Sebab paling dimungkinkan untuk seseorang mempunyai kebangsaan tertentu tanpa mesti menjadi
penduduk negara di negara tersebut, dan juga sebaliknya mempunyai hak untuk ikut serta dalam
berpolitik tanpa mesti menjadi seorang penduduk negara di negara tersebut.
Pengertian Kewarganegaraan
Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan (dalam bahasa Inggris merupakan
citizenship). Di dalam definisi tersebut, warga sebuah kota ataupun kabupaten merupakan sebagai
penduduk kota atau penduduk kabupaten, disebabkan keduanya adalah satuan politik.
Dalam sebuah otonomi daerah, kewargaan ini bakal menjadi penting, sebab setiap satuan politik akan
menyerahkan hak (biasanya sosial) yang berbeda-beda untuk warganya.
1. Daryono
Kewarganegaraan merupakan isi pokok yang merangkum hak serta keharusan warga
Negara.Kewarganegaraan ialah keanggotaan seseorang didalam satuan politik tertentu (secara khusus
merupakan Negara)
Yang dengannya akan membawa hak guna dapat berpartisipasi dalam pekerjaan politik. Seseorang
dengan keanggotaan yang demikian merupakan disebut dengan penduduk Negara.
2. Wolhoff
Kewarganegaraan ialah keanggotaan sebuah bangsa tertentu yakni merupakan sejumlah insan yang
terbelenggu dengan yang lainnya disebabkan kesatuan bahasa kehidupan social-budaya serta kesadaran
nasionalnya.
Kewarganegaraan juga memiliki kesamaan dengan kebangsaan yang membedakana merupakan hak-hak
guna aktif dalam perpolitikan.
4. R. Daman
Kewarganegaraan merupakan istilah hal-hal yang bersangkutan dengan warga dalam sebuah bangsa.
6. R. Parman
Kewarganegaraan yakni suatu hal-hal yang saling bersangkutan dengan warga dalam sebuah bangsa.
7. Soemantri
Kewarganegaraan ialah sesuatu yang saling bersangkutan dengan insan sebagai pribadi dalam sebuah
perkumpulan yang terorganisir dalam sebuah hubungan dengan Negara.
Dahulu istilah penduduk negara biasanya disebut hamba atau kawula negara yang dalam bahasa inggris
(object) berarti orang yang mempunyai dan mengabdi untuk pemiliknya.
AS Hikam mendifinisikan bahwa penduduk negara yang adalahterjemahan dari citizenship ialah anggota
dari suatu komunitas yang menyusun negara tersebut sendiri.
Sedangkan Koerniatmanto S, mendefinisikan penduduk negara dengan anggota negara. Sebagai anggota
negara, seorang penduduk negara mempunyai status yang eksklusif terhadap negaranya. Ia memiliki
hubungan hak dan keharusan yang mempunyai sifat timbal balik terhadap negaranya.
Dalam konteks Indonesia, istilah penduduk negara (sesuai dengan UUD 1945 pasal 26) diutamakan untuk
bangsa Indonesia pribumi dan bangsa beda yang diabsahkan undang-undang sebagai penduduk negara.
Dalam pasal 1 UU No. 22/1958 bahwa penduduk negara Republik Indonesia ialah orang-orang yang
menurut perundang-undangan dan perjanjian-perjanjian dan peraturan-peraturan yang berlaku semenjak
Proklamasi 17 Agustus 1945 telah menjadi penduduk negara Republik Indonesia.
1. Tujuan Umum
Untuk dapat menyerahkan pengetahuan serta keterampilan dasar untuk mahasiswa tentang hubungan
antara penduduk negara dengan negara serta PPBN supaya menjadi penduduk negara yang diandalkan
oleh bangsa serta negara.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dapat mengetahui serta mengemban hak dan keharusan secara santun, jujur, serta
demokratis serta ikhlas sebagawai Warga Negara Indonesia terdidik dan bertanggung jawab.
Agar mahasiswa menguasai serta memahami sekian banyak masalah dasar dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa serta bernegara, dam bisa mengatasinya dengan pemikiran kritis serta
bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara, dan pun Ketahanan Nasional.
Agar mahasiswa mempunyai sikap serta perilaku yang cocok dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air,
serta rela berkorban untuk nusa dan bangsa.
Asas Kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan yakni daklam berfikir untuk menilai masuk dan tidaknya seseorang menjadi
anggota/warga dari sebuah negara. Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang No.12 Tahun
2006 ialah sebagai berikut:
Pewarganegaraan ialah tatacara untuk orang asing untuk mendapat kewarganegaraan Republik Indonesia
melewati permohonan. Dalam Undang-Undang ditetapkan bahwa kewarganegaraan Republik Indonesia
bisa juga didapatkan memalului pewarganegaraan.
Permohonan pewarganegaraan dapat dikemukakan oleh pemohon andai memenuhi persyaratan sebagai
berikut: sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau telah kawin, pada waktu mengemukakan
permohonan sudah berlokasi tinggal di distrik negara Republik Indonesia sangat singkat 5 (lima) tahun
beruntun atau sangat singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut,
Sehat fisik dan rohani, bisa berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, tidak pernah dijatuhi pidana sebab melakukan
tindak pidana yang ditakut-takuti dengan pidana penjara 1 (satu) tahun
Jika dengan mendapat kewarganegaraan Indonesia, tidak menjadi kewarganegaraan ganda, memiliki
pekerjaan dan berpenghasilan tetap, menunaikan uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Menganut asas ius sanguinis. Sehingga tidak terdapat negara baik tersebut negara asal ibunya ataupun
negara kelahirannya yang mengakui kewarganegaraannya anak tersebut.
2. Bipatride
Bipatride yaitu Istilah yang dipakai untuk orang-orang yang mempunyai status kewarganegaraan rangkap
atau dengan istilah beda yang dikenal dwi-kewarganegaraan. Hal ini terjadi sebab seorang Ibu berasal dari
negara yang menganut asas ius sanguinis mencetuskan seorang anak di negara yang menganut asas ius
soli.
Sehingga kedua negara (negara asal dan negara lokasi kelahiran) sama-sama menyerahkan status
kewarganegaraannya.
3. Multipatride
Multipatride ialah istilah yang dipakai untuk melafalkan status kewarganegaraan seseorang yang
mempunyai lebih dari dua kedudukan kewarganegaraan. Dalam UU RI No. 12 Tahun 2006, memang
tidak dibetulkan seseorang mempunyai 2 kewarganegaraan atau tidak mempunyai kewarganegaraan. Tapi
guna anak-anak terdapat pengecualian.
Dengan daftar setelah anak itu berusia 18 tahun, dia mesti memilih kedudukan kewarganegaraannya.
