INOVASI PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu:
Oleh:
NASRODIN
NIM. 0849317039
A. PENGERTIAN INOVASI
Kata ”innovation” (bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau
pembaharuan (S. Wojowasito, 1972), tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi
kata Indonesia yaitu ”inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan
penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan
untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris ”discovery” dan ”invention”. Ada juga
yang mengkaitkan antara pengertian inovasi dan modernisasi, karena keduanya
membicarakan usaha pembaharuan.
Invensi (invention) adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya
hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada,
kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori
pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya. Tentu
saja munculnya ide atau kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-
hal yang sudah ada, tetapi wujud yang ditemukannya benar-benar baru.
Inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau
diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),
baik itu berupa hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan
tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
BAB I
KONSEP PENDIDIKAN
A. Pegertian Pendidikan
Sebagai usaha sadar, proses pendidikan dilakukan secara terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat serta tuntutan perkembangan zaman.
B. Hakikat Pendidikan
Hakikat pendidikan ini dapat terwujud melalui proses pengajaran, pembelajaran
(ta'lim dan tadris), pembersihan dan pembiasaan (tahdzib dan ta'dib), dan latihan (tadrib)
dengan memperhatikan kompetensi pedagogi berupa profesi, kepribadian, dan sosial.
Berbagai pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat diolongkan atas dua
kelompok besar yaitu pendekatan redaksional dan pendekatan holistik integratif.
BAB III
MASALAH DALAM PENDIDIKAN
Guru sebagai elemen utama dalam pendidikan memiliki peran sebagai berikut:
1. Peran guru sebagai perencana pembelajaran
2. Guru sebagai pengelola pembelajaran
3. Guru sebagai fasilitator
4. Peran guru sebagai evaluator
BAB VI
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti)
terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang
diinginkan untuk mencapai sasaran.
Kepala sekolah memiliki tupoksi dengan yang kita kenal dengan EMASLIM yaitu
sebagai berikut:
1. Kepala sekolah sebagai Educator
2. Kepala sekolah sebagai Manager
3. Kepala sekolah sebagai Administrator
4. Kepala sekolah sebagai Supervisor
5. Kepala sekolah sebagai Leader
6. Kepala sekolah sebagai Innovator
7. Kepala sekolah sebagai Motivator
BAB VII
BELAJAR DAN ASPEK-ASPEKNYA
A. Hakikat Belajar
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu, berkat
adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungan. Winkel berpendapat
bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relative konstan dan
berbekas.
B. Tujuan Pembalajaran
Bila tujuan pembelajaran suatu program atau bidang pelajaran itu ditinjau dari hasil
belajar akan muncul tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1. Tujuan pembelajaran ranah kognitif
2. Tujuan pembelajaran ranah afektif
3. Tujuan pembelajaran ranah Psikomotorik
C. Teori-Teori Belajar
Teori-teori belajar dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu teori
yang berorientasi pada aliran Behaviorisme, aliran Kognitif dan teori belajar Albert
Bandura.
BAB VIII
METODE PEMBELAJARAN
BAB IX
MEDIA DALAM PEMBELAJARAN