Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu :Dr.H. Syahrul Anwar,M.Ag.

Disusun Oleh

MUHAMMAD ILHAM SANUSI 1233020104

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2024

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. Karena atas petunjuk

dan kemudahan yang diberikan kepada kami dalam penyelesaian salah satu tugas kuliah saya

yaitu pembuatan makalah dalam hal ini materi yang saya bahas mengenai mengenai

Perkembangan Sejarah Filsafat.

Tak lupa kami curahkan sholawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad saw.

yang juga telah memberi petunjuk bagi kita semua, sehingga bisa terselamatkan dari lembah

kesesatan. Dalam penyusunan makalah ini, tak semudah apa yang kami bayangkan. Banyak

kesulitan dan hambatan yang kami lalui dalam penyusunan makalah ini. Tapi berkat Izin dan

Rahmat Allah swt. saya mampu menyelesaikannya.

Harapan saya sebagai penulis makalah, yaitu semoga apa yang terdapat dalam

lembaran kertas ini, dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Tak lupa pula kami haturkan

maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini. Karena pemilik

kesempurnaan yang sesungguhnya adalah Allah swt.

Bandung,22 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................. 3

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 4

A.Latar Belakang ..................................................................................... 4

B.Rumusan Masalah ................................................................................ 4

C.Tujuan Masalah ................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 5

A.Perkembangan Sejarah Filsafat ........................................................... 5

B.Tokoh-Tokoh Filsafat .......................................................................... 8

C.Perubahan Sosial dan Politik Pengaruh Filsafat ................................ 10

BAB III PENUTUP .................................................................................... 12

A.Kesimpulan ........................................................................................ 12

B.Saran .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sejarah filsafat adalah sebuah perjalanan yang memaparkan evolusi pemikiran


manusia dari zaman kuno hingga zaman kontemporer. Filsafat, sebagai disiplin ilmu
yang mempertanyakan hakikat eksistensi, pengetahuan, etika, dan nilai, telah menjadi
tonggak penting dalam pembentukan budaya dan peradaban manusia. Titik awal filsafat
dapat ditemukan dalam pemikiran para filsuf klasik seperti Socrates, Plato, dan
Aristoteles di Yunani kuno, yang mengemukakan pertanyaan-pertanyaan mendasar
tentang kebenaran, keadilan, dan makna kehidupan.Selama Abad Pertengahan, filsafat
diwarnai oleh pengaruh agama, terutama dalam pemikiran St. Augustine dan St. Thomas
Aquinas, yang berusaha menyelaraskan keyakinan keagamaan dengan rasionalitas
filsafat. Pada masa Renaissance, terjadi kebangkitan minat akan pemikiran klasik Yunani
dan Romawi, yang memicu lahirnya humanisme dan pemikiran sekuler baru. Dengan
memahami sejarah filsafat, kita dapat melihat bagaimana pemikiran manusia telah
berkembang dari masa ke masa, serta memahami peran dan relevansinya dalam
membentuk pandangan dunia dan nilai-nilai kita saat ini. Sejarah filsafat memberikan
landasan yang kuat bagi pemahaman tentang berbagai konsepsi manusia tentang realitas,
pengetahuan, dan kehidupan, serta memberikan pandangan yang mendalam tentang
kompleksitas dan keragaman pemikiran manusia.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Perkembangan Sejarah Filsafat dari Zaman Pra Yunani Kuno hingga
Modern?
2) Siapakah Tokoh-Tokoh Filsafat yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, dan
Bagaimana Kontribusi Mereka?
3) Bagaimana Perubahan Sosial dan Politik Mempengaruhi Perkembangan Filsafat dari
Masa ke Masa?

C. Tujuan Masalah
1) Dapat Memaparkan Sejarah Filsafat dengan Benar.
2) Dapat Mengetahui Tokoh-Tokoh Filsafat serta Kontribusinya.
3) Dapat Memahami Perubahan Sosial dan Politik dari Perkembangan Filsafat.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Perkembangan Sejarah Filsafat dari Zaman Pra Yunani Kuno

Kata filsafat ilmu merupakan hal yang sangat penting utamanya dalam pengkajian
ilmu pengetahuan, karena filsafat ilmu merupakan keinginan mendalam untuk mengetahui
sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya.berdasar kepada pengertian filsafat tersebut, dpat
didefenisikan bahwa filsafat itu memang sudah ada sejak adanya manusia pertama yaitu nabi
adam AS. Berikut periodesasi filsafat ilmu:

