2. Ideologi Negara
3. Bela Negara
4. Konstitusi Negara
1. Warga Negara
Koerniatmanto S
Menurut Koerniatmanto S warga negara merupakan anggota negara yang mempunyai kedudukan
khusus terhadap negaranya, mempunyai hubungan hak & kewajiban yang bersifat timbal-balik
terhadap negaranya.
Wolhoff
Wolhoff berpendapat bahwa Kewarganegaraan merupakan keanggotaan dari suatu bangsa
tertentu yakni sejumlah manusia yang terikat dengn yang lainnya karna kesatuan bahasa
kehidupan sosial & budaya serta kesadaran nasionalnya.
A.S. Hikam
Menurut A.S. Hikam warga negara merupakan terjemahan dari “citizenship” yaitu merupakan
anggota dari sebuah kelompok atau komunitas yang membentuk negara itu sendiri.
1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian warga negara adalah penduduk sebuah
negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai
kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga negara dari negara itu.
pengertian warga negara adalah semua penduduk di suatu negara atau bangsa yang
berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya, serta memiliki hak dan kewajiban
penuh sebagai seorang warga negara di negara tersebut.
Secara hukum, menurut Undang-Undang Tahun 1945 Pasl 26 ayat 1 tentang Kewarganegaraan,
pengertian warga negara Indonesia dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu;
1. Warga Negara Asli (pribumi), yaitu penduduk asli suatu negara. Misalnya di Indonesia,
suku Jawa, Batak, Papua, Bugis, Madura, Minang, Dayak, dan etnis keturunan yang sejak lahir
merupakan warga negara Indonesia.
2. Warga Negara Keturunan (vreemdeling), yaitu suku bangsa keturunan yang bukan asli
Indonesia, misalnya bangsa Eropa, Arab, India, Tiongkok, dan lainnya yang disahkan secara
undang-undang menjadi warga negara Indonesia.
2. Kewarganegaraan
Graham Murdock
Menurut Graham Murdock pada tahun 1994, kewarganegaraan adalah suatu hak agar dapat ikut
serta maupun berpartisipasi secara utuh didalam berbagai pola stuktur sosial, politik dan juga
kehidupan kultural agar dapat menciptakan seseuatu hal yang baru selanjutnya karena dengan
begitu akan membentuk ide-ide yang besar.
Soemantri
Menurut Soemantri, pengertian kewarganegaraan ialah sesuatu yang memiliki keterkaitan atau
hubungan antara manusia sebagai individu di dalam suatu perkumpulan yang tertata dan
terorganisir dalam hubungannya dengan negara yang bersangkutan.
Ko Swaw Sik
2
Pengertian kewarganegaraan menurut Ko Swaw Sik adalah ikatan hukum diantara negara beserta
seseorang yang disebut warga negara. Ikatan atau hubungan tersebut menjadi suatu kontrak
politik yang mana sebuah negara tersebut memiliki hukum tata negara dan kedaulatan yang
diakui masyarakat dunia. kewarganegaraan disini merupakan bagian dalam konsep kewargaan.
R. Daman
Pengertian kewarganegaraan menurut R. Daman adalah istilah hal-hal yang berhubungan dan
berkaitan dengan penduduk dalam suatu bangsa.
Wolhoff
Arti kewarganegaraan menurut Wolhoff adalah keanggotaan suatu bangsa tertentu, yakni
sejumlah manusia yang terikat dengan yang lainnya dikarenakan suatu sebab yaitu kesamaan
bahasa, kehidupan dalam sosial dan berbudaya serta kesadaran nasionalnya. Maka dari itu
kewarganegaraan memiliki suatu kesamaan dengan hal kebangsaan, perbedaannya terletak pada
hak-hak yang dimiliki seseorang tersebut untuk berperan aktif dalm hal perpolitikan di dalam
negara tersebut.
Daryono
Menurut Daryono, kewarganegaraan merupakan pokok-pokok yang mencakup isi tentang hak
dan kewajiban warga negara. Sebab kewargangaraan menrupakan keanggotaan seseorang di
dalam satuan politik tertentu (dalam hal ini negara) yang berkenaan dengan hal tersebut maka
timbulah suatu hak untuk berpartisipasi di dalam kehidupan politik di negara tersebut. Dan
seseorang tersebut dinamakan warga negara.
3
2. Asas Ius Soli (Asas Kedaerahan)
Asas Ius Soli adalah kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan tempat kelahhirannya.
Misalnya, seseorang dilahirkan di negara Indonesia, sedangkan orang tuanya
berkewarganegaraan negara Malaysia, maka ia adalah warganegara Indonesia. Jadi menurut asas
ini kewarganegaraan seseorang tidak terpengaruh oleh kewarganegaraan orang tuanya, karena
yang menjadi patokan adalah tempat kelahirannya. Pada asas ini tidak berlaku asas ius sanguinis,
yang menjadi tolak ukur penentuan kewarganegaraan adalah tempat kelahiran orang tersebut,
sedangkan faktor keturunan tidak dapat menentukan kewarganegaraan.
Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaran di beberapa negara,
baik yang menerapkan asas ius soli maupun ius sanguinis, dapat menimbulkan
dua kemungkinan status kewarganegaraan seorang penduduk yaitu:
Apatride
Apartide adalah adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan. Misalnya, seorang keturunan bangsa bernegaraan Amerika Serikat yang
menganut asas ius soli lahir di negara Korea Selatan yang menganut asas ius sanguinis. Maka
orang tersebut tidaklah menjadi warga negara Amerika Serikat dan juga tidak dapat menjadi
warga negara Korea Selatan. Dengan demikian orang tersebut tidak mempunyai
kewarganegaraan yang diakui negara asal keturunan maupun negara kelahirannya.
