Anda di halaman 1dari 9

Artikel

Proses Keputusan-Inovasi

Mata Kuliah
Difusi dan Inovasi
Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan
Universitas Sebelas Maret

Oleh :

Yogi Pinilih : S812208015


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya sehingga bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Proses Keputusan-
Inovasi. Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan
dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa.Tetapi walaupun
demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah meskipun tersusun
sangat sederhana. Kami menyadari tanpa kerja sama antara dosen dan penulis serta
beberapa kerabat yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penulis demi
tersusunnya makalah ini. Untuk itu kami mengucapakan terima kasih kepada pihak yang
tersebut diatas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan
saran demi kelancaran penyusunan makalah ini. Demikian semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan para pembaca pada umumnya.Kami mengharapkan saran serta
kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Surakarta, 12 Desember 2022


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Inovasi merupakan suatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai
suatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik berupa hasil invensi atau
diskoveri yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu. Baru di sini diartikan
mengandung ketidak tentuan (uncertainty), artinya sesuatu yang mengandung berbagai
alternatif. Sesuatu yang tidak tentu masih terbuka berbagai kemungkinan bagi orang yang
mengamati, baik mengenai arti, bentuk, manfaat, dan sebagainya. Dengan adanya
informasi berarti mengurangi ketidak tentuan tersebut, karena dengan informasi itu
berarti memperjelas arah pada satu alternatif tertentu. 6 Rogers membedakan dua macam
informasi, pertama informasi yang berkaitan dengan pertanyaan “ Apa inovasi (hal yang
baru) itu?”, “Bagaimana menggunakannya?”, “Mengapa perlu itu?”. Informasi yang
kedua berkaitan dengan penilaian inovasi atau berkaitan dengan pertanyaan “Apa
manfaat menerapkan inovasi?”. “Apa konsekuensinya menggunakan inovasi?.” Jika
anggota sistem sosial (warga masyarakat) yang menjadi sasaran inovasi dapat
memperoleh informasi yang dapat menjawab berbagai pertanyaan tersebut dengan jelas,
maka akan hilanglah ketidak tentuan terhadap inovasi. Mereka telah memperoleh
pengertian yang mantap apa inovasi itu. Mereka akan menerima dan juga menerapkan
inovasi. Cepat lambatnya proses penerimaan inovasi dipengaruhi juga oleh atribut dan
karakteristik inovasi.

Difusi ialah proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat (anggota sistem
sosial), dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Komunikasi
dalam definisi ini ditekankan dalam arti terjadinya saling tukar informasi (hubungan
timbal balik), antar beberapa individu baik secara memusat (konvergen) maupun
memencar (divergen) yang berlangsung secara spontan. Dengan adanya komunikasi ini
akan terjadi kesamaan pendapat antar warga masyarakat tentang inovasi. Jadi difusi dapat
merupakan salah satu tipe komunikai yakni komunikasi yang mempunyai ciri pokok,
pesan yang dikomunikasikan adalah hal yang baru (inovasi). Rogers membedakan antara
sistem difusi sentralisasi dan sistem difusi desentralisasi. Dalam sistem difusi sentralisasi,
penentuan tentang berbagai hal seperti: kapan dimulainya difusi inovasi, dengan saluran
apa, siapa yang akan menilai hasilnya, dan sebagainya, dilakukan oleh sekelompok kecil
orang tertentu atau pimpinan agen pembaharu. Sedangkan dalam sistem difusi
desentralisasi, penentuan itu dilakukan oleh klien (warga masyarakat) bekerja sama
dengan beberapa orang yang telah menerima inovasi. Dalam pelaksanaan sistem difusi
desentralisasi yang secara ekstrim tidak perlu ada agen pembaharu. Warga masyarakat itu
sendiri yang bertanggungjawab terjadinya difusi inovasi. Rogers mengemukakan ada 4
elemen pokok difusi inovasi, yaitu: (1) inovasi, (2) komunikasi dengan saluran tertentu,
(3) waktu, dan (4) warga masyarakat (anggota sistem sosial).

Proses keputusan inovasi ialah proses yang dilalui (dialami) individu (unit
pengambil keputusan yang lain), mulai dari pertama tahu adanya inovasi, kemudian
dilanjutkan dengan keputusan setuju terhadap inovasi, penetapan keputusan menerima
atau menolak inovasi, implementasi inovasi, dan konfirmasi terhadap keputusan inovasi
yang telah diambilnya. Proses keputusan inovasi bukan kegiatan yang dapat berlangsung
seketika, tetapi merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu
tertentu, sehingga individu atau organisasi dapat menilai gagasan yang baru itu sebagai
bahan pertimbangan untuk selanjutnya akan menolak atau menerima inovasi dan
menerapkannya. Menurut Roger, proses keputusan inovasi terdiri dari 5 tahap, yaitu (a)
tahap pengetahuan, (b) tahap bujukan, (c) tahap keputusan, (d) tahap implementasi, dan
(e) tahap konfirmasi.
BAB II
ISI

