Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muhammad Rafli Dahlan

NIM : H071221104

A. Hak dan kewajiban warga negara


Hak dan kewajiban warga negara erat kaitannya dengan konstitusi. Karna hak dan
kewajiban warga negara termuat dalam konstitusi. Jika berbicara tentang hak dan
kewajiban warga negara, maka erat kaitannya dengan dua hal yaitu negara dan juga
warga negara. Sehingga hak dan kewajiban warga negara dibatasi oleh ruang-ruang
yang dinamakan negara.
Hal hal yang ingin dicapai dalam mempelajari materi ini adalah, bukan hanya
aspek kognitifnya. Tetapi mahasiswa diharapkan dapat disiplin menjalankan hak dan
kewajiban sebagai warga negara dengan baik, serta bisa mengharmonikan hak dan
kewajiban tersebut di masyarakat.
1. Hak dan kewajiban
Hak dan kewajiban merupakan dua hal yang berbeda tetapi tidak bisa
dipisahkan. Jika berbicara tentang hak, maka berbicara tentang kekuasaan atau
kewenengan. Jadi hak adalah kewenangan terhadap sesuatu, Sehingga kita memiliki
kuasa terhadap sesuatu tersebut. Akan Tetapi kuasa yang kita miliki itu tidak mutlak.
Sedangkan Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus kita lakukan, apapun itu
larangan maupun perintah dan kita akan menerima sanksi jika melanggar kewajiban
tersebut.
Menurut teori korelasi yang dianut oleh utilitarianisme, ada hubungan timbal
balik antara hak dan kewajiban. Setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak
orang lain, dan begitu pula sebaliknya. Hak tanpa kewajiban yang sesuai dengannya
tidak pantas disebut dengan hak.
Dalam buku karya john stuart mill yang berjudul on liberty-perihal kebebasan,
bahwa kebebasan bukan sesuatu yang mutlak, kebebasan adalah sesuatu yang
didalamnya dilakukan untuk kebaikan. kebebasan tidak boleh digunakan untuk
memanipulasi hak orang lain untuk kepentingan sendiri. Menurut john kebebasan
subtansialnya bukan pada bebas atas kemauan sendiri, namun perbuatan bebas yang
diarahkan dan bersifat positif,tidak mengganggu dan merugikan orang lain.
a. bangsa dan negara
Menurut otto bauer Bangsa adalah sekelompok manusia yang
mempunyai persamaan karaktter. Karakteristik tumbuh karena adanya
persamaan Nasib, untuk membentuk negara. Definisi negara menurut max
webber adalah suatu organisasi kekuasaan dari masyarakat dan merupakan alat
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan Bersama.
b. penduduk dan warga negara
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada Pasal 26, ayat (1),
yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan
dengan undang-undang.
Sedangkan warga negara adalah sesuatu yang disahkan oleh undang-
undang, dan memiliki hubungan hukum dengan sebuah negara sehingga
dimanapun orang tersebut berada, maka ada keawajiban negara untuk
melindunginya. Hubungan warga negara dengan negara bersifat timbal balik.

2. Asas dan problem status kewarganegaraan


Ius Soli (Tempat), yaitu menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
negara tempat kelahiran. Sedangkan Ius Sanguinis (Hubungan Darah), adalah asas
kewarganegaraan yang ditentukan berdasarkan keturunan orang tersebut. Problem
Status kewarganegaraan terjadi akibat diterapkannya asas kewarganegaraan secara
tegas didalam sebuah negara. Contohnya yaitu
 a patride, jika seseorang lahir di negara yang menganut ius sanguinis, dan
negara asal orang tua menganut ius soli
 bi patride,yaitu jika seseorang lahir di negara yang menganut ius soli,
sedangkan orang tuanya berasal dari negara yang menganut ius anguinis.
 multi patride, adalah orang yang memmiliki kewarganegaraan ganda
Untuk memecahkan problem kewarganegaraan tersebut, Indonesia mengatur
mengenai cara memperoleh status kewarganegaraan melalui Undang-undang No.12
Tahun 2006. Sesuai dalam UUD 1945 pasal 28D ayat (4) bahwa setiap orang berhak
atas status kewarganegaraan.

3. Bagaimana mendapatkan status WNI


Dalam undang-undang No.12 Tahun 2006 dijelaskan bahwa ada tujuh hal
yang diatur tentang warga negara Indonesia yaitu,
 perkawinan, Suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status
kewarganegaraan setiap pihak
 Kelahiran, anak yang lahir di willayah Indonesia, dan status dari kedua orang
tua tidak jelas kewarganegaraannya, tidak diketahui, ataupun tidak memiliki
kewarganegaraan, maka anak tersebut akan diberikan kewarganegaraan
Indonesia
 Pernyataan, warga negara asing yang secara sah menikah dengan warga negara
indonesisa, dapat memperoleh kewarganegaraan Indonesia dengan
menyampaikan pernyataan kewarganegaraan Indonesia didepan pejabat.
Tentunya dengan aturan-aturan tertentu
 Turut ayah atau ibu, Anak yang belum berumur 18 yahun, atau belum menikah,
berada dan bertempat tinggal di wilayah negara Indonesia, dan orang tua
memperolah berkewarganegaraan Indonesia, maka secara otomatis
mendapatkan kewarganegaraan indonesia
 Pengangkatan, Anak warga negara asing yang belum berusia 5 tahun,dan
diangkat secara sah oleh warga negara Indonesia menurut ketetapan peradilan,
maka mendapatkan kewarganegaraan Indonesia.
 Naturalisasi, naturalisasi dibagi menjadi dua yaitu Hak Opsi, yaitu hak untuk
memilih atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga negara dari suatu
negara. Dan juga Hak repuidasi, yaitu Hak untuk menolak pemberian warga
negara
 Dikabulkan permohonan, syarat untuk permohonan kewarganegaraan yaitu ,
orang yang telah berusia 18 tahun, atau sudah menikah, dan pada waktu
meminta permohonan sudah bertempat tinggal di Indonesia paling singkat
selama 5 tahun, dapat berbahasa Indonesia dan mematuhi Pancasila serta UUD,
tidak pernah dijatuhi tindak pidana satu tahun atau lebih , dan mempunyai
pekerjaan tetap.
 Pewarganegaraan, Orang asing yang telah berjasa pada negara Indonesia atau
dengan alasan kepentingan negara dapat diberi kewarganegaraan RI oleh
presiden, Setelah memperoleh pertimbangan dari DPR RI, kecuali dengan
pemberian kewargannegaraa tersebut mengakibatkan yang bersangkutan
berkewarganegaraan ganda
Asas kewarganegaraan dibagimenjadi dua yaitu, Asas kewarganegaraan
tunggal, yaitu asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. Dan
asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU.
Ada hal-hal yang dapat menyebabkan kehilangan kewarganegaraan Indonesia
yaitu, Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara
lain atas Namanya.

B. Harmoni HAK dan kewajiban kehidupan berbangsa bernegara


1. Urgensi Harmoni HAK dan Kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Semenjak zaman dahulu, kita lebih mengenal konsep kewajiban dibandingkan
dengan konsep HAK. Sehingga dalam masyarakat zaman dahulu yang menganut
sistem monarki pasti selalu ada hak hak mulia raja. Konsep kewajiban selalu
menjadi landasan aksiologis dalam hubungan rakyat dan penguasa, Rakyat wajib
patuh pada titah raja tanpa syarat, dan itu sebagai bentuk penghambaan total. Setelah
masa kerajaan berlalu, datanglah penjajah di Indonesia. Keadaan yang sama pun
berlangsung disaat masa penjajahan. Kehidupan politik daerah tentu mendorong
aspek kewajiban sebagai ide dalam fraksis kehidupan politik, ekonomi, dan social
budaya.
Perjuangan masyarakat Indonesia terjadi pada masa penjajahan. Dimana
lahirlah perjuangan kelompok-kelompok masyarakat, perjuangan kedaerahan, dan
perjuangan kemerdekaan, yang dimana Perjuangan-perjuangan tersebut merupakan
perjuangan agar kita bisa terbebas dari belenggu penjajahan dan melawan
ketertindasan. Sehinngga dapat dikatakan bahwa yang diperjuangkan bangsa
Indonesia pada saat itu adalah Hak-hak.
Hak dan keajiban erat kaitannya dengan negara dan bangsa, jika melihat dari
teori kontrak social, bahwa negara dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian
masyarakat. Dalam membangun negara, tentu masyarakat ingin membangun negara
sebagai wadah karna ada banyak kepentingan dan juga kebutuhan yang harus
terpenuhi.
 Thommas Hobbes mengatakan, Rakyat memberikan kekuasaan dan
menyerahkan HAK pemerintah kepada orang yang ada dalam dewan.
 Menurut John Lock, ada dasar kontraktual dari negara dikemukakan sebagai
peringatan bahwa kekuasaan penguasa tidak pernah mutlak tetapi selalu
terbatas.
 Jean Jacques Rousseau mengatakan bahwa, Negara harus menyatakan kemauan
umumnya dan ditunjukkan dalam kebahagiaan Bersama.
Jadi urgensi dari HAK dan kewajiban dalam kehidupan bermasarakat,
berbangsa, dan bernegara ada pada proses mencapai tujuan lewat pemerintah.
Kemudian untuk mencapai cita-cita tersebut maka kita harus harmoni antara hak dan
kewajiban, Karna ada dua identitas yaitu negara dan juga bangsa. Negara dengan
presentase pemerintah, bagaimana pemerintah menjalankan fungsui-fungsinya,
fungsi pelayanan, pembangunan, pemberdayaan, dan fungsi pengaturan Sehingga
sampai kepada cita cita negara seperti yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945.
Cita-cita Nasional tertulis pada Alinea ke-2 pembukaan UUD 1945 yaitu,
terciptanya Negara Indonesia yang merdeka, Bersatu, berdaulat, adil, dan Makmur.
Sedangkan Tujuan nasional tertulis juga dalam Alenia ke-4 Pembukaan UUD 1945
yaitu :
 Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan
perdamaian abadi dan keadilan social.