Bipatride
Bipatride adalah adanya seorang penduduk yang mempunyai dua macam kewarganegaraan
sekaligus (kewarganegaraan ganda). Misalnya, seseorang keturunan bangsa Korea Selatan yang
menganut asas ius sanguinis lahir di negra Amerika Serikat yang menganut asas ius soli. Oleh
karena ia keturunan bangsa Korea Selatan, maka ia dianggap sebagai warga negara Korea
Selatan. Akan tetapi, negara Amerika Serikat juga mengganggap dia warga negaranya karena
berdasarkan tempat lahirnya.
1. Stelsel aktif, yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara
aktif untuk menjadi warga negara (naturalisasi biasa)
2. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga
negara tanpa melakukan sutu tindakan hukum tertentu (naturalisasi Istimewa)
Berkaitan dengan kedua stelsel tadi, seorang warga negara dalam suatu
negara pada dasarnya mempunyai:
4
Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel
aktif)
Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel pasif)
Bagi setiap orang yang sebelum berlakunya Undang-Undang tersebut telah menjadi
warga negara Indonesia (WNI).
Anak yang lahir dari suatu perkawinan yang sah dari ayah dan ibu warga negara
Indonesia.
Anak yang lahir dari suatu perkawinan yang sah dari ayah WNI serta ibu WNA, ataupun
sebaliknya.
Anak yang lahir dari suatu perkawinan yang sah dari ibu WNI serta ayah yang tidak
mempunyai status kewarganegaraan atau hukum negara asal dari si ayah tidak
memberikan kewarganegaraan terhadap anak tersebut.
Anak yang lahir dalam masa tenggang waktu hingga 300 hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari suatu perkawinan yang sah, serta ayahnya tersebut WNI.
Anak yang lahir di luar suatu perkawinan yang sah dari ibu warga negara Indonesia.
5
Anak yang lahir di luar suatu perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang sudah
diakui oleh ayahnya yang WNI sebagai anaknya serta pengakuan tersebut sudah
dilakukan sebelum anaknya menginjak usia 18 tahun atau belum kawin.
Anak yang lahir di wilayah NKRI yang pada saat waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan seorang ayah dan ibunya.
Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Indonesia selama ayah dan ibunya
belum diketahui.
Anak yang lahir di wilayah NKRI apabila ayah serta ibunya tidak mempunyai status
kewarganegaraan ataupun tidak diketahui keberadaan mereka.
Anak yang dilahirkan di luar wilayah NKRI dari seorang ayah dan ibu WNI, yang
dikarenakan ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan status
kewarganegaraan kepada anak tersebut yang bersangkutan.
Anak dari ayah atau ibu yang telah diterima permohonan kewarganegaraannya, lalu
seorang ayah atau ibunya meninggal sebelum menyatakan janji setia atau mengucapkan
sumpah.
B. Ideologi Negara
6
Descartes, ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia.
Francis Bacon, ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.
Harold H. Titus, mendefinisikan ideologi adalah sebagai suatu istilah yang
dipergunakan untuk sekelompok cita-cita. mengenai berbagai macam masalah politik dan
ekonomi serta filsafat sosia serta filsafat sosial yang dilaksanakan bagi suatu rencana
sistematis tentang cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Machiavelli, ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh
penguasa.
M. Sastraprateja, ideologi adalah sebagai perangkat gagasan atau pemikiran yang
berorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
Murdiono, ideologi adalah kompleks pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan
menjad landasan bagi seseorang (masyarakat) untuk memahami jagad raya dan bumi
seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengelolanya.
Karl Marx, ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan
bersama dalam masyarakat.
Kirdi Dipoyuda mengartikan ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan dasar
yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik individual
maupun sosial, termasuk kehidupan negara.
Soerjanto Poespowardojo, merumuskan ideologi sebagai kompleks pengetahuan dan
nilai, yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang (atau masyarakat) untuk
memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk
mengolahnya.
Thomas H., ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar
dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.
W White, memberikan pengertian bahwa ideologi adalah soal cita-cita politik atau
doktrin (ajaran) dari suatu lapisan masyarakat atau sekelompok manusia yang dapat
dibeda-bedakan.
Pengertian Ideologi Pancasila, Pendapat para Ahli, Tipe Ideologi, dan Pancasila Sebagai
Ideologi Terbuka
Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea yang artinya pemikiran, Khayalan, konsep, keyakinan, sedangkan
kata logos memiliki arti logika, ilmu, atau pengetahuan. Jadi, Ideologi dapat diartikan ilmu
tentang keyakinan-keyakinan atau gagasan-gagasan.
Berikut ini pengertian ideologi menurut pendapat beberapa ahli, adalah sebagai berikut.
Moerdiono
7
Menurut Moerdiono ideologi adalah kompleksitas pengetahuan dan nilai yang secara
keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya
serta menentukan sikap dasar untuk mengelolanya.
Dr. Alfian
Ideologo adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang
bagaimana cara yang sebaik-baiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil mengatur
tingkah laku bersama dalam berbagai aspek kehidupan.
Notonagoro
Notonagoro berpendapat bahwa ideologi dapat ditinjau dari dua pengertian, yaitu sebagai
berikut.
