Anda di halaman 1dari 15

Nama: Firstly Shalsabila Burokah

NPM: 2213024085
Kelas: 2B
Prodi: Pendidikan Biologi
Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan

Tugas 7
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rakyat, penduduk, warga negara dan orang
asing!
- Rakyat adalah “the common people”, rakyat adalah “orang banyak”. Pengertian
rakyat berkaitan dengan “kepentingan publik”, yang berbeda dengan “kepentingan
orang-seorang”. Pengertian rakyat mempunyai kaitan dengan kepentingan kolektif
atau kepentingan bersama.

- Salah satu unsur yang ada dalam suatu negara adalah adanya penduduk
(ingezetenen). Penduduk atau penghuni suatu negara merupakan semua orang
yang pada suatu waktu mendiami wilayah negara. Mereka secara sosiologis
lazim dinamakan rakyat dari negara tersebut, yaitu sekumpulan manusia yang
dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama mendiami suatu
wilayah tertentu. Salah satu negara tidak akan terbentuk tanpa adanya rakyat
walaupun mempunyai wilayah tertentu dan pemerintahan yang berdaulat.

Orang-orang yang berada dalam wilayah negara itu benar-benar tunduk dan
menjunjung tinggi Undang-undang Dasar, orang-orang tersebut yang dinamakan
rakyat dari negara itu. Sedangkan orang-orang lainnya yang bertempat tinggal di
wilayah negara yang bersangkutan, tetapi tidak tunduk terhadap Undang-undang
Dasarnya adalah bukan rakyat melainkan orang asing yang ada di negara itu.
Berdasarkan ketentuan Pasal 26 ayat (2) Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Pengertian tentang penduduk juga diatur
dalam Undang-undang no. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (yang
selanjutnya disebut dengan Undang-undang Adminduk). Kata kunci bagi mereka
yang berstatus sebagai penduduk adalah bertempat tinggal di Indonesia meskipun dia
bukan warga negara Indonesia. Soepomo menjelaskan pengertian penduduk sebagai
orang yang dengan sah bertempat tinggal tetap dalam suatu negara.

-Orang asing adalah warga negara asing yang bertempat tinggal pada suatu negara
tertentu. Bahwa orang asing tersebut adalah semua orang-orang yang bertempat
tinggal pada suatu negara tertentu tetapi ia bukan warga negara dari negara tersebut.
Undang-undang no. 6 tahun 2011 tentang keimigrasian (yang selanjutnya disebut
dengan Undang-undang Keimigrasian) mengartikan orang asing sebagai orang yang
bukan warga negara Indonesia. Mereka merupakan warga negara asing yang
bertempat tinggal di wilayah Indonesia dan hanya mempunyai ijin tertentu untuk
tinggal di wilayah Indonesia.

Di dalam hukum internasional, orang asing di dalam suatu negara itu dilindungi
sekedarnya. Perlindungan sebagaimana yang dimaksudkan ini ada 2 macam:
(1) secara positif, artinya negara tempat di mana orang asing itu berada harus
memberikan kepadanya beberapa hak-hak tertentu. Jadi suatu hak minimum itu harus
dijamin; dan
(2) secara negatif, artinya suatu negara itu tidak dapat mewajibkan sesuatu kepada
orang asing yang berada di negaranya tersebut, misalnya kewajiban militer.

Ada persamaan perlakuan ketika orang asing tersebut berstatus menjadi penduduk
Indonesia. Namun, dari sekian banyak perlakuan tersebut banyak yang berbeda.
Terutama hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban. Dalam UUD 1945
dijelaskan bahwa ada hak-hak khusus yang diperoleh oleh warga negara yang itu
tidak diperoleh oleh orang asing seperti hak pendidikan, hak pekerjaan, hak
persamaan dalam hukum dan pemerintahan.
- Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari
negara itu. Istilah warga negara merupakan terjemahan dari Citizen yang mempunyai
arti sebagai berikut (Winarno: 2009):
a. Warga negara
b. Petunjuk dari sebuah kota
c. Sesama warga negara, sesama penduduk, orang setanah air
d. Bahawan atau kawula.