Status kewarganegaraan itu dapat didapatkan dengan teknik “Naturalisasi“,
Yaitu dapat berupa pengusulan atau penolakan kewarganegaraan (disertai penerimaan kedudukan
kewarganegaraan yang lain) pastinya dengan mengisi persyaratan dari negara yang diajukan.
Pendidikan Kewarganegaraan
Perkembangan globalisasi yang ditandai dengan kuatnya pengaruh lembaga-lembaga kemasyarakatan
internasional, negara-negara maju yang ikut menata pecaturan perpolitikan, perekonomia, sosial
kebiasaan dan pertahanan serta ketenteraman global.
Kondisi ini bakal menumbuhkan sekian banyak konflik kepentingan, baik antar negara maju dengan
negara-negara berkembang, maupun antar sesama negara-negara berkembang sendiri serta lembaga-
lembaga Internasional.
Kecuali tersebut adanya isu-isu global yang mencakup demokratisasi, hak asasi insan dan lingkungan
hidup, turut pula mempengaruhi suasana nasional.
Globalisasi ditandai dengan pesatnya pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang
informasi komunikasi dan transportasi sampai-sampai dunia menjadi semakin transparan, seakan-akan
menjadi seperti dusun
Dunia tanpa mengenal batas negara (Edy Pramono, 2004: 1-2), sebuah peristiwa yang terjadi di di antara
kawasan, seketika tersebut juga bisa diketahui dan dibuntuti oleh mereka yang berada di area lain.
Contohnya: peristiwa pembunuhan terhadap 3 orang personil UNHCR dikamp pengungsi Timor Timur di
Atambua tanggal 6 September 2000 langsung terdengar di semua dunia, dan mendorong Dewan
Keamanan PBB menerbitkan Resolusi Nomor 1319, tanggal 9 September 2000, dan Amerika Serikat
mengenakan embargo militer terhadap Indonesia. Ini berarti era globalisasi tersebut dapat dominan besar,
baik yang mempunyai sifat positif maupun yang negatif.
Dampak positif ialah seperti dapat menambah ksejahteraan, memberi peluang-peluang baru, sedang yang
negatif ialah seperti bisa mengganggu keamanan, memperburuk ekonomi, marginalisasi sosial dan
bertambahnya kemiskinan. Di era globalisasi pun akan berkembangnya sebuah standarisasi yang sama
dalam sekian banyak bidang kehidupan.
Negara atau pemerintah dimanapun, terlepas dari sistem ideologi atau sistem sosial yang dimiliki,
dipertanyakan apakah hak-hak asasi dihormati, apakah demokrasi dikembangkan, apakah kemerdekaan
dan keadilan dipunyai oleh masing-masing warganya, bagaimana lingkungan hidup dikelola. Implikasi
globalisasi menjadi semakin kompleks sebab masyarakat hidup dalam standar ganda.
Di satu pihak orang hendak mempertahankan kebiasaan lama yang diimprovisasikan guna melayani
pertumbuhan baru, yang dinamakan dengan kebiasaan sandingan (sub-culture). Di pihak lain hadir
tindakan-tindakan melawan
Terhadap perubahan-perubahan yang dialami sebagai ”nestapa” dari mereka yang dipinggirkan, tergeser
dan tergusur, tidak terlayani oleh masyarakatnya, yang dinamakan sebagai kebiasaan tandingan (counter-
culture).
Ini berarti globalisasi pun akan membuat struktur baru, yakni struktur global. Kondisi ini akan
memprovokasi struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta bakal
mempengaruhi dalam pola pikir, sikap dan perbuatan masyarakat di Indonesia sampai-sampai akan
mempengaruhi situasi mental spiritual bangsa Indonesia.
Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dibuka sejak era sebelum dan sekitar penjajahan, lantas
dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan kebebasan sampai denganera pengisian
kemerdekaan, menimbulkan situasi dan tuntutan yang bertolak belakang sesuai dengan zamannya.
Kondisi dan tuntutan yang bertolak belakang tersebut ditanggapi oleh bangsa Indonesia menurut
keserupaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang.
Kesamaan nilai-nilai ini dilandasi oleh jiwa, tekad, dan motivasi kebangsaan. Kesemuanya tumbuh
menjadi kekuatan yang dapat mendorong proses terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam
wadah Nusantara.
Semangat perjuangan bangsa yang tak kenal menyerah sudah terbukti pada perang kebebasan 17 Agustus
1945. Semangat perjuangan bangsa itu dilandasi oleh keimanan serta ketaqwaan untuk Tuhan Yang Maha
Esa dan keihklasan guna berkorban.
Landasan perjuangan itu adalahnilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia, yang telah mencetuskan kekuatan
yang spektakuler pada masa perjuangan fisik.
Sedang dalam menghadapi globalisasi dan menatap masa mendatang untuk memenuhi kemerdekaan, kita
membutuhkan perjuangan non jasmani sesuai dengan bidang profesi masing-masing.
Perjuangan ini pun butuh dilandasi oleh nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia juga, sehingga anda
masih mempunyai wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku yang cinta tanah air, dan
mengkhususkan persatuan serta kesatuan negara dalam rangka bela negara demi tetap utuh dan tegaknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perjuangan secara jasmani yang cocok bidang setiap tersebut membutuhkan sarana pekerjaan pendidikan
untuk setiap penduduk negara Indonesia pada lazimnya dan mahasiswa sebagai calon cendekiawan pada
khususnya, yakni melewati Pendidikan Kewarganegaraan.
Sebab Pendidikan Kewarganegaraan ialah adalahusaha guna membekali peserta didik dengan
keterampilan dan pengetahuan dasar berkaitan dengan hubungan antara penduduk negara dengan negara
serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) supaya dapat menjadi penduduk negara yang bisa
diandalkan oleh bangsa dan negaranya.
Jadi destinasi Pendidikan Kewarganegaraan ialah untuk membekali peserta didik dengan keterampilan
dan pengetahuan dasar berkaitan dengan hubungan antara penduduk negara dengan negara.
Oleh karena itu dalam pengajarannya perlu diterangkan bagaimana format hubungan antara penduduk
negara yang sehat, positif, dan bisa diandalkan.
B.identitas negara/NKRI
Identitas Nasional: Pengertian, Faktor, Jenis dan Unsur-unsurnya
identitas nasional indonesia
Penting bagi kita untuk mengetahui Identitas Nasional Bangsa Indonesia, namun sebelum itu mari pahami
dulu pengertian, faktor-faktor dan jenis identitas nasional.
Setiap Negara memiliki identitas nasional yang berbeda-beda. Hal ini sama saja seperti manusia, memiliki
identitas yang berbeda setiap individunya. Identitas ini tentunya berguna untuk membedakan setiap
negara.
Identitas ini bisa disebut sebagai sifat atau jati diri yang melekat pada sesuatu. Identitas Nasional ini
merupakan hal buatan karena identitas nasional ini dibuat, dan disepakati oleh warga dari suatu bangsa
sebagai identitasnya.
