NPM: 2213024085
Kelas: 2B
Prodi: Pendidikan Biologi
Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan
Tugas 7
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rakyat, penduduk, warga negara dan orang
asing!
- Rakyat adalah “the common people”, rakyat adalah “orang banyak”. Pengertian
rakyat berkaitan dengan “kepentingan publik”, yang berbeda dengan “kepentingan
orang-seorang”. Pengertian rakyat mempunyai kaitan dengan kepentingan kolektif
atau kepentingan bersama.
- Salah satu unsur yang ada dalam suatu negara adalah adanya penduduk
(ingezetenen). Penduduk atau penghuni suatu negara merupakan semua orang
yang pada suatu waktu mendiami wilayah negara. Mereka secara sosiologis
lazim dinamakan rakyat dari negara tersebut, yaitu sekumpulan manusia yang
dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama mendiami suatu
wilayah tertentu. Salah satu negara tidak akan terbentuk tanpa adanya rakyat
walaupun mempunyai wilayah tertentu dan pemerintahan yang berdaulat.
Orang-orang yang berada dalam wilayah negara itu benar-benar tunduk dan
menjunjung tinggi Undang-undang Dasar, orang-orang tersebut yang dinamakan
rakyat dari negara itu. Sedangkan orang-orang lainnya yang bertempat tinggal di
wilayah negara yang bersangkutan, tetapi tidak tunduk terhadap Undang-undang
Dasarnya adalah bukan rakyat melainkan orang asing yang ada di negara itu.
Berdasarkan ketentuan Pasal 26 ayat (2) Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Pengertian tentang penduduk juga diatur
dalam Undang-undang no. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (yang
selanjutnya disebut dengan Undang-undang Adminduk). Kata kunci bagi mereka
yang berstatus sebagai penduduk adalah bertempat tinggal di Indonesia meskipun dia
bukan warga negara Indonesia. Soepomo menjelaskan pengertian penduduk sebagai
orang yang dengan sah bertempat tinggal tetap dalam suatu negara.
-Orang asing adalah warga negara asing yang bertempat tinggal pada suatu negara
tertentu. Bahwa orang asing tersebut adalah semua orang-orang yang bertempat
tinggal pada suatu negara tertentu tetapi ia bukan warga negara dari negara tersebut.
Undang-undang no. 6 tahun 2011 tentang keimigrasian (yang selanjutnya disebut
dengan Undang-undang Keimigrasian) mengartikan orang asing sebagai orang yang
bukan warga negara Indonesia. Mereka merupakan warga negara asing yang
bertempat tinggal di wilayah Indonesia dan hanya mempunyai ijin tertentu untuk
tinggal di wilayah Indonesia.
Di dalam hukum internasional, orang asing di dalam suatu negara itu dilindungi
sekedarnya. Perlindungan sebagaimana yang dimaksudkan ini ada 2 macam:
(1) secara positif, artinya negara tempat di mana orang asing itu berada harus
memberikan kepadanya beberapa hak-hak tertentu. Jadi suatu hak minimum itu harus
dijamin; dan
(2) secara negatif, artinya suatu negara itu tidak dapat mewajibkan sesuatu kepada
orang asing yang berada di negaranya tersebut, misalnya kewajiban militer.
Ada persamaan perlakuan ketika orang asing tersebut berstatus menjadi penduduk
Indonesia. Namun, dari sekian banyak perlakuan tersebut banyak yang berbeda.
Terutama hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban. Dalam UUD 1945
dijelaskan bahwa ada hak-hak khusus yang diperoleh oleh warga negara yang itu
tidak diperoleh oleh orang asing seperti hak pendidikan, hak pekerjaan, hak
persamaan dalam hukum dan pemerintahan.
- Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari
negara itu. Istilah warga negara merupakan terjemahan dari Citizen yang mempunyai
arti sebagai berikut (Winarno: 2009):
a. Warga negara
b. Petunjuk dari sebuah kota
c. Sesama warga negara, sesama penduduk, orang setanah air
d. Bahawan atau kawula.
Menurut AS Hikam dalam Winarno (2009) warga negara merupakan terjemahan dari
citizenship adalah anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri.
Warga negara juga diartikan sebagai anggota negara yang mempunyai kedudukan
khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat
timbal balik terhadap negaranya (Tim ICCE UIN Jakarta: 2003). Dalam UUD Tahun
1945 tentang warga negara dan Penduduk diatur dalam Pasal 26 dan Pasal 27. Dalam
pasal 26 mengatur apa yang dimaksud warga negara yaitu orang-orang Bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang
sebagai WNI. Penduduk ialah WNI dan WNA yang bertempat tinggal di Indonesia.
Selanjutnya diatur dengan UU No. 12 Tahun 2006 Tentang kewarganegaraan RI.
