Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

DIFUSI DAN INOVASI PENDIDIKAN


A HISTORY OF DIFFUSION RESEARCH
(Sejarah Penelitian Difusi)

KELOMPOK II

NURASIA : 10531225915
LISMAWATI : 10531226515
FITRI FEBRIANI : 10531227115
KHAIRUN INAYAH : 10531228515
AZRAF QADRI : 10531229215
ARDI KURNIAWAN : 10531227715

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Bismillahir Rahmanir Rahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Dini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Shalawat dan Salam senantiasa
terucap dalambenak dan lisan kita, yang diperuntukkan kepada baginda tercinta
yakni Nabi Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan bagi kita semua dan
menuntun kita agar menjadi manusia yang berakhlak mulia.

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada dosen mata kuliah Difusi dan
inovasi pendidikan yaitu Bapak Kasman S.Pd.,M.Pd. yang telah memberikan
kepada kami bimbingan dan mengarahkan dalam pembuatan makalah ini. Difusi
dan inovasi pendidikan merupakan salah satu mata kuliah yang mengajarkan
tentang gagasan-gagasan baru dalam dunia pendidikan. Sederhana namun
menentukan arah kebaikan kemana masa depan pendidikan tersebut akan
dibawa. Pada pembahasan makalah ini, kami akan membahas tentang sejarah
dari difusi penelitian.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan.Oleh karena itu, kami sangat berharap adanya kritik dan saran
dari berbagai pihak yang sifatnya membangun agar penyusunan makalah
selanjutnya dapat lebih baik.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada semua pembaca utamanya bagi penyusun makalah maupun pihak yang
memerlukan.

ii
Billahi Fii Sabililhaq, Fastabikul Khairat..

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Makassar, 07 November 2017

Kelompok II

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar belakang ................................................................... 1


B. Rumusan masalah .............................................................. 1
C. Tujuan penulisan ..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2

A. Awal Penelitian Difusi Di Eropa ....................................... 2


B. Munculnya Tradisi Penelitian Difusi ................................ 3
C. Tipologi Penelitian Difusi ................................................. 13

BAB III PENUTUP ................................................................................ 16

A. Kesimpulan ........................................................................ 16
B. Saran ................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian tentang difusi inovasi dimulai dalam serangkaian kantong-
kantong intelektual independen selama beberapa dekade pertama.Misalnya,
sosiaolog pedesaan menyelidiki difusi inovasi pertanian kepada petani
sedangkan peneliti pendidikan mempelajari penyebaran ide-ide pengajaran
baru diantara personil sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Darimana penelitian difusi berasal?
2. Munculnya tradisi penelitian difusi
3. Bagaimana penerimaan model difusi klasik terbatas kesesuaian asli dan
karya peneliti difusi?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami asal mula penelitian difusi
2. Mengetahui tradisi munculnya penelitian difusi
3. Mengetahui penerimaan model difusi klasik terbatas kesesuaian asli dan
karya peneliti difusi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. AWAL PENELITIAN DIFUSI DI EROPA


Masalah-masalah yang berhubungan dengan difusi dan inovasi telah
diketahui sejak lama, dan karena itu tidaklah mengherankan jika akar,
membicarakan penelitian difusi kembali pada perkembangan awal ilmu sosial
di eropa.

a. Gabriel Tarde dan Hukum Imitasi


Gabriel Tarde adalah seorang nenek moyang sosiologi dan
psikologi sosial, adalah seorang hakim prancis di sekitar pergantian abad
(IX-XII) yang mengamati secara cermat kecendrungan yang terjadi
dikalangan masyarakat yang tercermin pada kasus-kasus hukum yang
masuk ke peradilan. Tarde mengamati hal-hal tertentu difusi dan inovasi
yang ia sebut hukum peniruan dan ini menjadi judul bukunya yang
berpengaruh, yang diterbitkan pada tahun 1903. Maksud observasinya,
kata Tarde adalah mengetahui mengapa jika ada 100 inovasi yang
berbeda dibuat pada waktu yang bersamaan, inovasi dalam bentuk kata-
kata, gagasan, mitologi atau proses industry, sepuluh diantaranya
menyebar, sedangkan Sembilan puluh lainnya dilupakan