Identitas suatu negara merupakan suatu hal sekunder karena identitas nasional hadir setelah identitas
suatu bangsa mempunyai identitas yang berbeda-beda.
Istilah natie atau nation mulai tidak asing pada tahun 1835. Nation yang memiliki arti bangsa atau
nasional, nasionalisme, atau paham kebangsaan. Istilah bangsa ini memiliki arti masyarakat yang
bentuknya terwujud dalam sejarah dan memiliki unsur-unsur satu kesatuan bahasa, satu kesatuan daerah,
satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan hubungan ekonomi, satu kesatuan jiwa.
Syarat mutlak adanya sebuah bangsa adalah persetujuan bersama yang mengandung keinginan untuk
hidup bersama dan bersedia untuk berkorban demi mencapai tujuan. Jika warga dari suatu bangsa rela
mengorbankan jiwa raganya demi eksistensi bangsanya, maka bangsa tersebut akan tetap bersatu.
Dalam segi sosiologis, bangsa adalah persekutuan hidup pada masyarakat yang awalnya berdiri sendiri
namun akhirnya merasa kesatuan ras, bahasa, keyakinan dan budaya. Dari segi politis, bangsa adalah
masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka patuh pada kedaulatan negara, dan kedaulatan
negara itu merupakan kekuasaan tertinggi. Dalam kata lain, mereka terikat oleh kekuasaan politik.
Daftar Isi
Pengertian Identitas Nasional
Pembentukan Identitas Nasional Suatu Bangsa
Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Nasional
1. Faktor Objektif
2. Faktor Subjektif
3. Faktor Primer
4. Faktor Pendorong
5. Faktor Penarik
6. Faktor Reaktif
Jenis-Jenis Identitas Nasional
1. Identitas Fundamental
2. Identitas Instrumental
3. Identitas Alamiah
Fungsi Identitas Nasional
1. Sebagai Alat Untuk Mempersatukan Bangsa
2. Sebagai Landasan Negara
3. Sebagai Karakteristik Bangsa dan Pembeda dari Bangsa Lain
Karakteristik Identitas Nasional
1. Memiliki Keinginan Untuk Merdeka
2. Persatuan dan Kesatuan Indonesia
Unsur Identitas Nasional Indonesia
1. Bendera Indonesia
2. Bahasa Indonesia
3. Lambang Negara Indonesia
4. Semboyan Bangsa Indonesia
5. Lagu Kebangsaan Indonesia
6. Dasar Falsafah Negara
7. Konstisusi Negara Indonesia
8. Bentuk Negara Indonesia
9. Sistem Indonesia
Contoh Identitas Nasional
Apa yang dimaksud dengan identitas nasional?
Apa saja yang menjadi identitas bangsa Indonesia?
Apa fungsi dari identitas nasional?
Pengertian Identitas Nasional
Identitas Nasional merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu identitas dan nasional. Secara
harfiah, identitas adalah ciri-ciri, jatidiri atau tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
berguna untuk membedakannya dengan sesuatu yang lain.
Kata nasional adalah identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang terikat karena kesamaan,
baik kesamaan budaya, agama, fisik, keinginan, atau cita-cita.
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang
membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
Berdasarkan hal itu, setiap bangsa yang ada saat ini memiliki identitasnya masing-masing sesuai dengan
keunikan, sifat dan karakter dari suatu bangsa. Hal ini tergantung dari bagaimana suatu bangsa terbentuk
secara historis. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa tidak bisa dipisahkan dengan jati diri
suatu bangsa.
Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan
ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
Identitas nasional mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat di suatu negara, hal itu
merupakan suatu yang terus menerus berkembang dan bersifat terbuka.
Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat istiadat, serta
karakter khas suatu negara. Seperti bahasa daerah, tarian daerah, musik-musik daerah, dan lain
sebagainya.
Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti:
Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu
Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu
UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, pahlawan –
pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain
– lain.
Dari banyaknya simbol kenegaraan, Pancasila menjadi ciri khas untuk bangsa indonesia itu sendiri. Tanpa
Pancasila, negara dan bangsa ini ibarat kapal tanpa kompas yang tengah berlayar di samudra luas tanpa
tujuan jelas. Dalam buku Cita-cita Negara Pancasila oleh Sulastomo membahas tentang Pentingnya
memahami Prinsip-Prinsip dasar pancasila serta pengalaman pancasila dalam berbangsa dan bernegara.
Umumnya, setiap kelompok masyarakat menginginkan identitasnya diangkat menjadi identitas nasional.
Hal ini yang menyebabkan sebuah negara yang baru merdeka akan mengalami perdebatan dan pertikaian
yang berlarut-larut
Identitas nasional dapat kita artikan sebagai sebuah kesatuan yang dikaitkan dengan nilai-nilai yang ada
di tanah air. Nilai tersebut memperlihatkan ciri khas yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain, atau
umumnya dikenal dengan nasionalisme. Hakikat identitas nasional indonesia dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam kehidupan orang Indonesia.
Di dalam Buku Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan yang ditulis oleh Ani Sri Rahayu, dikatakan
bahwa pada dasarnya untuk bisa mempertahankan identitas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah
melalui penanaman nilai-nilai yang ada di dalam pancasila ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Buku yang disusun oleh Sri Rahayu ini sudah sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi dan dilengkapi
dengan rencana pembelajaran. Jika tertarik Grameds bisa mempelajarinya serta membelinya dengan klik “
1. Faktor Objektif
Faktor objektif ini meliputi faktor geografis dan demografis. Kondisi geografi yang membentuk Indonesia
sebagai negara kepulauan yang memiliki iklim tropis. Indonesia juga terletak di wilayah Asia Tenggara,
hal ini mempengaruhi adanya perkembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya bangsa Indonesia.
2. Faktor Subjektif
Faktor subjektif ini meliputi faktor sosial, politik, kebudayaan dan juga sejarah yang dimiliki bangsa
Indonesia. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi proses terbentuknya masyarakat Indonesia dan juga
identitas bangsa Indonesia.
3. Faktor Primer
Faktor primer ini meliputi etnis, teritorial, bahasa, dan juga agama. Indonesia sendiri merupakan bangsa
yang memiliki berbagai macam budaya, bahasa dan agama. Meskipun unsur-unsur tersebut berbeda-beda
dan memiliki ciri khas masing-masing, namun hal tersebut bisa menyatukan masyarakat menjadi bangsa
Indonesia.
Persatuan yang terjadi itu tidak serta merta menghilangkan keanekaragaman yang memang sudah ada di
dalam masyarakat Indonesia, maka dari itu lahirlah istilah Bhinneka Tunggal Ika, yang memiliki arti
berbeda-beda tapi tetap satu jua.