1. Pembahasan

A. Lima Tahap Proses Keputusan Inovasi

Model proses keputusan inovasi saat ini digambarkan pada Gambar di atas. Konseptualisasi saat
ini terdiri dari lima tahap:

1. Tahap Pengetahuan

Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan, yaitu tahap ketika seseorang sadar
akan suatu inovasi dan ingin mengetahui bagaimana fungsi inovasi tersebut. Pemahaman sadar
dalam hal ini bukanlah pemahaman melainkan keterbukaan untuk mengetahui tentang inovasi.
Pengetahuan terjadi ketika seorang individu (atau unit pembuat keputusan lainnya) dihadapkan
pada keberadaan dan keuntungan dari suatu inovasi dengan beberapa pemahaman tentang cara
kerjanya.

2. Tahap persuasi

Pada tahap persuasi dari proses keputusan inovasi, seseorang membentuk sikap suka atau tidak
suka terhadap inovasi. Jika pada tahap pengetahuan aktivitas mental yang utama adalah bidang
kognitif, maka pada tahap persuasi yang berperan utama adalah bidang afektif atau perasaan.
Seseorang tidak dapat menikmati inovasi sampai dia pertama kali mengetahui tentang inovasi.
Persuasi terjadi ketika seorang individu (atau unit pembuat keputusan lainnya) membentuk sikap
menyukai atau tidak menyukai suatu inovasi.

3. Tahap Keputusan

Tahap keputusan dari proses inovasi terjadi ketika seseorang melakukan aktivitas yang mengarah
pada keputusan untuk menerima atau menolak inovasi. Menerima inovasi berarti
mengimplementasikan inovasi secara penuh. Menolak inovasi berarti tidak menerapkan inovasi.
Keputusan terjadi ketika seorang individu (atau pengambilan keputusan lainnya) Keputusan
terjadi ketika seorang individu (atau inovasi pengambilan keputusan lainnya.
4. Tahap Implementasi

Tahap implementasi dari proses keputusan inovasi terjadi ketika seseorang


mengimplementasikan inovasi. Pada tahap ini terjadi penerimaan keputusan penerima gagasan
baru atau gagasan yang dibuktikan dalam praktek. Mungkin tahap implementasi ini bisa
memakan waktu yang sangat lama, tergantung dari keadaan inovasi itu sendiri. Implementasi
terjadi ketika seorang individu (atau unit pengambilan keputusan lainnya ) menggunakan suatu
inovasi.

5. Tahap Konfirmasi

Pada tahap konfirmasi, seseorang mencari penguatan terhadap keputusan yang dimilikinya telah
diambil, dapat menarik kembali keputusan tersebut jika diperoleh informasi yang bertentangan
dengan informasi aslinya. Tahap konfirmasi ini sebenarnya berlangsung terus menerus sejak
keputusan menerima atau menolak inovasi berlangsung tanpa batas waktu. Implementasi terjadi
ketika seorang individu (atau unit pengambilan keputusan lainnya ) menggunakan suatu inovasi.

Apakah Ada Tahapan Dalam Prosesnya

Beberapa orang membutuhkan waktu untuk menyelesaikan proses keputusan inovasi. Hal ini
menunjukkan bahwa perilaku adopsi suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan terjadi
dalam kurun waktu tertentu. Poin utama dalam proses keputusan inovasi adalah untuk
mendapatkan pengalaman yang lebih baik. oleh karena itu, seseorang dapat mengenali dan
menggunakan desain penelitian yang sesuai.

B. Saluran Komunikasi Berdasarkan Tahapan dalam Proses Keputusan Inovasi


Kategori Saluran Komunikasi

1. Bersifat interpersonal atau media massa


Pentingnya saluran interpersonal dan media massa dalam proses keputusan
inovasi pertama kali diselidiki dalam serangkaian penelitian, dan kemudian sebagian
besar dikonfirmasi dalam penelitian jenis responden lainnya.
Dorongan terbesar keluar dari tahap pengetahuan disediakan oleh penggunaan
media massa, sementara saluran interpersonal menonjol dalam menggerakkan
individu keluar dari tahap persuasi. Menggunakan saluran komunikasi yang tidak
sesuai untuk tahap tertentu dalam proses keputusan inovasi (seperti saluran
antarpribadi) pada tahap (pengetahuan) dikaitkan dengan adopsi selanjutnya dari ide
baru karena saluran tersebut menggunakan kemajuan yang tertunda melalui proses.