Menurut AS Hikam dalam Winarno (2009) warga negara merupakan terjemahan dari
citizenship adalah anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri.
Warga negara juga diartikan sebagai anggota negara yang mempunyai kedudukan
khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat
timbal balik terhadap negaranya (Tim ICCE UIN Jakarta: 2003). Dalam UUD Tahun
1945 tentang warga negara dan Penduduk diatur dalam Pasal 26 dan Pasal 27. Dalam
pasal 26 mengatur apa yang dimaksud warga negara yaitu orang-orang Bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang
sebagai WNI. Penduduk ialah WNI dan WNA yang bertempat tinggal di Indonesia.
Selanjutnya diatur dengan UU No. 12 Tahun 2006 Tentang kewarganegaraan RI.

Dalam beberapa literatur dikenal istilah warga negara, rakyat, dan penduduk. Istilah
warga negara secara umum mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari suatu
negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan
bersama, atas dasar tanggung jawab bersama dan untuk kepentingan bersama (Tim
ICCE UIN Jakarta). Istilah rakyat lebih merupakan konsep politis. Rakyat menunjuk
pada orang-orang yang berada di bawah satu pemerintahan dan tunduk pada
pemerintahan itu. Istilah rakyat umum dilawankan dengan penguasa. Sedangkan
penduduk adalah orang-orang yang dengan sah bertempat tinggal tetap dalam suatu
negara. Sah artinya tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan mengenai masuk
dan mengadakan tempat tinggal tetap dalam negara yang bersangkutan. Orang yang
berada di suatu wilayah negara dapat dibedakan menjadi penduduk dan non
penduduk. Adapun penduduk negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan
orang asing atau bukan orang warga negara.

Warga negara memiliki peran yang vital bagi keberlangsungan sebuah negara. Oleh
karena itu, hubungan antara warga negara dan negara sebagai institusi yang
menaunginya memiliki aturan atau hubungan yang diatur dengan peraturan yang
berlaku di negara tersebut. Agar dapat memiliki status yang jelas sebagai warga
negara, pemahaman akan pengertian, sistem Kewarganegaraan serta hal-hal lain yang
menyangkut warga negara hendaknya menjadi penting untuk diketahui. Dengan
memiliki status sebagai warga negara, orang memiliki hubungan dengan negara.
Hubungan ini nantinya tercermin dalam peran, hak dan kewajiban secara timbal balik
antara warga negara dengan negaranya.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kewarganegaraan!


- Menurut KBBI Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan
(citizen). Di dalam pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai
warga kota atau warga kabupaten, karena keduanya juga merupakan satuan politik.
Dalam otonomi daerah Kewargaan ini menjadi penting, karena masing-masing satuan
politik akan memberikan hak (biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi warganya. Di
bawah teori kontrak sosial, status kewarganegaraan memiliki implikasi hak dan
kewajiban. Dalam filosofi "kewarganegaraan aktif", seorang warga negara
diisyaratkan untuk mengembangkan kemampuannya bagi perbaikan komunitas
melalui partisipasi ekonomi, layanan publik, kerja sukarela, dan berbagai kegiatan
serupa untuk memperbaiki penghidupan masyarakatnya.
Kewarganegaraan secara umum adalah sesuatu hal yang berhubungan dengan warga
negara dengan negara. Dalam bahasa Inggris, kewarganegaraan dikenal dengan kata
citizenship, artinya keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara
negara dengan warga negara. Dengan demikian kewarganegaraan dapat diartikan
sebagai segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya
kewajiban negara tersebut untuk melindungi orang yang bersangkutan. Menurut
Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan merupakan
segala ihwal yang berhubungan dengan negara.

Istilah kewarganegaraan dapat dibedakan dalam pengertian secara yuridis dan


sosiologis serta secara formil dan materil. Kewarganegaraan dalam arti yuridis
ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-orang dengan negara. Adanya
ikatan hukum itu menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu, yaitu orang tersebut
berada di bawah kekuasaan negara yang bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan
hukum tersebut antara lain akta kelahiran, surat pernyataan, dan bukti
kewarganegaraan warga negaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan ikatan
hukum. Akan tetapi ditandai dengan ikatan emosional seperti ikatan perasaan, ikatan
keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan ikatan tanah air. Dengan kata lain, ikatan
ini lahir dari penghayatan warga negara yang bersangkutan. Sedangkan
kewarganegaraan formil menunjukkan pada suatu tempat kewarganegaraan itu. Di
dalam sistematika hukum, masalah kewarganegaraan tersebut berada pada hukum
publik. Kewarganegaraan materil, menunjukkan pada suatu akibat hukum dari status
kewarganegaraan, ialah adanya hak serta kewajiban warga negara.