4. Faktor Pendorong
Faktor ini meliputi komunikasi dan teknologi, seperti lahirnya angkatan bersenjata dalam kehidupan
negara. Dalam hubungan ini, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam suatu bangsa merupakan identitas
nasional yang dinamis.
Maka dari itu, pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan
prestasi masyarakat Indonesia. Semuanya tergantung apakah bangsa Indonesia mau dan mampu
membangun bangsa untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia.
5. Faktor Penarik
Faktor penarik ini meliputi bahasa, birokrasi yang tumbuh dan sistem pendidikan. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa yang sudah ditetapkan menjadi bahasa nasional dan kesatuan nasional. Masing-masing
suku yang ada di Indonesia masih tetap menggunakan bahasa dari daerahnya masing-masing.
6. Faktor Reaktif
Faktor reaktif ini meliputi dominasi, pencarian identitas dan juga penindasan. Seperti yang sudah
diketahui bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah beratus-ratus tahun oleh bangsa asing. Hal ini
mewujudkan memori bagi rakyat Indonesia. Memori akan perjuangan, penderitaan dan semangat yang
hadir dalam masyarakat untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Faktor-faktor di atas pada dasarnya merupakan proses dalam sebuah pembentukan identitas nasional. Hal
ini tentunya terus berkembang, mulai dari era sebelum kemerdekaan, sampai saat ini.
Bangsa Indonesia dibangun dari masyarakat lama sehingga membentuk kesatuan dengan prinsip
nasionalis modern. Maka dari itu, dalam pembentukan identitas nasionalnya, sangat erat dengan unsur-
unsur sosial, ekonomi, budaya, geografis, dan juga agama.
Untuk mengatahui bagaimana proses dari pembentukan identitas nasional yang secara lebih lengkap,
Gramedia.com memiliki buku – buku rekomendasi tentang identitas negara Indonesia. Selengkapnya
Grameds bisa klik banner di bawah ini ya!
Jenis-Jenis Identitas Nasional
Identitas nasional Indonesia terbentuk karena beberapa unsur. Suku bangsa Indonesia yang beragam dan
sudah ada sejak lama, terdapat ratusan suku bangsa yang ada di Indonesia.
Karena suku bangsa yang banyak, tentunya budaya di Indonesia juga majemuk. Budaya yang majemuk
ini menjadi salah satu unsur terbentuknya identitas nasional. Budaya yang beragam ini merupakan
identitas dari nenek moyang terdahulu.
Bahasa juga menjadi salah satu unsur penting dalam pembentukan identitas nasional. Keberagaman suku
dan budaya menjadi salah satu faktor mengapa Indonesia memiliki keberagaman bahasa.
Lalu, bagaimana caranya bangsa Indonesia bersatu walaupun menggunakan bahasa daerah yang
beragam?. Hal ini karena bahasa Indonesia ditetapkan menjadi bahasa nasional. Sehingga masyarakat
Indonesia tetap bisa hidup harmonis dan bersatu dengan bahasa Indonesia.
Selain suku, budaya dan bahasa, agama yang beragam menjadi salah satu unsur terbentuknya identitas
nasional Indonesia. Terdapat lima agama resmi yang ada di Indonesia, Islam, Katolik, Protestan, Budha
dan Hindu. Namun sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi ini
dihilangkan. Masyarakat Indonesia yang religius ini tercermin dari Pancasila sila pertama, Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Dari unsur-unsur pembentuk identitas nasional, jenis-jenis identitas nasional bisa dikelompokkan dengan
mudah, yaitu:
1. Identitas Fundamental
Istilah fundamental bisa diartikan sebagai hal yang pokok. Hal pokok ini menjadi penunjang, berdirinya
sebuah bangunan. Ibarat membangun rumah, tentu hal fundamentalnya harus kokoh, yaitu pondasinya.
Identitas fundamental ini memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan negara.
Identitas fundamental meliputi dasar negara, falsafah dan juga ideologi.
Jika merujuk pada falsafah dan dasar negara tentunya menuju pada Pancasila. Pancasila yang terdiri dari
lima sila sudah memuat hal-hal yang fundamental untuk menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
2. Identitas Instrumental
Istilah instrumental bisa diartikan sebagai sebuah alat atau media. Identitas instrumental dalam identitas
nasional indonesia adalah UUD 1945. Di dalam UUD 1945 sudah terdapat aturan mengenai instrumen
lain sebagai identitas nasional negara Indonesia.
Hal ini meliputi, bendera merah putih, garuda pancasila sebagai lambang negara, lagu kebangsaan
Indonesia Raya dan juga semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika. Selain karena sebagai dasar dan
ideologi negara, pancasila juga menjadi salah satu dari empat pilar kebangsaan, selain UUD 1945, NKRI,
dan Bhineka Tunggal Ika.
Tentunya dalam penciptaan dari Pancasila sebagai lambang negara memiliki proses yang panjang serta
perdebatan. Pada buku Pancasila karya Prof. Drs H. Achmad Fauzi DH.M.A merupakan potret dari proses
panjang Pancasila dari awal perumusan, penafsiran-penafsiran secara filosofis dan juga ideologis. Jika
tertarik, Grameds dapat memahaminya dan juga membelinya dengan klik “Beli Buku” di bawah ini.
3. Identitas Alamiah
Selain identitas fundamental dan instrumental, ada juga identitas alamiah. Berbeda dengan kedua identitas
sebelumnya, identitas yang satu ini merupakan yang bersifat alami. Hal yang alami ini tercipta dari kuasa
Tuhan Yang Maha Esa. Identitas alamiah meliputi negara Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan
jumlah ribuan.
Dengan alasan untuk merdeka, maka semua bangsa Indonesia berusaha untuk melawan semua penjajahan
yang dilakukan oleh bangsa lain. Selain itu, dengan bangsa Indonesia juga ingin bersama-sama lepas dari
belenggu para penjajah. Karena alasan itulah, maka muncullah karakteristik identitas nasional.
Tidak hanya dipakai oleh kerajaan Majapahit saja, kerajaan kediri juga memakai panji merah putih
sebagai lambang kebesarannya. Bendera merah putih ini pertama kali digunakan di Jawa pada Oktober
1928, tepatnya hari sumpah pemuda.
Namun ketika pemerintahan kolonialisme, bendera merah putih dilarang untuk dikibarkan. Akhirnya,
bendera merah putih menjadi bendera resmi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Bendera merah putih bukan sembarang bendera, karena memiliki ukuran khusus, Ukuran bendera merah
putih diatur dalam undang-undang nomor 24 tahun 2009 pasal 4 ayat 1 dan 3.
2. Bahasa Indonesia
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi ‘Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia’. Bahasa Indonesia menjadi bahasa
nasional atau bahasa persatuan. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau.
Seiring waktu bahasa ini selalu berkembang dan mengalami perubahan. Bahasa Indonesia diawali sejak
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Indonesia merupakan usulan dari Muhammad
Yamin.
