BAB 5
TAHAP PENGENALAN
Rampatan 5.3: orang yang lebih awal mengetahui inovasi, lebih banyak
beterpa media massa daripad ayang tahu belakangan .
Rampatan 5.4: Orang yang lebih awal mengetahui inovasi, lebih banyak
terkait pada saluran komunikasi antar pribadi daripada yang tahu
belakangan.
Rampatan 5.5: Orang yang lebih awal mengetahui inovasi, lebih sering
kontak dengan agen pembaru daripada yang tahu belakangan.
Rampatan 5.6: Orang yang lebih awal mengetahui inovasi, lebih tinggi
partisipasi sosialnya daripada yang tahu belakangan.
Rampatan 5.7: Orang yang awal tahu suatu inovasi lebih kosmopolit dari
pada yang belakangan tahu.
TAHAP PERSUASI
Hasil pokok tahap persuasi adalah sikap yang berkenan atau tidak
berkenan terhadap suatu inovasi. Diperkirakan persuasi ini
menimbulkan perubahan perilaku nyata berikutnya (yakni pengadopsian
atau penolakan inovasi) sejalan dengan sikap yang telah terbentuk.
Tetapi kita tahu bahwa banyak kasus di mana sikap tidak sejalan
dengan tindakan.
TAHAP KEPUTUSAN
TAHAP PELAKSANAAN
REINVENSI
Selama putaran ketiga pembajakan, pada akhir 1971 dan 1972, FAA
memperoleh keunggulan nyata dalam menghadapi setiap arus baru
teknik pembajakan yang direinvensi, dan tingkat keberhasilan
pembajakan merosot sampai hanya 29% (Hamblin dkk, 1973:125). Hal
ini dikarenakan mediamassadengan sukarela sepakat tidak menyiarkan
rincian teknik pembajakan. Para psikiatriwan yang mengkaji para
pembajak menemukan bahwa kemasyhuran (karena tindak kejahatan)
merupakan salah satu motivasi utama mereka, maka
mediamassamenyetop penyiaran nama-nama pembajak udara. Begitu
keinginan publikasi nasional tertutup, tingkat usaha pembajakan
menurun (Gambar 5-2).
Gambar 5-2. Difusi pembajakan peasawat terbang berlangsung dalam
serangkaian reinvensi terus menerus teknik pembajakan, dan masing-
masing dilawan dengan teknik pencegah oleh FAA dan perusahaan
penerbangan.
Dengan demikan reinvensi terus menerus metode pembajakan
membuat pengendalian wilayah udara FAA menjadi tugas yang
sulit.Parapsikiater menganggap para pembajak itu psikotik yang
berbahaya, tetapi secara logika juga cemerlang di dalam
mempersiapkan dan menjalankan rencana-rencana mereka.
Kemampuan kreatif mereka untuk mereinvensi variasi-variasi baru
berdasarkan inovasi dasar pembajakan membuat para pembajak itu
sangat sulit dikendalikan, sampai saat mediamassatidak memungkinkan
mereka belajar dari proses coba gagal difusi pembajakan.
TAHAP KONFIRMASI
Diskontinuansi
Pemikiran ini sejalan dengan temuan Johnson dan van den ban (1959),
Leuthold (1965, 1967), Bishop dan Coughenour (1964), Silverman dan
Bailey ( 1961), dan Deutchman dan Havens (1965), yang mendukung
rampatan 5-9: Pengguna akhir lebih cenderung menghentikan
penggunaan inovasi dibanding dengan pengguna-awal.
Diskontinuansi suatu inovasi adalah salah satu penanda bahwa ide itu
tidak sepenuhnya melembaga dan merutin pada praktek yang sedang
berlangsung dan cara hidup pengguna pada tahap pelaksanaan.
Perutinan seperti itu jarang sekali (yang sering diskontinuansi) bila
inovasi kurang sesuai dengan kepercayaaan dan pengalaman
seseorang. Barangkali (1) ada perbedaan tingkat diskontinuansi inovasi
satu dengan yang lain, sebagaimana ada perbedaan kecepatan adopsi,
dan (2) sifat-sifat inovasi dalam persepsi pengguna (misalnya
keuntungan relatif dan kesusaian) berkorelasi negatif dengan tingkat
diskontinuansinya. Misalnya dapat diduga suatu inovasi yang
keuntungannya relatifnya rendah kecepatan adopsinya rendah dan
tingkat diskontinuansinya tinggi. Sedangkan inovasi-inovasi yang tinggi
kecepatan adopsinya, rendah tingkat diskontinuansinya. Penemuan
Caughenour (1959), dan Leuthold (1965) mendukung rampatan 5-10:
inovasi yang tinggi kecepatan adopsinya, rendah tingkat
diskontinuansinya.
Diskontikontinuansi terpaksa
Suatu tipe diskontinuansi unik dan secara teoritik menarik telah terjadi
beberapa tahun yang lalu adalah larangan penggunaan inovasi-inovasi
tertentu oleh lembaga-lembaga perundang-undangan federal, terutama
Dinas Pengawasan Makanan dan Obat-obatan (the food and Drug
Administration). Diskontinuansi yang dipaksakan seperti itu sering sekali
merupakan hasil-hasil penelitian yang menunjukan bawah suatu inovasi
kimiawi mungkin bisa menyebabkan kanker atau ancaman lain terhadap
kesehatan konsumen .