1. Arti luas, yaitu ilmu pengetahuan mengenai cita-cita negara.
2. Arti sempit, yaitu cita-cita negara yang menjadi basis dari teori dan praktik
penyelenggaran negara
Sastrapratedja
Ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang
diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
Ramlan Surbakti
Ideologi sebagai seperangkat gagasan, ide, cita dari sebuah masyarakat tentang kebaikan
bersama yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang harus dicapai dan cara-cara yang digunakan
untuk mencapai tujuan itu.
Kaelan
Kaelan mengemukakan bahwa ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan
gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan
sistematis, yang menyangkut dan mengatur tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam
berbagai bidang kehidupan. Hal ini menyangkut bidang politik, sosial, budaya dan keagamaan.
Di Indonesia menganut ideologi Pancasila. Hal ini tercantum dalam alenia IV Pembukaan UUD
1945 yang merupakan landasan yuridis konstitusional. Dalam tinjauan yuridis konstitusional,
Pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam Tap MPR No XVIII/MPR/1998 tentang
Pencabutan dan Ketetapan MPR RI No II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (Eka Prasetya Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila
sebagai dasar negara.
Tipe Ideologi
8
Di Dunia ini terdapat tiga tipe ideologi, adalah sebagai berikut.
Ideologi Liberalis adalah suatu ajaran yang diyakini kebenarannya untuk mengatur
tingkah laku yang menojolkan kebebasan individu. Ciri-ciri ideologi leberalis, antara lain dalam
bidang ideologi, yaitu menerapkan paham sekuler, dalam bidang politik yaitu dikenal adanya
partai oposisi, dalam bidang ekonomi yaitu sistem ekonomi kapitalis, perekonomian diserahkan
kepada perseorangan, serta dalam bidang sosial budaya yaitu anggota masyarakat cenderung
individualis.
Ideologi Komunis adalah suatu ajaran yang didasarkan atas paham sama rata sama rasa
dan telah diyakini kebenarannya. Ciri-ciri ideologi komunis, antara lain dalam bidang politik
yaitu politik bersifat tertutup hanya ada satu partai yang berkuasa yaitu partai komunis, rakyat
hanya sebagai obyek negara, dalam bidang ekonomi yaitu sistem ekonomi yang diterapkan
adalah sistem ekonomi etatisme, serta dalam bidang sosial budaya yaitu tidak percaya adanya
Tuhan, masyarakat hanya mengenal satu kelas sosial.
Ideologi Pancasila adalah suatu ajaran yang tersusun sistematis dan diyakini
kebenarannya karena didasarkan atas nilai-nilai Pancasila. Ciri-ciri ideologi Pancasila, antara lain
dalam bidang politik yaitu politik berdasarkan demokrasi Pancasila, dalam bidang ekonomi yaitu
sistem ekonomi yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, dalam bidang
sosial budaya yaitu pola kehidupan sosial adalah kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Di Indonesia, Pancasila menjadi ideologi negara. Pancasila sebagai Ideologi negara berperan
sebagai ideologi terbuka. Ideologi terbuka adalah merupakan sistem pemikiran terbuka yang
memiliki ciri-ciri bahwa nilai-nilai dan ciri-ciri yang akan diwujudkan tidak bisa dipaksakan dari
luar, tetapi digali dan diambil dari moral maupun tata nilai budaya masyarakat itu sendiri.
Pancasila merupakan ideologi terbuka berarti bahwa Pancasila mengandung dinamika internal
yang memungkinkan untuk memperbaharui diri atau maknanya dari waktu ke waktu. Namun
isinya tetap relevan sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak bertentangan dengan nilai-
nilai dasar Pancasila.
Menurut Alfian, Pancasila dapat memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka, apabila nilai-nilai
dalam Pancasila mengandung tiga dimensi, yaitu dimensi realitas, yaitu bahwa nilai-nilai dasar
yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil berakar dan/atau hidup dalam masyarakat
atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan
pengalaman sejarahnya. Dimensi idealisme, yaitu bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut
mengandung idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui
pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari dengan berbagai dimensi. Dimensi
fleksibilitas/dimensi pengembangan, yaitu ideologi tersebut memiliki keluwesan yang
memungkinkan dan merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan
ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau jati diri yang terkan-
dung...dalam…nilai-nilai…dasarnya.
9
Menurut Frans Magnis Suseno, suatu ideologi disebut ideologi terbuka, jika memiliki dua hal,
pertama nilai-nilai dan cita-citanya bersumber dari kejayaan budaya masyarakat sendiri. Kedua,
isinya tidak langsung operasional. Nilai-nilai dalam ideologi terbuka tidak dapat secara langsung
dioperasionalkan pada setiap saat dan kurung waktu di dalam masyarakat. Masyarakat pada
kurun waktu tertentu harus menggali kembali nilai falsafah dalam ideologi tersebut, dan mencari
implikasinya bagi situasinya sendiri. Sehingga dapat diartikan bahwa nilai-nilai ideologi itu,
terbuka…terhadap…pemikiran…dan…perkembangan.baru..di..masyarakat.
Pancasila menjadi Ideologi terbuka karena didorong oleh hal-hal berikut ini.
Pelaksanaan pembangunan menimbulkan banyak masalah, yang jawabannya tidak
ditemukan dari pemikiran ideologi lain.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang berinteraksi secara dinamis dengan perkembangan
lingkungan sekitarnya. Sedangkan ideologi tertutup dapat diartikan sebagai ideologi yang sudah
mempunyai seluruh jawaban untuk kehidupan ini sehingga yang diperlukan hanya
pelaksanaannya saja.
