DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
Secara yuridis, berdasarkan UUD 1945 Pasal 26 Ayat (1) dan (2), istilah
warga negara Indonesia dibedakan menjadi dua golongan: pertama, warga negara
asli (pribumi), yaitu penduduk asli negara tersebut. Misalkan suku Jawa, suku
Madura, suku Dayak, dan etnis keturunan yang sejak kelahirannya menjadi WNI,
merupakan warga negara asli Indonesia. Dan kedua, warga negara asing
(vreemdeling) misalnya; bangsa Tionghoa, bangsa Timur Tengah, bangsa India,
1
Pasal 1 Ayat (1) UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
bangsa Eropa, dan sebagainya, yang telah disahkan oleh peraturan perundang-
undangan menjadi warga negara Indonesia2.
2
Juga ditetapkan kembali dalam UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia
12. anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu WNI yang karena ketentuan dari negara tempat anak
tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan;
13. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Pengertian Kewarganegaraan
Kewarganegaraan adalah keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau
ikatan antara negara dengan warga negara. Istilah kewarganegaraan dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Kewarganegaraan dalam Arti Yuridis dan Sosiologis
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan
hukum antara warga negara dengan negara yang menimbulkan akibat-
akibat hukum tertentu. Tanda dari adanya ikatan hukum tersebut
misalnya: akta kelahiran, surat pernyataan, bukti kewarganegaraan,
dan sebagainya.
b. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan ikatan
hukum, tetapi ikatan emosional, seperti: perasaan, keturunan, sejarah,
nasib, dan tanah air.
2. Kewarganegaraan dalam Arti Formil dan Materiil
a. Kewarganegaraan dalam arti formil menunjuk pada tempat
kewarganegaraan.
b. Kewarganegaraan dalam arti materiil menunjuk pada akibat hukum
dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga
negara.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian
hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Orang yang sudah
mempunyai kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau kewenangan
negara lain.
Asas Kewarganegaraan
Seorang yang diakui sebagai warga negara haruslah ditentukan
berdasarkan ketentuan yang telah disepakati dalam negara tersebut. Ketentuan itu
menjadi asas atau pedoman untuk menentukan status kewarganegaraan seseorang.
Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menetukan asas
kewarganegaraan seseorang. Adapun asas-asas kewarganegaraan tersebut yaitu:
1. Asas Kewarganegaraan berdasarkan Kelahiran
a. Asas Ius Soli (Tempat Kelahiran)
Asas ini menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan
dari tempat dimana orang tersebut lahir. Sebagai contoh, jika sebuah
negara menganut asas ius soli, maka seorang yang dilahirkan di negara
tersebut mendapat hak sebagai warga negara.
b. Asas Ius Sanguinis (Keturunan)
Asas ini menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan
berdasarkan keturunan dari orang tersebut. sebagai contoh, jika sebuah
negara menganut asas ius sanguinis, maka seseorang yang lahir dari
orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu negara, maka anak
tersebut berhak mendapat status kewarganegaraan orang tuanya.
Pewarganegaraan (Naturalisasi)
Dalam KBBI, pewarganegaraan diartikan sebagai proses, cara, dan
perbuatan mewarganegarakan. Adapun menurut Pasal 1 Ayat (3) UU No. 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, pengertian
pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan. Permohonan
pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam
bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup kepada presiden melalui menteri.
Dan kemudian, presiden memiliki wewenang untuk memilih, menolak, atau
menerima permohonan naturalisasi. Adapun permohonan pewarganegaraan dapat
diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut atau
paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
UUD 1945.
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih.
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda.
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
8. Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara3.
3
Pasal 9 UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
5. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan hanya dapat dijabat oleh WNI;
6. secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;
7. tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
8. mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau
surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih
berlaku dari negara lain atas namanya;
9. bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5
tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang
sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap
menjadi WNI sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5
tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin
tetap menjadi WNI kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan
Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada
yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan.
Kesimpulan
Pemenuhan hak dan kewajiban sebagai warga negara sangat penting
dilakukan sebagai bukti ketaatan terhadap negaranya. Dalam pemenuhan hak dan
kewajiban warga negara tersebut, seharusnya dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab agar setiap warga negara memahami bahwa pemenuhan hak dan
kewajiban penting bagi semua warga negara. Warga negara Indonesia yang baik
tidak hanya akan menuntut perlindungan haknya saja, akan tetapi juga dapat
memenuhi tugas serta kewajibannya dengan penuh rasa tanggung jawab
(Haifarashin et al., 2021). Kesadaran tentang pentingnya menjalankan hak dan
kewajiban warga negara harus dikenalkan sejak usia dini, agar ketika mereka
dewasa, mereka bisa dengan patuh menjalankan hak dan kewajibannya sebagai
warga negara. Dengan demikian, memungkinkan kasus-kasus tentang pelanggaran
hak dan kewajiban dapat diminimalisir dan warga negara semakin sadar akan
pentingnya hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Apabila warga negara
menjalankan hak dan kewajibannya secara tepat dan proposional, maka akan
tercipta kehidupan berbangsa dan bernegara yang berjalan dengan baik, harmonis,
dan stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 2006. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 63. Sekretariat Negara: Jakarta. Dapat
ditemukan di: https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU12-
2006KewarganegaraanRI.pdf (diakses pada 28 Maret 2023)
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. t.t. BAB III Kewarganegaraan dan
Warga Negara. Dapat ditemukan di:
http://repository.uinbanten.ac.id/2657/5/BAB%20III%20revisi
%20sidang.pdf (diakses pada 28 Maret 2023)
Alhada Fisip 11. 2012. Warga Negara dan Kewarganegaraan. Makalah. Dapat
ditemukan di:
https://www.academia.edu/17135685/Warga_Negara_dan_Kewarganegara
an (diakses pada 28 Maret 2023)