1. Pra Yunani Kuno (abad 15-7 SM)

Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia. Yakni ketika belum mengenal


peralatan seperti yang dipakai sekarang ini. Pada masa itu manusia masih menggunakan batu
sebagai peralatan. Masa zaman batu berkisar antara 4 juta tahun sampai 20.000 tahun sebelum
masehi. Sisa peradaban manusia yang ditemukan pada masa ini antara lain: alat-alat dari batu,
tulang belulang dari hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar digua-gua, tempat-
tempat penguburan, tulang belulang manusia purba. Evolusi ilmu pengetahuan dapat diruntut
melalui sejarah perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani, Babilonia, Mesir, China,
Timur Tengah dan Eropa.1

2. Zaman Yunani kuno (abad-7-2 SM)


Zaman Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa
ini orang memiliki kebebasan untuk mengeluarkan ide-ide atau pendapatnya, Yunani pada
masa itu dianggap sebagai gudangnya ilmu dan filsafat. Bangsa Yunani juga tidak dapat
menerima pengalaman-pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima saja (receptive
attitude) tetapi menumbuhkan anquiring attitude (senang menyelidiki secara kritis).Sikap
inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli-ahli pikir yang terkenal sepanjang
masa.slaha satu tokoh Yunani yang terkenal pada waktu itu PARMENIDES dengan

1
Abidin, Zaenal. 2000. Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui

Filsafat. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

5
pendapatnya ‖hanya yang ada itu ada‖ menides tidak mendefinisikan apa itu "yang ada",
tetapi dia menyebutkan beberapa sifatnya yang meliputi segala sesuatu.
Menurutnya, "yang ada" itu tidak bergerak, tidak berubah, dan tidak terhancurkan.
"Yang ada" itu juga tidak tergoyahkan dan tidak dapat disangkal. Kalau orang menyangkal
bahwa "yang ada" itu tidak ada, dengan pernyataannya sendiri orang itu mengakui bahwa
"yang ada" itu ada. Sebab, kalau benar "yang ada" itu tidak ada, orang itu tidak dapat
menyangkal adanya "yang ada". Jadi, kenyataan bahwa "yang ada" itu dapat ditolak
keberadaannya menunjukkan "yang ada" itu memang ada, sedangkan "yang tidak ada" itu
tidak ada! Sesuatu "yang tidak ada" sama sekali tidak dapat dikatakan atau dipikirkan, apalagi
didiskusikan (disanggah atau diiyakan).2

3. Zaman Pertengahan (Abad 2- 14 SM)


Zaman pertengahan (middle age) ditandai dengan para tampilnya theolog di lapangan
ilmu pengetahuan. Ilmuwan pada masa ini adalah hampir semuanya para theolog, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Atau dengan kata lain kegiatan ilmiah
diarahkan untuk mendukung kebenaran agama. Semboyan pada masa ini adalah Anchila
Theologia (abdi agama). Peradaban dunia Islam terutama abad 7 yaitu Zaman bani Umayah
telah menemukan suatu cara pengamatan stronomi, 8 abad sebelum Galileo Galilie dan
Copernicus. Sedangkan peradaban Islam yang menaklukan Persia pada abad 8 Masehi, telah
mendirikan Sekolah kedokteran dan Astronomi di Jundishapur.3

4. Masa Renaissance (14-17 M)


Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas
dari dogma-dogma agama, Renaissanse adalah zaman peralihan ketika kebudayaan abad
pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Tokoh-tokohnya adalah :
Roger Bacon, Copernicus, Tycho Brahe, yohanes Keppler, Galilio Galilei. Yang menarik
disini adalah pendapat Roger Bacon, ia berpendapat bahwa pengalaman empirik menjadi
landasan utama bagi awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Matematik
merupakan syarat mutlak untuk mengolah semua pengetahuan. Menurut Bacon, filsafat harus
dipisahkan dari theologi. Agama yang lama masih juga diterimanya. Ia berpendapat bahwa
akal dapat membuktikan adanya Allah. Akan tetapi mengenai hal-hal yang lain didalam

2
Salam, Burhanuddin Salam. 2003. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi
Aksara
3
Sumantri, Jujun S. 2001. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

