Anda di halaman 1dari 8

wuopu p rmnury ry H 1 kedudu A. HAKIKAT WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN Sunk 1.

Warga
Negara Kita sering mendengar kata-kata seperti warga desa, warga kota, warga ma rakat, warga bangsa
dan warga dunia. Apa itu warga negara Warga mengandung arti peserta atau anggota dan suatu
organisasi peri pulan. Jadi warga negara secara sederhana diartikan sebagai anggota dari negara.
Menurut AS Hikam (Ghazalli, 2004) warga negara suatu komunitas yang membentuk negara itu sendiri.
Apa sebenarnya dimaksud warga negara? rped (bhs: adalah citizem p rasur Hind Istilah warga negara
merupakan terjemahan kata atizen (bhs Inggris). K sitizen secara etimologis berasal masa Romawi yang
pada waktu itu berbah Latin yaitu kata "civis" atau "civitas" yang berarti anggota atau warga state.
Selanjutnya kata ini dalam bahasa Perancis diistilahkan "citoyen" ya rau lazim Suap bermakna warga
dalam "cite" (kota) yang memiliki hak-hak terbatas. Citoye atau citizen dengan demikian bermakna
warga atau penghuni kota. Raky Dalam Merriam-Webster Online Dictionary, dinyatakan definisi citizen
Bura Istila sebagai berikut. oram terte an inhabitant of a city or town; especially: one entitled to the
rights and privilege of a freeman, a: a member of a state b: a native or naturalized person who owes
allegiance tes government and is entitled to protection from it, a civilian as distingutshed from a
specialized servant of the state. uad mer 2: 2. Istilah citizen berkembang di Inggris pada abad
pertengahan, namun me jelang akhir abad ke-19, kata tersebut saling bertukar pakai dengan kata
denizes Kedua istilah tersebut secara umum menunjuk warga atau penduduk kota sedang