Pada waktu pengaruh komunisme yang ideologinya bersifat tertutup. Pancasila merosot
perannya. Pancasila dipakai sebagai senjata untuk menyerang lawan-lawan politik sehingga bila
ada perbedaan pendapat langsung disebut sebagai anti-Pancasila.
Tekad kita untuk menegaskan kembali Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
nasional Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung nilai-nilai berikut ini.
Nilai dasar, adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat mutlak, sebagai
sesuatu yang benar tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar diantaranya nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan Pancasila.
Nilai instrumental adalah pelaksanaan umum dan nilai dasar. Biasanya terbentuk norma
sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme
lembaga-lembaga negara.
Nilai praktis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan atau
realisasi nilai-nilai instrumental dalam satu realisasi pengalaman yang bersifat nyata, dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara
1. Menyatukan bangsa Indonesia, memperkokoh dan memelihara kesatuan dan persatuan.
2. Membimbing dan mengarahkan bangsa Indonesia unutk mencapai tujuannya.
3. Memberikan kemauan untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa
Indonesia
4. Menerangi dan mengawasi keadaan, serta kritis kepada adanya upaya untuk mewujudkan
cita-cita yang terkandung di dalam pancasila.
5. Sebagai pedoman bagi kehidupan bangsa Indonesia dalam upaya menjaga keutuhan
negara dan memperbaiki kehidupan dari bangsa Indonesia.
10
Pancasila selain berkedudukan sebagai dasar negara, juga berkedudukan sebagai Ideologi
Nasional bangsa Indonesia.
Sehingga makna pancasila dari ketetapan tersebut bahwa nilai-nilai yang tercamtum dalam
ideologi pancasila menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan bernegara.
2. Dimensi Idealisme, artinya kualitas ideologi yang tercamtum dalam nilai dasar tersebut bisa
memberikan harapan kepada berbagai kelompok dan masyarakat mengenai masa depan yang
lebih baik.
Artinya, nilai-nilai dan makna Pancasila menjadi pedoman segala perilaku dan tindakan warga
Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila ikut berperan
mendefinisikan mana yang baik dan mana yang buruk dalam proses pengambilan kebijakan dan
penyelesaian masalah bangsa.
Artinya, lima sila Pancasila menjadi acuan dalam proses pembuatan peraturan tertulis oleh
negara. Segala peraturan hukum yang dirancang, dibuat dan disahkan tidak boleh bertentangan
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sumber segala sumber hukum berarti
rujukan sumber hukum yang dibuat. Misal, bila negara ingin membuat kebijakan tentang
pengakuan penganut kepercayaan, kebijakan tersebut harus diuji terlebih dahulu apakah sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila atau tidak.
Mirip seperti Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum, artinya norma yang berlaku di
Indonesia harus selaras dengan nilai moral Pancasila atau bahkan mencerminkan nilai-nilai
Pancasila. Norma meruapakan aturan tak tertulis atau informal yang mengatur kehidupan
bermasyarakat. Meski tak tertulis, kekuatan norma sangat besar karena melekat di dalam
11
kepercayaan masyarakat. Keselarasan dengan Pancasila menjadi keunggulan norma di Indonesia.
Untuk selaras, Pancasila bisa berperan sebagai sumber norma yang hendak diterapkan.
Artinya, Pancasila merupakan buah kesepakatan hasil rumusan para intelektual pendiri bangsa.
Pancasila juga merupakan produk musyawarah mufakat yang wajib dihormati keberadaannya.
Para pendiri bangsa sepakat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Kesepakatan tersebut
hendaknya tidak dicedrai oleh generasi penerusnya.
Pancasila sejak kemunculannya sebagai ide yang kelak menjadi ideologi bangsa dianggap
cerminan falsafah hidup yang paling sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Pancasila juga
dianggap mencerminkan filosofi yang dianut oleh manusia Indonesia dalam kelima silanya. Tak
heran jika Pancasila selalu dilihat sebagai ideologi yang paling sesuai dengan jiwa bangsa
Indonesia.
Adapun fungsi Pancasila yang spesifik, yakni fungsi Pancasila sebagai dasar negara. Beberapa
bahan ajar untuk materi pendidikan Pancasila menyebutkan bahwa sedikitnya ada lima fungsi
Pancasila sebagai dasar negara. Kelima fungsi tersebut antara lain Pancasila sebagai pedoman
hidup bangsa, jiwa bangsa, kepribadian bangsa, sumber hukum negara, dan cita-cita bangsa.
Fungsi Pancasila sebagai dasar negara
Artinya, bangsa indonesia melalui peran negara memegang teguh nilai-nilai Pancasila ditengah
pergaulan dengan bangsa lain. Hubungan diplomatik dalam bentuk apapun tak boleh
menghasilkan keputusan tanpa pertimbangan yang melibatkan kehadiran nilai-nilai Pancasila.
Artinya, institusi sosial di Indonesia dari yang paling besar sampai yang paling kecil harus
menjadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi ideologinya. Dari institusi tingkat tinggi seperti
negara sampai ormas, nilai-nilai Pancasila harus diposisikan sebagai jiwanya.
Artinya, selain keluhuran makna dan nilainya, Pancasila juga berfungsi sebagai identitas bangsa
yang layak dibanggakan. Sebagai identitas, Pancasila merupakan jawaba dari pertanyaan tentang
apa kepribadian bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
12
Pancasila sebagai sumber hukum
Fungsi ini mirip fungsi umum Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum. Pada prinsipnya
sama, hukum yang dibuat oleh insitusi atau organisasi diberbagai level tak boleh bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila.
