Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS DINAMIKA BANGSA JAMBI

Bahan Kuliah Sesi-5


Pend. Kewarganegaraan
Sub. Tema : Hak dan Kewajiban Warga Negara.
Dosen : M. Harino Edison, S.H.,M.H.
=======================================

A. WARGA NEGARA DAN terjemahan ; Kewarganegaraan menunjuk pada


KEWARGANEGARAAN. seperangkat karakteristik dari seorang warga.
Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak. Yang Karakteristik atau atribut kewarganegaraan itu
nampak adalah unsur – unsur negara yang berupa meliputi ;
rakyat, wilayah, dan pemerintah. Salah satu unsur a. Perasaan akan identitas;
negara adalah rakyat. Rakyat yang tinggal di b. Pemilikan hak-hak tertentu;
wilayah negara menjadi penduduk negara yang c. Pemenuhan kewajiban-kewajiban yang
bersangkutan. Warga negara adalah bagian dari sesuai;
suatu penduduk negara. Warga negara memiliki d. Tingkat ketertarikan dan keterlibatan dalam
hubungan dengan negaranya. Hubungan itu lazim masalah publik;
disebut sebagai kewarganegaraan. Kedudukannya e. Penerimaan terhadap nilai-nilai sosial dasar.
sebagai warga negara menciptakan hubungan Memiliki kewarganegaraan berarti seseorang itu
berupa status (identitas), partisipasi, hak, dan memiliki identitas atau status dalam lingkup
kewajiban yang bersifat timbal balik nasional, misalnya seseorang berkewarganegaraan
(resiprokalitas). Indonesia, seseorang berkewarganegaraan Jepang,
Ketika komunitas politik negara didirikan maka dan sebagainya. Memiliki kewarganegaraan
individu-individu yang terikat didalamnya berarti didapatkannya sejumlah hak dan
memasuki status baru sebagai warga negara. kewajiban yang berlaku secara timbal balik
Kewarganegaraan yang pada awalnya hanya dengan negara. Pendapat lain menyatakan
mencakup keanggotaan pada komunitas di luar kewarganegaraan adalah bentuk identitas yang
negara, sekarang ini telah menciptakan hubungan memungkinkan individu-individu merasakan
dengan negara. Pemahaman yang baik mengenai makna kepemilikan, hak dan kewajiban sosial
hubungan warga negara dengan negara sangat dalam komunitas politik (negara).
penting untuk mengembangkan hubungan yang Hubungan antara rakyat dan negara berdasarkan
harmonis, konstruktif, produktif, dan demokratis. asas resiprokalitas hak dan kewajiban. Dalam
Pada akhirnya pola hubungan yang baik antara kamus maya wikipediadikatakan bahwa
warga negara dengan negara dapat mendukung kewarganegaraan merupakan keanggotaan dalam
kelangsungan hidup bernegara yang komunitas politik (yang dalam sejarah
bersangkutan. perkembangannyadiawali pada negara kota,
Cogan & Derricott dalam Winarno namun sekarang ini telah berkembang pada
mendefinisikan kewarganegaraan sebagai “ a set keanggotaan suatu negara) yang membawa
of characteristic of being a citizen” dengan
implikasi pada kepemilikan hak untuk pasal tersebut jelaslah untuk menjadi warga
berpartisipasi dalam politik. negara Indonesia haruslah orang-orang yang
berasal dari bangsa Indonesia asli atau bangsa lain
B. ASAS IUS SOLI DAN IUS SANGUINIS DAN yang disahkan menurut undang-undang yang
RELEVANSINYA TERHADAP berlaku di Indonesia. Berdasar pada Pasal 26 Ayat
KETENTUAN PASAL 26 UNDANG – 2 UUD 1945 bahwa penduduk negara Indonesia
UNDANG DASAR 1945 DAN UNDANG – terdiri atas dua yaitu warga negara dan orang
UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 asing, dengan adanya ketentuan baru mengenai
TENTANG KEWARGANEGARAAN penduduk Indonesia, diharapkan tidak ada lagi
INDONESIA. pembedaan dan penamaan penduduk Indonesia
Siapa saja dapat menjadi warga negara dari suatu atas golongan pribumi dan keturunan yang dapat
negara, setiap negara berdaulat berwenang memicu konflik antar penduduk Indonesia.