Tarde mengamati bahwa inovasi pertama kali diadopsi oleh


orang-orang yang secara sosial paling dekat dengan sumber gagasan baru
itu, dan bahwa inovasi itu kemudian menyebar sedikit demi sedikit dari
orang yang statusnya lebih tinggi kepada yang lebih rendah. Tarde juga
mengemukakan bahwa sebagai salah satu hukum imitasinya yang
paling pokok, bahwa semakin inovasi itu serupa dengan gagasan yang
telah diterima, semakin besar pula kemungkinan diterima/diadopsi.

Bagi Tarde difusi inovasi merupakan penjelasan pokok perubahan


tingkah laku: invensi dan imitasi adalah tindakan sosial yang elementer

2
karena itu Tarde menjadi salah seorang diantara tokoh bidang difusi dan
inovasi dieropa, namun ide kreatifnya tidak segera diikuti oleh kajian-
kajian difusi sampai lebih kurang 40 tahun, hingga para sarjana Amerika
bergabung di seputar hukum imitasi Tarde.

b. Para Ahli Difusi Inggris dan Jerman-Austria


Akar yang lain dari sejarah penelitian difusi adalah sekelompok
ahli antropologi yang berkembang di inggris dan jerman-austria segera
setelah masa Gabriel Tarde (walaupun mereka tidak dipengaruhi tulisan
Tarde) para antropologi ini disebut diffusionis inggris dan difusionis
jerman-Austria pandangan masing-masing kelompok sama.
Difusionisme adalah pandangan dalam antropologi yang menjelaskan
suatu perubahan dalam suatu masyarakat tertentu. Sebagai akibat
pengenalan inovasi dari masyarakat lain. Para difusionis mengklaim
bahwa semua inovasi menyebar dari salah satu sumber asli, yang tentu
saja menentang adanya invensi paralel (sekarang kita tahu bahwa invensi
inovasi/ gagasan baru telah sering terjadi dalam sejarah).

Pandangan difusionisme itu sekarang banyak diakui, karena


mereka mengklaim bahwa semua perubahan sosial dapat dijelaskan
hanya dengan difusi saja.Pandangan yang sekarang dominan adalah
perubahan sosial itu, disebabkan baik oleh invensi (proses penciptaan
gagasan baru) dan difusi yang biasanya berlangsung berurutan.Para
sarjana yang memetik karya para difusionis eropa adalah secara langsung
para ahli antropologi, terutama mereka yang di Amerika serikat pada
tahun 1920 mulai menyelidiki difusi dan inovasi.

B. MUNCULNYA TRADISI PENELITIAN DIFUSI


Para peneliti difusi antropologis merupakan yang tertua dari Sembilan
tradisi penelitian inovasi.Masing-masing tradisi penelitian terdiri dari suatu
disiplin akademik (misalnya, sosiologi awal, sosiologi pedesaan, dan

3
sosiologi kesehatan). Masing-masing tradisi biasanya terkonsentrasi pada
penyelidikan satu jenis inovasi, misalnya: para ahli sosiologi pedesaan telah
terspesialisasi pada inovasi pertanian.

Paradigma Difusi dan Perguruan Bayangan

Setiap kancah penelitian ilmiah tertentu dimulai dengan suatu


terobosan utama atau rekonseptualisasi yang disebut paradigma
revolusioneroleh Kuhn (1970) dan memberi suatu cara baru melihat
beberapa gejala. Paradigm adalah pendekatan ilmiah terhadap beberapa gejala
yang memberi model masalah dan pemecahannya bagi suatu komunitas
sarjana. Proses penelitian adalah satu-satunya kegiatan sosial dimana
keputusan-keputusan penting dipengaruhi oleh suatu jaringan ilmuawan, yang
terorganisasi diseputar gagasan penelitian yang penting.

Tabel 2.1 perbandingan Sembilan tradisi penelitian difusi.