Pada saat itu ia mengatakan bahwa hanya ada dua bahasa yang bisa menjadi bahasa persatuan, antara
bahasa Jawa dan bahasa Melayu, namun dalam kedepannya, bahasa Melayu lah yang akan menjadi
bahasa persatuan.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan, karena bangsa Indonesia memiliki berbagai jenis bahasa.
Pasal 36A UUD 1945 berbunyi “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika”. Garuda pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika dipilih menjadi lambang negara dan
semboyan negara.
Burung Garuda yang dikenal dari mitologi kuno merupakan kendaraan Wishnu. Burung Garuda ini
menggambarkan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan kuat. Burung Garuda sebagai simbol
ikatan persatuan dan menyatunya rakyat Indonesia yang heterogen.
Lambang Garuda Pancasila dirancang oleh panitia Lencana Negara yang diketuai Sultan Hamid II.
Lambang ini akhirnya disempurnakan oleh Soekarno dan diresmikan pertama kali pada tanggal 11
Februari 1950.
Di dalam burung Garuda Pancasila terdapat simbol-simbol untuk setiap sila. Sila pertama bergambar
bintang emas, sila kedua dilambangkan dengan tali rantai berwarna emas, sila ketiga dilambangkan
dengan pohon beringin, sila keempat dilambangkan dengan kepala banteng, dan untuk sila kelima
dilambangkan dengan padi dan kapas.
Melalui banyak hal mengenai lahirnya Pancasila seperti ditandai oleh pidato yang dilakukan oleh
Presiden pertama Indonesia, Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan). Pidatonya pertama kali mengemukakan konsep awal Pancasila yang menjadi
dasar negara Indonesia pada 1 Juni 1945 sehingga di tetapkan Hari lahir Pancasila jatuh pada tanggal 1
Juni.
Pasal 36C UUD 1945 merupakan pasal ketentuan lebih lanjut tentang unsur-unsur identitas nasional.
Pasal 36C berbunyi:
“Ketentuan lebih lanjut mengenai bendera, bahasa dan lambang negara serta lagu kebangsaan diatur
dengan undang-undang.”
Pada buku Undang Undang Dasar Negara Ri Tahun 1945 Dengan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024
berisi secara lengkap UUD 1945, Amandemen I-IV serta Penjelasannya (Lengkap dengan
Diamandemen), Proses dan Perubahan Amandemen, Susunan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024, Profil
Kementerian Kabinet Indonesia Maju, Lembaga Setingkat Menteri, dan Profil lengkap Presiden dan
Wakil Presiden dari masa ke masa. Grameds bisa membelinya dengan dengan klik “Beli Buku” di bawah
ini.
Undang Undang Dasar Negara Ri Tahun 1945 Dengan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024
Undang Undang Dasar Negara Ri Tahun 1945 Dengan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024
Beli Buku di Gramedia
8. Bentuk Negara Indonesia
Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berkedaulatan rakyat. Negara indonesia berbentuk
kesatuan dan memiliki bentuk pemerintahan republik.
9. Sistem Indonesia
Sistem pemerintahan yang digunakan di Indonesia adalah sistem demokrasi, dengan sistem yang
menjunjung kedaulatan rakyat. Sampai saat ini sudah disepakati bahwa Indonesia tidak akan melakukan
perubahan identitas sebagai negara kesatuan.
Makna atau arti Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah kristalisasi pengalaman-
pengalaman hidup dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang telah membentuk sikap, watak,
perilaku, tata nilai, pandangan filsafat, moral, etika yang telah melahirkannya. Dengan Pancasila sebagai
dasar Negara itu pula para pendiri Negara dengan genius menyiapkan sistem ketatanegaraan NKRI
sebagai “sistem sendiri”.
Untuk pendalaman lengkap mengenai sistem demokrasi di Indonesia, telah dibahas dalam buku Sistem
Demokrasi Pancasila (Edisi Kedua) karya Tb. Massa Djafar, Dkk. Buku ini dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu Ontologi Pancasila, Epistemologi demokrasi Pancasila, dan Aksiologinya. Bahasa yang digunakan
juga dibuat sederhana agar mudah dipahami dan tentunya bisa Grameds beli dengan klik “Beli Buku” di
bawah ini.
C.Integritas
Integritas adalah sebuah prinsip hidup yang ada pada diri seseorang yang memiliki sikap baik perkataan
maupun perbuatan yang konsistensi atau keteguhan yang tidak bisa tergoyahkan dalam menjunjung nilai-
nilai keyakinan. Pada etika integritas bisa diartikan sebagai kebenaran dan kejujuran perbuatan yang
dilakukan seseorang.
Istilah integritas jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang orang masih awam atau tidak
memahami arti kata ini, untuk itu istilah integritas memang berhubungan dengan sikap seseorang, sifat
yang melekat pada pribadi seseorang.
Pengertian Integritas Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pendapat dari para ahli mengenai integritas, yakni sebagai berikut:
Prinsip integritas berarti dalam bertingkah laku, bersikap, bertutur kata kita harus baik dan benar dan juga
menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepada kita. Integritas merupakan sikap jujur dalam
keprofesionalan seseorang.
Tujuan Integritas
Adapun Tujuan dari integritas adalah sebagai berikut:
Ciri-Ciri Integritas
Ciri-ciri seseorang yang memiliki integritas adalah sebagai berikut:
Ada banyak contoh korupsi yang sering terjadi di lingkungan kerja, seperti memanipulasi jumlah uang
dalam laporan dan atau menerima uang suap yang tidak seharusnya. Ubah paradigma Anda tentang uang,
bahwa uang bukanlah segalanya, agar Anda tidak mudah terprovokasi.
5. Bertanggung Jawab
nda harus bertanggung jawab atas segala tindakan dan ucapan Anda. Jika Anda berjanji untuk
menyelesaikan tugas pada pukul 16.00, maka tepati janji Anda dengan tidak terlambat
mengumpulkannya. Contoh lain dari bertanggung jawab adalah jika Anda melakukan kesalahan, jangan
takut untuk mengakuinya. Bertanggung jawablah atas apa yang Anda lakukan dan jangan bercuci tangan
dengan menyalahkan orang lain.
_Integritas Nasional
Integritas Nasional – Setiap warga negara Indonesia sangat perlu untuk memahami apa itu integritas
nasional. Hal ini sangat penting demi terjalinnya persatuan dan keutuhan dari bangsa Indonesia. Hal itu
memang bukan hal yang mudah. Bagaimana tidak susah, Indonesia saja memiliki suku etnik yang
jumlahnya lebih dari 300 dan tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
Setiap etnik memiliki kebudayaan dan adat istiadat masing-masing. Hal yang terpenting harus diingat
yaitu susah bukan berarti tidak mungkin. Di dunia ini bila terus berusaha, pasti akan menjadi bisa.