Dalam beberapa literatur dikenal istilah warga negara, rakyat, dan penduduk. Istilah
warga negara secara umum mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari suatu
negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan
bersama, atas dasar tanggung jawab bersama dan untuk kepentingan bersama (Tim
ICCE UIN Jakarta). Istilah rakyat lebih merupakan konsep politis. Rakyat menunjuk
pada orang-orang yang berada di bawah satu pemerintahan dan tunduk pada
pemerintahan itu. Istilah rakyat umum dilawankan dengan penguasa. Sedangkan
penduduk adalah orang-orang yang dengan sah bertempat tinggal tetap dalam suatu
negara. Sah artinya tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan mengenai masuk
dan mengadakan tempat tinggal tetap dalam negara yang bersangkutan. Orang yang
berada di suatu wilayah negara dapat dibedakan menjadi penduduk dan non
penduduk. Adapun penduduk negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan
orang asing atau bukan orang warga negara.
Warga negara memiliki peran yang vital bagi keberlangsungan sebuah negara. Oleh
karena itu, hubungan antara warga negara dan negara sebagai institusi yang
menaunginya memiliki aturan atau hubungan yang diatur dengan peraturan yang
berlaku di negara tersebut. Agar dapat memiliki status yang jelas sebagai warga
negara, pemahaman akan pengertian, sistem Kewarganegaraan serta hal-hal lain yang
menyangkut warga negara hendaknya menjadi penting untuk diketahui. Dengan
memiliki status sebagai warga negara, orang memiliki hubungan dengan negara.
Hubungan ini nantinya tercermin dalam peran, hak dan kewajiban secara timbal balik
antara warga negara dengan negaranya.
2. Wolhoff
Kewarganegaraan ialah keanggotaan suatu bangsa tertentu yakni sejumlah manusia
yang terikat dengan yang lainnya karena kesatuan bahasa kehidupan social-budaya
serta kesadaran nasionalnya.
4. Graham Murdock
Menurut Graham Murdock pada tahun 1994, kewarganegaraan adalah suatu hak agar
dapat ikut serta maupun berpartisipasi secara utuh didalam berbagai pola stuktur
sosial, politik dan juga kehidupan kultural agar dapat menciptakan seseuatu hal yang
baru selanjutnya karena dengan begitu akan membentuk ide-ide yang besar.
5. Soemantri
Menurut Soemantri, pengertian kewarganegaraan ialah sesuatu yang memiliki
keterkaitan atau hubungan antara manusia sebagai individu di dalam suatu
perkumpulan yang tertata dan terorganisir dalam hubungannya dengan negara yang
bersangkutan.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hak dan kewajiban warga negara!
- Hak secara umum adalah sesuatu yang sifatnya diterima seseorang setelah ia
memenuhi kewajiban. Sedangkan Kewajiban adalah sesuatu yang seharusnya dan
wajib dilakukan seseorang dengan legitimasi yang berlaku dalam masyarakat ataupun
dalam hukum. Hak dan kewajiban warga negara terhadap negara diatur dalam UUD
1945 dan aturan hukum lainnya yang merupakan tindak lanjut dari UUD 1945. Hak
Warga Negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara guna
melakukan sesuatu sesuai peraturan perundang-undangan. Dengan kata lain hak
warga negara merupakan suatu keistimewaan yang menghendaki agar warga negara
diperlakukan sesuai keistimewaan tersebut. Sedangkan kewajiban warga negara
adalah suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Kewajiban warga negara dapat
pula diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan yang harus diperbuat oleh seseorang
warga negara sesuai keistimewaan yang ada pada warga lainnya.
Erat kaitannya dengan kedua istilah ini ada beberapa istilah lain yang memerlukan
penjelasan yaitu tanggung jawab dan peran warga negara. Tanggung jawab warga
negara merupakan suatu kondisi yang mewajibkan Seorang warga negara untuk
melakukan tugas tertentu. Tanggung jawab itu timbul akibat telah menerima suatu
wewenang. Sementara yang dimaksud dengan peran warga negara adalah aspek
dinamis dari kedudukan warga negara. Apabila seorang warga negara melaksanakan
hak dan kewajiban sesuai kedudukannya maka warga tersebut menjalankan suatu
peranan. Istilah peranan itu lebih banyak menunjukkan pada fungsi, penyesuaian diri
dan sebagai suatu proses istilah peranan mencakup tiga hal (Soekanto: 1990) yaitu:
1. Peranan meliputi norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang dalam
masyarakat. Dalam konteks ini peranan merupakan rangkaian peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan dapat juga dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat.
Dari pengertian di atas tersirat suatu makna bahwa hak dan kewajiban warga negara
itu timbul atau bersumber dari negara. Maksudnya negaralah yang memberikan
ataupun membebankan hak dan kewajiban itu kepada warganya. Pemberian atau
pembebanan dimaksud dituangkan dalam peraturan perundang-undangan sehingga
warga negara maupun penyelenggaraan negara memiliki peranan yang jelas dalam
pengaplikasian dan penegakan hak serta kewajiban tersebut.
Hak dan kewajiban warga negara menurut Soemantri (2001) merupakan syarat
objektif dalam semua organisasi negara demokratis. Karena itu rakyat-rakyat yang
menempati sebuah negara telah mencantumkannya dalam konstitusi negara. Biasanya
antara ketentuan pasal-pasal hak dan kewajiban warga negara dalam konstitusi
dengan kenyataannya sedikit atau banyak perbedaan. Hal ini terjadi karena tergantung
pada kebijakan pemerintah, tingkat kemakmuran, tingkat pelayanan publik, sistem
politik, ekonomi, hukum, dan tingkat pendidikan, disiplin budaya bangsa, serta
konstelasi dan banyaknya masalah bangsa itu. Karena itu membicarakan hak dan
kewajiban warga negara erat hubungannya dengan rasional Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian.
Sedangkan pengertian kewajiban menurut Curzon adalah suatu tindakan yang harus
dikerjakan dan diselesaikan memiliki beberapa jenis.
Menurut Curzon, kewajiban dibagi menjadi lima jenis, yaitu kewajiban mutlak,
kewajiban publik, kewajiban positif dan negatif, kewajiban umum dan khusus, serta
kewajiban primer.
- Kewajiban mutlak adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang terhadap
dirinya sendiri dan tidak berkaitan dengan hak serta tanpa harus mengaitkan hak di
lain pihak.
- Kewajiban publik adalah jenis kewajiban yang berkaitan dengan hak-hak publik.
- Kewajiban positif dan negatif adalah kewajiban seorang manusia untuk
mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu hal.
- Kewajiban umum adalah kewajiban yang ditujukan kepada semua warga yang
tinggal dan hidup pada suatu negara secara umum.
- Kewajiban primer adalah kewajiban yang bisa muncul dari tindakan atau perilaku
seseorang yang tidak melawan hukum. ajiban warga negara menurut
Penggunaan asas ius sanguinis ini diterapkan bukan tanpa sebab. Memuat informasi
dalam situs Kyline Prime, tujuan menerapkan asas ini di antaranya meliputi:
Mampu memperkecil jumlah orang keturunan asing sebagai warga negara.
Tidak akan memutuskan hubungan antara negara dengan warga negara yang lain.
Semakin menumbuhkan semangat nasionalisme.
Kebanyakan penduduk di negara penganut asas ius soli merupakan warga pendatang
yang diterima untuk melaksanakan berbagai pekerjaan untuk perkembangan
perekonomiannya atau para imigran yang diterima dengan baik di negara yang
bersangkutan. Singkatnya, kewarganegaraan seseorang berdasarkan asas ius soli tidak
dipengaruhi oleh kewarganegaraan orang tuanya. Sebab, yang menjadi patokan
adalah tempat kelahiran individu tersebut. Tak hanya itu, negara yang menganut asas
ius soli umumnya adalah negara-negara modern dan multikultural tanpa dibatasi oleh
ras, agama, etnis, dan sebagainya. Negara akan secara terbuka mengakui seseorang
sebagai warga negaranya, apabila orang tersebut lahir di negara itu, tanpa
memandang kewarganegaraan dan asal orang tuanya.
Misalnya, seseorang dilahirkan di negara B, sedangkan orang tuanya
berkewarganegaraan negara A, maka ia adalah warga negara B. Lebih jelasnya,
perhatikan ilustrasi berikut ini sebagai contoh penggunaan asas ius solo:
Kay dan Charles berasal dari negara Amerika Serikat (penganut ius soli) mempunyai
anak bernama Chris. Chris dilahirkan di negara Kanada (penganut ius soli). Maka,
Chris akan dinyatakan sebagai warga negara Kanada karena ia dilahirkan di negara
yang menganut asas ius soli.
Namun, terdapat pula negara yang menerapkan asas ius soli dengan persyaratan
tertentu. Contoh negaranya di antaranya sebagai berikut, Republik Dominika,
Malaysia, Australia, Kolombia dan Irlandia.
Republik Dominika hanya memberikan hak kewarganegaraan, jika orang tua bayi
tinggal di negara itu secara legal. Sementara itu, negara Malaysia memberi
kewarganegaraan bagi bayi yang lahir di wilayahnya, de ngan syarat orang tuanya
harus memiliki izin tinggal permanen.
Ketentuan lebih lanjut mengenai berbagai hak dan kewajiban warga negara dalam
hubungannya dengan negara tertuang dalam berbagai peraturan perundang-undangan
sebagai penjabaran atas UUD 1945. Misalnya dengan undang-undang. Sebagai
contoh:
1. Hak dan kewajiban warga negara di bidang pendidikan
a. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
2. Hak dan kewajiban warga negara di bidang pertahanan
a. UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara
b. UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara RI
c. UU No. 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia
3. Hak dan kewajiban warga negara di bidang politik terdapat dalam:
a. UU No. 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Muka
Umum
b. UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers
c. UU No. 31 Tahun 2002 Tentang Partai Politik
d. UU No. 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Anggota DPR, DPD, dan DPRD
e. UU No. 23 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dan lain-
lain.