Metode
Tradisi Jumlah Inovasi yang pengumpulan
Unit analisis Jenis temuan
penelitian difusi publikasi dikaji & analisis
data

antropologi 134 Ide-ide Pengamatan Suku atau Konsekuensi


teknologis partisipan dan petani desa inovasi;
(kapak baja, non keberhasilan
roda, masak partisipan, relatif agen
air) studi-kasus pembaru

Sosiologi awal 10 Pemerintahan Data dari Masyarakat Distribusi


kota, sumber atau individu penggunaan
perangko, sekunder dan bentuk S;
radio. analisis karakteristik
statistik pengguna

4
Sosiologi 791 Terutama Wawancara Individu, Distribusi
pedesaan ide-ide survei dan petani pengguna bentuk
pertanian analisis dipedesaan S ; karakteristik
(pembasmi statistic kategori
rumput liar, pengguna; sirat
bibit unggul, inovasi dan
pupuk kimia) kecepatan
adopsinya; saluran
komunikasi pada
tahap keputusan
inovasi; sifat
pemuka pendapat.

pendidikan 336 Inovasi Wawancara, Sistem Distribusi


dalam survei dan sekolah, pengguna
pembelajaran analisis administrasi, berbentuk S;
(TK, statistic guru karakteristik
matematika kategiro
modern, pengguna;
pengajaran
berprogram)

Kesehatan 226 Ide-ide medis Wawancara Individu dan Kepemimpinan


masyarakat dan (obat, survei dan organisasi pendapat dalam
sosiologi veksinasi, analisis difusi,
kesehatan KB, CAT) statistik karakteristik
kategori
pengguna; saluran
komunikasi pada
tahap-tahap
keputusan inovasi

5
Komunikasi 172 Peristiwa Wawancara Individu dan Kepemimpinan
baru, inovasi survei dan organisasi pendapat dalam
tekhnologis analisis difusi,
statistik karakteristik
kategori
pengguna; saluran
komunikasi pada
tahapan keputusan
inovasi; jaringan
difusi.

marketing 304 Produk baru Wawancara Pelanggan Kepemimpinan


(merk baru, survei dan perseorangan pendapat dalam
telepon analisis difusi;
tekan, mode statistik, karakteristik
baju) eksperimen kategori
kencah pengguna.

geografi 130 Inovasi dan Catatan Individu dan Peranan jarak dan
tekhnologis sekunder dan organisasi ruang dalam difusi
analisis statik

Tradisi lain 500 Berbagai Wawancara, perseorangan Karakteristik


macam ide survei, kategori
baru analisis pengguna, dll.
statistik

Penelitian difusi merupakan tipe penelitian yang khas dengan


komunikasi, tetapi ini dimulai diluar bidang akademik komunikasi.Sebagian
besar ini adalah perkara waktu, seperti misalnya, kajian jagung hibrida Ryan
dan Gros (1943) mendahului berdirinya atau pusat depertemen komunikasi
diuniversitas sepuluh tahun kemudian. Pendekatan penelitian difusi diangkat
dari beberapa bidang ilmu: pendidikan, antropologi, sosiologi kesehatan,

6
pemasaran, geografi dan sosiologi pedesaan .masing-masing disiplin ini
melakuka penelitian difusi dengan caranya sendiri, dan dalam jangka waktu
tertentu tanpa banyak saling tukar dengan tradisi-tradisi penelitian difusi yang
lain, setidak-tidaknya sampai awal tahun 1960-an ketika batas antar tradisi-
tradisi itu mulai runtuh. Tapi sebelum membahas hal itu, kita harus kembali
keawal tradisi penelitian antropologi tentang difusi, pada tahun 1920-an.

1. Tradisi penelitian antropologi


Kajian antropologi, bukan saja yang paling tertua dalam kajian ini,
melainkan juga yang paling beda pendekatan metodelogisnya dalam
kajian difusi. Semacam suatu aturan, para ahli antropologi yang mengkaji
tentang difusi biasanya cenderung menghindari penggunaaan alat-alat
seperti wawancara pribadi , survey, dan analisis data dengan
menggunakan computer.

Para ahli antropologi cenderung menggali data dengan langsung dari


responden mereka, dengan cara pengamatan partsipan suatu komitmen
oleh peneliti untuk mengadopsi pandangan responden dengan
mempertukarkan pengalaman keseharian mereka.

