Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian Proses Difusi Inovasi


Inovasi
Secara umum, inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau obyek
yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu
unit adopsi lain. Rogers menyatakan bahwa inovasi adalah ““an idea,
practice, or object perceived as new by the individual.” (suatu gagasan,
praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu).

Difusi Komunikasi dan Salurannya


Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi informasi
dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Seperti telah
terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai diungkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu tipe
suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping komunikasi khusus dimana informasi yang dipertukarkannya adalah ide baru.
itu, difusi juga dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu Dengan demikian, esensi dari proses difusi adalah pertukaran informasi
suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. dimana seorang individu mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau
Dapat dikatakan bahwa difusi inovasi merupakan satu bentuk komunikasi beberapa orang lain.
yang berhubungan dengan suatu pemikiran baru.
Menurut Rogers, ada empat unsur dari proses komunikasi ini, meliputi:
B. Tujuan Difusi Inovasi 1) inovasi itu sendiri;
Tujuan utama difusi inovsi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh anggota 2) seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai pengetahuan atau
sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, pengalaman dalam menggunakan inovasi;
kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. Selain itu tujuan dari 3) orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan dan
inovasi adalah untuk mencapai kesetimbangan dinamis dalam sistim sosial. pengalaman dalam menggunakan inovasi; dan
4) saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit tersebut.
C. Unsur-unsur dalam Proses Difusi Inovasi
Proses difusi inovasi melibatkan empat unsur utama, meliputi ; Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses difusi adalah upaya
1. inovasi; mempertukarkan inovasi oleh seseorang atau unit tertentu yang telah mempunyai
2. saluran komunikasi; pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut (innovator)
3. kurun waktu tertentu; dan kepada seseorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan
4. sistem sosial. pengalaman mengenai inovasi itu (potential adopter melalui saluran komunikasi
tertentu
Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat dikategorikan menjadi dua : keputusan inovasi tersebut. Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa faktor
1) saluran media massa (mass media channel). yang mempengaruhi proses keputusan inovasi.
Media massa dapat berupa radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain. Kelebihan Karakteristik Inovasi
media massa adalah dapat menjangkau audiens yang banyak dengan cepat dari 1) keunggulan relatif (relative advantage),
satu sumber. 2) kompatibilitas (compatibility),
2) saluran antar pribadi (interpersonal channel). 3) kerumitan (complexity),
Saluran antar pribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap muka antara 4) kemampuan diuji cobakan (trialability) dan
dua atau lebih individu. 5) kemampuan diamati (observability).

Waktu Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa
dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal: segi, seperti segi eknomi, prestise social, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain.
1) proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang menerima Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat
informasi pertama sampai ia menerima atau menolak inovasi; inovasi tersebut dapat diadopsi.
2) keinovativan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter
(adopter awal atau akhir); Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten
3) rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah anggota dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan
suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu tertentu. pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi
Sistem Sosial dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai
Sangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu sistem
sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan yang Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit
tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk mencapai untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan
suatu tujuan. Anggota dari suatu sistem sosial dapat berupa individu, kelompok mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang
informal, organisasi dan atau sub sistem. Proses difusi dalam kaitannya dengan sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka
sistem sosial ini dipengaruhi oleh struktur sosial, norma sosial, peran pemimpin semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.
dan agen perubahan, tipe keputusan inovasi dan konsekuensi inovasi.
Kemampuan diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam seting
Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa tujuan utama proses difusi adalah sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar cepat diadopsi,
agar diadopsinya suatu inovasi. Namun demikian, seperti terlihat dalam model inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan keunggulannya.
proses keputusan inovasi, beberapa faktor yang mempengaruhi proses
Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat 1) saluran komunikasi masa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan dan
terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu saluran antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi;
inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut 2) saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal
mengadopsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relatif; relatif lebih penting pada tahap persuasi.
kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan kemampuan 3) saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar
untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat pribadi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late
kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi. adopter); dan
4) saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan denan saluran local bagi
Saluran Komunikasi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late
Tujuan komunikasi adalah tercapainya suatu pemahaman bersama (mutual adopter).
understanding) antara dua atau lebih partisipan komunikasi terhadap suatu pesan
(dalam hal ini adalah ide baru) melalui saluran komunikasi tertentu. Karakteristik Sistem Sosial
Dengan demikian diadopsinya suatu ide baru (inovasi) dipengaruhi oleh: 1) Difusi inovasi terjadi dalam suatu sistem sosial. Dalam suatu sistem sosial
partisipan komunikasi dan 2) saluran komunikasi. terdapat struktur sosial, individu atau kelompok individu, dan norma-norma
tertentu.
Dari sisi partisipan komunikasi, Rogers mengungkapkan bahwa derajat
kesamaan atribut (seperti kepercayaan, pendidikan, status sosial, dan lain-lain) Berkaitan dengan hal ini, Rogers (1983) menyebutkan adanya empat faktor
antara individu yang berinteraksi (partisipan) berpengaruh terhadap proses difusi. yang mempengaruhi proses keputusan inovasi. 1) struktur sosial (social
Semakin besar derajat kesamaan atribut partisipan komunikasi (homophily), structure); 2) norma sistem (system norms); 3) pemimpin opini (opinion leaders);
semakin efektif komuniksi terjadi. Beitu pula sebaliknya. Semakin besar derajat dan 4) agen perubah (change agent).
perbedaan atribut partisipan (heterophily), semakin tidak efektif komunikasi
terjadi. Oleh karenanya, dalam proses difusi inovasi, penting sekali untuk
memahami betul karakteristik adopter potensialnya untuk memperkecil
“heterophily”.

Sementara itu, saluran komunikasi juga perlu diperhatikan. Dalam tahap-tahap


tertentu dari proses pengambilan keputusan inovasi, suatu jenis saluran
komunikasi tertentu memainkan peranan lebih penting dibandingkan dengan jenis
saluran komunikasi lain.

Hasil penelitian berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa


prinsip sebagai berikut:
Struktur social adalah susunan suatu unit sistem yang memiliki pola tertentu. Agen perubah adalah bentuk lain dari orang berpengaruh. Mereka sama-sama
Struktur ini memberikan suatu keteraturan dan stabilitas prilaku setiap individu orang yang mampu mempengaruhi sikap orang lain untuk menerima suatu
(unit) dalam suatu sistem sosial tertentu. Struktur sosial juga menunjukan inovasi. Tapi, agen perubah lebih bersifat formal yang ditugaskan oleh suatu
hubungan antar anggota dari sistem sosial. Hal ini dapat dicontohkan seperti agen tertentu untuk mempengaruhi kliennya. Agen perubah adalah orang-orang
terlihat pada struktur oranisasi suatu perusahaan atau struktur sosial masyarakat professional yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan tertentu untuk
suku tertentu. Struktur sosial dapat memfasilitasi atau menghambat difusi inovasi mempengaruhi kliennya. Dengan demikian, kemampuan dan keterampilan agen
dalam suatu sistem. Katz (1961) seperti dikutip oleh Rogers menyatakan bahwa perubah berperan besar terhadap diterima atau ditolaknya inovasi tertentu.
sangatlah bodoh mendifusikan suatu inovasi tanpa mengetahui struktur sosial Sebagai contoh, lemahnya pengetahuan tentang karakteristik strukstur sosial,
dari adopter potensialnya, sama halnya dengan meneliti sirkulasi darah tanpa norma dan orang kunci dalam suatu sistem social (misal: suatu institusi
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang struktur pembuluh nadi dan arteri. pendidikan), memungkinkan ditolaknya suatu inovasi walaupun secara ilmiah
Penelitian yang dilakukan oleh Rogers dan Kincaid (1981) di Korea menunjukan inovasi tersebut terbukti lebih unggul dibandingkan dengan apa yang sedang
bahwa adopsi suatu inovasi dipengaruhi oleh karakteristik individu itu sendiri dan berjalan saat itu.
juga sistem social dimana individu tersebut berada.

Norma adalah suatu pola prilaku yang dapat diterima oleh semua anggota sistem
social yang berfungsi sebagai panduan atau standar bagi semua anggota sistem
social. Sistem norma juga dapat menjadi faktor penghambat untuk menerima
suatu ide baru. Hal ini sangat berhubungan dengan derajat kesesuaian
(compatibility) inovasi denan nilai atau kepercayaan masyarakat dalam suatu
sistem sosial. Jadi, derajat ketidak sesuaian suatu inovasi dengan kepercayaan
atau nilai-nilai yang dianut oleh individu (sekelompok masyarakat) dalam suatu
sistem social berpengaruh terhadap penerimaan suatu inovasi tersebut.

“Opinion Leaders” dapat dikatakan sebagai orang-orang berpengaruh, yaitu


orang-orang tertentu yang mampu mempengaruhi sikap orang lain secara
informal dalam suatu sistem sosial. Kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat
menjadi pendukung inovasi atau sebaliknya, menjadi penentang. Ia (mereka)
Variabel yang berpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi mencakup;
berperan sebagai model dimana prilakunya (baik mendukung atau menentang)
(1) atribut inovasi (perceived atrribute of innovasion), (2) jenis keputusan inovasi
diikuti oleh para penikutnya. Jadi, jelas disini bahwa orang berpengaruh (opinion
(type of innovation decisions), (3) saluran komunikasi (communication channels),
leaders) memainkan peran dalam proses keputusan inovasi.
(4) kondisi sistem sosial (nature of social system), dan (5) peran agen perubah.
Sementara itu tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup:
1. Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau
unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan
keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi

2. Tahap Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit pengambil


keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik

3. Tahap Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit


pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada
pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi.

4. Tahapan Implementasi (Implementation), ketika sorang individu atau unit Proses Adopsi inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan
pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi. untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu
sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat
5. Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang:
pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi, dan (c) kecepatan
penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya. pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.