Pengertian Kewarganegaraan Menurut Para Ahli


1. Daryono
Kewarganegaraan adalah isi pokok yang mencakup hak dan kewajiban warga Negara.
Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu
(secara khusus: Negara ) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam
kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga
Negara.

2. Wolhoff
Kewarganegaraan ialah keanggotaan suatu bangsa tertentu yakni sejumlah manusia
yang terikat dengan yang lainnya karena kesatuan bahasa kehidupan social-budaya
serta kesadaran nasionalnya.

3. Ko Swaw Sik ( 1957 )


Kewarganegaraan ialah ikatan hukum antara Negara dan seseorang. Ikatan itu
menjadi suatu “kontrak politis” antara Negara yang mendapat status sebagai Negara
yang berdaulat dan diakui karena memiliki tata Negara. Kewarganegaraan merupakan
bagian dari konsep kewargaan.

4. Graham Murdock
Menurut Graham Murdock pada tahun 1994, kewarganegaraan adalah suatu hak agar
dapat ikut serta maupun berpartisipasi secara utuh didalam berbagai pola stuktur
sosial, politik dan juga kehidupan kultural agar dapat menciptakan seseuatu hal yang
baru selanjutnya karena dengan begitu akan membentuk ide-ide yang besar.

5. Soemantri
Menurut Soemantri, pengertian kewarganegaraan ialah sesuatu yang memiliki
keterkaitan atau hubungan antara manusia sebagai individu di dalam suatu
perkumpulan yang tertata dan terorganisir dalam hubungannya dengan negara yang
bersangkutan.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hak dan kewajiban warga negara!
- Hak secara umum adalah sesuatu yang sifatnya diterima seseorang setelah ia
memenuhi kewajiban. Sedangkan Kewajiban adalah sesuatu yang seharusnya dan
wajib dilakukan seseorang dengan legitimasi yang berlaku dalam masyarakat ataupun
dalam hukum. Hak dan kewajiban warga negara terhadap negara diatur dalam UUD
1945 dan aturan hukum lainnya yang merupakan tindak lanjut dari UUD 1945. Hak
Warga Negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara guna
melakukan sesuatu sesuai peraturan perundang-undangan. Dengan kata lain hak
warga negara merupakan suatu keistimewaan yang menghendaki agar warga negara
diperlakukan sesuai keistimewaan tersebut. Sedangkan kewajiban warga negara
adalah suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Kewajiban warga negara dapat
pula diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan yang harus diperbuat oleh seseorang
warga negara sesuai keistimewaan yang ada pada warga lainnya.

Erat kaitannya dengan kedua istilah ini ada beberapa istilah lain yang memerlukan
penjelasan yaitu tanggung jawab dan peran warga negara. Tanggung jawab warga
negara merupakan suatu kondisi yang mewajibkan Seorang warga negara untuk
melakukan tugas tertentu. Tanggung jawab itu timbul akibat telah menerima suatu
wewenang. Sementara yang dimaksud dengan peran warga negara adalah aspek
dinamis dari kedudukan warga negara. Apabila seorang warga negara melaksanakan
hak dan kewajiban sesuai kedudukannya maka warga tersebut menjalankan suatu
peranan. Istilah peranan itu lebih banyak menunjukkan pada fungsi, penyesuaian diri
dan sebagai suatu proses istilah peranan mencakup tiga hal (Soekanto: 1990) yaitu:
1. Peranan meliputi norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang dalam
masyarakat. Dalam konteks ini peranan merupakan rangkaian peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan dapat juga dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat.

