir
maka akan secara langsung mengikuti kewarganegaraan ayahnya.
4. Karena Pernyataan
Hal ini dijelaskan dalam Pasal 19 Undang-Undang Nomer 12 Tahun 2006:
1) Warga negara asing yang kawin secara sah dengan Warga Negara Indonesia dapat
memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan menyampaikan
pernyataan menjadi warga negara di hadapan Pejabat.
2) Pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila yang
bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia
paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun
tidak berturut-turut, kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut
mengakibatkan berkewarganegaraan ganda.
5. Karena Pengangkatan
Hal ini dijelaskan dalam pasal 20 Undang-Undang Nomer 12 Tahun 2006:
Orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan
kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan Republik Indonesia oleh Presiden
setelah memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
kecuali dengan pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang
bersangkutan berkewarganegaraan ganda.
Hal ini juga dapat disebut sebagai naturalisasi khusus. Hal ini sering terjadi kepada
pemain sepak bola, pekerja seni, dan orang berjasa lainnya kepada negara. Seseorang
dalam memilih kewarganegaraan Indonesia harus dengan kemauan sendiri tanpa ada
paksaan. Karena sifatnya yang khusus ini, seseorang yang ingin menjadi warga negara
Indonesia bebas tanpa dokumen tertulis, tetapi tetap harus mengucapkan sumpah setia
kepada negara Indonesia.
Hal ini diatur dalam Pasal 31 dan Pasal 32 Undang-Undang Nomer 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia
Pasal 31
Pasal 32
(2)Dalam hal pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertempat tinggal di luar
wilayah negara Republik Indonesia, permohonan disampaikan melalui Perwakilan
Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon.
(4) Kepala Perwakilan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meneruskan
permohonan tersebut kepada Menteri dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari
setelah menerima permohonan. Pasal 33 Persetujuan atau penolakan permohonan
memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia diberikan paling lambat 3
(tiga) bulan oleh Menteri atau Pejabat terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan.
Pasal 34 Menteri mengumumkan nama orang yang memperoleh kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Sedangkan dalam Pasal 17 Undang Undang Nomor 62 Tahun 1958 sendiri diatur bahwa
seorang dapat kehilangan warga negaranya apabila :
Ketentuan Pidana
Pasal 39
(1) Permohonan pewarganegaraan, pernyataan untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia,
atau permohonan memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia yang telah
diajukan kepada Menteri sebelum Undang-Undang ini berlaku dan telah diproses tetapi
belum selesai, tetap diselesaikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
(2) Apabila permohonan atau pernyataaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah
diproses tetapi belum selesai pada saat peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini
ditetapkan, permohonan atau pernyataan tersebut diselesaikan menurut ketentuan Undang-
Undang ini.
Pasal 40
Pasal 41
Anak yang lahir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, huruf d, huruf h, huruf l dan
anak yang diakui atau diangkat secara sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sebelum
Undang-Undang ini diundangkan dan belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum
kawin memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang ini
dengan mendaftarkan diri kepada Menteri melalui Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia paling lambat 4 (empat) tahun setelah Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 42
Warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia
selama 5 (lima) tahun atau lebih tidak melaporkan diri kepada Perwakilan Republik Indonesia
dan telah kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia sebelum Undang-Undang ini
diundangkan dapat memperoleh kembali kewarganegaraannya dengan mendaftarkan diri di
Perwakilan Republik Indonesia dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Undang-
Undang ini diundangkan sepanjang tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda.
Pasal 43
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41
dan Pasal 42 diatur dengan Peraturan Menteri yang harus ditetapkan paling lambat 3 (tiga)
bulan sejak Undang-Undang ini diundangkan.