Sebelum membahas lebih lanjut, Anda perlu memahami mulai dari pengertian, faktor pendukung,
tindakan yang mencerminkan hal ini, dan hal-hal lainnnya yang dapat disimak sebagai berikut.
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap manusia, demi terbentuknya pola pikir yang
rasional dan mampu bertoleransi dengan orang. Jadi pendidikan yang dimaksud tidak hanya
mengenai IQ saja, melainkan mengenai EQ.
Pendidikan di Indonesia mewajibkan paling tidak harus selama 12 tahun. Pada saat mendulang
pembelajaran selama 12 tahun ini, setiap murid akan diajarkan mengenai kewarganegaraan.
Pendidikan ini akan menyinggung istilah Bhineka Tunggal Ika yang berasal dari bahasa
Sansekerta. Arti dari kata-kata tersebut adalah meskipun berbeda-beda, tetapi tetap satu jua.
Istilah ini lebih tepatnya berasal dari kitab Sutasoma yang merupakan karangan dari Empu
Tantular. Bahkan sejak jaman dahulu, pengetahuan mengenai pentingnya persatuan dengan
berbagai perbedaan sudah diterapkan dari jaman dahulu.
Di jaman ini, istilah modern dari Bhineka Tunggal Ika disebut integritas nasional. Jadi
pengertian dari istilah ini adalah tindakan dan proses untuk mempersatukan berbagai perbedaan
yang terdapat dalam suatu negara. Tujuannya adalah terciptanya persatuan, keserasian, dan
keselarasan untuk dapat melancarkan pembangunan negara.
Partisipasi Integritas Nasional
Pasti akan ada pertanyaan mengenai siapa saja yang perlu untuk berperan dalam melaksanakan
integritas nasional. Tentu saja jawabannya adalah seluruh rakyat Indonesia diwajibkan untuk
berpartisipasi demi mewujudkan hal tersebut.Pemerintah memang memiliki andil yang terbesar
dalam mewujudkan hal ini. Bahkan pemerintah harus dapat meningkatkan mutu dari pendidikan
moral dari bangsa juga, sehingga besar persentase rakyat yang membudayakan toleransi dan
tidak mudah terprovokasi mengenai hal-hal yang dapat memisahkan atau memecah-belah rakyat
Indonesia. Selain dari segi pemerintahan, rakyat Indonesia sangat harus belajar mengenai budaya
toleransi yang baik. Kemudian, mengajarkan hal tersebut kepada anak masing-masing dan
berbagai generasi muda berikutnya. Selain itu, budayakan untuk banyak mendengarkan berita,
membaca, dan mendalami tentang pentingnya untuk tidak menyinggung SARA.SARA adalah
hal yang sangat sensitif di Indonesia. Maka dari itu, setiap generasi muda Indonesia harus dapat
saling menghargai dan tidak menyinggung SARA. Budayakan untuk selalu saling menghormati
satu-sama lain. Bila ada oknum yang bertindak kejahatan jangan menghakimi SARA tertentu.
Salahkan oknum tersebut yang melakukan tindakan buruk tersebut. Misalkan saja, isu mengenai
agama. Hal ini benar-benar dapat sangat memicu perpecahan antara umat beragama di Indonesia.
Kemudian, perpecahan tersebut dapat berujung pada perpecahan bangsa. Padahal, setiap agama
selalu mengajarkan untuk saling toleransi antara sesame umat beragama. Jadi saat terjadi suatu
kejahatan, jangan sampai menyalahkan agama.
Salahkan orang yang bertindak kejahatan, karena semua agama selalu melarang terjadinya
kekerasan, pembunuhan, pencurian, perampokan, dan tindakan buruk lainnya. Ingatlah bahwa
setiap agama selalu mengajarkan bahwa manusia itu harus selalu berbuat kebaikan terhadap
sesame manusia. Hidup rukun dan saling menghargai.
Beberapa Faktor Pendorong Integritas Nasional
Ada banyak sekali faktor pendorong integritas Nasional yang perlu diketahui oleh masyarakat
Indonesia. Beberapa faktor tersebut akan dibahas di bawah ini.
Perasaan senasib dan seperjuangan ini perlu untuk dipertahankan sampai kapan pun. Penerapan
toleransi seperti ini akan menumbuhkan rasa empati dan juga prihatin terhadap saudara lainnya
yang kurang beruntung. Kemudian, pada akhirnya ikut menolong dengan memberikan ilmu agar
dapat bertahan hidup dan juga berbagai cara baik lainnya.
Jika dilakukan oleh banyak rakyat Indonesia, tentu saja kesenjangan sosial akan terus berkurang.
Sampai pada akhirnya, tingkat kriminalitas berkurang dan pembangunan menjadi lancar atau
bahkan berkembang dengan sangat pesat.
Tentu saja pada era ini, rasa nasionalisme tidak lagi diwujudkan dengan mengangkat senjata. Hal
tersebut disebabkan oleh negara Indonesia sudah merdeka. Cara lain yang dapat dilakukan
adalah belajar yang rajin dan membekali diri dengan berbagai kemampuan untuk turut membantu
dalam pembangunan bangsa suatu hari nanti bagi seorang murid.
Sedangkan bagi orang yang sudah bekerja, Anda bisa saja dengan sering menggunakan pakaian
batik ke kantor. Kemudian, bekerja dengan sungguh-sungguh untuk memajukan perusahaan
tempat Anda bekerja. Selain itu, membayar pajak tepat waktu. Tindakan-tindakan tersebut akan
sangat berguna bagi negara dan berarti sudah secara langsung terlibat dalam pembangunan
negara.
Bahkan, bila Anda adalah seorang ibu, Anda juga dapat turut berpartisipasi dalam mewujudkan
rasa nasionalisme ini. Caranya adalah mengajarkan kepada anak-anak Anda mengenai
pentingnya ilmu-pengetahuan dan juga turut membangun rasa nasionalisme sang anak.
Perlu diingat bahwa jasa seorang ibu akan sangat besar dan berpengaruh dalam mewujudkan rasa
nasionalisme bangsa Indonesia, karena ibu adalah sekolah paling pertama untuk membangun
karakter sang anak.
Integritas Nasional
Faktor yang berkaitan dengan pertumbuhan integritas nasional itu tidak hanya meliputi faktor
pendukung saja. Ada juga faktor yang mampu menghambat rasa persatuan dari seluruh rakyat.
Beberapa faktor penghambat tersebut harus dihindari dan terus diperbaiki, sehingga keutuhan
Indonesia dapat terus terjaga. Beberapa faktor tersebut dapat disimak sebagai berikut.
1. Berkurangnya kesadaran akan pentingnya toleransi terhadap SARA
Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini generasi muda Indonesia sedang mengalami krisis moral.
Hal tersebut membuat ada banyak sekali kasus tawuran yang terjadi antara sesama pelajar.