Dari pengertian di atas tersirat suatu makna bahwa hak dan kewajiban warga negara
itu timbul atau bersumber dari negara. Maksudnya negaralah yang memberikan
ataupun membebankan hak dan kewajiban itu kepada warganya. Pemberian atau
pembebanan dimaksud dituangkan dalam peraturan perundang-undangan sehingga
warga negara maupun penyelenggaraan negara memiliki peranan yang jelas dalam
pengaplikasian dan penegakan hak serta kewajiban tersebut.
Hak dan kewajiban warga negara menurut Soemantri (2001) merupakan syarat
objektif dalam semua organisasi negara demokratis. Karena itu rakyat-rakyat yang
menempati sebuah negara telah mencantumkannya dalam konstitusi negara. Biasanya
antara ketentuan pasal-pasal hak dan kewajiban warga negara dalam konstitusi
dengan kenyataannya sedikit atau banyak perbedaan. Hal ini terjadi karena tergantung
pada kebijakan pemerintah, tingkat kemakmuran, tingkat pelayanan publik, sistem
politik, ekonomi, hukum, dan tingkat pendidikan, disiplin budaya bangsa, serta
konstelasi dan banyaknya masalah bangsa itu. Karena itu membicarakan hak dan
kewajiban warga negara erat hubungannya dengan rasional Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian.

Hak dan Kewajiban warga negara menurut George Nathaniel Curzon


Curzon membagi pengertian hak menjadi 5 pengertian, yakni hak sempurna, hak
positif, hak utama, hak public, dan hak milik.
- Hak sempurna adalah jenis hak yang dapat memiliki potensi untuk dilaksanakan
serta dipaksakan melalui jalur hukum.
- Hak positif adalah hak menuntut adanya sebuah perbuatan ataupun tindakan.
- Hak utama adalah wujud hak yang diperjelas oleh hak-hak lain, adapun hak
tambahan dalam hak utama, kegunaannya untuk melengkapi hak utama.
- Hak publik merupakan hak yang berlaku di lingkungan umum baik lingkungan
kelompok, masyarakat, bahkan negara dan hak perdata, ada pada seorang individu.
- Hak milik adalah hak yang memiliki hubungan dengan kepemilikan barang dan hak
pribadi memiliki hubungan dengan kedudukan atau pangkat dari seorang individu.

Sedangkan pengertian kewajiban menurut Curzon adalah suatu tindakan yang harus
dikerjakan dan diselesaikan memiliki beberapa jenis.
Menurut Curzon, kewajiban dibagi menjadi lima jenis, yaitu kewajiban mutlak,
kewajiban publik, kewajiban positif dan negatif, kewajiban umum dan khusus, serta
kewajiban primer.
- Kewajiban mutlak adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang terhadap
dirinya sendiri dan tidak berkaitan dengan hak serta tanpa harus mengaitkan hak di
lain pihak.
- Kewajiban publik adalah jenis kewajiban yang berkaitan dengan hak-hak publik.
- Kewajiban positif dan negatif adalah kewajiban seorang manusia untuk
mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu hal.
- Kewajiban umum adalah kewajiban yang ditujukan kepada semua warga yang
tinggal dan hidup pada suatu negara secara umum.
- Kewajiban primer adalah kewajiban yang bisa muncul dari tindakan atau perilaku
seseorang yang tidak melawan hukum. ajiban warga negara menurut

4. Apa yang dimaksud dengan Ius Soli dan Ius Sanguinis?


- Ius Sanguinis
Merujuk pada buku Ilmu Hukum Tata Negara milik Dr. Bambang Suparno, SH.,
M.Hum, berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2000, asas ius sanguinis adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan
negara tempat kelahiran. Melalui asas ius sanguinis, kewarganegaraan seseorang
ditentukan berdasarkan keturunan orang tua yang bersangkutan. Jadi, berdasarkan
asas ini, kewarganegaraan anak selalu mengikuti kewarganegaraan orang tuanya,
tanpa memperhatikan di mana orang tuanya lahir.

Misalnya, seseorang dilahirkan di negara A, sedangkan orang tuanya


berkewarganegaraan negara B, maka ia adalah warga negara B. Lebih jelasnya,
perhatikan ilustrasi berikut ini sebagai contoh penerapan asas ius sanguinis:
Seseorang yang dilahirkan di Indonesia, tetapi orang tuanya merupakan warga negara
Belanda. Seperti diketahui, negara Belanda merupakan penganut asas ius sanguinis.
Dari sinilah, orang tersebut tetap menjadi warga Negara Belanda.
Evelyn dan Gorge merupakan pasangan suami istri yang berasal dari Spanyol.
Mereka melahirkan anak bernama Bella yang lahir di Lebanon. Sebagai informasi,
Spanyol merupakan negara penganut asas ius sanguinis. Itulah sebabnya, status
kewarganegaraan Bella adalah Spanyol (dilihat dari garis keturunannya).

