Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : M.Irlan Mazhab

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 047862445

Kode/Nama Mata Kuliah : SKOM4316/Komunikasi Inovasi

Kode/Nama UPBJJ : 78/Mataram

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Bagian a:

Menurut Everett M. Rogers dalam bukunya yang berjudul "Diffusion of Innovations"


yang diterbitkan pada tahun 2003, ada empat elemen penting dalam difusi inovasi,
yaitu sebagai berikut:
Inovasi: Inovasi adalah gagasan atau objek baru yang diperkenalkan ke dalam
masyarakat. Inovasi dapat berupa produk baru, ide baru, teknologi baru, atau bahkan
konsep baru. Inovasi harus memiliki karakteristik tertentu agar dapat menyebar secara
efektif, yaitu mudah dipahami, bermanfaat, dan dapat diuji coba.
Komunikasi: Komunikasi adalah proses penyampaian informasi tentang inovasi dari
sumber informasi ke penerima informasi. Komunikasi harus efektif untuk
mempengaruhi penerima informasi agar menerima dan mengadopsi inovasi.
Komunikasi yang efektif harus mempertimbangkan karakteristik penerima informasi,
media komunikasi yang digunakan, dan pesan yang disampaikan.
Waktu: Waktu adalah faktor penting dalam difusi inovasi. Proses difusi inovasi terjadi
selama periode waktu tertentu dan dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu
inovator, early adopter, early majority, late majority, dan laggard. Setiap tahap
memiliki karakteristik yang berbeda dalam mengadopsi inovasi.
Sistem sosial: Sistem sosial adalah lingkungan sosial di mana inovasi diadopsi. Sistem
sosial dapat terdiri dari kelompok-kelompok sosial, organisasi, dan lembaga-lembaga
yang mempengaruhi perilaku individu dalam mengadopsi inovasi. Sistem sosial juga
dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan difusi inovasi.
Bagian b:
Dalam bukunya "Diffusion of Innovations" yang terbit pada tahun 2003, Everett M.
Rogers mengidentifikasi empat elemen penting dalam difusi inovasi. Keempat elemen
tersebut adalah inovasi itu sendiri, komunikasi, waktu, dan sistem sosial.
Pertama-tama, inovasi itu sendiri menjadi elemen penting karena inovasi merupakan
gagasan atau objek baru yang diperkenalkan ke dalam masyarakat. Inovasi harus
memiliki karakteristik tertentu agar dapat menyebar secara efektif, yaitu mudah
dipahami, bermanfaat, dan dapat diuji coba. Dengan kata lain, inovasi harus memenuhi
kebutuhan atau keinginan masyarakat yang ingin dipecahkan atau dipenuhi. Jika
inovasi tidak memenuhi karakteristik ini, maka inovasi tersebut mungkin sulit untuk
diterima dan diadopsi oleh masyarakat.
Kedua, komunikasi menjadi elemen penting karena komunikasi adalah proses
penyampaian informasi tentang inovasi dari sumber informasi ke penerima informasi.
Komunikasi harus efektif untuk mempengaruhi penerima informasi agar menerima dan
mengadopsi inovasi. Dalam hal ini, media komunikasi juga sangat penting, karena
media yang digunakan dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Pesan yang
disampaikan juga harus jelas, mudah dimengerti, dan relevan dengan kebutuhan dan
keinginan masyarakat.
Ketiga, waktu menjadi elemen penting karena proses difusi inovasi terjadi selama
periode waktu tertentu dan dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu inovator, early
adopter, early majority, late majority, dan laggard. Setiap tahap memiliki karakteristik
yang berbeda dalam mengadopsi inovasi. Oleh karena itu, strategi difusi inovasi harus
disesuaikan dengan tahap difusi inovasi yang sedang berlangsung. Misalnya, inovator
mungkin membutuhkan informasi teknis yang lebih rinci dan mendalam, sementara
early majority mungkin lebih membutuhkan informasi tentang manfaat inovasi dan
cara penggunaannya.
Terakhir, sistem sosial menjadi elemen penting karena lingkungan sosial di mana
inovasi diadopsi dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan difusi inovasi.
Sistem sosial dapat terdiri dari kelompok-kelompok sosial, organisasi, dan lembaga-
lembaga yang mempengaruhi perilaku individu dalam mengadopsi inovasi. Oleh
karena itu, strategi difusi inovasi harus mempertimbangkan faktor-faktor sosial yang
mempengaruhi adopsi inovasi, seperti norma sosial, nilai-nilai budaya, dan struktur
sosial.
Secara keseluruhan, keempat elemen penting dalam difusi inovasi menurut Rogers
(2003) saling terkait dan harus dipertimbangkan secara bersamaan dalam merancang
strategi difusi inovasi yang efektif. Dalam hal ini, peran komunikasi yang efektif,
waktu yang tepat, dan pemahaman tentang lingkungan sosial di mana inovasi diadopsi
sangatlah penting.

