Anda di halaman 1dari 12

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA

Kajian Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu


Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

DISUSUN OLEH:

RULI SYAH RAMADHAN


1104620041

DOSEN PENGAMPU:

Drs. Ahmad Tijari, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA

Melansir dari laman resmi Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, hak


adalah kuasa menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan oleh pihak tertentu. Adapun kewajiban adalah sebuah beban
memberikan suatu hal yang sudah semestinya diberikan oleh pihak tertentu. Sifat
kewajiban bisa dituntut secara paksa jika tidak dipenuhi. Dengan kata lain, hak
adalah segala sesuatu yang didapatkan setelah melaksanakan kewajiban, adapun
kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilakukan untuk mendapatkan hak.

Pengertian Warga Negara


Warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan1. Menurut KBBI, warga negara diartikan sebagai
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran,
dan sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga
dari negara itu. Koerniatmanto S. kemudian mendefinisikan warga negara dengan
anggota negara sebagai anggota negara, seorang warga negara mempunyai
kedudukan yang khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan
kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa warga negara adalah orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang
menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya
sebagai orang yang merdeka karena warga negara mengandung arti peserta,
anggota, atau warga dari suatu negara (yakni peserta dari suatu persekutuan yang
didirikan dengan kekuatan bersama, atas dasar tanggung jawab bersama untuk
kepentingan bersama).

Secara yuridis, berdasarkan UUD 1945 Pasal 26 Ayat (1) dan (2), istilah
warga negara Indonesia dibedakan menjadi dua golongan: pertama, warga negara
asli (pribumi), yaitu penduduk asli negara tersebut. Misalkan suku Jawa, suku
Madura, suku Dayak, dan etnis keturunan yang sejak kelahirannya menjadi WNI,
merupakan warga negara asli Indonesia. Dan kedua, warga negara asing
(vreemdeling) misalnya; bangsa Tionghoa, bangsa Timur Tengah, bangsa India,
1
Pasal 1 Ayat (1) UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
bangsa Eropa, dan sebagainya, yang telah disahkan oleh peraturan perundang-
undangan menjadi warga negara Indonesia2.

Siapakah Warga Negara Indonesia?


Dalam Pasal 4 UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, dijelaskan bahwa warga negara Indonesia (WNI) adalah:
1. setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum UU ini berlaku sudah menjadi WNI;
2. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI;
3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu
WNA;
4. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu
WNI;
5. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi
ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal
ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
6. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI;
7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI;
8. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang
diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu
dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin;
9. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
10. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui;
11. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya;

2
Juga ditetapkan kembali dalam UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia
12. anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu WNI yang karena ketentuan dari negara tempat anak
tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan;
13. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Pengertian Kewarganegaraan
Kewarganegaraan adalah keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau
ikatan antara negara dengan warga negara. Istilah kewarganegaraan dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Kewarganegaraan dalam Arti Yuridis dan Sosiologis
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan
hukum antara warga negara dengan negara yang menimbulkan akibat-
akibat hukum tertentu. Tanda dari adanya ikatan hukum tersebut
misalnya: akta kelahiran, surat pernyataan, bukti kewarganegaraan,
dan sebagainya.
b. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan ikatan
hukum, tetapi ikatan emosional, seperti: perasaan, keturunan, sejarah,
nasib, dan tanah air.
2. Kewarganegaraan dalam Arti Formil dan Materiil
a. Kewarganegaraan dalam arti formil menunjuk pada tempat
kewarganegaraan.
b. Kewarganegaraan dalam arti materiil menunjuk pada akibat hukum
dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga
negara.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian
hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Orang yang sudah
mempunyai kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau kewenangan
negara lain.
Asas Kewarganegaraan
Seorang yang diakui sebagai warga negara haruslah ditentukan
berdasarkan ketentuan yang telah disepakati dalam negara tersebut. Ketentuan itu
menjadi asas atau pedoman untuk menentukan status kewarganegaraan seseorang.
Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menetukan asas
kewarganegaraan seseorang. Adapun asas-asas kewarganegaraan tersebut yaitu:
1. Asas Kewarganegaraan berdasarkan Kelahiran
a. Asas Ius Soli (Tempat Kelahiran)
Asas ini menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan
dari tempat dimana orang tersebut lahir. Sebagai contoh, jika sebuah
negara menganut asas ius soli, maka seorang yang dilahirkan di negara
tersebut mendapat hak sebagai warga negara.
b. Asas Ius Sanguinis (Keturunan)
Asas ini menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan
berdasarkan keturunan dari orang tersebut. sebagai contoh, jika sebuah
negara menganut asas ius sanguinis, maka seseorang yang lahir dari
orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu negara, maka anak
tersebut berhak mendapat status kewarganegaraan orang tuanya.

