Nim : 2005136136
Kelas : 5B
Dosen Pengampu : Drs. Sakur, M.Ed
UTS Inovasi Pendidikan
1. Inovasi berasal dari kata ”innovation” (bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang
baru atau pembaharuan (S. Wojowasito, 1972). Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk
menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan.Kata penemuan juga sering
digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris ”discovery” dan ”invention”.
Menurut pendapat sodara berkaitan dengan pentingnya dinamisaisi pendidikan di Indonesia
dalam upaya memenuhi kebutuhan dan tuntuntan perkembangan jaman manakah yang tepat
penggunaan istilah tersebut (innovation, discovery, atau invention) dan bagaimana
hubungannya dengan modernisasi ? Paparkan secara etimologis dan terminologis istilah
yang tepat tersebut, didukung dengan pendapat ahli dan argumen sendiri !(Skor maximal 30
)
Jawab :
Tetapi biasanya suatu tanda bahwa taraf implementasi inovasi berakhir jika
penerapan inovasi itu sudah melembaga atau sudah menjadi hal-hal yang bersifat rutin.
Sudah tidak merupakan hal yang baru lagi. Hal-hal yang memungkinkan terjadinya re-
invensi antara inovasi yang sangat komplek dan sukar dimengerti, penerima inovasi
kurang dapat memahami inovasi karena sukar untuk menemui agen pembaharu, inovasi
yang memungkinkan berbagai kemungkinan komunikasi, apabila inovasi diterapkan
untuk memecahkan masalah yang sangat luas, kebanggaan akan inovasi yang dimiliki
oleh suatu daerah tertentu juga dapat menimbulkan reinvensi.
3. . Terdapat berbagai macam model inovasi yang diterapkan dalam Pendidikan. Apa saja dan
jelaskan contoh pelaksanaan model inovasi pendidikan? Jelaskan Langkah- langkah dalam
melakukan inovasi pendidikan? Jelaskan model Inovasi yang tepat menurut saudara jika
ingin melaksanakan inovasi di sekolah! (skor maximal 20)
Jawab
Sebagai hasil usaha para ahli pendidikan di Amerika Serikat, ada tiga model perubahan
pendidikan atau model inovasi pendidikan yaitu:
1. Model Penelitian, Pengembangan, dan Difusi.Mdel inovasi ini berdasarkan pemikiran
bahwa setiap orang tentu memerlukan perubahan,dan unsur pokok dari perubahan ialah
penelitian,pengembangan,dan difusi.Agar benar-benar diketahui dengan tepat permasalahan
yang dihadapi serta kebutuhan yang diperlukan,maka langkah pertama yang harus
dilakukan dalam usaha mengadakan perubahan pendidikan ialah melakukan kegiatan
penelitian pendidikan.Namun hasil penelitian tidak dapat langsung didayagunakan oleh
pemakai,karena hasil penelitian terseut harus dikembangkan terlebih dahulu ke dalam
bentuk yang lebih bersifat operasional agar dapat leih mudah diterapkan.Misalnya hasil
penelitian tentang perkembangan pikir anak,tidak dapat langsung didayagunakanoleh guru
untuk membantu mengefektifkan cara mengajar.
2. Model Pengembangan Organisasi. Model ini lebih berorientasi pada organisasi daripada
pada sistem sosial. Model ini berpusat pada sekolah. Model pengembangan organisasi ini
berbeda dengan model pengembangan dan difusi. Model pengembangan organisasi juga
berorientasi pada nilai yang tinggi. Artinya, model ini juga mendasarkan pada filosofi yang
menyarankan agar sekolah tidak hanya diberi tahu tentang inovasi pendidikan dan disuruh
menerimanya, tetapi sekolah hendaknya mampu mempersiapkan diri untuk memecahkan
sendiri masalah pendikan yang dihadapinya.
3. Model Konfigurasi Model konfigurasi atau disebut juga konfigurasi teori difusi inovasi
yang juga terkenal dengan istilah CLER, model dengan pendekatan secara komprehensif
untuk mengembangkan strategi inovasi (perubahan pendidikan) pada situasi yang berbeda.
Menurut model konfigurasi, kemungkinan terjadinya difusi inovasi bergantung pada empat
faktor yang disingkat menjadi CLER, yaitu:
a. Konfigurasi (configuration), artinya menunjukkan bentuk hubungan inovator dengan
penerima dalam konteks sosial atau hubungan dalam situasi sosial dan politik. Ada empat
konfigurasi, yaitu individu, kelompok, lembaga, dan kebudayaan. Setiap bagian dari
keempat konfigurasi tersebut, berperan sebagai inovator dan dapat berperan sebagai
penerima inovasi (adopter).
b. Hubungan (linkage), yaitu hubungan antara para pelaku dalam proses penyebaran
inovasi. Inovator dan adopter harus berada dalam hubungan yang memungkinkan
didengarkannya dan diperhatikannya inovasi yang didifusikan.
c. Lingkungan (environtment), yaitu cara keadaan lingkungan sekitar menjadi tempat
penyebaran inovasi. Lingkungan dalam pengertian ini mencakup semua hal, baik fisik,
sosial, maupun intelektual yang secara umum dapat bersifat netral, memengaruhi atau
mungkin menghambat terhadap tingkah laku tertentu.
d. Sumber (resources), yaitu sumber yang tersedia bagi inovator dan penerima dalam proses
transisi penerimaan inovasi. Sumber yang tersedia sangat penting, baik bagi inovator
maupun adopter, karena keduanya memerlukan sumber inovasi untuk melaksanakan
transaksi
Perlunya sebuah model inovasi pendidikan, yaitu model MOPIPPI yang bercirikan terbuka,
fleksibel, keseluruhan, dan hubungan. Penerapannya diutamakan pada satu alternatif berupa
langkah-langkah praktis dalam penerapan inovasi pendidikan, yaitu rumusan yang jelas,
penggunaan metode atau cara yang memberi kesempatan, penggunaan berbagai alternatif,
penggunaan data atau informasi yang sudah ada, penggunaan tambahan data untuk
mempermudah fasilitas, penggunaan pengalaman sekolah atau lembaga lain, berbuat secara
positif, menerima tanggung jawab pribadi, pengorganisasian kegiatan, dan pencarian
jawaban atas beberapa pertanyaan dasar tentang inovasi di sekolah/madrasah. Adapun faktor
utama yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan inovasi pendidikan adalah guru, siswa,
fasilitas, dan program/tujuan,jadi model inovasi yang tepat untuk melaksanakan inovasi di
sekolah adalah model pengembangan organisasi karna sekolah merupakan suatu organisasi.
4. Apa saja ciri ciri inovasi pendidikan? Jelaskan apa yang diharapkan dari adanya suatu
perubahan dalam inovasi Pendidikan! (skor maximal 10)
Jawab :
Menurut Rogers (1983: 1415), karakteristik inovasi pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Keunggulan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya.
Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai
ekonominya, atau dari faktor status sosial (gengsi), kesenangan, kepuasan, atau karena
mempunyai komponen yang sangat penting. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan
oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi dapat diadopsi.
2. Kompatibel (compatibility), yaitu tingkat kesesuaian dengan nilai (values), pengalaman lalu,
dan kebutuhan dari penerima. Sebagai contoh, jika inovasi teknologi pendidikan, yaitu suatu
konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan
pendidikan dalam menyampaikan informasi. Di antara keduanya ada yang berbeda. Dalam
teknologi pendidikan yang lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan
kompetensi atau kemampuankemampuan praktis, bukan pengawetan dan pemeliharaan
budaya lama.
3. Kompleksitas (complexity), yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan manggunakan
inovasi bagi penerima.
4. Trialabilitas (trialability), yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
5. Dapat diamati (obsevability), yaitu mudah diamati atau tidaknya suatu hasil inovasi oleh
penerima.
Adapun yang diharapkan dari adanya suatu perubahan dalam inovasi Pendidikan yaitu
a. mengejar ketertinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi sehingga
semakin lama pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar dengan kemajuan tersebut;
b. mengusahakan terselenggarakannya pendidikan sekolah dan luar sekolah bagi setiap warga
negara. Misalnya, meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA, dan PT.
Di samping itu, akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan semakin menurun saat
ini. Dengan sistem penyampaian yang baru, peserta didik diharapkan menjadi manusia yang
aktif, kreatif, dan terampil memecahkan masalahnya sendiri,terwujudnya manusia Indonesia
seutuhnya. Tujuan lain dilakukannya inovasi pendidikan adalah untuk memecahkan masalah
pendidikan dan menyongsong arah perkembangan dunia kependidikan yang lebih
memberikan harapan kemajuan lebih pesat.