Pada 1954, kajian disertai Ph.D saya, saya mengumpulkan data dari
148 orang dari masyarakat tani di lowa mengenai pengadopsian mereka
terhadap inovasi pertanian seperti obat semprot pembasmi rumput 2.4 D
makanan-tambahan babi, anti biotik, DES untuk makanan ternak , dan
pupuk kimia. Inovasi-inovasi kimiawi ini merupakan arus teknogi
pertanian paska perang dunia II yang disebar oleh para ilmuan pertanian
di universitas Iowa dan dinas penyuluan Iowa kepada para petani.
Dampak inovasi-inovasi merupakan suatu revolusi pertanian? dalam
produksi pertanian selama tahun 1950an dan 1960an, sehingga salah
satu masalah penting pertanian AS adalah berlebihnya hasil panenan
yang menumpuk di gudang-gudang pemerintah.
Bukti yang sama dengan yang diketemukan Beal dan Rogers mengenai
adanya tahapan dalam proses keputusan-inovasi diberikan mason
(1962b, 1963, 1964, 1966a, 1966b), beat et al (1957), Wilkenning
(1956), dan Coop et al (1958), pareek (1968) di kalangan penduduk
desa di Asia. Salah satu kelemahannya adalah semua kajian ini
berkenaan responden petani. Bagaimana kita tahu bahwa model proses
keputusan inovasi kami itu juga menggambarkan perilaku orang lain
(bukan petani) atau jenis-jenis inovasi lain? Untungnya, kita sekarang
punya kajian-kajian tambahan tentang responden bukan petani.
Misalnya, kajian tentang para dokter (Colemon et al, 1966), tentang
personel sekolah (La Mar, 1966; Kohl, 1966;hasil-hasilnya umumnya
mendukung kesahihan tahapan dalam proses jagunghibrid inovasi.
Misalnya Coleman et al menemukan kebanyakan dokter menyatakan
saluran komunikasi yang berbeda tentang obat-obatan baru pada tahap
pengetahuan dari yang dinyatakan pada tahap persuasi. La Mar
(1966:42) mengkaji proses keputusan inovasi di antara 262 guru pada
20 sekolah di Kalifornia. Ditemukan bahwa para guru melewati tahapan
dalam proses itu, seperti diketemukan pada kajian terhadap para petani.
Kohl (1966:68)menemukan bahwa semua ke 58penilik sekolah
diOregonyang menjadi sampelnya menyatakan bahwa mereka melewati
semua tahapan untuk inovasi-inovasi seperti team teaching, lab.
Bahasa, dan jadwal bebas.
Pembetukan dan perubahan sikap yang teguh paling baik diakukan oleh
saluran antar pribadi. Saluran antar pribadi melibatkan pertemuan tatap
muka antara dua orang atau lebih. Saluran ini lebih efektif untuk
menghadapi penolakan dan keengganan pada sebagian komunikasi.
Apakah yang terbaik dapat dilakukan oleh saluran antar pribadi?
Bukti yang baru saja disajikan untuk mendukung rampatan 5-12 datang
dari penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat di mana
mediamassatelah ada di mana-mana. Namun kondisi pertama terjadinya
efek mediamassaketersediaan media mungkin tidak diketemukan di
negara yang sedang berkembang. Misalnya Deautchmann dan Fals
Borda (1962b:b) menemukan bahwa saluran antarpribadi banyak
digunakan walaupun pada tahap pengetahuan oleh penduduk pedesaan
Kolumbia. Di pedesaanBangladesh, rahim(1961, 1965) menemukan
bahwa saluran mediamassajarang disebut sebagai inovasi pertanian,
sedangkan saluran antar pribadi kosmoplit sangat penting, dan dalam
beberapa cara agaknya melakukan peran yang sama dengan yang
dimainkan oleh mediamassadi negara yang lebih maju. Contoh saluran
antar pribadi kosmopolit adalah seorang petani lowa mengikuti pameran
mesin pertanian diDes Moines, atau seorang dokteryang berkunjung ke
pertemuan khusus/spesialis di luarkota.
Data ini dan data dari beberapa kajian lain mendukung rampatan 5-
17: periode keputusan inovasi pengguna awal lebih pendek daripada
pengguna-akhir. Jadi, orang pertama yang mengadopsi suatu gagasan
baru (inovator) berbuat demikian bukan saja karena mereka agak lebih
dulu mengetahui inovasi itu daripada eman-temannya (gambar 5-5),
tetapi juga karena mereka hanya memerlukan beberapa bulan atau
tahun (lebih singkat) untuk bergerak dari pengetahuan kepada
keputusan. Para inovator menempati posisi sebagai inovatif (relatif
daripada pengguna akhir) karena mereka mengetahui inovasi lebih
awal, tetapi data yang ada juga menunjukkan bahwa mereka itu menjadi
orang pertama yang mengadopsi karena mereka memerlukan periode
keputusan-inovasi lebih pendek.