2. Asas Kewarganegaraan berdasarkan Perkawinan


a. Asas Persamaan Hukum
Asas ini didasarkan pada pandangan bahwa suami istri adalah suatu
ikatan yang tidak terpecah sebagai inti dari masyarakat. Dalam
menyelenggarakan kehidupan bersama, suami istri perlu
mencerminkan suatu kesatuan yang bulat termasuk dalam masalah
kewarganegaraan. Berdasarkan asas ini diusahakan status
kewarganegaraan suami dan istri adalah sama dan satu.
b. Asas Persamaan Derajat
Asas ini berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan
perubahan status kewarganegaraan suami atau istri. Keduanya
memiliki hak yang sama untuk menentukan sendiri kewarganegaraan.
Jadi, mereka dapat berbeda kewarganegaraan seperti halnya sebelum
berkeluarga.
Permasalahan kewarganegaraan yang muncul adalah adanya kemungkinan
seseorang mempunyai kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa
kewarganegaraan (apatride).
1. Dwi Kewarganegaraan (Bipatride)
Bipatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut
asas ius sangunis lahir di negara lain yang menganut asas ius soli, maka
kedua negara tersebut menganggap bahwa anak tersebut warga negaranya.
2. Tanpa Kewarganegaraan (Apatride)
Apatride terjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut
asas ius soli lahir di negara yang menganut ius saunginis.

Pewarganegaraan (Naturalisasi)
Dalam KBBI, pewarganegaraan diartikan sebagai proses, cara, dan
perbuatan mewarganegarakan. Adapun menurut Pasal 1 Ayat (3) UU No. 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, pengertian
pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan. Permohonan
pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam
bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup kepada presiden melalui menteri.
Dan kemudian, presiden memiliki wewenang untuk memilih, menolak, atau
menerima permohonan naturalisasi. Adapun permohonan pewarganegaraan dapat
diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut atau
paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
UUD 1945.
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih.
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda.
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
8. Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara3.

Naturalisasi terbagi menjadi dua jenis, yakni naturalisasi biasa dan


naturalisasi istimewa. Naturalisasi biasa adalah suatu naturalisasi yang dilakukan
oleh orang asing melalui permohonan dan prosedur yang telah ditentukan.
Sedangkan naturalisasi istimewa adalah pewarganegaraan yang dapat diberikan
kepada warga asing yang telah berjasa kepada negara Indonesia dengan
pernyataan sendiri (pemohon) untuk menjadi warga negara Indonesia, atau dapat
diminta menjadi warga negara Indonesia. Pewarganegaraan Istimewa dapat
diberikan oleh pemerintah Indonesia (diwakili oleh presiden) dengan persetujuan
DPR dengan alasan dan kepentingan negara, atau jika yang bersangkutan telah
berjasa terhadap negara. Warga asing tersebut pun dibebaskan dari syarat-syarat
sebagaimana terjadi pada naturalisasi biasa. Akan tetapi, ia tetap diharuskan
mengucapkan sumpah dan janji setia kepada negara Indonesia.