2. Sumber History, sosiologis, politis, Hak dan kewajiban warga negara


a. Sumber History
Secara historis perjuangan penegakkan hak asasi manusia terjadi di dunia
barat (Eropa). Seorang filsuf asal inggris John Locke merupakan orang yang
pertama kali merumuskan adanya hak alamiah (Natural rights) yang melekat pada
setiap diri manusia, yaitu Hak hidup (life), hak kebebasan(liberty), hak
milik(property). Perkembangan selanjutnya ditandai dengan adanya tiga peristiwa
penting didunia barat, yaitu Magna Charta, Revolusi amerika, dan revolusi
Prancis
Pada tahun 1997, Interaction Council mencanangkan suatu naskah, berjudul
Universal Declaration of Human Responsibilities (Deklarasi Tanggung Jawab
Manusia). Naskah inni dirumuskan oleh sejumlah tokoh dunia seperti Helmut
Schmidt, Malcom Fraser, Jimmy Carter, Lee Kuan Yew, Kiichi Miyazawa,
Kenneth Kaunda, dan Hasan Hanafi yang bekerja selama sepuluh tahun sejak
maret 1987. Deklarasi ini muncul karna ada ketidakseimbangan, antara barat
yang memiliki tradisi menjunjung tinggi kebebasan dan individualis. Sedangkan
di dunia Timur ada konsep tanggung jawab. Konsep kewajiban ini berfungsi
sebagai penyeimbang antara kebebasan dan tanggung jawab. Jadi Hak lebih
terkait dengan kebebasan, sedangkan kewajiban terkait dengan tanggung jawab
Sehingga dalam masyarakat tidak terjadi kebebasan tanpa adanya pembatasan.
b. Sumber sosiologis
Berbagai gejolak dalam masyarakat yang sangat memprihatinkan, yakni
munculnya karakter buruk yang ditandai kondisi kehidupan sosial budaya kita
yang berubah sedemikian drastic dan fantastis. Bangs yang sebelumnya dikenal
penyabar, ramah, penuh sopan santun, dan pandai berbasa-basi berubah menjadi
pemarah, suka mencaci, pendendam, perang antar kampung dan suku dengan
tingkat kekejaman yang sangat biadab. Bahkan yang lebih tragis, anak-anak kita
yang masih duduk dibangku sekolah pun sudah dapat saling menyakiti.
Hal tersebut terjadi setelah tumbangnya pemerintahan masa orde baru
bukan demokrasi yang kita peroleh, melainkan oligarki yang dimana
pemerintahan terpusat pada sekelompok segelintir orang, sedangkan Sebagian
rakyat tertinggal jauh dari sumber-sumber kekuasaan.
c. Sumber Politik
Sumber politik yang melandasi dinamika kewajiban dan hak negara dan
warga negara Indonesia adalah proses dan hasil perubahan UUD NRI 1945 yang
terjadi pada era reformasi. Pasal 28J UUD NRI adalah pasal yang secara khusus
yang menyatakan adanya kewajiban dasar manusia.