erang orangyang berala di lar disebutnya"uject Pada awaleya ubjetadalah nomwarga kota yang tendiri
atas wanita anak anak, budak, dan penduduk asing Berdasar uraian di atas, dapat dikemukakan balwa
otiten adalah warga dari suatu komunitas yang ddekati dengan serjamlah keistimewaan, memiliki
kedudukan yang sederajat, memiliki loyalitas, berpartispasi, dan mendapat perlindungan dan
komunitasnya Seorang citizen dapat dibedakan dengan mereka Suek bukan tzen tidak hanya melulu
warga sebuah negara tetapi lebih luas pada komunitas lain di samping negara. Namun demikian dalam
perkembangan sekarang, negara merupakan komunitas politik yang dianggap paling absah maka citizen
merujuk n wdes pnday q u r RAesrp rped m ruar PIO (bhs Indonesia) telah menjadi konsep yang lazim
sebagai terjemahan dari kata earau r yras eaešau riarm peylurp nrje evRau grnqas urp rem rped catizen
Pada masa lalu dipakai istilah kawula atau kaula negara (misalnya zaman Hindia Belanda) yang
menunjukkan hubungan yang tidak sederajat dengan negara. Istilah kaula negara memberi kesan warga
hanya sebagai objek atau milik negara. Sekarang ini pula istilah warga negara menggantikan kaula
negara lazim digunakan untuk menunjukkan hubungan yang sederajat antara warga dengan negaranya.
Di samping warga negara, perlu dijelaskan pula istilah rakyat dan penduduk. Rakyat lebih merupakan
konsep politis. Rakyat menunjuk pada orang-orang yang berada di bawah satu pemerintahan dan
tunduk pada pemerintahan itu Istilah rakyat umumnya dilawankan dengan penguasa. Penduduk adalah
orang orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah negara dalam kurun waktu tertentu. Orang yang
berada di suatu wilayah negara dapat dibedakan menjadi penduduk dan non-penduduk. Sedangkan
penduduk negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan orang asing atau bukan warga negara
Untuk lebih jelasnya, secara skematis sebagai berikut. 2. Kewarganegaraan Ada istilah warga negara dan
kewarganegaraan. Apakah makna dari kewar ganegaraan itu? John J. Cogan & Ray Derricott (1998)
mendefinisikan kewar- ganegaraan sebagai "a set of characteristics of being a citizen" Kewarganegaraan
menunjuk pada seperangkat karakteristik dari seorang warga. Karakteristik
Dari sudut kewarganegaraan sosiologis, seseorang dapat dipandang negan sehagai warga negaranya
sebab ikatan emosional, tingkah laku dan penghayat, hidup yang dilakukan menunjukkan bahwa orang
tersebut sudah seharusny, menjadi anggota negara itu. Namun dari sudut kewarganegaraan yuridis
orane tersebut tidak memenuhi kewarganegaraan yuridis sebab tidak memiliki buk ikatan hukum
dengan negara. Jadi dari sisi kewarganegaraan sosiologis ada hal yang belum terpenuhi yaitu
persyaratan yuridis yang merupakan ikatan formal orang tersebut dengan negara. B. an Di sisi lain,
terdapat orang yang memiliki kewarganegaraan dalam arti yurida namun tidak memiliki
kewarganegaraan dalam sosiologis. la memiliki tanda ikatan hukum dengan negara tetapi ikatan emosial
dan penghayatan hidupnya sebagai warga negara tidak ada. Jadi ada kalanya terdapat seorang warga
negara hanya secara yurdis saja sebagai warga negara, sedangkan secara sosiologis belum memenuhi.
Adalah sangat ideal apabila seorang warga negara memiliki persyaratan yuridis dan sosiologis sebagai
anggota dari negara. b Kewarganegaraan dalam arti formil dan materiil 1) Kewarganegaraan dalam arti
formil menunjuk pada tempat kewarga- negaraan dalam sistematika hukum. Masalah kewarganegaraan
atau hal ikhwal mengenai warga negara berada pada hukum publik. Hal ini karena kaidah-kaidah yang
mengenai negara dan warga negara semata- mata bersifat publik. 2) Kewarganegaraan dalam arti
materiil menunjuk pada akibat dari status kewarganegaraan yaitu adanya hak dan kewajiban serta
partisipasi warga negara. Kedudukan seseorang sebagai warga negara akan berbeda dengan kedudukan
seseorang sebagai orang asing. Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki
perta- lian hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Orang yang sudah memiliki
kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau kewenangan negara lain. Negara lain tidak berhak
memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan warga negaranya. Paradigma Baru
Pendidikan Kewarganegaraan

B. KEDUDUKAN WARGA NEGARA DALAM NEGARA Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa
warga negara adalah dari negara. Warga negaralah sebagai pendukung negara dan memiliki arti penting
bagi negara. Sebagai anggota dari negara, maka warga negara memiliki hubungan atau ikatan dengan
negara. Hubungan antara warga negara dengan anggota negara terwujud dalam identitas, partisipasi
dan aneka bentuk hak dan kewajiban antara keduanya. Warga negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap negara sebaliknya negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warganya. Dengan diistilahkan
sebagai warga negara maka ia memiliki hubungan timbal balik yang sederajat dengan negaranya
(hubungan resiprokalitas).- Hubungan dan kedudukan warga negara ini bersifat khusus sebab hanya
mereka yang menjadi warga negaralah yang memiliki hubungan timbal balik dengan negaranya. Orang
orang yang tinggal di wilayah negara tetapi bukan warga negara dari negara itu tidak memiliki hubungan
timbal balik dengan negara tersebut. 1. Penentuan Warga Negara Siapa saja yang dapat menjadi warga
negara dari suatu negara? Setiap negara berdaulat berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi
warga negara. Negara tidak terikat oleh negara lain dalam menentukan kewarganegaraan. Negara lain
juga tidak berhak menentukan atau turut campur kewarganegaraan suatu negara. dalam penentuan
Namun demikian, dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, negara tidak boleh melanggar
"general principles" atau asas-asas umum hukum interna- sional tentang kewarganegaraan. Asas-asas
tersebut adalah sebagai berikut. Suatu tidak boleh memasukkan orang-orang yang sama sekali "tidak
ada hubungan sedikitpun" dengan negara yang bersangkutan sebagai warga negaranya. Misal, Indonesia
bebas menentukan siapa yang akan menjadi warga negara, tapi Indonesia tidak dapat menyatakan
bahwa semua orang yang ada di kutub selatan adalah juga warga negaranya. Suatu negara tidak boleh
menentukan kewarganegaraan berdasarkan unsur- 2. unsur primordial yang dirasakan bertentangan
dengan prinsip-prinsip hukum umum (general principles) tadi. Misal, Indonesia tidak dapat menya-
takan bahwa yang dapat menjadi warga negara Indonesia adalah orang yang beragama Islam saja atau
orang dari suku Jawa saja.

Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, dikenal adanya asas kewarganegaraan berdasar


kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan per. kawinan. Penentuan kewarganegaraan
didasarkan pada sisi kelahiran dikenal dua asas, yaitu asas ius soli dan asas ius sanguinis. Ius artinya
hukum atau dalil. Soli berasal dari kata solum yang artinya negeri atau tanah. Sanguinis berasal dari kata
sanguis yang artinya darah. Asas Ius Soli Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan dari tempat dimana orang tersebut dilahirkan. b. Asas Ius Sangunis Asas yang menyatakan
bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasar keturunan dari orang tersebut. Selain dari sisi
kelahiran, penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada aspek perkawinan yang mencakup asas
kesatuan hukum dan asas persamaan gelesap Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa
suami istri adalah suatu ikatan yang tidak terpecah sebagai inti dari masyarakat. Dalam
menyelenggarakan kehidupan bersama suami istri perlu mencerminkan suatu kesatuan yang bulat
termasuk dalam masalah kewarganegaraan. Ber- dasarkan asas ini diusahakan status kewarganegaraan
suami dan istri adalah sama dan satu. b. Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan
tidak menyebab- kan perubahan status kewarganegaraan suami atau istri. Keduanya memiliki hak yang
sama untuk menentukan sendiri kewarganegaraan. Jadi mereka dapat berbeda kewarganegaraan
seperti halnya ketika belum berkeluarga. Penentuan kewarganegaraan yang berbeda-beda oleh setiap
negara dapat menciptakan problem kewarganegaraan bagi seorang warga. Secara ringkas problem
kewarganegaraan adalah munculmnya apatride dan bipatride. Apatride adalah istilah untuk orang-orang
yang tidak memiliki kewarganegaraan. Bipatride adalah istilah untuk orang-orang yang memiliki
kewarganegaraan rangkap (dua). Bahkan dapat muncul multipatride yaitu istilah untuk orang-orang
yang memiliki kewarganegaraan banyak (lebih dari dua).

Contoh munculnya apatride: sebut adalah anak dari pasangan suami istri yang berkewarganegaraan B di
mana B menganut asas us solli. Dengan demikian si bayi akan menjadi apatride. la tidak memperoleh
kewarganegaraan A sebab ia bukan keturunan orang yang berkewarganegaraan A. Bayi itu juga tidak
berkewarganegaraan B sebab ia lahir di luar wilayah negara B. aL LÁrg smandurs sni vest nurluau Burá y
erdau ip ayej LÁrg Sursoas Contoh munculnya bipatride: Seorang bayi lahir di negara C yang menganut
asas ius Soli. Bayı tersebut adalah anak dari pasangan suami istri yang berkewarganegaraan D di mana D
menganut asas lus Sanguinis. Dengan demikian si bayi akan menjadi bipatride. la memperoleh
kewarganegaraan C sebab ia lahir di negara tersebut. Bayi itu juga berkewarganegaraan D sebab ia
keturunan dari orang yang berkewarganegaraan D. Orang yang berstatus apatride atau bipatride
menimbulkan masalah dalam suatu negara. Orang yang apatride akan mempersulit orang tersebut men-
jadi penduduk negara. la dapat dianggap sebagai orang asing yang hak dan kewajibannya terbatas
dibanding warga negara atau penduduk. Orang yang bipatride dapat mengacaukan keadaan
kependudukan di antara dua negara. Orang dapat memanfaatkan hak dan kewajibannya sebagai warga
negara di dua negara yang berbeda. Oleh karena itu orang yang apatride maupun bipatride diupayakan
untuk memiliki status kewarganegaraan yang jelas. 2. Warga Negara Indonesia Negara Indonesia telah
menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara. Ketentuan tersebut tercantum dalam Pasal 26
UUD NRI 1945 sebagai berikut. (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang- orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. (2)
Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. (3) Hal-hal
mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang undang. Berdasar hal di atas, kita
mengetahui bahwa orangyang dapat menjadi warga negara Indonesia adalah;

erang-orang bangsa lain yang disyahkan dengan undang-undang menjad warga negara. er auopu edung
Surso Surao Berdasar pada Pasal 26 ayat (2) UUD NRI 1945 balwa penduduk negara Indonesia terdiri
atas dua yaitu warga negara dan orang asing Ketentuas ini merupakan hal baru dan sebagai hasil
amandemen atas UUD NRI 194 Sebelumnya penduduk Indonesia berdasar Indishe Staatregeling 1927
Pasal 16 penduduk dibagi 3 yaitu, Golongan Eropa, terdiri atas 1) Bangsa Belanda 2) Bukan bangsa
Belanda tetapi dari Eropa 3) Orang bangsa lain yang hukum keluarganya sama dengan golongan rdorg b
Golongan Timur Asing, terdiri atas 1) Golongan Tionghoa 2) Golongan Timur Asing bukan Cina c
Golongan Bumiputra atau Pribumi, terbagi 1) orang Indonesia asli dan keturunannya 2) orang lain yang
menyesuaikan diri dengan pertama Dengan adanya ketentuan baru mengenai penduduk Indonesia,
diharapkan tidak ada lagi pembedaan dan penamaan penduduk Indonesia atas golongan pribumi dan
keturunan yang dapat memicu konflik antarpenduduk Indonesia Orang-orang bangsa lain adalah orang-
orang peranakan seperti peranakan Belanda, Tionghoa dan Arab yang bertempat tinggal di Indonesia,
mengaku Indonesia sebagai tumpah darahnya dan bersikap setia kepada negara Republik Indonesia.
Orang-orang ini dapat menjadi warga negara Indonesia dengan cara urerdauraEmad neje istsijenaru Hal-
hal yang mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang Undang-Undang No. 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Tpe tedau tm Surway anprâuau Surá Surpun-
Surpun undepy Surpun Paradioma Bani Pan

3. Ketentuan Undang-Undang Mengenai Warga Negara Indonesia Perihal warga negara Indonesia diatur
dengan undang-undang. Sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sampai saat ini, undang-undang yang
mengatur perihal kewarganegaraan adalah sebagai berikut Undang-Undang No. 3 Tahun 1946 tentang
Warga Negara dan Penduduk b. Undang-Undang No. 6 Tahun 1947 tentang Perubahan atas Undang
Undang No. 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara e Undang-Undang No, 8 Tahun
1947 tentang Memperpanjang Waktu untuk Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan
Negara Indonesia, d Undang-Undang No. 11 Tahun 1948 tentang tentang Memperpanjang Waktu Lagi
untuk Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia. Undang-Undang No.
62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik *Tisauopu F. Undang-Undang No. 3 Tahun 1976
tentang Perubahan atas Pasal 18 Undang- Undang No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia. g Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia. Sampai saat ini undang-undang yang berlaku adalah Undang-Undang No. 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Adapun per- aturan pelaksanaan guna melaksanakan
undang-undang ini antara lain Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007 tentang
Tata Cara Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, dan Memperoleh Kembali Kewargane- garaan Republik
Indonesia. C. KEWARGANEGARAAN INDONESIA Undang-undangyangmengaturtentangkewarganegaraan
Indonesia atau undang- undang sebagai pelaksanaan dari Pasal 26 UUD NRI 1945 yang berlaku sekarang
ini adalah Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia yang
diundangkan pada 1 Agustus 2006. Undang-undang ini menggantikan Undang-Undang
Kewarganegaraan lama, yaitu Undang-Undang No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia. Bab 4 Kewajban dan Hak Warga Negara