Hilangnya Kewarganegaraan Indonesia


Dalam Pasal 23 UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, dijelaskan bahwa seseorang dapat kehilangan status
kewarganegaraan Republik Indonesia jika yang bersangkutan:
1. memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
2. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan
orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
3. dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden atas permohonannya
sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin,
bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang
kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan;
4. masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari presiden;

3
Pasal 9 UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
5. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan hanya dapat dijabat oleh WNI;
6. secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;
7. tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
8. mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau
surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih
berlaku dari negara lain atas namanya;
9. bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5
tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang
sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap
menjadi WNI sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5
tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin
tetap menjadi WNI kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan
Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada
yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan.

Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia


Hak dan kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam Pasal 27
sampai dengan Pasal 34 UUD 1945. Berikut ini merupakan hak dan kewajiban
warga negara Indonesia.
1. Hak Warga Negara
Hak warga negara dari bangsa dan negara di antaranya:
a. Berhak untuk merdeka dan bebas dari penjajahan (Pembukaan UUD
1945 Alinea Ke-1).
b. Kesamaan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 Ayat 1).
c. Mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 Ayat
2).
d. Ikut serta dalam upaya pembelaan negara (Pasal 27 Ayat 3).
e. Kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat (Pasal 28).
f. Berhak untuk hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupannya
(Pasal 28A).
g. Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan (Pasal 28B Ayat 1).
h. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang, serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal
28B Ayat 2).
i. Mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya (Pasal
28C Ayat 1).
j. Memajukan diri untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negara
(Pasal 28C Ayat 2).
k. Mendapatkan pekerjaan, imbalan, dan perlakuan yang layak dalam
hubungan kerja (Pasal 28D Ayat 2).
l. Kesempatan yang sama dalam pemerintahan (Pasal 28D Ayat 3).
m. Mendapatkan status kewarganegaraan (Pasal 28D Ayat 4).
n. Berhak untuk berkomunikasi serta memperoleh informasi dan
memanfaatkannya (Pasal 28F).
o. Berhak atas perlindungan diri dan keluarga, serta rasa aman dan
perlindungan dari ancaman (Pasal 28G Ayat 1).
p. Bebas dari penyiksaan, perlakuan yang merendahkan harkat dan
martabat manusia, dan memperoleh suaka politik dari negara lain
(Pasal 28G Ayat 2).
q. Mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan (Pasal 28H Ayat 2).
r. Mempunyai hak milik pribadi yang tidak boleh diambil alih secara
sewenang-wenang oleh siapa pun (Pasal 28H Ayat 4).
s. Bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif dan mendapatkan
perlindungan terhadapnya (Pasal 28I Ayat 2).
t. Memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing dan beribadah
sesuai agama dan kepercayaannya (Pasal 29 Ayat 2).
u. Ikut dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30 Ayat 1).
v. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran (Pasal 31 Ayat 1).
w. Memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya (Pasal 32 Ayat 1).
x. Mendapatkan kesejahteraan sosial atau hak ekonomi (Pasal 33).
y. Mendapatkan jaminan sosial dan fasilitas umum yang layak (Pasal 34).

2. Kewajiban Warga Negara


Kewajiban warga negara terhadap bangsa dan negara Indonesia di
antaranya:
a. Setia membayar pajak negara (Pasal 23A).
b. Menjunjung dan menaati hukum dan pemerintahan (Pasal 27 Ayat 1).
c. Ikut serta dalam upaya pembelaan negara (Pasal 27 Ayat 3).
d. Menghormati hak orang lain (Pasal 28J).
e. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30
Ayat 1).
f. Mengikuti pendidikan dasar (Pasal 31 Ayat 2).