3. Dinamika dan tantangan


Hak dan kewajiban warga negara dan negara mengalami dinamika. Terbukti
dari adanya perubahan pasal-pasal UUD NRI 19945 melalui proses amandemen dan
juga perubahan undang-undang yang menyertainya. Perubahan ini tentu agar
menciptakan Bangsa Indonesia yang cerdas dan kompetitif, toleran, dan sejahtera,
serta menciptakan kondisi keamanan yang kondusif & ketahanan nasional yang
Tangguh. Sehingga Bhineka tinggal ika dapat tumbuh kembang di wilayah NKRI dan
Eksistensi NKRI tetap terjaga sampai pada akhir zaman.
a. Dinamika dann tantangan hak dan kewajiban warga negara bidang Pendidikan
dan kebudayaan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi
Hak dan kewajiban warga negara di bidang Pendidikan dan kebudayaan,
serta ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mengalami dinamika. Dalam UUD
NRI 1945 ada perubahan kata pengajaran berubah menjadi Pendidikan.
Pengajaran dan Pendidikan memiliki cakupan yang berbeda, Pendidikan memiliki
cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan pengajaran.
Pendidikan merupakan proses melakukan nilai-nilai sedangkan pengajaran
adalah proses mengalihkan pengetahuan. Nilai-nilai yang diajarkan lebih dari
sekedar pengetahuan, ada aspek lain seperti keterampilan, nilai, sikap, yang
dimana Pendidikan ini dapat dilakukan diberbagai lingkungan, mulai dari
keluarga, masyarakat, dan tentu saja dilingkungan sekolah. Sedangkan kata
pengajaran cakupannya lebih kecil dan hanya tertuju pada lingkungan sekolah.
Karna adanya perubahan ini berakibat semakin luasnya hak warga negara, dan
itu asangat baik untuk pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Iptek harus tetap menjunjung nial-
nilai agama, dan jangan sampai karna adanya iptek dapat menyebabkan
disintegrasi, Iptek harus hadir untuk memperkuat persatuan bangsa. Nilai-nilai
ilmiah yang dihasilkan harus seimbang menjunjung tinggi nilai agama dan
memperkuat persatuan bangsa.
Budaya harus siap menyambut perkembangan dan kemajuan iptek, karna
budaya bangsa kita secara besar masih berdasarkan budaya etnik tradisional,
sedangkan iptek berdasarkan perkembangan budaya asing yang lebih maju.
Apabila perkembangan dan kemajuan budaya kita tidak dipersiapkan, maka akan
terjadilah kesenjangan budaya.
b. Insan Indonesia yang cerdas komprehensif dan kompetitif
1) Menjadi insan yang cerdas secara spiritual yaitu dengan cara beraktualisasi
diri melalui olah hati untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia termasuk budi pekerti yang luhur dan
kepribadian unggul. Beraktualisasikan diri dengan olah rasa untuk
meningkatkan sensivitas dan apresiasivitas akan kehalusan dan keindahan
seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya.
2) Sedangkan cerdas secara emosional dan sosial, dapat dilakukan dengan
beraktualisasikan diri melalui unteraksi sosial yang :
 Membina dan memupuk hubungan tmbal balik
 Demokratis
 Empati dan simpatik
 Menjunjung tinggi hak asasi manusia
 Ceria dan percaya diri
 Menghargai kebinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara
 Berwawasan
 Berwawasan kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban
warga negara.
3) Cerdas secara Intelektual, yaitu beraktualisasi diri melalui olah piker untuk
memperoleh kompetensi dna kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi. Serta aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan
imajinatif.
4) Cerdas secara kinestetik, yaitu Beraktualisasi diri melalui olahraga untuk
mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya tahan, sigap, terampil, dan
trengginas
5) Kompetitif, yaitu berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan,
bersemangat juang tinggi, mandiri, pantang menyerah, pembangun dan
Pembina jejaring, bersahabat dengan perubahan, inovatif dan menjadi agen
perubahan, produktif, sadar mutu berorirntasi global, dan pembelajar
sepanjang hayat.

Anda mungkin juga menyukai