Kategori Adopter
Anggota sistem sosial dapat dibagi ke dalam kelompok-kelompok adopter
(penerima inovasi) sesuai dengan tingkat keinovatifannya (kecepatan dalam
menerima inovasi). Salah satu pengelompokan yang bisa dijadikan rujuakan
adalah pengelompokan berdasarkan kurva adopsi, yang telah duji oleh Rogers.
Gambaran tentang pengelompokan adopter dapat dilihat sebagai berikut: Penemuan adalah proses dimana ide/gagasan baru diciptakan atau
1. Innovators: Sekitar individu yang pertama kali mengadopsi inovasi. Cirinya: dikembangkan.
petualang, berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan ekonomi tinggi
2. Early Adopters (Perintis/Pelopor): yang menjadi para perintis dalam Difusi adalah proses dimana ide/gagasan baru dikomunikasikan kepada anggota
penerimaan inovasi. Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang sistem sosial, sedangkan konsekuensi adalah suatu perubahan dalam sistem
dihormati, akses di dalam tinggi sosial sebagai hasil dari adopsi atau penolakan inovasi. Sejak tahun 1960-an,
3. Early Majority (Pengikut Dini): yang menjadi pera pengikut awal. Cirinya: teori difusi inovasi berkembang lebih jauh di mana fokus kajian tidak hanya
penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi. dikaitkan dengan proses perubahan sosial dalam pengertian sempit.
4. Late Majority (Pengikut Akhir): yang menjadi pengikut akhir dalam Topik studi atau penelitian difusi inovasi mulai dikaitkan dengan berbagai
penerimaan inovasi. Cirinya: skeptis, menerima karena pertimbangan ekonomi fenomena kontemporer yang berkembang di masyarakat. Berbagai perpektif pun
atau tekanan social, terlalu hati-hati. menjadi dasar dalam pengkajian proses difusi inovasi, seperti perspektif ekonomi,
5. Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional): terakhir adalah kaum perspektif ’market and infrastructure’ (Brown, 1981). Salah satu definisi difusi
kolot/tradisional. Cirinya: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan opinion inovasi dalam taraf perkembangan ini antara lain dikemukakan Parker (1974),
leaders,sumberdaya terbatas. yang mendefinisikan difusi sebagai suatu proses yang berperan memberi nilai
Dengan pengetahuan tentang kategorisasi adopter ini dapatlah kemudian tambah pada fungsi produksi atau proses ekonomi. Dia juga menyebutkan bahwa
disusun strategi difusi inovasi yang mengacu pada kelima kategori adopter, difusi merupakan suatu tahapan dalam proses perubahan teknik (technical
sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal, sesuai dengan kondisi dan keadaan change). Menurutnya difusi merupakan suatu tahapan dimana keuntungan dari
masing-masing kelompok adopter. Hal ini penting untuk menghindari suatu inovasi berlaku umum. Dari inovator, inovasi diteruskan melalui pengguna
pemborosan sumberdaya hanya karena strategi difusi yang tidak tepat. Strategi lain hingga akhirnya menjadi hal yang biasa dan diterima sebagai bagian dari
untuk menghadapi adopter awal misalnya, haruslah berbeda dengan strategi bagi kegiatan produktif.
mayoritas akhir,mengingat gambaran ciri-ciri mereka masing-masing.
Berkaitan dengan proses difusi inovasi tersebut National Center for the
Pada awalnya, bahkan dalam beberapa perkembangan berikutnya, teori Difusi Dissemination of Disability Research (NCDDR), 1996, menyebutkan ada 4
Inovasi senantiasa dikaitkan dengan proses pembangunan masyarakat. Inovasi (empat) dimensi pemanfaatan pengetahuan (knowledge utilization), yaitu
merupakan awal untuk terjadinya perubahan sosial, dan perubahan sosial pada 1. Dimensi Sumber (SOURCE) diseminasi, yaitu insitusi, organisasi, atau individu
dasarnya merupakan inti dari pembangunan masyarakat. Rogers dan Shoemaker yang bertanggunggung jawab dalam menciptakan pengetahuan dan produk baru.
(1971) menjelaskan bahwa proses difusi merupakan bagian dari proses 2. Dimensi Isi (CONTENT) yang didiseminasikan, yaitu pengetahuan dan produk
perubahan sosial. Perubahan sosial adalah proses dimana perubahan terjadi baru dimaksud yang juga termasuk bahan dan informasi pendukung lainnya.
dalam struktur dan fungsi sistem sosial. 3. Dimensi Media (MEDIUM) Diseminasi, yaitu cara-cara bagaimana
Perubahan sosial terjadi dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu: pengetahuan atau produk tersebut dikemas dan disalurkan.
(1) Penemuan (invention), (2) Difusi dan (3) Konsekuensi (consequences). 4. Dimensi Pengguna (USER), yaitu pengguna dari pengetahuan dan produk
dimaksud.
Kecepatan difusi inovasi berhubungan dengan status sosial masyarakat Untuk mencapai hal tersebut diatas ada tiga tahap yang harus dilalui yaitu :
pengguna, namun ditemukan lapisan atas lebih cepat menerima suatu inovasi. 1) Tahap Akuisisi Informasi : Para guru memperoleh dan memahami Informasi
Sedangkan pemuka atau elit desa sangat berperan untuk mempercepat proses tentang suatu inovasi, umpamanya tentang metodologi pengajaran, media
penerimaan inovasi dalam suatu masyarakat desa. Hal ini sesuai dengan temuan pembelajaran yang baru dari berbagai sumber (buku, jurnal, koran, dll).
Chambers (1988) di India, ternyata petani kaya lebih cepat mengadopsi teknologi 2) Tahap Evaluasi Informasi : Orang mengevalusi informasi tentang inovasi,
karena memiliki modal untuk menerima inovasi yang disampaikan. dengan berbagai pertimbangan apakah sesuai atau tidak dalam memenuhi
kebutuhan.
D. Peranan Guru dalam Difusi Inovasi di dunia pendidikan 3) Tahap Adopsi : Yaitu proses keputusan apakah akan melaksanakan atau
menolak suatu inovasi .
Dalam bidang pendidikan, banyak usaha dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya
pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang Peranan guru sebagai agen perubahan dapat diidentifikasi sebagai berikut ;
pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi (a) menumbuhkan kebutuhan dalam diri klien, (b) membangun hubungan
pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum, dsb. pertukaran informasi, (c) mendiagnosa masalah klien, (d) menumbuhkan niat
berubah pada klien, (e) menerjemahkan niat klien ke dalam tindakan,
Dalam hal implementasi inovasi di sekolah, maka guru merupakan faktor (f) menstabilkan adopsi dan mencegah diskontinu adopsi dan
terpenting yang harus melaksanakan inovasi dengan memperhatikan hal-hal: (g)mencapai hubungan terminal dengan klien (yaitu ketika klien berubah menjadi
a. Inovasi harus berlangsung di sekolah guna memperoleh hasil yang terbaik agen perubahan).
dalam mendidik siswa
b. Ujung tombak keberhasilan pendidikan di sekolah adalah guru Kesuksesan guru sebagai agen perubahan tergantung pada ;
c. Oleh karena itu guru harus mampu menjadi seorang yang inovatif guna (a) upayanya menghubungi klien,
menemukan strategi atau metode yang efektif untuk mendidik (b) orientasinya yang lebih kepada klien, bukan pada agensi perubahan,
d. Inovasi yang dilakukan guru pada intinya berada dalam tatanan pembelajaran (c) tingkat kesesuaian inovasi dengan kebutuhan klien,
yang dilakukan di kelas (d) empatinya kepada klien,
e. Kunci utama yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau (e) homofilitasnya dengan klien,
produk inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu kepada (f) kredibilitasnya di mata klien,
kepentingan siswa (g) tingkat kesejalanannya dengan pemimpin opini dan
(h) kemampuan klien mengevaluasi inovasi.
Proses keputusan inovasi di tingkat sekolah berawal dari pengetahuan atau
kesadaran para personil di sekolah / guru tentang kebutuhan akan sebuah Selanjutnya, hubungan agen perubahan secara positif tergantung pada lebih
inovasi yang akan membantu memecahkan persoalan yang mereka hadapi tingginya klien dalam hal
sampai dengan pengadopsian suatu inovasi. (a) status sosial, (b) partispasi sosial, (c) pendidikan dan (d) kekosmopolitannya.
E. Hambatan-hambatan dalam Proses Difusi Inovasi karena merasa sudah cukup dengan keadaan yang ada, tidak mau repot, atau
Dalam implementasinya kita sering mendapati beberapa hambatan yang ketidaktahuan tentang masalah.
berkaitan dengan inovasi. Pengalaman menunjukkan bahwa hampir setiap Kita dapat berasumsi bahwa di dalam suatu sistem sosial, organisasi atau
individu atau organisasi memiliki semacam mekanisme penerimaan dan kelompok akan ada orang yang pengalaman masa lalunya tidak positif. Menurut
penolakan terhadap perubahan. Segera setelah ada pihak yang berupaya para ahli psikologi perkembangan, ini akan mempengaruhi kemampuan dan
mengadakan sebuah perubahan, penolakan atau hambatan akan sering ditemui. keberaniannya untuk menghadapi perubahan dalam pekerjaannya. Jika sebuah
Orang-orang tertentu dari dalam ataupun dari luar sistem akan tidak menyukai, inovasi berimplikasi berkurangnya kontrol (misalnya diperkenalkannya model
melakukan sesuatu yang berlawanan, melakukan sabotase atau mencoba pimpinan tim atau kemandirian masing-masing bagian), maka pemimpin itu
mencegah upaya untuk mengubah praktek yang berlaku. Penolakan ini mungkin biasanya akan memandang perubahan itu sebagai negatif dan mengancam.
ditunjukkan secara terbuka dan aktif atau secara tersembunyi dan pasif. Alasan Perubahan itu dirasakannya sebagai kemerosotan, bukan perbaikan.
mengapa ada orang yang ingin menolak perubahan walaupun kenyataannya
praktek yang ada sudah kurang relevan, membosankan, sehingga dibutuhkan b) Hambatan praktis
sebuah inovasi. Fenomena ini sering disebut sebagai penolakan terhadap Hambatan praktis adalah faktor-faktor penolakan yang lebih bersifat fisik. Untuk
perubahan. Banyak upaya telah dilakukan untuk menggambarkan, memberikan contoh tentang hambatan praktis, faktor-faktor berikut ini akan
mengkategorisasikan dan menjelaskan fenomena penolakan ini. dibahas:
1) waktu
Ada empat macam kategori hambatan dalam konteks inovasi. Keempat kategori 2) sumber daya
tersebut adalah: 3) sistem
a) hambatan psikologis
b) hambatan praktis Ini adalah faktor-faktor yang sering ditunjukkan untuk mencegah atau
c) hambatan nilai-nilai, dan memperlambat perubahan dalam organisasi dan sistem sosial. Program pusat-
d) hambatan kekuasaan. pusat pelatihan guru sangat menekankan aspek-aspek bidang ini. Ini mungkin
mengindikasikan adanya perhatian khusus pada keahlian praktis dan metode-
a). Hambatan psikologis metode yang mempunyai kegunaan praktis yang langsung. Oleh karena itu,
Hambatan-hambatan ini ditemukan bila kondisi psikologis individu menjadi faktor inovasi dalam bidang ini dapat menimbulkan penolakan yang terkait dengan
penolakan. Hambatan psikologis telah dan masih merupakan kerangka kunci praktis. Artinya, semakin praktis sifat suatu bidang, akan semakin mudah orang
untuk memahami apa yang terjadi bila orang dan sistem melakukan penolakan meminta penjelasan tentang penolakan praktis. Di pihak lain, dapat diasumsikan
terhadap upaya perubahan. Kita akan menggambarkan jenis hambatan ini bahwa hambatan praktis yang sesungguhnya itu telah dialami oleh banyak orang
dengan memilih satu faktor sebagai suatu contoh yaitu dimensi dalam kegiatan mengajar sehari-hari, yang menghambat perkembangan dan
kepercayaan/keamanan versus ketidakpercayaan/ketidakamanan karena faktor pembaruan praktek. Tidak cukupnya sumber daya ekonomi, teknis dan material
ini sebagai unsur inovasi yang sangat penting. Faktor-faktor psikologis lainnya sering disebutkan.
yang dapat mengakibatkan penolakan terhadap inovasi adalah: rasa enggan
Dalam hal mengimplementasikan perubahan, faktor waktu sering kurang c) Hambatan kekuasaan dan nilai
diperhitungkan. Segala sesuatu memerlukan waktu. Oleh karena itu, sangat Bila dijelaskan secara singkat, hambatan nilai melibatkan kenyataan bahwa suatu
penting untuk mengalokasikan banyak waktu bila kita membuat perencanaan inovasi mungkin selaras dengan nilai-nilai, norma-norma dan tradisi-tradisi yang
inovasi. Pengalaman menunjukkan bahwa masalah yang tidak diharapkan, yang dianut orang-orang tertentu, tetapi mungkin bertentangan dengan nilai-nilai yang
mungkin tidak dapat diperkirakan pada tahap perencanaan, kemungkinan akan dianut sejumlah orang lain. Jika inovasi berlawanan dengan nilai-nilai sebagian
terjadi. peserta, maka bentrokan nilai akan terjadi dan penolakan terhadap inovasi pun
muncul. Apakah kita berbicara tentang penolakan terhadap perubahan atau
Yang kedua, masalah pada bidang keahlian dan sumber daya ekonomi sebagai terhadap nilai-nilai dan pendapat yang berbeda, dalam banyak kasus itu
contoh tentang hambatan praktis. Dalam perencanaan dan implementasi inovasi, tergantung pada definisi yang kita gunakan. Banyak inovator telah mengalami
tingkat pengetahuan dan jumlah dana yang tersedia harus dipertimbangkan. Ini konflik yang jelas dengan orang lain, tetapi setelah dieksplorasi lebih jauh,
berlaku terutama jika sesuatu yang sangat berbeda dari praktek di masa lalu ternyata mereka mendapati bahwa ada kesepakatan dan aliansi dapat dibentuk.
akan dilaksanakan, dengan kata lain jika ada perbedaan yang besar antara yang Pengalaman ini dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa sering kali orang
lama dengan yang baru. dapat setuju mengenai sumber daya yang dipergunakan. Kadang-kadang hal ini
terjadi tanpa memandang nilai-nilai. Dengan demikian kesepakatan atau
Dalam kasus seperti ini, tambahan sumber daya dalam bentuk keahlian dan ketidaksepakatan di permukaan mudah terjadi dalam kaitannya dengan aliansi.
keuangan dibutuhkan. Pengalaman telah menunjukkan bahwa dana sangat Sering kali aliansi itu terbukti sangat penting bagi implementasi inovasi.
dibutuhkan, khususnya pada awal dan selama masa penyebarluasan gagasan
inovasi.. Ini mungkin terkait dengan kenyataan bahwa bantuan dari luar, F. Dampak inovasi dan upaya-upaya penangananya.
peralatan baru, realokasi, buku teks dll. diperlukan selama fase awal. Sumber Konsekuensi inovasi sebagai perubahan yang terjadi pada individu atau sistem
dana yang dialokasikan untuk perubahan sering kali tidak disediakan dari sosial sebagai akibat dari adopsi suatu inovasi pasti akan memberikan dampak.
anggaran tahunan. Media informasi dan tindak lanjutnya sering dibutuhkan Namun konsekuensi inovasi jarang diteliti karena;
selamafasepenyebarluasangagasaninovasi. (a) agensi perubahan memberi perhatian terlalu banyak pada adopsi dan
mengasumsikan konsekuensi adopsi pasti positif,
Dalam kaitan ini penting untuk dikemukakan bahwa dana saja tidak cukup untuk (b) metode riset survei mungkin tidak cocok untuk meneliti konsekuensi inovasi
melakukan perbaikan dalam praktek. Sumber daya keahlian seperti pengetahuan (c) sulitnya mengukur konsekuensi inovasi.
dan keterampilan orang-orang yang dilibatkan dalam upaya inovasi ini
merupakan faktor yang sama pentingnya. Dengan kata lain, jarang sekali kita Konsekuensi inovasi dapat dibagi menjadi;
dapat memilih antara satu jenis sumber atau jenis sumber lainnya, melainkan kita (a) diinginkan vs. tidak diinginkan,
memerlukan semua jenis sumber itu. Jelaslah bahwa kurangnya sumber tertentu (b) langsung vs. tidak langsung dan
dapat dengan mudah menjadi hambatan. (c) diantisipasi vs. tidak diantisipasi;