Artinya, Pancasila sebagai dasar negara mengandung ide atau gagasan ideal yang hendak
diwujudkan oleh segenap elemen bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila yang merupakan
konsep abstrak dilihat sebagai tipe ideal yang menjadi cita-cita masyarakat Indonesia. Fungsi
Pancasila sebagai cita-cita bangsa artinya nilai-nilai Pancasila menadi orientasi kemana bangsa
ini hendak diarahkan.
C. Bela Negara
UPAYA BELA NEGARA adalah salah satu hak dan kewajiban warga negara Indonesia sesuai
dengan apa yang diterangkan oleh undang-undang dasar. Sayangnya, undang-undang dasar
sendiri tidak memiliki pengertian secara rinci apa yang dimaksud dengan upaya bela Negara.
Meski demikian, dalam UU No. 2 tahun 2002, disebutkan PENGERTIAN UPAYA BELA
NEGARA adalah suatu sikap serta perilaku warga Negara yang dilandasi atau dijiwai kecintaan
terhadap NKRI dengan berdasar pada Pancasila & UUD 1945 di dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan juga Negara.
Selain pengertian dari UU No. 2 Tahun 2002 di atas, istilah ‘Upaya Bela Negara’ juga banyak
didefenisikan oleh ahli. Berikut 5 pengertian Upaya Bela Negara dari 3 tokoh, sebagai berikut:
● PURNOMO YUSGIANTORO
Pengertian Bela Negara adalah suatu perilaku yang dilakukan warna Negara di mana peirlaku
tersebut berhubungan dengan kencitaan pada Negara yang diwujudkan dengan melakukan hal-
hal yang bisa menjaga kelangsungan bangsa. Perilaku ini menurut Purnomo sifatnya terus-
menerus, bukan hanya sekali dua kali.
● SUNARSO
Pengertian Bela Negara adalah upaya esensial dalam membela kemerdekaan dan kedaulatan
bangsa, persatuan dan kesatuan, keutuhan wilayah juga yurisdiksi serta nilai-nilai dasar Negara
yakni pancasila & UUD 1945.
13
● SUTARMAN
Pengertian Bela Negara menurut Sutarman adalah suatu usaha dalam membela Negara dengan
dua jalan atau cara yakni fisik dan non-fisik. Upaya fisik berkaitan dengan upaya bela Negara
dengan memanggul senjata, ikut berperang dan sebagainya. Sementara upaya non-fisik adalah
dengan mengabdi sesuai dengan profesi masing-masing warga Negara.
● CHAIDIR BASRIE
Pengertian Bela Negara menurut Chaidir Basrie adalah suatu sikap dan tekad juga tindakan
warga Negara yang sifatnya teratur, menyeluruh, terpadu dan juga berlanjut yang dilandasi
kecintaannya pada tanah air serta kesadaran dalam berbangsa bernegara Indonesia juga
keyakinan dan kesaktian dari Pancasila yang merupakan ideologi Negara Indonesia.
Jadi Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi
suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu
negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.Setiap warga negara
memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara. Hal tersebut merupakan wujud
kecintaan seorang warga negara pada tanah air yang sudah memberikan kehidupan padanya. Hal
ini terjadi sejak seseorang lahir, tumbuh dewasa serta dalam upayanya mencari penghidupan.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-
syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya
kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara
itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik
sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.
Di Indonesia proses pembelaan negara sudah diatur secara formal ke dalam Undang-undang.
Diantaranya sudah tersebutkan ke dalam Pancasila serta Undang-undang Dasar 1945, khususnya
pasal 30. Didalam pasal tersebut, dijelaskan bahwa membela bangsa merupakan kewajiban
seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
Dengan melaksanakan kewajiban bela bangsa tersebut, merupakan bukti dan proses bagi seluruh
warga negara untuk menunjukkan kesediaan mereka dalam berbakti pada nusa dan bangsa, serta
kesadaran untuk mengorbankan diri guna membela negara. Pemahaman bela negara itu sendiri
demikian luas, mulai dari pemahaman yang halus hingga keras.
Diantaranya dimulai dengan terbinanya hubungan baik antar sesama warga negara hingga proses
kerjasama untuk menghadapi ancaman dari pihak asing secara nyata. Hal ini merupakan sebuah
14
bukti adanya rasa nasionalisme yang diejawantahkan ke dalam sebuah sikap dan perilaku warga
negara dalam posisinya sebagai warga negara. Didalam konsep pembelaan negara, terdapat
falsafah mengenai cara bersikap dan bertindak yang terbaik untuk negara dan bangsa.
Mengenal dan memahami wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan sangat
luas
Menjaga dan mencintai seluruh tanah dan pekarangan dan seluruh ruang yang termasuk
wilayah Indonesia. Wilayah tersebut mencakup darat, laut, dan udara sebagai bagian dari
Indonesia.
Melestarikan dan mencintai lingkungan hidup. Dengan sikap ini, berarti sikap yang
mempertahankan kelangsungan hidup negara. Karena lingkungan merupakan sumber daya alam
Indonesia yang dapat dipergunakan sebaik mungkin demi mencapai cita-cita nasional. Apabila
lingkungan hidup rusak, maka masa depan Indonesia tidak dapat diketahui dengan pasti.
Memberikan kontribusi kepada kemajuan bangsa dan negara. Memberikan kontribusi
dalam bentuk apa pun dan sesuai dengan kemampuan dan profesi. Selama setiap warga negara
menjalankan perannya dengan baik, maka artinya sudah memberikan kontribusi kepada negara.
Contohnya, sebagai pelajar berperan dengan belajar yang rajin, tukang sapu berperan menyapu
jalan setiap hari . pejabat negara berperan menyelenggarakan negara dengan adil dan jujur, dan
dokter berperan dalam bidang kesehatan.
Menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia. Dengan berperan sesuai fungsinya
masing-masing, maka setiap warga negara sudah menjaga nama baik Indonesia. Ditambah selalu
bersikap sesuai aturan dimanapun warga negara Indonesia sedang berada.
Bangga terhadap Bangsa Indonesia. Bagian dari sikap ini adalah, selalu mengutamakan
kepentingan negara, bangga dengan produksi dalam negeri Indonesia, dan sebagainya.
Selalu waspada terhadap segala ancaman terhadap bangsa dan negara Indonesia. Baik
ancaman dari luar (yang selalu ingin dan berusaha menguasai Indonesia) dan dari dalam (yang
umumnya mengganggu ketertiban dan keamanan negara).
15
2. Unsur Bela Negara : Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Unsur bela negara yang kedua adalah kesadaran berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini, setiap
warga negara Indonesia diharapkan memahami bahwa negaranya terdiri dari berbagai
keragaman, budaya, adat, bahasa, suku, ras, dan agama. Oleh karena itu kesadaran berbangsa
dan bernegara merupakan unsur yang dapat menjaga negara secara non fisik. Contoh sikap dari
unsur kesadaran berbangsa dan bernegara, yaitu :
Ikut serta membina kerukunan dan persatuan kesatuan yang dimulai dari lingkungan
terkecil, sampai ke tingkat nasional. Ikut serta, tidak harus menjadi pemimpin dalam suatu
lingkup organisasi. Namun, sikap yang menghargai dan menghormati sesama yang berbeda
keyakinan, misalnya, sudah merupakan teladan persatuan dan kesatuan.
Mencintai budaya bangsa Indonesia. Tidak harus bisa / belajar salah satu kebudayaan
Indonesia. Sikap yang paling minimal dari unsur ini adalah sikap menghargai dan menghormati
budaya bangsa Indonesia, terutama kebudayaan daerah yang merupakan akar kebudayaan
nasional.
Mengakui dan menghormati bendera Merah putih sebagai bendera Indonesia, lambing
negara Indonesia, dan Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan.
Menjalankan hak dan kewajiban warga negara yang telah diatur oleh undang-undang.
Dimana hak dan kewajiban sudah diberlakukan demi kepentingan dan perlindungan bersama,
dan melancarkan tercapainya tujuan pembangunan Indonesia seperti yang termaktub
dalam pokok pikiran dalam Pembukaan UUD aline 4.
Memahami hakikat / nilai yang terdapat dalam Pancasila. Caranya dnegan memahami
sejarah terbentuknya dan disusunnya sila-sila Pancasila sebagai dasar negara. Dengan demikian,
warga negar akan memahami bahwa Pancasila lahir dari kepribadian Bangsa Indonesia yang
luhur sejak zaman nenek moyang.
Melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan murni dan
konsekuen. Apa yang dimaksud murni dan konsuken? Pengamalan Pancasila tidak dipilih-pilih
dan dilaksanakan dengan segala kondisi.
Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Karena Pancasila lahir dari kepribadian
bangsa, maka pengamalan Pancasila akan mempersatukan semua rakyat Indonesia yang
wilayahnya terbentang luas dengan berbagai keragaman yang tidak dimiliki oleh negara dan
bangsa lain.
Meyakini kebenaran Pancasila sebagai ideologi negara yang telah diresmikan dan diakui
bersama sejak negara Indonesia berdiri.
16
. Unsur Bela Negara : Rela Berkorban Untuk Bangsa Negara
Unsur bela negara keempat adalah rela berkorban untuk bangsa dan negara. Setelah
memahami dan melaksanakan tiga unsur bela negara sebelumnya, maka unsur keempat
ini akan mudah dilaksanakan. Contoh sikap yang menjadi unsur rela berkorban untuk
bangsa dan negara, yaitu :
Bersedia berkorban untuk kemajuan bangsa dan negara apabila diperlukan. Warga
negara akan siap mengorbankan waktu dan tenaganya untuk bangsa.
Siap mengorbankan jiwa dan raga demi membela Bangsa Indonesia terutama apabila ada
ancaman terhadap keberlangsungan negara, di wilayah mana saja di Indonesia. Karena ancaman
di satu wilayah berarti ancaman terhadap wilayah NKRI lain.
Ikut berperan aktif dalam pembangunan, apapun peran yang sedang dijalankannya.
Minimal dengan mematuhi segala peraturan dan perundang-undangan yang ada.
Meyakini bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negara tidak sia-sia. Karena di negara
ini tempat tinggal, besar, dan akhir hidup suatu saat nanti. Selain itu, semua hasil pengorbanan
akan diwariskan kepada anak cucu di masa depan
Membantu sesama warga negara yang sedang mengalami kesulitan. Ini merupakan juga
wujud kemanusiaan yang adil beradab
5. Unsur Bela Negara : Memiliki Kemampuan Bela Negara Secara Fisik dan Psikis
Unsur terakhir, adalah unsur bela negara yang tidak kalah pentingnya, yaitu kemampuan bela
negara. Ini diwujudkan melalui :
1. Memiliki kecerdasan kognitif, emosional, dan spiritual yang cukup untuk membela
negara. Kemampuan tersebut harus dimiliki karena ancaman yang datang tidak hanya dalam
bentuk serangan militer, tetapi serangan dari berbagai bidang politik, sosial, budaya, dan
ekonomi. Kemampuan kategori ini adalah kemampuan psikis
2. Memiliki kemampuan secara fisik, yaitu kondisi kesehatan yang selalu terjaga dan
ketrampilan jasmani. Ini akan mendukung kemampuan psikis yang sudah dimiliki seorang
warga negara.
1. Melestarikan budaya
2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
3. Taat akan hukum dan aturan-aturan Negara
4. Dan lain-lain.
17
Dari unsur yang ada tersebut, bisa disebutkan mengenai beberapa hal yang menjadi contoh
proses pembelaan negara. Beberapa contoh tersebut diantaranya adalah :
Dasar Hukum
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :
1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah
oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
8. Undang-Undang No.56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih
Untuk mewujudkan kesadaran dan menyatukan konsep pembelaan negara di tengah masyarakat,
salah satunya dilakukan melalui penciptaan lagu Mars Bela Negara. Mars ini digubah oleh salah
seorang musisi Indonesia yang memiliki nasionalisme, yaitu Dharma Oratmangun.
Selain itu, dalam upaya menjaga kesadaran bela negara, dibuatlah sebuah momen untuk
memperingatinya. Hari yang sudah ditetapkan sebagai hari Bela Negara dipilih tanggal 19
Desember. Penetapan ini dimulai tahun 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang
dituangkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 28 Tahun 2006.
18
Fungsi dan Tujuan Bela Negara
Tujuan bela negara, diantaranya:
Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan keluarga)
Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga)
Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan sekolah)
Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah (lingkungan sekolah)
19
Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan
masyarakat)
Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat)
Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara)
Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)
Itulah penjelasan bela negara dengan fungsi dan tujuan mengapa bela negara dilakukan, semoga
dengan melakukan hal itu manfaat nya bisa kamu rasakan.
D. Konstitusi Negara
20
Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi di dalam negara.
2. Konstitusi dalam arti relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu konstitusi sebagai
tuntutan dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin oleh penguasa dan konstitusi
sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil (konstitrusi dapat berupa tertulis) dan
konstitusi dalam arti materiil (konstitusi yang dilihat dari segi isinya)
3. Konstitusi dalam arti positif adalah sebagai sebuah keputusan politik yang tertinggi
sehingga mampu mengubah tatanan kehidupan kenegaraan.
4. Konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat adanya jaminan atas hak asasi
serta perlindungannya.
Macam-Macam Pengertian Konstitusi
Fungsi Konstitusi - Konstitusi memiliki fungsi yang berperan dalam suatu negara. Fungsi
konstitusi adalah sebagai berikut...
21
Konstitusi berfungsi sebagai alat yang membatasi kekuasaan
Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambang
Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga suatu
negara.
Kedudukan Konstitusi
⇒Konstitusi sebagai Hukum Dasar sebab konstitusi berisi ketentuan dan aturan tentang
perihal yang mendasar dalam kehidupan sebuah Negara
Di bawah ini mejelaskan beberapa kali perubahan konstitusi di Indonesia secara berurutan.
Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia pada UUD 1945 disahkan 18 Agustus 1945, dengan
beberapa perubahan mendasar pada rancangannya. Di antara perubahan tersebut adalah, isi sila
pertama dari dasar negara Pancasila yang terdapat pada Piagam Jakarta. Bunyi sila Ketuhanan
22
Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya dengan berbagai
pertimbangan diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai berikut:
Indonesia yang saat itu baru memproklamasikan kemerdekaan, masih berada dalam masa
transisi pemerintahan. Maka belum semua UDD 1945 dapat terlaksana dan terjadi
penyimpangan. Penyimpangan tersebut antara lain :
Kekuasaan presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif dan penyelenggara tertinggi
pemerintahan sangat luas. Saat itu kekuasaan presiden juga mencakup keluasaan legislatif. Hal
ini berlangsung sampai akhirnya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) diberi tugas
kekuasaan legislatif melalui Maklumat Presiden No. X, 16 Oktober 1945.
Indonesia berubah menjadi negara serikat, yang kekuasaannya terdapat bada negara-
negara bagian. Negara bagian tersebut adalah negara Republik Indonesia (meliputi Jawa dan
23
Sumatera), Indonesia Timur, Pasundan, Jawa Timur, Madura, Sumatera Timur, dan Sumatera
Selatan.
Pembubaran RIS tetap dipimpin oleh seorang presiden, yaitu presiden Soekarno. Tetapi
presiden hanya berperan sebagai kepala negara, bukan kepala pemerintahan. Kepala
pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri yang bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan
Rakyat (Fungsi DPR). Berarti pada masa ini juga berlaku kabinet parlementer.
Seiring dengan hal tersebut UUDS 1950 disusun dan diberlakukan sementara sesuai dengan
namanya. UUD yang baru akan dibuat dan disusun secepatnya oleh Dewan Konstituante yang
dibentuk berdasarkan hasil pemilihan umum tahun 1955.
Dalam UUDS 1950, negara sudah kembali berbentuk negara kesatuan. Presiden berperan sebagai
kepala negara yang tugasnya tidak dapat diganggu gugat. Presiden tidak bertanggungjawab pada
siapaun dan lembaga manapun. Kepala pemerintahan tetap dipegang oleh perdana menteri
dengan sistem kabinet parlementer.