2. Berasal dari sumber lokal atau kosmopolit


Saluran kosmopolit relatif lebih penting pada tahap pengetahuan, dan saluran
lokal relatif lebih penting pada tahap persuasi dalam proses keputusan inovasi.
Saluran komunikasi kosmopolit adalah saluran-saluran dari luar sistem sosial
yang diselidiki; saluran lain tentang jangkauan ide baru individu dari sumber di dalam
sistem sosial mereka. Antar pribadi saluran dapat berupa lokal atau kosmopolit,
sedangkan saluran media massa hampir seluruhnya bersifat kosmopolit.

C. Saluran Komunikasi menurut Kategori Pengadopsi

1. Saluran media massa relatif lebih penting daripada saluran interpersonal untuk
pengadopsi awal daripada pengadopsi selanjutnya.
Generalisasi ini tampaknya logis, karena pada saat inovator mengadopsi ide baru,
hampir tidak ada orang lain dalam sistem yang memiliki pengalaman dengan inovasi.
Pengadopsi kemudian tidak perlu terlalu bergantung pada saluran media massa karena
bank pengalaman lokal interpersonal telah terakumulasi dalam sistem mereka pada
saat mereka memutuskan untuk mengadopsi. Mungkin pengaruh antar pribadi tidak
begitu diperlukan untuk memotivasi pengadopsi awal untuk memutuskan suatu
inovasi dengan baik. Mereka memiliki kebutuhan akan keberanian, dan stimulus
pesan media massa cukup untuk menggerakkan mereka melewati ambang mental
untuk adopsi.
2. Saluran kosmopolit relatif lebih penting daripada saluran lokal untuk pengadopsi awal
daripada pengadopsi berikutnya.
Inovasi memasuki sistem dari sumber eksternal; mereka yang mengadopsi lebih
dulu cenderung bergantung pada saluran kosmopolit. Pengadopsi sebelumnya ini,
pada gilirannya, bertindak sebagai saluran interpersonal dan lokal untuk rekan-rekan
mereka yang mengadopsi kemudian.

D. Periode Keputusan-Inovasi
Periode keputusan inovasi adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk melalui proses
keputusan inovasi. Waktu berlalu dari kesadaran-pengetahuan tentang suatu inovasi
hingga keputusan bagi seorang individu adalah diukur dalam hari, bulan, atau tahun.

1. Tingkat kesadaran-pengetahuan dan tingkat adopsi


Tingkat kesadaran-pengetahuan untuk sebuah inovasi lebih lebih cepat dari
tingkat adopsinya. Kebanyakan agen perubahan ingin mempercepat proses adopsi
inovasi. Banyak pengadopsi potensial sering menyadari suatu inovasi tetapi tidak
termotivasi untuk mencobanya. Memperpendek periode keputusan inovasi dengan
demikian merupakan salah satu metode utama untuk mempercepat difusi inovasi.
2. Panjang Periode Menurut Kategori Pengadopsi
Pengadopsi awal memiliki periode keputusan inovasi yang lebih pendek daripada
pengadopsi berikutnya. individu pertama yang mengadopsi ide baru (inovator)
melakukannya bukan hanya karena mereka menyadari inovasi agak lebih cepat
daripada rekan-rekan mereka, tetapi juga karena mereka membutuhkan lebih sedikit
bulan atau tahun untuk berpindah dari pengetahuan ke keputusan. Inovator mungkin
mendapatkan bagian dari posisi inovatif dengan belajar tentang inovasi pada waktu
sebelumnya (relatif terhadap pengadopsi kemudian), tetapi data saat ini juga
menunjukkan bahwa inovator adalah yang pertama mengadopsi karena mereka
memerlukan periode keputusan inovasi yang lebih pendek
BAB III
PENUTUP

1. Simpulan

Proses keputusan inovasi adalah proses yang dilalui seseorang (atau unit pengambilan keputusan
lainnya) dari pengetahuan pertama tentang suatu inovasi, membentuk sikap terhadap inovasi,
keputusan untuk menerima atau menolak, hingga implementasi ide baru. Proses ini terdiri dari
lima tahap:

(1) pengetahuan, individu (atau unit pengambilan keputusan lainnya) dihadapkan pada
keberadaan inovasi dan memperoleh beberapa pemahaman tentang cara kerjanya;

(2) persuasi, individu (atau unit pengambilan keputusan lainnya) membentuk sikap yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap inovasi;

(3) keputusan, individu (atau unit pengambilan keputusan lainnya) terlibat dalam kegiatan yang
mengarah pada pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi;

(4) implementasi, individu (atau unit pengambilan keputusan lainnya) menggunakan inovasi,
atau penerapan sebuah inovasi

(5) konfirmasi, individu (atau unit pengambilan keputusan lainnya) mencari penguatan untuk
keputusan inovasi yang telah dibuat, tetapi dia dapat membalikkan keputusan ini jika dihadapkan
pada pesan yang bertentangan tentang inovasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai