Anda di halaman 1dari 13

KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Bab I
Pasal 1 memberikan batasan pendidikan sebagai :
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulya, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Kata kunci yang ingin ditegaskan dalam definisi ini adalah sebuah ketegasan
bahwa, pengembangan potensi peserta didik sangat ditentukan oleh suasana
belajar dan proses pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan sebuah kegiatan dimana terjadinya
penyampaian materi pembelajaran dari tenaga pendidik kepada para peserta
didik yang dimilikinya. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran sangat
tergantung kepada komponen-komponen yang ada di dalamnya.
Dari banyak komponen tersebut, yang paling utama adalah adanya peserta
didik, tenaga pendidik, media pembelajaran, materi pembelajaran serta
adanya rencana pembelajaran. Hal ini berarti proses pembelajaran harusnya
berupaya merancang, mengembangkan dan memamfaatkan aneka sumber
belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi seseorang untuk
belajar dimana saja, kapan saja, oleh siapa dan dengan cara dan sumber
belajar apa saja yang sesuai dengan kebutuhannya. Teknologi pembelajaran
pada dasarnya berupaya kearah itu.
Dengan berkembangnya Teknologi Pembelajaran dan disiplin ilmu lainnya
yang relevan dengan landasan teori pembelajaran, akan berkembang
kawasan dan ruang lingkup beserta kategori teknologi pembelajaran.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang teknologi pembelajaran
dan kawasan serta hubungan antar kawasan tersebut.
B. Fokus Pembahasan
Fokus pembahasan makalah ini adalah :
1. Batasan tentang teknologi pembelajaran
2. Kawasan teknologi pembelajaran
3. Hubungan antar kawasan
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk :
1. Mendeskripsikan batasan tekonologi pembelajaran
2. Menjelaskan tentang kawasan teknologi ppembelajaran
3. Mengetahui hubungan antar kawasan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Batasan Teknologi Pembelajaran
Sebelum membahas tentang batasan teknologi pembelajaran, perlu diketahui
sepintas tentang teknologi pembelajaran tersebut. Tumbuhnya teknologi
pembelajaran berawal dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi audio
visual. Pertama kali teknologi pembelajaran dilihat sebagai teknologi peralatan
yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk
mencapai tujuan pendidikan atau dapat dikatakan yaitu mengajar dengan alat
bantu audio visual. Teknologi Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga
aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi
pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan.
Dua tokoh yang berperan dalam teknologi pembelajaran yaitu Edgar Dale dan
James Finn yang telah melakukan pengembangan teknologi pembelajaran
modern. Edgar Dale mengemukakan tentang kerucut pengalaman (Cone of
Experience) yaitu :
Dari gambar tersebut dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang
bersifat langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi,
yang merentang dari yang bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya
memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan bahan
pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran
Pemikiran Edgar Dale tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) ini
merupakan upaya awal untuk memberikan alasan atau dasar tentang
keterkaitan antara teori belajar dengan komunikasi audiovisual. Kerucut
Pengalaman Dale telah menyatukan teori pendidikan John Dewey (salah satu
tokoh aliran progresivisme) dengan gagasan gagasan dalam bidang
psikologi yang tengah populer pada masa itu.
Sedangkan, James Finn seorang mahasiswa tingkat doktoral dari Edgar Dale
berjasa dalam mengusulkan bidang komunikasi audio-visual menjadi
Teknologi Pembelajaran yang kemudian berkembang hingga saat ini menjadi
suatu profesi tersendiri, dengan didukung oleh penelitian, teori dan teknik
tersendiri. Gagasan Finn mengenai terintegrasinya sistem dan proses mampu
mencakup dan memperluas gagasan Edgar Dale tentang keterkaitan antara
bahan dengan proses pembelajaran.
Teknologi Pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan
dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Di
bawah ini dikemukakan beberapa definisi tentang Teknologi Pembelajaran
yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran.
1. Definisi Association for Educational Communications Technology
(AECT) 1963
Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan
yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan
guna mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari
kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar; (b)
penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam
lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan,
manajemen dan pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem
pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan
medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi
pembelajar secara maksimal.
Meski masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual, definisi di atas
telah menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi
Pembelajaran berikutnya serta dapat mendorong terjadinya peningkatan
pembelajaran.
2. Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970
Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan
sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat
digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan
papan tulis..bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah
televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak
lainnya.
Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu
tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan
komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia
dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.
Dengan mencantumkan istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan tersebut
berusaha mengakomodir pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah seorang
tokoh Psikologi Behaviorisme) dalam teknologi pembelajaran. Begitu juga,
rumusan tersebut memandang pentingnya penelitian tentang metode dan
teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan khusus.
3. Definisi Silber 1970
Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi,
evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran
(pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha
pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan
untuk memecahkan masalah belajar.
Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan istilah
pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan
pengembangan lebih diartikan pada pengembangan potensi manusia. Dalam
definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan memuat dua pengertian,
disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga diartikan
pula sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang
mencakup : perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi
untuk pembelajaran.
4. Definisi MacKenzie dan Eraut 1971
Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana
tujuan pendidikan dapat dicapai
Definisi sebelumnya meliputi istilah, mesin, instrumen atau media,
sedangkan dalam definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan
perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi lebih berorientasi pada
proses.
5. Definisi AECT 1972
Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963,
1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut :
Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan
memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam :
identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai
macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses
tersebut.
Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual
sebagai suatu bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa
teknologi pendidikan merupakan suatu profesi.
6. Definisi AECT 1977
Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi
orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis
masalah, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan
masalah dalam segala aspek belajar pada manusia.
Definisi tahun 1977, AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori,
bidang dan profesi. Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak
menekankan teknologi pendidikan sebagai suatu teori.
7. Definisi AECT 1994
Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses
dan sumber untuk belajar.
Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini
sesungguhnya mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya
semakin memperkokoh teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang dan
profesi, yang tentunya perlu didukung oleh landasan teori dan praktek yang
kokoh. Definisi ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan
bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini
berusaha menekankan pentingnya proses dan produk.
Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas,
tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses
metamorfosa menuju penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang
sebagai alat ke sistem yang lebih luas, dari hanya berorientasi pada praktek
menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju ke proses dan produk, dan
akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran
telah menjadi sebuah bidang dan profesi.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi
dan komunikasi maka tidak mustahil ke depannya teknologi pembelajaran
akan semakin terus berkembang dan memperkokoh diri menjadi suatu disiplin
ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh memberikan manfaat bagi pencapaian
efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi
teknologi pembelajaran di Indonesia hingga saat ini masih boleh dikatakan
belum optimal, baik dalam hal design, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, maupun evaluasinya. Kiranya masih dibutuhkan usaha
perjuangan yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait dengan
teknologi pembelajaran, baik dari kalangan akademisi, peneliti maupun
praktisi.
B. Kawasan Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan sebagai teori dan praktik secara faktual yang telah
menjadi bagian integral dari upaya pengembangan sumber daya manusia
khususnya pada sistem pendidikan dan pelatihan. Idealnya setiap teknologi
pendidikan/pembelajaran terutama yang memperoleh pendidikan akademik
perlu menguasai beberapa kawasan teknologi pendidikan.
1. Kawasan menurut Davies (1978)
Davies merumuskan tiga pendekatan sehubungan dengan bidang garapan
atau kawasan teknologi pendidikan. Rumusan davies berikut meliputi
pendekatan perangkat keras (hardware), pendekatan perangkat lunak
(software), dan perpaduan pendekatan perangkat keras dan perangkat lunak.
a. Pendekatan perangkat keras (hardware)
Pendekatan ini mengusahakan kegiatan guru yaitu mengajar dengan
memanfaatkan penggunaan perangkat keras. Penggunaan perangkat keras di
maksudkan agar terjadi otomatisasi atau proses mekanistik dalam kegiatan
belajar mengajar. Perangkat keras digunakan untuk menyampaikan dan
menyebarkan materi belajar, memproduksi materi dan seterusnya. Selain itu,
adanya pemanfaatan perangkat keras, dalam hal ini, menggunakan berbagai
bentuk media massa seperti TV atau kaset audio, ditargetkan untuk
menampung siswa dalam jumlah yang lebih besar dari biasa, dengan tidak
mengurangi efisiensi proses belajar.
b. Pendekatan perangkat lunak (software)
Teori instruksional membahas cara-cara memperbaiki, memperbaharui, atau
merancang situasi yang betul-betul di butuhkan oleh siswa.
c. Pendekatan perpaduan perangkat keras dan perangkat lunak
Pendekatan perpaduan menerapkan sistem analisis dalam pendidikan dan
kegiatan instruksional. Kerangka pendekatan berada pada lingkup sistem
(system boundary) dengan mencermati seluruh faktor yang mempengaruhi
proses belajar mengajar (PBM). Faktor tersebut diantaranya siswa (motivasi
belajar serta kemamapuan akademik), guru, lingkungan sekolah, materi atau
kurikulum serta tujuan belajar. [2]
2. Kawasan menurut Assosiation for Educational Communication and
Technology (AECT).
a. Kawasan AECT 1977
Skema kawasan Teknologi Intruksional(AECT 1977) berikut: Assosiation for
Educational Communication and Technology (AECT) mendefinisikan 5
domain Teknologi pndidikan yaitu design, development, utilization,
management and evaluation. Definisi yang di kutip Luppicini tentang konsep
kawasan teknologi pendidikan adalah suatu tujuan yang berorientasi pada
pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik,
teori dan metode dari berbagai banyak bidang pengetahuan, untuk :
1. Merancang, mengembangkan dan menilai, efektifitas dan efisiensi sumber
manusia dan mesin dalam memfasilitasi dan mempengaruhi semua aspek
pembelajaran.
2. Pedoman agen perubahan perubahan sistem dan praktek dalam hal untuk
membagi dalam mempengaruhi perubahan dalam social.
Dalam perkembangan terakhir, teknologi pendidikan yang di definisikan
sebagai teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, penilaian, dan penelitian proses, sumber, dan sistem untuk
belajar. Definisi tersebut mengandung pengertian adanya empat komponen
dalam teknologi pembelajaran yaitu :
a) Teori dan praktik
b) Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan
penelitian
c) Proses sumber dan sistem
d) Untuk belajar
b. Definisi Tahun 1994 dirumuskan berlandaskan lima bidang garapan dari
teknologi pembelajaran yaitu: Desain, Pengembangan, Pemanfaatan,
Pengelolaan dan Penilaian. Kelima bidang ini kawasan dari teknologi
pembelajaran.
C. Deskripsi Kawasan
1. Kawasan Desain
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk
menciptakan strategi dan produk. Tujuan desain ialah untuk menciptakan
strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan
pada tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul. Kawasan desain meliputi
empat cakupan meliputi :
a. Desain Sistem Pembelajaran yaitu prosedur yang terorganisasi, meliputi:
langkah-langkah :
1) penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari)
2) perancangan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya)
3) pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi
bahan-bahan pelajaran)
4) pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan
5) penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran).
Desain Sistem Pembelajaran biasanya merupakan prosedur linier dan
interaktif yang menuntut kecermatan dan kemantapan. Agar dapat berfungsi
sebagai alat untuk saling mengontrol, semua langkah langkah tersebut harus
tuntas. Dalam Desain Sistem Pembelajaran, proses sama pentingnya dengan
produk, sebab kepercayaan atas produk berlandaskan pada proses.
b. Desain Pesan
Perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi
komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-
prinsip perhatian, persepsi,dan daya tangkap. Fleming dan Levie membatasi
pesan pada pola-pola isyarat, atau simbol yang dapat memodifikasi perilaku
kognitif, afektif dan psikomotor. Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro,
seperti : bahan visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah. Desain
harus bersifat spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini
mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda,
bergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau
kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer). Juga
apakah tugas belajarnya tentang pembentukan konsep, pengembangan
sikap, pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan.
c. Strategi Pembelajaran
yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau
kegiatan belajar dalam suatu pelajaran. Teori tentang strategi pembelajaran
meliputi situasi belajar dan komponen belajar/mengajar. Seorang desainer
menggunakan teori atau komponen strategi pembelajaran sebagai prinsip
teknologi pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran
bergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar yang
dikehendaki.
d. Karakteristik Pemelajar
yaitu segi-segi latar belakang pengalaman pembelajar yang mempengaruhi
terhadap efektivitas proses belajarnya. Karaketeristik pembelajar mencakup
keadaan sosio-psiko-fisik pembelajar. Secara psikologis, yang perlu
mendapat perhatian dari karakteristik pembelajar yaitu berkaitan dengan
dengan kemampuannya (ability), baik yang bersifat potensial maupun
kecakapan nyata dan kepribadiannya, seperti, sikap, emosi, motivasi serta
aspek-aspek kepribadian lainnya.
2. Kawasan Pengembangan
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam
bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup banyak variasi teknologi
yang digunakan dalam pembelajaran. Didalam kawasan pengembangan
terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang
mendorong baik desain pesan maupun strategi pembelajaran. Pada dasarnya
kawasan pengembangan dapat dijelaskan dengan adanya:
Pesan yang didorong oleh isi
Strategi pembelajaran yang didorong oleh teori
Manefestasi fisik dari teknologi-perangkat keras, perangkat lunak dan bahan
pembelajaran.
Kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat kategori
a. Teknologi cetak
Cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan, seperti : buku-buku,
bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui pencetakan mekanis atau
photografis. Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan
pemanfaatan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil teknologi ini
berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah suatu contoh
penggunaan teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak
dalam bentuk cetakan guna keperluan pembelajaran merupakan contoh
penyampaian dalam bentuk teknologi cetak.
Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual.
Pengembangan kedua jenis bahan pembelajaran tersebut sangat bergantung
pada teori persepsi visual, teori membaca, pengolahan informasi oleh
manusia dan teori belajar.
Secara khusus, teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
Teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang
Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif.
Keduanya berbentuk visual yang statis
Pengembangannya sangat bergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan
persepsi visual.
Keduanya berpusat pada pemelajar
Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.
b. Teknologi Audiovisual
Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio
dan visual. Pembelajaran audio-visual dapat dikenal dengan mudah karena
menggunakan perangkat keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio-
visual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara,
dan penayangan visual yang beukuran besar. Pembelajaran audio-visual
didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang berkaitan
dengan pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara
eksklusif tidak selalu harus bergantung kepada pemahaman kata-kata dan
simbol-simbol sejenis.
Secara khusus, teknologi audio-visual cenderung mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
Bersifat linier
Menampilkan visual yang dinamis
Secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh
desainer/pengembang.
Cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan
Dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif
Sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas belajar
pemelajar.
c. Teknologi Berbasis Komputer
Merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Teknologi ini
berbeda dengan teknologi lain karena menyimpan informasi secara elektronis
dalam bentuk digital bukan sebagai bahan cetak/visual dan ditampilkan
melalui tayangan di layar monitor. Beberapa jenis aplikasi komputer biasanya
disebut Computer Based Instruction (CBI), Computer Assisted Instruction
(CAI), atau Computer Managed Instruction (CMI). Pengaplikasiannya dapat
bersifat tutorial, dimana pembelajaran utama diberikan: latihan dan
perulangan untuk mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah
dipelajari, permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan
pengethauan yang baru dipelajari, dan sumber data yang memungkinkan
pemelajar mengakses sendiri. Teknologi komputer baik perangkat lunak
maupun keras memiliki karakteristik sebagai berikut:
Digunakan secara acak disamping secara linier.
Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang
dirancang desainer/pengembang.
Gagasan diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol dan
grafis.
Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi.
d. Teknologi Terpadu
Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Komponen
perangkat keras dari sistem terpadu dapat terdiri dari komputer dengan
memori besar yang dapat mengakses secara acak, memiliki internal hard
drive, dan sebuah monitor beresolusi tinggi. Peralatan pelengkapnya
mencakup alat pemutar video, alat penayangan tambahan, perangkat keras
jaringan (networking), dan sistem audio. Sedang perangkat lunaknya berupa
disket video, compact disk, program jaringan, serta informasi digital.
Kesemuanya dijalankan dan dikendalikan dalam suatu program belajar
hymermedia menggunakan sistem authoring seperti hypercard atau toolbook.
Pembelajaran dengan teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
Digunakan secara acak disamping secara linier.
Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang
dirancang desainer/pengembangnya.
Gagasan diungkapkan secara realistik dalam konteks pengalaman pemelajar,
relevan dengan kondisi pemelajar dan dibawah kendali pemelajar.
Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi.
Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan
dan pemanfaatan bahan pembelajaran.
Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif
sehingga pengethauan terbentuk pada saat digunakan.
Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dari banyak sumber.

3. Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan mungkin merupakan kawasan teknologi pembelajaran tertua
diantara kawasan-kawasan yang lain, karena menggunakan bahan
audiovisual secara teeratur mendahului meluasnya perhatian terhadap desain
dan produksi media pembelajaran sistematis. Pemanfaatan adalah aktivitas
menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Mereka yang terlibat dalam
pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan pemelajar
dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan pemelajar agar dapat
berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan
selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pemelajar,
serta memasukkannya kedalam prosedur organisasi yang berkelanjutan.
a. Pemanfaatan Media.
Pemanfaatan Media adalah penggunaan penggunaan yang sistematis dari
sumber untuk belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses
pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran.
b. Difusi Inovasi
Difusi inovasi adalah proses berkomunikasi melalui srategi terencana dengan
tujuan untuk diadopsi. Menurut Rogers (1983) langkah-langkah difusi adalah
pengetahuan, persuasi atau bujukan, keputusan, implementasi, dan
konfirmasi.
c. Implementasi dan Pelembagaan
Implementasi adalah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam
keadaan sesungguhnya. Sedangkan pelembagaan adalah penggunaan yang
rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau
budaya organisasi.
d. Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat yang
mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan teknologi
pembelajaran. Bidang teknologi pembelajaran telah ikut berjasa dalam
penentuaan kebijakan tentang televise pembelajaran dan televise
masyarakat, hukum, hak cipta, standar peralatan dan program, serta
pembentukan unit administrasi yang mendukung Teknologi Pembelajaran
4. Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Ada empat
kategori dalam kawasan pengelolaan :
a. Pengelolaan proyek
Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitoring, dan pengendalian
proyek desain dan pengembangan. Para pengelola proyek bertanggung
jawab atas perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian fungsi desain
pembelajaran atau jenis-jenis proyek yang lain.
b. Pengelolaan Sumber
Pengeloan sumber mencakup perencanaan,pemantauan, dan pengendalian
sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber sangat
penting karena mengatur pengendalian akses.
c. Pengelolaan sistem penyampaian
Pengelolaan system penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan,
pengendalian cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran
diorganisasikan Hal tersebut merupakan suatu gabungan medium dan cara
penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada
pemelajar
d. Pengelolaan informasi
Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian
cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemprosesan informasi
dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar.

5. Kawasan Penilaian
Penilaian adalah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan
belajar. Dalam kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian
program, penilaian proyek, dan penilaian produk. Masing-masing merupakan
jenis penilaian penting untuk merancang pembelajaran, seperti halnya
penilaian formatif dan penilaian sumatif.
Dalam kawasan penilaian terdapat empat subkawasan, yaitu :
a. Analisis masalah
Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah
dengan dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan
pengambilan keputusan.
b. Pengukuran Acuan Patokan (PAP)
Pengukuran Acuan Patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan
kemampuan pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengukuran Acuan Patokan, yang sering berupa tes, juga dapat disebut
acuan-isi, acuan-tujuan, atau acuan-kawasan. Sebab criteria tentang cukup
tidaknya hasil belajar ditentukan oleh seberapa jauh pemelajar telah
mencapai tujuan. PAP memberikan informasi tentang penguasaan seseorang
mengenai pengetahuan, sikap, atau keterampilan yang berkaitan dengan
tujuan.
c. Penilaian Formatif dan Sumatif
Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang
kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan
selanjutnya. Sedangkan penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan
informs tentang kecukupan untuk pengambilan keputusan dalam hal
pemanfaatan.
D. Hubungan antar Kawasan

Kawasan Teknologi Pembelajaran merupakan rangkungan tengan wilayah


utama yang merupakan dasar pengetahuan bagi setiap kawasan. Para
peneliti dapat berkonsentrasi pada satu kawasan, atau menjadi praktisi
disemua kawasan. Meskipun para peneliti tersebut dapat menfokuskan diri
pada satu kawasan atau cakupan dalam kawasan tersebut, mereka menarik
manfaat teori dan praktik dari kawasan yang lain. Hubungan antar kawasan
bersifat senergistik (Seel dan Richey).
Bisa saja antar kawasan dapat bersifat tidak linier, oleh karena itu, bagaimana
kawasan tersebut saling melengkapi dan memperlihatkan lingkup penelitian
dan teori dalam setiap kawasan. Para peneliti bekerjasama walaupun mereka
memfokuskan pada bidang masing tetapi mereka mengambil manfaat dari
teori dan praktek dari kawasan lain. Mereka saling bekerjasama antara
kawasan desain pembelajaran dengan desain pesan, atau analisis masalah
dengan kawasan penilaian, jadi saling melengkapi setiap kawasan
memberikan kontribusi kepada penelitian maupun teori yang digunakan
bersama oleh semua kawasan.

BAB III
PENUTUP
Dari penjelasan yang telah dipaparkan terdapat beberapa kesimpulan, yaitu
sebagai berikut:
1. Teknologi pendidikan adalah suatu cara untuk meningkatkan aktifitas
belajar dengan menggunakan media dan pendayagunaan teknologi yang
didesain secara sistematis.
2. Menurut defenisi tahun 1994 teknologi pendidikan dirumuskan dengan
berlandaskan lima bidang garapan yaitu : Desain, Pengembangan,
Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Penilaian.
3. M asing-masing kawasan teknologi pendidikan bersifat saling
melengkapi dan setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan
yang lain dan kepada penelitian maupun teori yang digunakan bersama oleh
semua kawasan.
Konsep kawasan teknologi pendidikan adalah suatu tujuan yang berorientasi
pada pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan,
teknik, teori dan metode dari berbagai banyak bidang pengetahuan, untuk :
a. Merancang, mengembangkan dan menilai, efektifitas dan efisiensi sumber
manusia dan mesin dalam memfasilitasi dan mempengaruhi semua aspek
pembelajaran.
b. Pedoman agen perubahan perubahan sistem dan praktek dalam hal untuk
membagi dalam mempengaruhi perubahan dalam social.( Luppicini:2005 )
Kawasan teknologi pendidikan menurut Davies (1978). ada tiga pendekatan
sehubungan dengan bidang garapan atau kawasan teknologi pendidikan.
Rumusan davies berikut meliputi :
1. pendekatan perangkat keras (hardware),
2. pendekatan perangkat lunak (software)
3. dan perpaduan pendekatan perangkat keras dan perangkat lunak

DAFTAR REFERENSI

AECT(2004) Definition and Terminology Committee document #MM4.0


Amiel, T., & Reeves, T. C. (2008). Design-Based Research and Educational
Technology: Rethinking Technology and the Research Agenda. Educational
Technology & Society, 11
Barbara B. Seels dan Rita C. Richey yang berjudul Teknologi Pembelajaran:
Definisi dan Kawasannya, hasil terjemahan Dewi S. Prawiradilaga, dkk.(1995)
dari judul aslinya Instructional Technology: Definition and Domain of
Field yang diterbitkan pada tahun 1994.
Januszewski, & M. Molenda (2008), Educational Technology: A Definition with
Commentary New York & London: Lawrence Erlbaum Associates.
Luppicini, R. (2008). Educational Technology at a Crossroads: Examining the
Development of the Academic Field in Canada. Educational Technology &
Society, 11 (4), 281296. [Online] Tersedia: http://www.ifets.info/
journals/8_3/10.pdf [17 Maret 2016]
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group
Prawiradilaga, Dewi S. 2007. Konsep Teknologi Pendidikan Dari Masa ke
Masa. No. 20/XI/TEKNODIK/April/2007, 41-55.
Seels, B. B., & Richey, R. C. (1994). Instructional technology: the definition
and Domains Of The Field. Washington, DC: Association for Educational
Communications and Technology.
Amiel, T., & Reeves, T. C. (2008). Design-Based Research and Educational
Technology: Rethinking Technology and the Research Agenda. Educational
Technology & Society, 11 (4), 2940.
Januszewski, & M. Molenda (2008), Educational Technology: A Definition with
Commentary New York & London: Lawrence Erlbaum Associates.
Seels, B. B., & Richey, R. C. (1994). Instructional technology: the definition
and Domains Of The Field. Washington, DC: Association for Educational
Communications and Technology.

Anda mungkin juga menyukai