Konstituante dibubarkan
Kembali kepada UUD 1945 bagi segenap bangsa Indonesia dan menyatakan tidak
berlakunya lagi UUDS 1950
Membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara, yang anggotanya terdiri atas
anggota DPRS ditambah dengan utusan-utusan daerah dan golongan. Selain itu dibentuk juga
Dewan Pertimbangan Agung Sementara.
Walaupun negara sudah kembali pada UUD 1945, tetapi pada pelaksanaannya masih jauh dari
konstitusi. Banyak penyimpangan terhadap UUD 1945. Di antara penyimpangan terhadap
konstitusi, penyimpangan tersebut adalah :
Belum terbentuknya MPR, DPR , dan DPA yang sesuai dengan UUD 1945. Semua
lembaga yang dibentuk masih bersifat sementara. Sehingga tugasnya masih belum jelas.
24
Presiden selaku pemegang kekuasaan eksekutif dan legislatif (bersama DPR) bisa
membuat UU tanpa persetujuan DPR.
MPRS menetapkan pidato presiden pada tanggal 17 agustus 1959 ynag berjudul
Penemuan Kembali Revolusi Kita yang kemudian dikenal dengan Manifesto Politik Republik
Indonesia (Manipol) menjadi Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang bersifat tetap.
MPRS mengambil keputusan menjadikan Presiden Soekarno sebagi presiden seumur
hidup
Pimpinan lembaga-lembaga negara dijadikan menteri-menteri dan presiden sendiri
sekaligus menjabat sebagai ketua DPAS
Di tahun 1960, karena DPRS tidak menyetujui rancangan anggaran belanja yang diajukan
pemerintah, Presiden membubarkannya dan mengganti dengan Dewan Perwakilan rakyat Gotong
Royong (DPR-GR)
Demokrasi pada saat itu disebut sebagai demokrasi terpimpin karena negara dikuasai oleh satu
orang tanpa batas. Kondisi negara semakin buruk dan mengalami puncaknya dengan
Pemberotakan G30S PKI tahun 1965.
Pada awalnya, pemerintahan orde baru melaksanakan pemerintahan yang berorientasi pada
pembangunan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tak lama, dibentuklah GBHN
oleh fungsi MPR sebagai dasar melaksanakan pembangunan. Setelah beberapa lama, terjadi
penyimpangan-penyimpangan UUD 1945 kembali. Penyimpangan terhadap UUD 1945 yang
terjadi pada masa ini, yaitu :
25
Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia memasuki masa reformasi di segala bidang dengan
berakhirnya kekuasaan Presiden Soeharto. Selama masa ini, mucul banyak desakan untuk
perubahan UUD 1945. UUD 1945 dinilai memiliki banyak kelemahan, antara lain :
Struktur kekuasaan dalam UUD 1945 menempatkan kekuasaan Presiden menjadi sangat
besar. Kekuasaan Presiden meliputi kekuasaan eksekutif, legislatif bersama DPR, dan memiliki
hak konstitusional khusus, seperti memberi grasi, amnesti, abollisi, dan rehabilitasi. Selain itu,
batas masa kekuasaan Presiden juga menjadi tidak jelas dengan kata-kata “lima tahun dan dapat
dipilih kembali”.
Fungsi dan tugas antar lembaga negara yang tidak mengimbangi. Misalnya, tidak ada
pasal yang menyebutkan bagaimana hukumnya seandainya Presiden menolak mengesahkan
Rancangan UU yang diajukan DPR.
Penjelasan UUD 1945 tidak konsisten dengan batang tubuh UUD 1945. Bahkan ada
beberapa penjelasan yang seharusnya merupakan batang tubuh UUD 1945
Hak-hak warga negara dalam UUD 1945 tidak jelas. Seperti mengenai kebebasan
berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan yang dianggap tidak
bisa dilaksanakan karena UU belum terbentuk. Akibatnya pembatasan kebebasan pers yang
pernah terjadi.
Amandemen UUD 1945 ini, sesuai dengan pasal 37 UUD 1945 mengenai perubahan UUD 1945.
Sebelum amandemen UUD 1945 disepakati beberapa hal yaitu :
26
Amandemen pertama UUD 1945 pertama kali saat Sidang Umum MPR 19 Oktober 1999.
Perubahan ini meliputi 9 pasal dan 16 ayat. Pasal-pasal dan ayat-ayat yang diamandemen, yaitu
tentang hak Presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR, pembatasan masa jabatan Presiden
dan Wakil Presiden, sumpah Presiden dan Wakil Presiden, pengangkatan dan penempatan Duta,
pemberian grasi dan rehabilitasi, pemberian amnesti dan abolisi, pemberian gelar, tanda jasa, dan
kehormatan, pengangkatan Menteri, DPR, dan hak DPR untuk mengajukan RUU.
UUD 1945 hasil amandemen adalah UUD 1945 yang telah ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945.
Amandemen tersebut telah diputuskan dalam Rapat Paripurna MPR RI ke-9, 18 Agustus
2000 dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
DPA yang ada pada Bab IV dihapuskan dan diubah subtansinya pada pasal 16, kemudian
ditemmpatkan pada Bab III tentang Kekuasaan Pemerintah Negara.
Demikianlah perjalanan konstitusi yang ada di Indonesia. Kita semua berharap dengan
pelaksanaan Amandemen UUD 1945 tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 dapat segera terwujud.
27
28