yrpe ur Surpun Surpun ueep myrip Sues ra oM yarat dan tata cara mempereleh Kewarganegaraan
Republik Indones iehilangan kewarganegaraan Republik Indonesta, syarat dan tata cara memperoleh
kembali Kewarganegaraan Repuhla Indonesia, auopuj Sau runm priuau Sues rdrs ketentuan pidana.
Apabila membaca isi pasal undang-undang kewarganegaraan Indene tersebut dapat dikatakan isinya
lebih memuat kewarganegaraan dalam an formil yakni tempat hukum kewarganegaraan sebagai
masalah publik, misalny masalah cara memperoleh kewarganegaraan. Sementara kewarganegaraan
dalan arti materiil yakni akibat dari bentuk hubungan, seperti hak dan kewajiban wara arnunp yrpa
raedau Pemuatan kewarganegaraan dalam arti materiil seperti peran serta, hak dan kewajiban warga
negara lebih banyak termuatkan dalam pelbagai undang undang di berbagai bidang. Dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional misalnya, kita akan mendapati adanya peran serta, hak dan
kewajiban masyarakat dalam pendidikan. Kiranya dalam undang-undang yang lain, kita juga akas
menjumpai hal-hal tersebut. Berdasar di atas, dapat disimpulkan bahwa Undang-Undang No. 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia sebatas memuat perihal isi formil kewarganegaraan,
sedangkan isi materil dari kewarganegaraan termuat dalam undang-undang yang lain yang mengatur
pelbagai bidang kehidupan warga Indonesia. Beberapa ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Na
12 Tahun 2006 tersebut, sebagai berikut: . Tentang siapa yang menjadi warga negara Indonesia,
dinyatakan bahwa warga negara Indonesia adalah: setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan/ atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum
undang undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia; 2) anak yang lahir dari perkawinan
yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia;

3) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dan seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga
negara asingi 4) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu
Warga Negara Indonesia, 5) anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum kepada anak tersebut;
negara asal ayahnya tidak memberikan kewargaanegaraan 6) anak yang lahir dalam tenggang waktu 300
(tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara
Indonesia; 7) anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia; 8)
anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh
seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak
tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun dan/atau belum kawin; 9) anak yang lahir di wilayah negara
Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya; 10) anak
yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak
diketahui; 11) anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya; 12) anak yang dilahirkan di luar
wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarga- negaraan kepada anak
yang bersangkutan; 13) anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia; 14) anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum
berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia;

13) anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat secara sah sebagai anak
oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara
Indonesia. Tentang pewarganegaraan Pewarganegaraan secara luas dapat diartikan sebagai cara atau
upaya orang dalam memperoleh status sebagai warga negara suatu negara. Pewargane garaan dikenal
dengan istilah naturalisasi. Setiap negara memiliki keten. tuan tentang cara-cara bagaimana orang dapat
menjadi warga negara di negara tersebut. Negara Indonesia juga memiliki ketentuan mengenai cara
memperoleh kewarganegaraan Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang Undang No. 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia Sedangkan pewarganegaraan secara sempit
merupakan salah satu cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia. Menurut undang-undang, yang
pnsyruip pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk mem- peroleh Kewarganegaraan
Republik Indonesia melalui permohonan. Tentang cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia,
menurut Undang- Undang No. 12 Tahun 2006, antara lain. 1) Melalui permohonan yaitu tata cara bagi
orang asing oleh kewarganegaraan republik Indonesia. Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan
oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut: telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau
sudah kawin; b. pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh puluh)
tahun tidak berturut-turut; untuk memper- sehat jasmani dan rohani; d. dapat berbahasa Indonesia
serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945; e. tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 1 (satu) tahun atau lebih; f. jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia,
tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;

mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap, dan h. membayar uang pewarganegaraan ke Kas
Negara. 2) Melalui pernyataan. Yaitu warga negara asing yang kawin secara sah dengan Warga Negara
Indonesia dapat memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan menyampaikan pernyataan
menjadi warga negara di hadapan Pejabat berwenang Pernyataan sebagaimana dimaksuddilakukan
apabilayangbersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5
(lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut, kecuali dengan
perolehan kewarganegaraan tersebut mengakibatkan berkewarganegaraan ganda. 3) Melalui
pemberian kewarganegaraan Orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau
dengan alasan kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan Republik Indonesia oleh Presiden
setelah memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, kecuali dengan pem-
berian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan ganda.
Contoh, orang asing yang telah berjasa dalam bidang olah maka diberi kewarganegaraan negara
tersebut. Ia menjadi warga pu di suatu negara istimewa. 4) Melalui pernyataan untuk memilih
kewarganegaraan Ketentuan ini berlaku bagi anak yang memenuhi kreteria dibawah ini dan anak
tersebut sudah berumur 18 tahun atau telah kawin, yaitu sebagai JE berikut. a. Anak Warga Negara
Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum
kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga
Negara Indonesia. b. Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat secara
sah sebagai anak oleh warga negara asing ber- dasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai
Warga Negara Indonesia

Anak tersebut memiliki kewarganegaraan ganda. Namun setelah berumur 18 tahun atau telah kawin, ia
harus menyatakan memilih kewarganegaraan. Apakah ia memilih berkewarganegaraan asing ataukan
berkewarganegaraan Indonesia. Tentang kehilangan kewarganegaraan, dinyatakan bahwa
kewarganegaraan Republik Indonesia hilang karena: 1) memperoleh kewarganegaraan lain atas
kemauannya sendiri; 2) tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang
yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu; 3) dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh
Presiden atas permo- honannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun,
bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Republik Indonesia
tidak menjadi tanpa kewar- ganegaraan; 4) masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu
dari Presiden; 5) secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam
itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan per- undang-undangan hanya dapat dijabat oleh
Warga Negara Indonesia; 6) secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
negara asing atau bagian dari negara asing tersebut; 7) tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam
pemilihan sesuatu yang ber- sifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing; 8) mempunyai paspor atau
surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda
kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya; 9) bertempat tinggal di luar
wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas
negara, tanpa sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga
Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya
yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada
Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan
padahal

perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang
bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan; 10) perempuan
Warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki warga negara asing kehilangan Kewarganegaraan
Republik Indonesia jika menurut hukum negara asal suaminya, kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut; 11) laki-laki Warga Negara Indonesia yang
kawin dengan perempuan warga negara asing kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia jika
menurut hukum negara asal istrinya, kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai
akibat perkawinan tersebut. Atau jika ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia dapat meng- ajukan
surat pernyataan mengenai keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia yang
wilayahya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki tersebut, kecuali pengajuan terse- but
mengakibatkan kewarganegaraan ganda. Surat pernyataan dapat diajukan oleh perempuan setelah tiga
(3) tahun sejak tanggal perka- winannya berlangsung: 12) setiap orang yang memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan keterangan yang kemudian hari dinyatakan palsu
atau dipalsukan, tidak benar, atau terjadi kekeliruan mengenai orangnya oleh instansi yang berwenang,
dinyatakan batal kewarganegaraannya. Menteri mengumumkan nama orangyang kehilangan
Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam Berita Negara Republik Indonesia. Asas-asas yang dipakai
dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia meliputi: asas
ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan
negara tempat kelahiran; asas ius soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan by
berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diperuntukkan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini; asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang
menentukan satu kewar ganegaraan bagi setiap orang; asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas
yang menentukan kewar- ganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
undang-undang ini.

Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 pada dasarnya tidak mengenal adanya kewarganegaraan ganda
(bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan pada
anak-anak merupakan suatu pengecualian. Jika anak tersebut sudah berumur 18 tahun atau sudah
menikah maka ia dipersilakan memilih kewarganegaraan apakah ikut kewarganegaran bapaknya
ataukah ibunya.

Anda mungkin juga menyukai