menentukan siapa-siapa yang menjadi warga Undang – undang nomor 12 tahun 2006 mengatur
negaranya. Negara tidak terikat oleh negara lain tentang siapa yang menjadi warga negara
dalam menentukan kewarganegaraan. Negara lain Indonesia. Beberapa ketentuan tersebut dapat
juga tidak berhak menentukan atau turut campur diuraikan antara lain;
dalam penentuan kewarganegaraan suatu negara. a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan
Setiap warga negara merupakan penduduk, tapi perundang-undangan dan/atau berdasarkan
belum tentu setiap penduduk merupakan warga perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
negara. Ius Soli atau jus soli berasal dari bahasa dengan negara lain sebelum undang-undang
latin yang artinya “hak untuk wilayah” yang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara
kemudian dapat didefinisikan sebagai hak Indonesia;
mendapatkan kewarganegaraan yang bisa b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah
diperoleh seseorang berdasarkan tempat lahir dari seorang ayah dan ibu warga negara
diwilayah dari suatu negara (asas yang Indonesia;
menentukan kewarganegaraan seseorang c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah
berdasarkan tempat kelahirannya). Sedangkan Ius dari seorang ayah warga negara Indonesia
Sanguinis atau jus sanguinis merupakan hak dan ibu warga negara asing;
kewarganegaraan yang diperoleh seseorang d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah
(individu) berdasarkan kewarganegaraan ayah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu
atau ibu biologisnya (asas keturunan atau warga negara Indonesia;
pertalian darah). e. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah
Undang – undang Dasar 1945 Pasal 26 berbunyi dari seorang ibu warga negara Indonesia,
;”yang menjadi warga negara ialah orang-orang tetapi ayahnya tidak mempunyai
bangsa Indonesia dan orang-orang bangsa lain kewarganegaraan atau hukum negara asal
yang disahkan dengan undang-undang sebagai ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
warga negara”. Berdasarkan ketentuan bunyi kepada anak tersebut;
f. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 o. Anak warga negara Indonesia yang belum
(tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya anak oleh warga negara asing berdasarkan
warga negara Indonesia; penetapan pengadilan tetap diakui sebagai
g. Anak lahir diluar perkawinan yang sah dari warga negara Indonesia.
seorang ibu warga negara Indonesia; Didalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006
h. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah itu sendiri juga mengatur tentang
dari seorang ibu warga negara Indonesia; pewarganegaraan dan permohonan untuk menjadi
i. Anak yang lahir di wilayah negara Republik warga negara Indonesia. Asas –asas yang dipakai
Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas dalam Undang – undang Nomor 12 Tahun 2006
status kewarganegaraan ayah dan ibunya; Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
j. Anak yang baru lahir yang ditemukan di meliputi;
wilayah negara Republik Indonesia selama 1. Asas Ius Sanguinis, yaitu asas yang
ayah dan ibunya tidak diketahui; menentukan kewarganegaraan seseorang
k. Anak yang lahir di wilayah negara Republik berdasarkan keturunan bukan negara tempat
Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak kelahiran;
mempunyai kewarganegaraan atau tidak 2. Asas Ius Soli secara terbatas, yaitu asas yang
diketahui keberadaannya; menentukan kewarganegaraan berdasarkan
l. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara negara tempat kelahiran, yang
Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu diperuntukkan terbatas bagi anak-anak
warga negara Indonesia yang karena sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
ketentuan dari negara tempat anak tersebut Undang-undang ini;
dilahirkan memberikan kewarganegaraan 3. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas
kepada anak yang bersangkutan; yang menentukan satu kewarganegaraan
m. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah bagi setiap orang, dan
dikabulkan permohonan 4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau asas yang menentukan kewarganegaraan
ibunya meninggal dunia sebelum ganda bagi anak-anak sesuai dengan kaidah
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji Undang-undang ini.
setia; Undang –undang Nomor 12 Tahun 2006 pada
n. Anak warga negara Indonesia yang lahir dasarnya tidak mengenal adanya
diluar perkawinan yang sah, belum berusia kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa
18 tahun atau belum kawin diakui secara sah kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan
oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing ganda yang diberikan kepada anak-anak
tetap diakui sebagai warga negara Indonesia; merupakan suatu pengecualian. Jika anak tersebut
dan telah berumur 18 tahun atau sudah menikah maka
ia dipersilakan memilih kewarganegaraan, apakah
ia mengikuti kewarganegaraan bapaknya ataukah DAN PENGAJARAN SERTA KETENTUAN
ibunya. PASAL 28 DAN 29 UUD 1945.
C. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA Hak dan kewajiban warga negara Indonesia
INDONESIA. tercantum dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34
Wujud hubungan antara warga negara dengan Undang – undang Dasar 1945. Beberapa hak dan
negara pada umumnya berupa peran (role), hak, kewajiban tersebut antara lain ;
dan kewajiban. Peran pada dasarnya adalah tugas a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang
apa yang dilakukan sesuai dengan status yang layak tercantum dalam Pasal 27 Ayat (2)
dimiliki dalam hal ini sebagai warga negara. UUD 1945, yaitu;”Tiap-tiap warga negara
Istilah peran dapat dipersamakan dengan berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
partisipasi warga negara, sebagai salah satu layak bagi kemanusiaan.” Pasal ini
atribut kewarganegaraan. Secara teoritis, status menunjukkan asas keadilan sosial dan
warga negara meliputi status pasif, aktif, negatif, kerakyatan.
dan positif. Peran warga negara juga meliputi b. Hak membela negara, tercantum dalam Pasal
peran yang pasif, aktif, negatif dan positif 30 Ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi;
(Cholisin,2000). “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
Di Indonesia, bentuk hubungan antara warga serta dalam upaya pembelaan negara.”
negara dengan negara secara legal telah diatur c. Hak berpendapat, tercantum dalam Pasal 28
dalam UUD 1945. Hubungan antara warga negara UUD 1945 yang berbunyi;” Kemerdekaan
dengan negara Indonesia tersebut digambarkan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
dengan baik dalam pengaturan mengenai hak dan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
kewajiban. Baik itu hak dan kewajiban warga sebagainya ditetapkan dengan undang-
negara terhadap negara maupun hak dan undang.”
kewajiban negara terhadap warganya. d. Hak kemerdekaan dalam memeluk
Ketentuan selanjutnya mengenai hak dan agama,tercantum dalam Pasal 29 Ayat (1)
kewajiban warga negara Indonesia diberbagai dan (2) UUD 1945 yang berbunyi;” (1)
bidang terdapat di dalam peraturan perundang- Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
undangan dibawah undang-undang dasar. Akan Maha Esa. (2) Negara menjamin
tetapi, disamping pengaturan tentang hak dan kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
kewajiban warga negara, sebuah undang-undang memeluk agamanya masing-masing dan
kadang pula memuat bentuk –bentuk partisipasi untuk beribadat menurut agama dan
warga negara dibidang yang sesuai dengan isi kepercayaannya itu.”
undang-undang tersebut. Ketentuan lebih lanjut mengenai berbagai hak dan
D. KETENTUAN PASAL 27 AYAT (2), PASAL kewajiban warga negara dalam hubungannya
30 AYAT (1), PASAL 31 UUD 1945 dengan negara tertuang dalam berbagai peraturan
TENTANG BELA NEGARA, PENDIDIKAN perundang-undangan sebagai penjabaran atas
Undang- undang Dasar 1945 seperti berikut ini ;
1. Hak dan kewajiban warga negara di bidang E. KETENTUAN UNDANG – UNDANG
Pendidikan terdapat dalam Undang – undang NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PENDIDIKAN TINGGI.
Pendidikan Nasional dan Undang – undang Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki
Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan tujuan sebagaimana diamanatkan dalam
Dosen; Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
2. Hak dan Kewajiban warga negara dibidang Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu
Pertahanan keamanan terdapat dalam Undang "melindungi segenap bangsa Indonesia dan
– undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
Pertahanan Negara, Undang – undang Nomor memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
Republik Indonesia, dan Undang – Undang ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara ".