Betapapun ada beberapa keuntungan khusus peneliti antropologi


tentang difusi, untuk suatu hal, jika ahli antropogi itu berhasil untuk suatu
usahanya berempati dengan responden kajian, difusi berikutnya akan
menceritakan kisah dari pandangan responden, menyampaikan persepsi
mereka tentang inovasi dari lembaga pembaharu dengan suatu
pemahaman yang mendalam yang jarang ditemui oleh ilmuwan sosial
lainnya. Ahli antropologi memperoleh pendangan yang menyeluruh
tentang gaya hidup, pandangannya, dan hubungan sosialnya.

Dibandingkan dengan tradisi penelitian lainnya, antropologi lebih


menaruh perhatian pada inovasi tekhnologis dari masyarakat yang satu
dengan masyarakat lainnya. Dikemukakan oleh wessier (1923) yakni

7
kajiannya mengenai difusi kuda tanggung dari penjelajahan spanyol
kepada suku-suku amerika indian. Kajian difusi silang yang lebih
kontoporer dalam tradisi difusi antropologis adalah penelitian yang
mengevaluasi keefektifan program pembangunan dimana teknologi barat
diperkenalkan di Negara yang sedang berkembang diamerika latin, asia
dan afrika.

2. Sosiologi awal (early sociology)


Kebanyakan sosiologi awal menjajaki difusi inovasi tunggal pada
suatu bidang geografis, misalnya suatu kabupaten atau propinsi. Minat
yang mendorong para ahli sosiologi awal terutama adalah pada difusi dan
inovasi yang menghasilkan perubahan sosial .kecuali Bower (1937) yang
mengkaji difusi radio amatir, para ahli sosiologi tidak memberi tekanan
pada proses di mana para pemuka pendapat mempengaruhi anggota
sistem lainnya untuk mengadopsi atau menolak inovasi.

Penyelidikan bower barangkali merupakan kajian pertama pada


tradisi sosiologi awal yang menggunakan data primer dari resonden. Dan
brower memastikan bahwa distribusi pengguna ini mengikuti kurva
normal berbentuk S bila jumlah pengguna diplot pertahun. Browers juga
menghubungkan factor ekologi seperti luasnya daerah kota dan daerah di
AS dengan kecepatan adopsi radio amatir.

Kesepuluh kajian dalam tradisi difusi sosiologi awal berbeda


dengan tradisi antropologi karena mereka menggunakan analisis data
kuantitatif, suatu pendekatan metodelogis yang diikuti oleh tradisi
penelitian lainnya.Tapi paradigma intelektual yang menyebabkan
menyebarnya penelitian difusi inovasi masih belum terjadi.Penciptaan
paradigm ini terjadi para tradisi sosiologi pedesaan.

8
3. Sosiologi pedesaan
Tradisi penelitian yang dapat mengklaim penyumbang terbesar
pembentukan awal paradigma intelektual penelitian difusi, dan telah
menghasilkan paling banyak kajian difusi dalam jangka waktu terlama
adalah sosiologi pedesaan.

Sosiologi pedesaan merupakan sub-bidang sosiologi yang


memusatkan perhatian pada masalah sosial kehidupan pedesaan
.kebanyakan ahli sosiologi pedesaan dipekerjakan oleh fakultas
pertanian. Fakultas pertanian mempunyai tiga fungsi untama (1)
mengajar mahasisiwa (2) melakukan penelitian mengenai masalah-
masalah pertanian untuk membantu petani dan bisnis pertanian. Dan (3)
memberi layanan penyuluhan untuk menyebar inovasi pertanian (yang
dihasilkan penelitian) kepada para calon pengguna, terutama petani. Dan
hal yang paling popular dalam sosiologi pedesaan yaitu pertanian, seperti
kajian jagung herbarida, perguruan bayangan peneliti difusi sosiologi
pedesaan terbentuk, penelitian difusi sosiologi pedesaan di Negara
sedang berkembang.

Sementara jumlah kajian difusi yang bermanfaat terus dilakukan


dalam tradisi sosiologi pedesaan saat ini, perhatian sekarang lebih banyak
dicurahkan pada penelitian konsekuensi teknologi pertanian.Beberapa
sosiolog petanian ragu apakah perguruan pertanian betul-betul membantu
petani AS.Hal inilah yang menjadi dasar mengapa minat sosiolog
pedesaan dalam kajian agak memudarpada tahun terakhir ini.

4. Pendidikan
Walaupun pendidikan perupakan tradisi penelitian difusi yang
penting dalam jumlah arti jumlah kajian yang telah dilakukan, arti
sumbangan terhadap pemahaman teoritik difusi inovasi.Tetapi ada
sumbanganpotensial yang menarik yang diberikan oleh tradisi penelitian
pendidikan dalam pengadopsian inovasi kependidikan.

9
Kajian pendidikan guru
Mayoritas kajian difusi kependidikan permulaan dilakukan pada suatu
lembaga, yaitu Colombia Universitys teacher college, dan dibawah satu
pimpinan satu orang , Dr. Poul Mort. Tradisi ini berakar dari penelitian
yang berakar dari penelitian pada tahun 1920-an dan 1930-an yang
dilakukan Mort dan kawan-kawannya mengenai kendali lokal atau
keputusan keuangan sekolah (sebagai kebaikan dari pengaruh federal
atau Negara bagian atas keputusan ini), dan mengenai apakah kendali
lokal ini menyebabkan keinovatifan sekolah. Pendeknya kajian difusi
pendidikan universitas Colombia bermaksud menunjukkan bahwa
kendali lokal berhubungan dengan keinovatifan dan sekolah, yang
dianggap merupakan karakteristik sekolah yang diharapkan.

Data ini seringkali diperoleh melalui melalui kosioner pos kepada


para pemilik sekolah atau kepala sekolah unit analisisnya adalah sistem
sekolah pada hampir semua penelitian sekolah.Keinovatifan ini
menemukan perduga berupa penyelidikan persiswa.Tentu saja ada
kecepatan adopsi dalam rentangannya dengan inovasi kependidikan.

Kajian difusi kependidikan belakangan


Kemudian selanjutnya kajian lebih diarahkan pada (1) guru sebagai
responden bukan Cuma kepala sekolah/admintrator. (2) difusi baik
dipersekolahan maupun diluar sekolah dan (3) difusi kependidikan di
Negara-negara yang sedang berkembang. Banyak kajian dalam tradisi
yang disponsori oleh depertemen pendidikan amerika serikat, sebagai alat
untuk mengevaluasi berbagai program difusi yang dilancarkan oleh
lembaga-lembaga pemerintah.

10
5. Kesehatan masyarakat dan sosiologi kedokteran
Tradisi ini mulai pada tahun 1950-an kira-kira bersamaan dengan
sosiologi kedokteran mulai dikenal dengan suatu bidang spesialis
sosiologis. Inovasi yang dikaji adalah (1) obat-obat baru atau gagasan-
gagasan kedokteran lainnya. (2) metode keluarga berencana dan inovasi
kesehatan, yang penggunaannya para klaen atau pasien.
Pada penjelasan lain terdapat kalvan obat-obatan universitas comobia,
penyebaran keluarga berencana (KB) di Negara sedang berkembang.

6. Komunikasi
Tradisi penelitian difusi dalam disiplin ilmu. Komunikasi
menduduki peringkat kedua (setelah tradisi sosiologi pedesaan ) pada
tahun 1968 dengan jumlah publikasi difusi sebanyak 87 buah. Penelitian
difusi telah mulai ada sebelum bidang akademik penelitian komunikasi
lahir.

Salah satu awal perhatian para peneliti komunikasi adalah


penyebaran berita-berita yang dibawa oleh media massa. Banyak kajian
semacam itu telah dilakukan, berkenaan dengan berita headline. Salah
satu keuntungan khusus tradisi penelitian komunikasi adalah bahwa ia
dapat menganalisis segala jenis inovasi. Tidak ada batasan misalnya
tradisi pendidikan hanya memusatkan perhatian pada inovasi
kependidikan.Tradisi komunikasi memiliki suatu alat yang tepat berupa
konsep dan metode misalnya analisis jaringan.Latar belakang komunikasi
yang multi disiplin membantu tradisis ini mengintegrasikan karya
berbagai tradisi peneliti difusi lainnya.

7. Marketing
Tradisi difusi yang menonjol pada tahun 1960an dan terutama pada
1970an adalah marketing, para menejer pemasaran telah mengetahui
bagaimana pengoporan dan pemasaran di amerika serikat.Tradisi

11
penelitian difusi marketing punya keuntungan tertentu dan beberapa
kelemahan dibandingkan dengan tradisi lainnya. Karena sarjana
marketing biasanya melakukan kajian difusi dengan bantuan sponsor atau
setidaknya berkolaborasi dengan pabrik.

Hal ini juga dapat membawa masalah dalam hal intelektual,


misalnya masalah-masalah dan kebutuhan difusi para pemasar biasanya
lebih diprioritaskan daripada masalah dan kebutuhan
konsumen.Sebaliknya mungkin para konsumen juga ingin mengetahui
bagaimana mengisolasi dirinya dari pengaruh semacam itu.Akibatnya
kita mungkin lebih banyak tahu terhadap rasa daripada mengenal
keamanan produk, atau bagaimana mengenal memajukan teori difusi
dengan sebaik-baiknya.

8. Geografi
Tradisi geografi telah cukup meluas pada tahun belakangan ini, dan
keunikannya adalah ia menitik beratkan pada jarak ruang sabagai suatu
factor yang mempengaruhi difusi dan inovasi. Pada tahun 1968 hanya
ada publikasi dalam tradisi ini, dan pada tahun 1981 ada 130 publikasi
difusi ditulis oleh ahli geografi.

Stereotip seseorang tentang bidang geografi adalah menganggap


bahwa peta merupakan salah satu peralatan favorit para geograver, dan
mereka mengkhususkan diri dalam penyelidikan bagaimana jarak ruang
mempengaruhi semua aspek keberadaan manusia.Pendekatan penelitian
dasar simulasi difusi merupakan suatu usaha untuk meniru realita difusi.
Jika proses yang disimulasikan tidak sesuai dengan data yang
sesungguhnya maka peneliti harus menyesuaikan model difusi
teoritiknya dan mencoba lagi.

Para geographer amerika juga mulai melakukan penelitian difusi


bukan simulasi tetapi tetap memberi tekanan pada variable jarak hasilnya

12
menunjuk jelas bahwa jarak merupakan hal pentingdalam menemukan
pengadopsian inovasi.

9. Sosiologi umum
Tradisi penelitian difusi sosiologi umum merupakan kategori sisa
dari semua kajian lainnya, pada tahun 1960an kajian difusi oleh para
ilmuwan mengalami pembengkakan munculnya sosiologi umum sebagai
suatu tradisi penelitian menunjukkan pendekatan difusi sedang banyak
mencengkram ilmuwan sosiologi sekarang ini, tidak hanya mereka yang
berurusan dangan inovasi pertanian, medis dan kesehatan saja. Sekarang
semua disiplin ilmu pelaku terwakili oleh setidaknya sedikit minat dalam
difusi inovasi tersebut.

C. TIPOLOGI PENELITIAN DIFUSI


Menunjukkan 8 tipe analisis difusi yang berbeda yang telah dilakukan dan
relative banyak menjadi perhatian. Tipe-tipe penelitian difusi yaitu sebagai
berikut :
1. Keawalan mengetahui inovasi.
Greensberg (1964) menentukan apa, kapan, dan bagaimana orang pertama
kali tahu berita pembunuhan presiden. Kebanyakan orang yang
mengetahui berita dari media massa kemudian menceritakan berita
tersebut kepada orang lain. Kebanyakan orang yang pertama mengetahui
cerita tersebut dari jaringan interpersonal kemudian mengikuti media
massa untuk mengetahui informasi jauh lebih dan untuk memperoleh
konfirmasi atas berita peristiwa tersebut.