Penggunaan asas ius sanguinis ini diterapkan bukan tanpa sebab. Memuat informasi
dalam situs Kyline Prime, tujuan menerapkan asas ini di antaranya meliputi:
Mampu memperkecil jumlah orang keturunan asing sebagai warga negara.
Tidak akan memutuskan hubungan antara negara dengan warga negara yang lain.
Semakin menumbuhkan semangat nasionalisme.

Asas Ius Soli


Ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh
tempat kelahirannya. Menurut buku Ikhtisar dalam Memahami Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan tulisan Drs. H. Abdul Kabir, M.Si, asas ius soli lazim
diberlakukan di negara-negara dengan jumlah warga negara yang sedikit.

Kebanyakan penduduk di negara penganut asas ius soli merupakan warga pendatang
yang diterima untuk melaksanakan berbagai pekerjaan untuk perkembangan
perekonomiannya atau para imigran yang diterima dengan baik di negara yang
bersangkutan. Singkatnya, kewarganegaraan seseorang berdasarkan asas ius soli tidak
dipengaruhi oleh kewarganegaraan orang tuanya. Sebab, yang menjadi patokan
adalah tempat kelahiran individu tersebut. Tak hanya itu, negara yang menganut asas
ius soli umumnya adalah negara-negara modern dan multikultural tanpa dibatasi oleh
ras, agama, etnis, dan sebagainya. Negara akan secara terbuka mengakui seseorang
sebagai warga negaranya, apabila orang tersebut lahir di negara itu, tanpa
memandang kewarganegaraan dan asal orang tuanya.
Misalnya, seseorang dilahirkan di negara B, sedangkan orang tuanya
berkewarganegaraan negara A, maka ia adalah warga negara B. Lebih jelasnya,
perhatikan ilustrasi berikut ini sebagai contoh penggunaan asas ius solo:
Kay dan Charles berasal dari negara Amerika Serikat (penganut ius soli) mempunyai
anak bernama Chris. Chris dilahirkan di negara Kanada (penganut ius soli). Maka,
Chris akan dinyatakan sebagai warga negara Kanada karena ia dilahirkan di negara
yang menganut asas ius soli.

Dampak Penerapan Ius Sanguinis dan Ius Soli


Sayangnya, adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaraan di beberapa
negara, baik yang menerapkan asas ius soli maupun ius sanguinis dapat menimbulkan
tiga kemungkinan status kewarganegaraan seorang penduduk.
Wagiman., S.Fil., S.H., M.H., dalam bukunya berjudul Terminologi Hukum
Internasional memaparkan tiga status kewarganegaraan yang dimaksud, antara lain:
1. Apatride
Apatride adalah kondisi yang menggambarkan seorang penduduk tidak mempunyai
kewarganegaraan sama sekali. Misalnya, seseorang keturunan bangsa A yang
menganut asas ius soli lahir di negara B yang menganut asas ius sanguinis. Orang
tersebut tidaklah menjadi warga negara A, sekaligus tidak dapat menjadi warga
negara B.
2. Bipatride
Bipatride adalah kondisi yang menggambarkan seorang penduduk dengan dua jenis
kewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap). Misalnya, seseorang
keturunan bangsa B yang menganut asas ius sanguinis lahir di negara A yang
menganut asas ius soli.
Sebab orang tersebut merupakan keturunan bangsa B, maka ia dianggap sebagai
warga negara B. Namun, negara A juga bisa mengganggap ia sebagai warga
negaranya berdasarkan tempat lahir.
3. Multipride
Multipride adalah seseorang yang memiliki lebih dari dua kewarganegaraan. Hal ini
bisa terjadi, jika seorang bipatride tersebut telah dewasa dan menerima pemberian
status kewarganegaraan lain, tetapi tidak melepaskan status kewarganegaraan yang
sebelumnya.

Negara Penganut Asas Ius Sanguinis dan Ius Soli


Lantas, apa saja negara yang menganut asas isu sanguinis? Menghimpun dari Buku
Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang dikarang oleh Dra.
Vipti Retna Nugraheni, M.Ed., berikut ini daftar negara yang menerapkan asas ius
sanguinis: Turki, India, Belgia, Findalndia, Jerman, Filipina, Portugal, Swedia,
Belanda, Yunani, Republik Rakyat Cina atau RRC, Jepang, Spanyol, Korea Selatan,
Italia, Polandia, Malaysia, Lebanon, Inggris, Rusia, dan Brunei Darussalam.