Contoh lainnya yaitu adanya budaya saling menyindir antara umat beragama saat ada kejadian
buruk yang kebetulan dilakukan oleh oknum yang memiliki suatu agama.
Ingat sekali lagi SARA itu tidak boleh disinggung sama sekali. Bila dilanggar sudah pasti
dampaknya akan menjadi sangat heboh dan akan terjadi kekacauan yang dapat menyebabkan
keretakan dalam persatuan Indonesia. Bila ada orang yang bersalah, maka jangan salahkan suku,
agama, ras, dan golongan dari oknum tersebut.
Salahkan oknum tersebut yang telah berbuat tindakan penyimpangan dari moral. Hal yang perlu
sekali lagi untuk dipahami adalah suku, agama, ras, dan golongan tidak pernah mengajarkan
untuk saling membunuh. Dimanapun pembunuhan tidak dibenarkan, kecuali dalam rangka
mempertahankan diri maupun mempertahankan tanah air saat dijajah.
Selain itu, pembunuhan merupakan hal yang keji. Jadi jangan lagi mengatakan bahwa suatu
suku, agama, ras, dan golongan adalah jahat. Anda tidak boleh menganggap suatu suku, agama,
ras, dan golongan itu jahat. Ingat bahwa yang jahat itu hanyalah sang oknum.
Jadi menjaga perkataan untuk tidak menyinggung SARA adalah hal yang penting. Bila
dilanggar, maka orang yang melanggar tersebut telah turut andil dalam menghambat persatuan
dan kesatuan dari Indonesia.
2. Adanya rasa iri dan dengki akibat kesenjangan social
Kesenjangan sosial dapat menjadi salah satu faktor yang meretakkan rasa persatuan dan kesatuan
akan negara ini. Maka dari itu, seluruh generasi dari bangsa ini sebisa mungkin untuk terus
berkarya dan banyak membuka lapangan pekerjaan.
Semakin banyak pengusaha yang sukses, maka pengusaha tersebut telah turut serta dalam
menurunkan kesenjangan sosial, mengentaskan angka kemiskinan, dan mengurangi jumlah
pengangguran. Selama angka kesenjangan sosial ini tidak berkurang, maka integritas nasional
tidak mudah terwujud.
Contoh lain dari tindakan yang menyebabkan kesenjangan sosial adalah pembangunan yang
tidak merata dan hanya terpusat di ibu kota saja. Maka dari itu, pihak pemerintah juga harus giat
untuk melakukan pembangunan dengan pesat di daerah lainnya.
Faktor Pendukung Integritas Nasional
I
ntegritas Nasional
Indonesia terdiri dari beragam suku yang jumlahnya sangat banyak. Tentu saja hal itu kan
berdampak pada banyaknya hal yang berkaitan dengan budaya di Indonesia. Untuk membuat
seluruh rakyat dapat berkomunikasi dengan baik, maka lahirlah bahasa Indonesia. Hal ini, hanya
merupakan salah satu dari faktor pendukung integritas nasional.
1. Pemegangan Teguh Pancasila
Pancasila mengandung makna yang sangat mendalam bagi Indonesia. Bahkan, perancangannya
sudah mempertimbangan banyak aspek kehidupan yang mana paling mendasar bagi seluruh suku
di Indonesia. Selain itu, Pancasila juga selalu menghargai adanya perbedaan meskipun berbeda
SARA. Dengan mengajarkan Pancasila dan mengamalkannya akan dapat mendukung
terwujudnya integritas nasional.
2. Adanya Jiwa Semangat Bergotong-Royong
Manusia adalah makhluk sosial. Maka dari itu, pemenuhan kebutuhan hidup tidak dapat
dilakukan sendiri. Selalu membutuhkan orang lain untuk melakukan banyak hal juga. Jadi jiwa
gotong royong sangat diperlukan, sehingga orang lain atau masyarakat sekitar juga akan menjadi
ringan tangan dalam membantu kebutuhan hidup Anda.
Budaya individualis itu tidak baik. Orang yang menerapkan hidup seperti itu akan cenderung
menjadi apatis terhadap keadaan lingkungan di sekitarnya. Perlu diingat bahwa manusia hidup
itu tidak selamanya sehat. Suatu saat pasti akan memerlukan pertolongan orang lain. Maka dari
itu, manusia perlu untuk menumbuhkan jiwa semangat bergotong royong ini sejak dini.
Contoh Integritas Nasional dalam
Lingkup Keluarga
I
ntegritas Nasional
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang akan mendidik watak dan pola pikir generasi
muda. Beberapa contoh dari integritas nasional dalam lingkup keluarga.
1. Saling Menolong Terhadap Anggota Keluarga
Kebudayaan saling menolong dalam anggota keluarga mencerminkan adanya sifat empati. Sifat
ini akan berdampak juga pada saat sang anak sudah besar dan banyak berinteraksi dengan
masyarakat. Budaya saling menolong ini menunjukkan juga adanya rasa saling menyayangi
antara anggota keluarga.
Sikap saling menolong ini tidak membutuhkan alasan apapun dan hanya berdasarkan asas
kemanusiaan. Dengan membudayakan saling menolong sejak dini, anak akan memiliki rasa
keinginan untuk menolong yang kuat.
2. Saling Menghargai dan Menghormati Pendapat
Setiap anggota keluarga pasti memiliki prinsip yang berbeda-beda. Bahkan, dalam berpendapat
seringkali akan terdapat perbedaan. Setiap prinsip dan pendapat perlu untuk dihargai dan
dihormati selama masih dalam konteks yang baik.
3. Patuh Pada Orang Tua
Setiap agama selalu mengajarkan untuk pada patuh kepada orang tua. Patuh kepada orangtua
bukan berarti sang anak tidak boleh sama sekali memiliiki pendapatnya sendiri atau tidak teguh
pendirian. Tetap saja sang anak dapat memiliki pendapat sendiri dan diperbolehkan untuk dapat
menentukan keputusan sendiri selama itu masih dalam lingkup yang baik.
Maka dari itu, patuh pada orang tua merupakan salah satu bagian dari integritas nasional dalam
lingkup yang kecil. Membangun karakter dalam hal yang terkecil ini adalah hal yang sangat
penting. Hal itu disebabkan oleh tindakan dan hal yang besar selalu dimulai dari hal yang kecil.
Pembentukan karakter untuk patuh kepada orang tua sangat penting hari ini.
4. Rajin Beribadah
Kebiasaan untuk dapat rajin beribadah juga mulai dibentuk sejak sang anak masih kecil.
Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing perlu untuk dibentuk sejak
dini. Ajarkanlah kepada anak bahwa manusia hidup itu harus selalu bertindak yang baik dan
harus selalu patuh kepada perintah Tuhan.
Misalkan jika ada keluarga beragama Islam, maka ajarkan kepada sang anak mengenai
pentingnya solat lima waktu dan juga mengaji. Pembelajaran mengenai rajin beribadah ini juga
merupakan hal yang penting, karena kelak saat sang anak sudah besar, dia akan menyadari
bahwa tindakan memecah-belah persatuan bukan tindakan baik.
Dengan rajin beribadah, manusia akan menyadari bahwa tindakan mengejek dan tidak dapat
toleransi terhadap orang-orang yang berbeda agama merupakan hal yang tidak baik.
Pembelajaran mengenai hal yang paling mendasar seperti ini, hanya akan didapatkan pertama
kali dalam lingkup keluarga.
Integritas Nasional
Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah keluarga yang juga sama pentingnya. Di Indonesia
menerapkan proses wajib belajar paling tidak selama 12 tahun. Pada saat bersekolah ini, sudah
pasti akan diajarkan juga beragam tindakan yang berkaitan dengan integritas nasional. Salah satu
contoh darin tindakan integritas nasional di sekolah adalah mengenakan seragam.
Pemakaian seragam terhadap anak-anak ini dapat mengajarkan bahwa anak dengan berbagai
macam status ekonomi tetap perlu memperhatikan norma-norma yang berlaku di sekolah.
Dengan membiasakan diri seperti ini, saat sang anak sudah besar, maka anak tersebut akan
terbiasa untuk selalu patuh terhadap peraturan yang berlaku.
Penggunaan seragam juga membuat seluruh siswa diajarkan mengenai rasa senasib dan
seperjuangan dengan tidak membedakan SARA juga. Seragam mengajarkan kepada anak akan
budaya untuk saling menghormati dan menghargai SARA.
Ada banyak cara yang tepat untuk dapat menumbuhkan integritas nasional sejak dini. Hal ini
sudah pasti harus diterapkan mulai dari lingkup keluarga terlebih-dahulu, kemudian
dilanjutkankearah pengembangan integritas nasional yang berikutnya yaitu dengan bersekolah.
Kedua hal ini sangat penting, agar sang anak suatu hari nanti dapat berguna terhadap masyarakat
dan juga bangsa. kearah pengembangan integritas nasional yang berikutnya yaitu dengan
bersekolah. Kedua hal ini sangat penting, agar sang anak suatu hari nanti dapat berguna terhadap
masyarakat dan juga bangsa.
A. IDENTITAS NASIONAL
Pengertian Identitas Nasional
Kata identitas brasal dari bahasa Inggris yaitu “identity” yang memiliki pengertian harfiahnya
yaitu tanda-tanda, ciri-ciri, atau jati diri yang melekat pada individu yang dapat membedakannya
dengan yang lain, dengan kata lain berupa simbol atau hal-hal yang menonjol dan unik hingga
orang yang melihat dapat mengetahui, mengakui, dan mengenal suatu identitas dalam diri
seseorang.
Identitas dalam Antropologi memiliki pengertian sebagai sifat kas yang menerangkan sebuah
kesadaran diri pribadi, golongan sendiri, kelompok, komunitas atau negara sendiri sehingga
identitas itu tidak terbatas pada individu semata, tetapi berlaku juga pada suatu kelompok.
Sedangkan kata “nasional” itu sendiri merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang di ikat oleh kesamaan-kesamaan fisik yang mencangkup
kebudayaan, agama dan bahasa maupun non-fisik seperti cita-cita, keinginan dan tujuan.
Himpunan kelompok inilah yang kemudian disebut dengan identitas bangsa yang mencirikan
identitas nasional dan melahirkan tindakan bersama untuk mewujudkan berbagai organisasi atau
penggerakan-penggerakan nasional yang berguna untuk bangsa dan negara.
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa :
Identitas nasional secara umum yaitu, suatu jati diri yang khas yang dimiliki oleh suatu
bangsa dan tidak dimiliki oleh bangsa lain, dengan demikian dapat mengacu pada setiap individu
dan kelompok.
Identias nasional secara khusus yaitu, kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dan dari ratusan suku yang dihimpun dalam suatu
kesatuan indonesia yang menjadi kebudayaan nasional yang berlandaskan pancasila dan
semboyang “Bhineka tunggal ika” sebagai suatu arah pengembangannya.
B. Integrasi Nasional
Pengertian integrasi nasional
Integrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar, yakni “integrasi” dan “nasional”.
Integrasi berasal dari kata Latin yakni integrate yang berarti memberi tempat dalam suatu
keseluruhan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi berarti proses pembauran hingga
menjadi kesatuan yang bulat dan utuh.
Kata Nasional berasal dari kata nation (Inggris) yang berarti bangsa. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, nasional mempunyai pengertian, bersifat kebangsaan, berkenaan atau berasal
dari bangsa sendiri, dan meliputi suatu bangsa misalnya cita-cita nasional, tarian nasional,
perusahaan nasional dan lain sebagainya.
Howard Wriggins, seorang ahli sosiologi, menyatakan bahwa pengertian nasional sudah
mengandung adanya integrasi bangsa. Artinya, pernyataan unsur-unsur yang berbeda-beda dari
suatu masyarakat menjadi kesatuan yang lebih utuh. Atau dengan kata lain, nasional berarti
berpadunya unsur-unsur masyarakat yang kecil dan banyak jumlahnya itu menjadi satu kesatuan
bangsa.
Menurut seorang ahli sosiologi dari Perancis yang bernama Ernest Renant, proses perpaduan
itu timbul akibat adanya kesadaraan, hasrat dan kemauan untuk bersatu. Kemauan untuk bersatu
atau to be come together itu muncul akibat adanya berbagai kesamaan, antara lain nasib yang
sama dalam perjalanan sejarah.
Selanjutnya dalam kamus besar bahasa indonesia Integrasi Nasional itu sendiri dibagi
menjadi dua bagian yaitu :
1. Secara politis, integrasi berarti proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke
dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2. Secara antropologis, integrasi berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan
yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.
Berangkat dari pengertian-pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa : “integrasi
nasional bangsa indonesia adalah hasrat dan kesadaran bangsa untuk bersatu dalam bentuk
negara kesatuan republik indonesia, Adapun perwujudan integrasi nasional masyarakat dan
budaya bangsa Indonesia yang heterogen diungkapkan dalam semboyan BhinnekaTunggal Ika”.
Jadi, antara integrasi nasional dan identitas nasional memiliki keterkaitan, dimana dalam
hal ini di indonesia integrasi nasional di jadika sebagai salah satu identitas nasional dan
semboyan Bhinika Tunggal Ika sebagai hasil dari integrasi nasional yang kemudian di jadikan
sebagai suatu identitas nasional, Semboyan ini tidak akan pernah ada di ngara lain, semboyan ini
hanya ada di indonesia dan menjadi identitas bangsa yang membedakannya dengan negara lain.