Hubungan Hak dan Kewajiban Negara Indonesia dan Warga Negara


Indonesia
Selain hak dan kewajiban yang dimiliki warga negara, ditentukan pula hak
dan kewajiban yang dimiliki negara terhadap warga negara. Hak dan kewajiban
negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan kewajiban dan hak warga
negara terhadap negara. Berikut ini beberapa ketentuan tersebut.
1. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahannya (Pasal 27 Ayat 1).
2. Hak negara untuk dibela (Pasal 27 Ayat 3).
3. Hak untuk dipertahankan dan dijaga keamanannya (Pasal 30 Ayat 1).
4. Hak negara untuk menguasai cabang-cabang produksi, bumi, air, dan
kekayaan alam untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat (Pasal 33 Ayat
2 dan 3).
5. Kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil.
6. Kewajiban negara untuk menjamin, menegakan, dan memenuhi hak asasi
manusia (Pasal 28I Ayat 4 dan 5).
7. Kewajiban negara untuk menjamin kebebasan beragama (Pasal 29 Ayat 2).
8. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan, mengembangkan, dan
memajukan sistem pendidikan nasional (Pasal 31 Ayat 3, 4, dan 5).
9. Kewajiban negara untuk menjamin, memajukan, menghormati, dan
memelihara kebudayaan kebudayaan nasional Indonesia (Pasal 32 Ayat 1
dan 2).
10. Kewajiban negara untuk memanfaatkan segala cabang produksi dan
kekayaan alam untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat (Pasal 33
Ayat 2 dan 3).
11. Kewajiban negara untuk memberikan jaminan sosial dan menyediakan
fasilitas umum yang layak (Pasal 34).

Kesimpulan
Pemenuhan hak dan kewajiban sebagai warga negara sangat penting
dilakukan sebagai bukti ketaatan terhadap negaranya. Dalam pemenuhan hak dan
kewajiban warga negara tersebut, seharusnya dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab agar setiap warga negara memahami bahwa pemenuhan hak dan
kewajiban penting bagi semua warga negara. Warga negara Indonesia yang baik
tidak hanya akan menuntut perlindungan haknya saja, akan tetapi juga dapat
memenuhi tugas serta kewajibannya dengan penuh rasa tanggung jawab
(Haifarashin et al., 2021). Kesadaran tentang pentingnya menjalankan hak dan
kewajiban warga negara harus dikenalkan sejak usia dini, agar ketika mereka
dewasa, mereka bisa dengan patuh menjalankan hak dan kewajibannya sebagai
warga negara. Dengan demikian, memungkinkan kasus-kasus tentang pelanggaran
hak dan kewajiban dapat diminimalisir dan warga negara semakin sadar akan
pentingnya hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Apabila warga negara
menjalankan hak dan kewajibannya secara tepat dan proposional, maka akan
tercipta kehidupan berbangsa dan bernegara yang berjalan dengan baik, harmonis,
dan stabil. 
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 2006. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 63. Sekretariat Negara: Jakarta. Dapat
ditemukan di: https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU12-
2006KewarganegaraanRI.pdf (diakses pada 28 Maret 2023)

UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. t.t. BAB III Kewarganegaraan dan
Warga Negara. Dapat ditemukan di:
http://repository.uinbanten.ac.id/2657/5/BAB%20III%20revisi
%20sidang.pdf (diakses pada 28 Maret 2023)

Alhada Fisip 11. 2012. Warga Negara dan Kewarganegaraan. Makalah. Dapat
ditemukan di:
https://www.academia.edu/17135685/Warga_Negara_dan_Kewarganegara
an (diakses pada 28 Maret 2023)

Universitas Internasional Batam. t.t. BAB II Tinjauan Pustaka dan Landasan


Teori. Dapat ditemukan di: http://repository.uib.ac.id/42/4/T-1152004-
chapter2p.pdf (diakses pada 28 Maret 2023)

Syahrin, Alvi. 2019. Naturalisasi dalam Hukum Kewarganegaraan: Memahami


Konsep, Sejarah, dan Isu Hukumnya. Jurnal Thengkyang. 2(1): 36―53.
Dapat ditemukan di:
https://www.researchgate.net/publication/335976295_Naturalisasi_dalam_
Hukum_Kewarganegaraan_Memahami_Konsep_Sejarah_dan_Isu_Hukum
nya (diakses pada 28 Maret 2023)

Anda mungkin juga menyukai