Mengutip dari buku Explore Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jilid 1


karangan Drs. Tijan, M.Si., beberapa negara menganut prinsip ius soli tanpa syarat
adalah sebagai berikut, Antigua, Barbuda, Argentina, Barbados, Belize, Brasil,
Kanada, Chad, Chile, Kuba, dan Amerika Serikat
Negara-negara di atas menerapkan asas ius soli dengan prinsip tanpa syarat, yang
bertujuan menarik warga asing, agar menjadi warga negaranya. Prinsip ini telah
banyak dilaksanakan di negara bagian Amerika Tengah dan Selatan.

Namun, terdapat pula negara yang menerapkan asas ius soli dengan persyaratan
tertentu. Contoh negaranya di antaranya sebagai berikut, Republik Dominika,
Malaysia, Australia, Kolombia dan Irlandia.
Republik Dominika hanya memberikan hak kewarganegaraan, jika orang tua bayi
tinggal di negara itu secara legal. Sementara itu, negara Malaysia memberi
kewarganegaraan bagi bayi yang lahir di wilayahnya, de ngan syarat orang tuanya
harus memiliki izin tinggal permanen.

5. Sebutkan pasal-pasal yang mengatur hak dan kewajiban warga negara!


- Hak-hak dan kewaajiban warga negara tercantum pada pasal 27 sampai dengan
Pasal 34 UUD 1945. Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain:
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945
berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan”. Pasal ini menunjukan asas keadilan sosial dan kerakyatan hak
membela negara.
2. Hak membela negara. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menyatakan “Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Selain itu, dalam
Pasal 30 ayat 1 juga dinyatakan “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.
3. Hak berpendapat, berserikat dan berkumpul, seperti yang tercantum dalam Pasal 28
UUD 1945 yang berbunyi “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”.
4. Hak kebebasan beragama dan beribadat sesuai dengan kepercayaannya, sesuai
dengan Pasal 29 ayat 1 dan 2 UUD 1945, di Pasal 29 ayat 2 dinyatakan “Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaan itu”.
5. Hak untuk mendapatkan pengajaran, seperti yang tercantum dalam Pasal 31 ayat 1
dan 2 UUD 1945. 1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. 2)
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional
yang diatur dengan UUD 1945.
6. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Hal
ini dijelaskan dalam Pasal 32 UUD 1945 ayat 1, “Negara memajukan kebudayaan
nasional Indonesia di tengah peradaban dunia, dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.
7. Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial. Pasal 33 ayat 1, 2,
3, 4, dan 5 UUD 1945 berbunyi: 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar asas kekeluargaan 2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara 3) Bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat 4) Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar asas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. 5)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
8. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial. Dalam Pasal 34 UUD 1945 dijelaskan
bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”.

Kewajiban warga negara terhadap negara Indonesia, antara lain:


1. Kewajiban menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 berbunyi:
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya”.
2. Kewajiban membela negara, seperti yang tercantum dalam Pasal 27 ayat 3 UUD
1945 yang telah ditulis sebelumnya.
3. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara, seperti yang sudah dituliskan di atas
pada Pasal 30 ayat 1 UUD 1945.

Ketentuan lebih lanjut mengenai berbagai hak dan kewajiban warga negara dalam
hubungannya dengan negara tertuang dalam berbagai peraturan perundang-undangan
sebagai penjabaran atas UUD 1945. Misalnya dengan undang-undang. Sebagai
contoh:
1. Hak dan kewajiban warga negara di bidang pendidikan
a. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
2. Hak dan kewajiban warga negara di bidang pertahanan
a. UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara
b. UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara RI
c. UU No. 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia
3. Hak dan kewajiban warga negara di bidang politik terdapat dalam:
a. UU No. 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Muka
Umum
b. UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers
c. UU No. 31 Tahun 2002 Tentang Partai Politik
d. UU No. 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Anggota DPR, DPD, dan DPRD
e. UU No. 23 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dan lain-
lain.

Anda mungkin juga menyukai