DAN
KEWARGANEGARA
AN
Asas ius sanguinis (asas keturunan) yang menetapkan kewarganegaraan seseorang menurut keturunan
atau pertalian darah. Artinya, kewarganegaraan anak bergantung pada orang tuanya meskipun anak
tersebut lahir di negara lain (bukan kewarganegaraan orang tuanya). Contoh negara dengan sistem asas
ius sanguinis yaitu: Belanda, Korea Selatan, Inggris, Dll.
Istilah ini diambil dari bahasa Latin, yakni ius berarti hukum, pedomaan atau dalil, Soli berasal dari kata
solum berarti negeri, tanah atau dareah. Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan dari tempat dimana orang tersebut lahir. Contoh negara dengan sistem asas ius soli yaitu:
Argentina, Brazil, Kanada, Dll.
1. Bipatride
Bipatride adalah orang yang memiliki kewarganegaraan ganda.
Contoh : Orangtua Eli merupakan warga kewarganegaraan Indonesia yang menganut asas ius
sanguinis, dan Eli dilahirkan di negara Paraguay yang menganut asas ius soli, maka dari kasus ini
Eli memiliki status kewarganegaraan ganda ( Bipatride ).
2. Apatride
Apatride adalah seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan.
Contoh : Orangtua Brain merupakan warga kewarganegaraan Paraguay yang menganut asas ius
soli, kemudian ia memiliki seorang anak yang lahir di Indonesia dimana Indonesia menganut asas
ius sanguinis, maka dari kasus ini Brain tidak memiliki status kewarganegaraan ( Apartide ).
3. Multipatride
Multipatride adalah orang yang memiliki dua atau lebih kewarganegaraan.
Contoh : Seorang pria Jerman menikah dengan wanita Polandia lalu mereka tinggal di Inggris
kemudian melahirkan anak disana. Jadi Inggris yang menganut asas ius soli membuat anak
tersebut memiliki 3 kewarganegaraan.
Dalam menentukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah suatu negara
menggunakan dua stelsel, yaitu :
1. Stelsel aktif, yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara aktif untuk
menjadi warga negara (naturalisasi biasa).
2. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa
melakukan suatu tindakan hukum tertentu (naturalisasi istimewa).
Berkaitan dengan kedua stelsel tadi, seorang warga negara dalam suatu negara pada dasarnya
mempunyai :
• Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif).
• Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel pasif).
Memperoleh
Kewarganegaraan
1. Citizenship by birth, memperoleh kewarganegaraan karena kelahiran.
a. Asas ius sanguinis (Law Of The Blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
b. Asas ius soli (Law Of The Soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU ini.
c. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang.
1. Kelahiran.
2. Pengangkatan.
3. Perkawinan / Pernyataan.
4. Turut Ayah Atau Ibu.
5. Pemberian.
6. Pewarganegaraan.
Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan
orang yang bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu.
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau
sudah kawin, bertempat tinggal diluar negeri, dan dengan dinyatakan
hilang kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan.
4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu dari presiden.
5. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan semacam
itu di indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan hanya
boleh dijabat oleh warga negara indonesia.
6. Secara sukarela menyatakan sumpah atau janji setia kepada negara asing.
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihansesuatu yang bersifat ketatanegaraan
untuk suatu negara asing.
8. Mempunyai paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai
kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya.
9. Bertempat tinggal diluar wilayah negara republik indonesia selama 5 tahun terus
menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja
tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara indonesia sebelum
jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5 tahun berikutnya yang bersangkutan
tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi warga negara indonesia kepada
perwakilan negara republik indonesia.
Cara Memperoleh Kembali
Kewarganegaraan Republik
Indonesia
Dalam pasal 31 UU No.12 tahun 2006 dinyatakan bahwa seseorang yang
kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia dapat memperoleh kembali
kewarganegaraannya melalui procedur pewarganegaraan :
1. Dengan mengajukan permohonan tertulis pada Menteri. Bila pemohon
bertempat tinggal diluar wilayah negara indonesia, permohonan
disampaikan melalui perwakilan negara Republik Indonesia yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon.
2. Dan dapat juga diajukan oleh perempuan atau laki-laki yang kehilangan
kewarganegaraannya akibat perkawinan dengan orang asing sejak putusnya
perkawinan. Kepala Perwakilan Republik Indonesia akan merumuskan
permohonan tersebut kepada Menteri dalam waktu paling lama 14 hari setelah
menerima permohanan.
THANK
YOU