Hal lain yang berkaitan dengan konsekuensi inovasi adalah tingkat membangun organisasi (misalnya koperasi) di kalangan orang miskin; memberi
perubahan dalam sistem yang mungkin mengalami; kesempatan orang miskin berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan
(a) kesetimbangan stabil (inovasi tidak menyebabkan perubahan dalam struktur inovasi; pengembangan programdan/atau agensi yang diperuntukkan khusus
dan/atau fungsi sistem sosial), orang miskin dan pergeseran dari difusi inovasi yang datang dari riset dan
(b) kesetimbangan dinamis (perubahan yang disebabkan inovasi setara dengan pengembangan (R & D) formal ke penyebaran informasi tentang gagasan yang
kemampuan sistem sosial untuk menanganinya), atau didasarkan pada pengalaman lewat sistem difusi desentralistik: sering untuk
(c) disequilibrium (perubahan yang disebabkan inovasi terlalu cepat untuk dapat ikatan intelektual dari kebijakan konvensional adalah eksperimen di lapangan
ditangani sistem sosial).
Dengan demikian, tujuan dari inovasi adalah untuk mencapai kesetimbangan A. Kesimpulan
dinamis. Akhirnya, hal lainnya lagi yang harus dikaji dalam konsekuensi inovasi Dengan memperhatikan pembahasan di atas maka kita dapat menyimpulkan
adalah cara mengatasi kenyataan bahwa inovasi sering memperlebar bahwa proses keputusan inovasi merupakan bagian dari difusi inovasi yaitu
kesenjangan sosio-ekonomik masyarakat. proses seseorang mulai dari tahu tentang inovasi sampai dengan mengambil
keputusan apakah menerima atau menolak inovasi tersebut.
Beberapa cara mengatasi kenyataan bahwa inovasi sering memperlebar Proses difusi suatu inovasi memerlukan waktu, cepat atau lambatnya proses
kesenjangan sosio-ekonomik masyarakat tersebut adalah ; difusi inovasi sangat dipengaruhi oleh antara lain; tipe-tipe hubungan antara
(a) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai akses lebih banyak inovator dengan potensial adopternya, karakter atau sifat-sifat inovasi itu sendiri
dibanding orang miskin pesan disampaikan lewat cara masal seperti lewat radio dan lain lain.
atau televisi; penggunaan bahasa yang dimengerti orang miskin; penggunaan Di dalam dunia pendidikan, guru memiliki peranan yang sangat besar dalam
multi-media yang didasarkan kondisi sosial budaya orang miskin; penyampaian proses difusi inovasi, berhasil atau tidak suatu inovasi diterapkan di lembaga
dalam kelompok kecil di mana orang miskin biasanya berkumpul, dan pendidikan sangat tergantung dari kemampuan dan kemauan guru dalam
pengubahan fokus dari sasaran inovasi tradisional (yaitu pada kelompok yang menerima dan mendifusikan inovasi kepada klien atau peserta didik/siswanya.
paling berpotensi untuk berubah) ke kelompok yang paling tidak berpotensi untuk
berubah. B. Saran
(b) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai akses lebih banyak pada Mengingat betapa pentingnya inovasi di dalam pendidikan untuk mewujudkan
hasil evaluasi inovasi dibanding orang miskin: pemimpin opini orang miskin harus pendidikan yang bermutu maka penulis menyarankan supaya pihak pihak terkait
ditemukan (meski pun relatif lebih sulit dibanding dengan menemukan pemimpin yang bertanggungjawab dalam dunia pendidikan di tanah air selalu terus secara
opini orang kaya) dan hubungan agen perubahan dikonsentrasikan pada mereka, aktif menciptakan inovasi-inovasi baru di dunia pendidikan, mensosialisasikan
aide dari kalangan orang miskin digunakan untuk menghubungi kelompok dan menerapkanya demi kemajuan pendidikan di tanah air.
homofilinya dan kelompok formal di kalangan orang miskin diperkuat dan/atau
dibina serta
(c) menangani kecenderungan orang kaya mempunyai sumber daya lebih
dibanding orang miskin: pemilihan inovasi yang cocok untuk orang miskin;

Anda mungkin juga menyukai