Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak. Yang nampak itu adalah unsur negara berupa
rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah satu unsur negara adalah rakyat. Rakyat yang tinggal
di wilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan, Warga negara bagian dari
penduduk suatu negara. Warga negara memiliki hubungan dengan negaranya. Hubungan itu
lazim disebut Kewarganegaan. Kedudukanya sebagai warga negara menciptakan hubungan
berupa status (identitas).
Seseorang menjadi warga negara oleh karena ia menjadi anggota dari negara yang
bersangkutan. Ketika dimasa lalu hidup bernegara belum ada, individu telah menjadi warga
negara dari sebuah komunitas, apakah anggota keluarga, marga, suku atau bangsa. Ketika
komunitas politik negara didirikan maka individu-individu yang terikat di dalamnya memasuki
status baru sebagai warga negara. Kewarganegaraan yang pada awalnya hanya mencakup
keanggotaan diluar negara sekarang ini telah menciptakan hubungan dengan negara.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, kewarganegaraan mennjuk pada bentuk
hubungan antara warga dengan komunitasnya sendiri. Dalam hal ini negara, yang melahirkan
berbagai akibat antara lain:
1. Memunculkan identitas baru sebagai warga negara
2. Menghasilkan rasa kepemilikan terhadap komunitas baru (negara) termasuk
kepemilikan akan nilai-nilai Bersama komunitas.
3. Memunculkan aneka peran, partisipasi dan bentuk-bentuk keterlibatan lain pada
komunitas negara, dan
4. Timbulnya hak dan kewajiban antara keduanya secara timbal balik.
Menurut Hukum Indonesia, yakni dalam UU No.12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan
RI. Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan sebgai negara. Hal ikhwal
hubungan antara warga negara dengan negara tersebut pada dasarnya menghasilkan bentuk-
bentuk hubungan sebagaimana di atas.
Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua:
1. Kewarganegaraan dalam arti Yuridis dan Sosiologis
ditandai dengan adanya ikatan Hukum antara orang-orang dengan Negara
atau kewarganegaraan sebagai status legal. Dengan adanya ikatan Hukum itu
menimbulkan akibat-akibat Hukum tertentu. Bahwa orang tersebut berada dalam
kekuasaan Negara yang bersangkutan. Tanda ada ikatan Hukum seperti Akte
Kelahiran, Surat pernyataan, bukti kewarganegaraan. Dll
2. Pengertian Kewarganegaraan
Istilah kewarganegaraan (citizenship) memiliki arti keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atau ikatan anatara negara dan warga negara. Menurut
memori penjelasan dari pasal II Peraturan Penutup Undang-Undang No. 62 tahun 1958
tentang Kewarganeraan Republik Indonesia, kewarganegaraan diartikan segala jenis
hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu
untuk melindungi orang ang bersangkutan. Adapun menurut Undang-Undang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalh segala hal ihwal yang
berhubungan dengan negara.
4. Tujuan Negara
Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-orang yang
mendiaminya, negara harus memiliki tujuan yang disepakati bersama. tujuan sebuah
negara dapat bermaam-macam, antara lain;
▪ Bertujuan untuk memperluas kekuasaan semata-mata;
▪ Bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum;
▪ Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum
Dalam konsep dan ajaran plato, tujuan dengan adanya negara adalah untuk
memajukan kesusilaan manusia, sebagai perseorangann (individu) dan sebagai
makhluk sosial. Sedangkan menurut Roger H. Soltau tujuan negara adalah
memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya
sebebas mungkin.
Sebuah negara mempunyai unsur-unsur yang harus ada di dalamnya yaitu sebagai
berikut.
1. Rakyat (Masyarakat/Warga Negara)
Setiap negara tidak mungkin bisa ada tanpa adanya warga atau rakyatnya.
Unsur rakyat ini sangat penting dalam sebuah negara, karena secara konkret
rakyatlah memiliki kepentingan agar negara itu dapat berjalan dengan baik.
Selain it, bagaimanapun juga manusialah yang akan mengatur dan
menentukan sebuah organisasa (negara).
Rakyat dalam konteks ini diartikan sebagai sekumpulan manusia yang
dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu. Mungkin tidak dapat dibayangkan adanya suatu
negara tanpa rakyat (warga negara). Rakyat adalah substratum dari negara.
2. Wilayah
Wilayah dalam sebuah negara merupakan unsur yang harus ada, karena tidak
mungkin ada negara tanpa ada batas-batas teritorial yang jelas. Secara
mendasar, wilayah dalam sebuah negara biasanya mencakup daratan
(wilayah darat), peraiaran (wilayah laut/perairan) dan udara (wilayah udara).
Daratan (Wilayah Darat)
Wilayah darat suatu negara dibatasi oleh wilayah darat dan laut
(perairan) negara lain. Perbatasan wilayah sebuah negara biasanya
ditentukan berdasarkan perjanjian yakni perjanjian antara dua negara atau
lebih.
Perairan (Wilayah Laut/Perairan)
Perairan atau laut yang menjadi bagian atau termasuk wilayah suatu
negara disebut perairan atau laut teritorial dari negara yang bersangkutan.
Adapun batas dari perairan teritorial itu pada umumnya 12 mil laut ( km) yang
dihitung dari pantai ketika air surut. Laut yang berada diluar perairan
teritorial disebut Lautan Bebas (Mare Liberum). Disebut dengan Lautan
Bebas, karena wilayah perairan tersebut tidak termasuk wilayah kekuasaan
suatu negara sehingga siapapun bebas memanfaatkannnya.
3. Pemerintah
Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin
organisasi negara untuk mencapai tujuan negara. Oleh karenanya, pemerintah
seringkali menjadi personifikasi sebuah negara.
Pemerintah menegakkan hukum dan memberantas kekacauan,
mengadakan perdamaian dan menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang
bertantangan. Pemerintah yang menetapkan, menyatakan dan menjalankan
kemauan individu-individu yang tergabung dalam organisasi politik yang disebut
negara. Pemerintah adalah badan yang mengatur urusan sehari-hari, yang
menjalankan kepentingan-kepentingan bersama. Pemerintah melaksanakan
tujuan-tujuan negara, menjalankan fungsi-fungsi kesejahteraan bersama-sama.
1. Teori Ketuhanan
Negara dibentuk oleh Tuhan dan pemimpin-pemimpin Negara ditunjuk oleh
Tuhan Raja dan pemimpin-pemimpin Negara hanya bertanggung jawab pada Tuhan
dan tidak pada siapapun. Penganut teori ini adalah Agustinus, Yulius Stahi, Haller,
Kranenburg dan Thomas Aquinas.
2. Teori kekuatan
Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari komunikasi yang kuat terhadap
kelompok yang lemah, Negara terbentuk dengan penaklukan dan pendudukan.
Dengan penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok etnis yang lebih kuat
atas kelompok etnis yang lebih lemah, dimulailah proses pembentukan Negara.
Penganut teori ini adalah H.J. Laski, L. Duguit, Karl Marx, Oppenheimer dan
Kollikles.