Nasional Indonesia (TNI); Untuk mewujudkan tujuan tersebut Pasal 31 ayat
3. Hak dan kewajiban warga negara dibidang (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
politik terdapat dalam Undang – Undang Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan agar
Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Pemerintah mengusahakan dan
Mengemukakan pendapat di muka umum, menyelenggarakan satu sistem pendidikan
Undang – undang Nomor 40 Tahun 1999 nasional yang meningkatkan keimanan dan
Tentang Pers, Undang – Undang Nomor 31 ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
Tahun 2002 Tentang Partai Politik, Undang – akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan bangsa
undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang yang diatur dalam undang-undang. Selain itu pada
Pemilihan Anggota DPR, DPD, dan DPRD, Pasal 31 ayat (5) mengamanahkan agar
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2003 Pemerintah memajukan Ilmu Pengetahuan dan
Tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
Presiden, dan peraturan lainnya. agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
Berdasarkan hal – hal tersebut di atas, secara peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
umum pemuatan hak dan kewajiban warga negara Melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
lebih banyak dibandingkan pengaturan tentang tentang Sistem Pendidikan Nasional, negara telah
partisipasi warga negara. Hal demikian memberikan kerangka yang jelas kepada
dikarenakan pemahaman tentang Pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan
kewarganegaraan lebih banyak menekankan pada nasional yang sesuai dengan amanat Pasal 31 ayat
kewarganegaraan sebagai status legal formal (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
dimana hak yang utama dan kewajiban menjadi Indonesia Tahun 1945. Meskipun demikian masih
elemen utama. Hal demikian juga sejalan dengan memerlukan pengaturan agar Pendidikan Tinggi
penguatan konsep negara hukum dewasa ini. dapat lebih berfungsi dalam mengembangkan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan
memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora di Perguruan Tinggi berlaku kebebasan akademik
untuk pemberdayaan dan pembudayaan bangsa. dan mimbar akademik, serta otonomi keilmuan.
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi sebagai Dengan demikian Perguruan Tinggi dapat
bagian yang tak terpisahkan dari penyelenggaraan mengembangkan budaya akademik bagi Sivitas
pendidikan nasional, tidak dapat dilepaskan dari Akademika yang berfungsi sebagai komunitas
amanat Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Dasar ilmiah yang berwibawa dan mampu melakukan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Di interaksi yang mengangkat martabat bangsa
samping itu, dalam rangka menghadapi Indonesia dalam pergaulan internasional.
perkembangan dunia yang makin mengutamakan Perguruan Tinggi sebagai garda terdepan dalam
basis Ilmu Pengetahuan, Pendidikan Tinggi mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan
diharapkan mampu menjalankan peran strategis mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan
dalam memajukan peradaban dan kesejahteraan Teknologi untuk memajukan kesejahteran umum
umat manusia. dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada tataran praktis bangsa Indonesia juga tidak ======================================
terlepas dari persaingan antar bangsa di satu pihak Referensi ;
- Winarno, 2006. Paradigma Baru Pendidikan
dan kemitraan dengan bangsa lain di pihak lain.
Kewarganegaraan. Jakarta; Bumi Aksara
Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing - Cholisin, 2000. IKN-PKN. Modul
bangsa dan daya mitra bangsa Indonesia dalam Universitas Terbuka. Jakarta
- Mustafa Kamal Pasha. 2002. Pendidikan
era globalisasi, diperlukan Pendidikan Tinggi
Kewarganegaraan. Yogyakarta; Citra Karsa
yang mampu mewujudkan dharma pendidikan, Mandiri
yaitu menghasilkan intelektual, ilmuwan dan/atau - Undang – Undang Dasar 1945
- Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2012
profesional yang berbudaya, kreatif, toleran,
Tentang Pendidikan Tinggi.
demokratis, dan berkarakter tangguh, serta berani
membela kebenaran demi kepentingan bangsa dan
umat manusia. Dalam rangka mewujudkan
dharma Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, diperlukan Pendidikan Tinggi yang
mampu menghasilkan karya Penelitian dalam
cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
dapat diabdikan bagi kemaslahatan bangsa,
negara, dan umat manusia.
Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang
menyelenggarakan Pendidikan Tinggi Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat, harus
memiliki otonomi dalam mengelola sendiri
lembaganya. Hal itu diperlukan agar dalam
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Anda mungkin juga menyukai