2. Bagian a:
Everett Rogers, dalam bukunya "Diffusion of Innovations" tahun 1996,
mengidentifikasi empat tipe keputusan inovasi. Penjelasan mengenai empat tipe
keputusan inovasi:
Keputusan Kebiasaan (Habitual Decision)
Keputusan kebiasaan adalah keputusan yang dibuat tanpa adanya perubahan atau
peningkatan dari kebiasaan sebelumnya.
Keputusan Berdasarkan Penilaian Terbatas (Limited Decision)
Keputusan berdasarkan penilaian terbatas adalah keputusan yang dibuat setelah
mempertimbangkan beberapa alternatif dengan informasi yang terbatas.
Keputusan yang Berarti (Meaningful Decision)
Keputusan yang berarti adalah keputusan yang dibuat dengan mempertimbangkan
banyak alternatif dan informasi yang tersedia secara detail.
Keputusan Inovatif (Innovative Decision)
Keputusan inovatif adalah keputusan yang dibuat dengan adopsi inovasi yang baru,
yang menghasilkan perubahan besar dalam perilaku pengguna.
Bagian b:
Everett Rogers dan Floyd Shoemaker (1981) mengidentifikasi lima tahap dalam proses
pengambilan keputusan inovasi. Penjelasan mengenai tahapan-tahapan tersebut
sebagai berikut:
Pengetahuan
Tahap pengetahuan dimulai ketika individu pertama kali mengetahui adanya inovasi.
Pada tahap ini, individu belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai inovasi,
namun memiliki minat untuk mengetahuinya lebih lanjut. Informasi yang diterima
pada tahap ini dapat berasal dari berbagai sumber seperti teman, keluarga, media, atau
promosi langsung dari penjual. Pihak yang berperan pada tahap ini adalah
komunikator, yaitu sumber yang memberikan informasi mengenai inovasi.
Persetujuan
Tahap persetujuan dimulai ketika individu telah memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai inovasi dan mulai membentuk sikap terhadap inovasi. Pada tahap ini,
individu mengembangkan keyakinan positif atau negatif terhadap inovasi. Pihak yang
berperan pada tahap ini adalah komunikator dan individu yang menerima informasi.
Evaluasi
Tahap evaluasi dimulai ketika individu mulai mempertimbangkan kelebihan dan
kekurangan dari inovasi. Pada tahap ini, individu mulai membandingkan inovasi
dengan alternatif yang sudah ada atau yang mungkin akan ada di masa depan. Evaluasi
dapat dilakukan secara rasional dan emosional. Pihak yang berperan pada tahap ini
adalah individu yang menerima informasi.
Percobaan
Tahap percobaan dimulai ketika individu mencoba menggunakan inovasi dalam situasi
tertentu. Pada tahap ini, individu dapat mencoba inovasi dalam skala kecil atau besar.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengevaluasi secara langsung kelebihan dan
kekurangan inovasi dalam pengalaman nyata. Pihak yang berperan pada tahap ini
adalah individu yang mencoba menggunakan inovasi.
Adopsi
Tahap adopsi dimulai ketika individu memutuskan untuk mengadopsi inovasi secara
permanen. Pada tahap ini, individu memutuskan untuk mengadopsi inovasi karena
menemukan manfaat yang cukup besar dari penggunaannya. Pihak yang berperan pada
tahap ini adalah individu yang memutuskan untuk mengadopsi inovasi.
3. Bagian a:

Opinion leader adalah individu yang memiliki pengaruh dan otoritas dalam suatu
kelompok sosial atau lingkungan tertentu, sehingga pandangan atau pendapatnya
sering dijadikan acuan oleh anggota kelompok tersebut dalam mengambil keputusan
atau tindakan. Berikut adalah beberapa ciri-ciri dari opinion leader:
1. Memiliki keahlian atau pengetahuan khusus dalam suatu bidang tertentu, sehingga
dianggap memiliki otoritas yang tinggi dalam hal tersebut. Contoh: Seorang dokter
yang dianggap sebagai opinion leader dalam bidang kesehatan masyarakat.
2. Mempunyai hubungan sosial yang luas dan memiliki kedekatan dengan banyak
orang dalam kelompok sosial atau komunitas tertentu. Contoh: Seorang guru yang
dianggap sebagai opinion leader di kalangan orangtua murid dalam hal pendidikan.
3. Dikenal sebagai orang yang aktif dalam memberikan masukan atau pendapatnya
terhadap suatu topik atau permasalahan tertentu. Contoh: Seorang aktivis lingkungan
yang dianggap sebagai opinion leader dalam hal pelestarian lingkungan hidup.
4. Memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pandangan atau tindakan orang lain
melalui interaksi sosial atau media. Contoh: Seorang selebriti atau influencer yang
dianggap sebagai opinion leader dalam hal fashion, makanan, atau gaya hidup.
5. Terbuka terhadap informasi baru dan mempunyai kemampuan untuk memilah-milah
informasi yang relevan dan bermanfaat bagi kelompok sosial atau komunitas tertentu.
Contoh: Seorang peneliti atau akademisi yang dianggap sebagai opinion leader dalam
hal pengetahuan dan inovasi baru di bidang tertentu.

Bagian b:
Jaringan komunikasi adalah rangkaian saluran komunikasi yang digunakan oleh
individu atau kelompok dalam suatu sistem sosial tertentu. Dalam konteks inovasi,
jaringan komunikasi memegang peran penting dalam menyebarkan informasi dan
mempengaruhi adopsi atau penolakan suatu inovasi.
Jaringan komunikasi bekerja dengan cara menghubungkan individu atau kelompok
yang saling terkait dan memungkinkan informasi untuk mengalir dengan lebih efektif
dan efisien.
Dalam komunikasi inovasi, jaringan komunikasi dapat digunakan untuk
mempengaruhi adopsi atau penolakan suatu inovasi melalui beberapa cara, antara lain:
1. Mengidentifikasi opinion leader atau tokoh sentral dalam jaringan dan
menggunakan mereka sebagai penghubung untuk menyebarkan informasi tentang
inovasi.
2. Menggunakan media sosial atau platform online untuk membangun jaringan
komunikasi yang lebih luas dan efektif dalam menyebarkan informasi tentang inovasi.
3. Menggunakan pengaruh kelompok atau tekanan sosial dalam jaringan untuk
mempengaruhi individu untuk mengadopsi inovasi.

Anda mungkin juga menyukai