2. Kecepatan adopsi inovasi-inovasi yang berbeda dalam suatu sistem sosial.


Fliegel dan klivin (1966) melakukan wawancara pribadi dengan 229
petani susu. Penyelidikan itu menggunakan persepsi petani terhadap 15
atribut 33 inovasi peternakan susu untuk memprediksikan kecepatan
adopsi pada sampel petani. Inovasi-inovasi yang dipandang paling

13
memberi keuntungan ekonomis dan kekurangan resiko diadopsi lebih
cepat.

3. Keinovatifan
Deutchnen dan falsborda (1962) melakukan suatu survey difusi suatu desa
Colombia untuk menguji validitas sedang budaya korelat keinovatifan
yang diperoleh dari penelitian difusi di AS.Sebagai contoh puskesmas
yang inovatif ditandai dengan lebih besar sumber finansialnya, punya
direktur yang lebih perhatian kepada inovasi, dan lebih luas wilayahnya.

4. Kepemimpinan pendapat
Keberhasilan atau kegagalan program difusi sebagian terletak pada
peranan para pemimpin pendapat dan hubungan mereka dengan agen
pembaharu.

5. Siapa yang berinteraksi dengan siapa


Sebagai salah satu contoh kesamaan usia, agama, kampung halaman, dan
kampus mereka tempat mereka kuliah, merupakan factor-faktor penting
dalam perstrukturan siapa berbicara dengan siapa.

6. Kecepatan adopsi dengan sosial yang berbeda


Penelitian ini mengkaji mengapa inovasi yang sama diadopsi lebih cepat
pada sistem tertentu pada sistem yang lain.

7. Penggunaan saluran komunikasi


Para pedagang merupakan saluran yang lebih penting mengenai adopsi
bagi para pengguna yang lebih awal, dan tetangga lebih penting bagi
pengguna akhir.Penemuan ini menunjukkan bahwa saluran komunikasi
berbeda bagi kategori pengguna yang berbeda, dan pernyataan ini
didukung penemuan penelitian difusi berikutnya.

14
8. Konsekuensi inovasi
Salah satunya yaitu, Konsekuensi penggunaan kapak baja oleh suku
amborigin, yang relative tidak berpengaruh pada peradaban modern.
Salah satu contoh ini, kapak baja menyebabkan revolusioner peran-peran
usia dan jenis kelamin.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Walaupun penelitian difusi itu awalnya merupakan satu seri daerah
kantong ilmiah, pada tahun terakhir ia telah tumbuh sebagai kumpulan kosep
dan generalisasi tunggal dan terpadu, walaupun penyelidikan-penyelidikan itu
dilakukan para peneliti dari berbagai disiplin-disiplin ilmu. Suatu tradisi
penelitian adalah suatu rentetan penyelidikan atas topic yang sama.Sembilan
tradisi utama/besar penelitian difusi adalah antropologi, sosiologi awal,
sosiologi pedesaan, pendidikan, sosiologi medis, komunikasi, marketing,
geografi dan sosiologi umum.

Diketahui pula ada delapan tipe pokok penelitian difusi (1) keawalan
tahu tentang inovasi (2) kecepatan adopsi inovasi yang berbeda dalam suatu
sistem sosial, (3) keinovatifan (4) kepemimpinana pendapat (5) siapa
berinteraksi dengan siapa dalam jaringan difusi (6) kecepatan adopsi pada
sistem sosial yang berbeda (7) penggunaan saluran komunikasi (9)
konsekuensi inovasi. Penerimaan suatu paradigm intelektual oleh para sarjana
dalam satu bidang penelitian memungkinkan mereka mengulangi paradigma
konseptual yang sulit dikenali dan diatasi tantangan bagi generasi para sarjana
berikutnya.

B. Saran
Sebagai saran dalam pembahasan pada materi ini yaitu mengenai
sejarah penelitian difusi agar dapat dan benar-benar dipahami alurnya juga
terkait dalam bab lain nantinya, secara baik dan efektif agar dapat terbentuk
pengelolaan yang diharapkan dalam inovasi dan difusi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Rogers M. Everett.Diffusion of innovations.Newyork: free press

17

Anda mungkin juga menyukai