6
theology hanya dikenal melalui wahyu. Menurut dia kemenangan iman adalah besar, jika
dogma-dogma tampak sebagai hal-hal yang tidak masuk akal sama sekali.
Sedangkan Copernicus adalah tokoh gereja ortodok, yang menerangkan bahwa
matahari berada di pusat jagat raya, dan bumi memiliki dua macam gerak, yaitu perputaran
sehari-hari pada porosnya dan gerakan tahunan mengelilingi matahari. Teori ini disebut
Heliosentrisme. Namun teorinya ditentang kalangan gereja yang mempertahankan prinsip
Geosentrisme yang dianggap lebih benar dari pada prinsip Heliosentrisme. Setiap siang kita
melihat semua mengelilingi bumi. Hal ini ditetapkan Tuhan, oleh agama, karena manusia
menjadi pusat perhatian Tuhan, untuk manusialah semuanya, paham demikian disebut
Homosentrisme. dengan kata lain prinsip Geosentrisme tidak dapat dipisahkan dari prinsip
Homosentrisme.4

5. Perkembangan Filsafat Zaman Modern (17-19 M)

Zaman ini ditandai dengan berbagai dalam bidang ilmiah, serta filsafat dari berbagai
aliran muncul. Pada dasarnya corak secara keseluruhan bercorak sufisme Yunani. Paham–
paham yang muncul dalam garis besarnya adalah Rasionalisme, Idialisme, dengan
Empirisme. Paham Rasionalisme mengajarkan bahwa akal itulah alat terpenting dalam
memperoleh dan menguji pengetahuan. Ada tiga tokoh penting pendukung rasionalisme,
yaitu Descartes, Spinoza, dan Leibniz.
Sedangkan aliran Idialisme mengajarkan hakekat fisik adalah jiwa., spirit, Para
pengikut aliran/paham ini pada umumnya, sumber filsafatnya mengikuti filsafat
kritisisismenya Immanuel Kant. Fitche (1762-1814) yang dijuluki sebagai penganut Idealisme
subyektif merupakan murid Kant. Sedangkan Scelling, filsafatnya dikenal dengan filsafat
Idealisme Objektif .Kedua Idealisme ini kemudian disintesakan dalam Filsafat Idealisme
Mutlak Hegel.
Pada Paham Empirisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu dalam pikiran kita
selain didahului oleh pengalaman. ini bertolak belakang dengan paham rasionalisme. Mereka
menentang para penganut rasionalisme yang berdasarkan atas kepastian-kepastian yang
bersifat apriori. Pelopor aliran ini adalah Thomas Hobes Jonh locke,dan David Hume.

6. Zaman Kontemporer

4
Russel, Betrand. 2002. The Problems of Phylosophy, Yogyakarta: Ikon

7
Yang dimaksud dengan zaman kontemporer adalah dalam kontek ini adalah era tahun-
tahun terakhir yang kita jalani hingga saat sekarang. Hal yang membedakan pengamatan
tentang ilmu pada zaman sekarang adalah bahwa zaman modern adalah era perkembangan
ilmu yang berawal sejak sekitar abad ke-15, sedangkan kontemporer memfokuskan
sorotannya pada berbagai perkembangan terakhir yang terjadi hingga saat sekarang. Yakni
dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang. Yang disebabkan
oleh semakin kritisnya umat manusia era sekarang yang di bantu oleh adanya alat-alat yang
canggih.
Pada periode ini berbagai kejadian dan peristiwa yang sebelumnya mungkin dianggap
sesuatu yang mustahil, namun berkat kemajuan ilmu dan teknologi dapat berubah menjadi
suatu kenyataan. Bagaimana pada waktu itu orang dibuat tercengang dan terkagum-kagum,
ketika Neil Amstrong benar-benar menjadi manusia pertama yang berhasil menginjakkan
kaki di Bulan. Begitu juga ketika manusia berhasil mengembangkan teori rekayasa genetika
dengan melakukan percobaan cloning pada kambing, atau mengembangkan cyber technology,
yang memungkinkan manusia untuk menjelajah dunia melalui internet. Belum lagi
keberhasilan manusia dalam mencetak berbagai produk nano technology, dalam bentuk
mesin-mesin micro-chip yang serba mini namun memiliki daya guna sangat luar biasa.
Semua keberhasilan ini kiranya semakin memperkokoh keyakinan manusia terhadap
kebesaran ilmu dan teknologi. Memang, tidak dipungkiri lagi bahwa positivisme-empirik
yang serba matematik, fisikal, reduktif dan free of value telah membuktikan kehebatan dan
memperoleh kejayaannya, serta memberikan kontribusi yang besar dalam membangun
peradaban manusia seperti sekarang ini.Namun, dibalik keberhasilan itu, ternyata telah
memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak sederhana, dalam bentuk kekacauan, krisis
yang hampir terjadi di setiap belahan dunia ini. Alam menjadi marah dan tidak ramah lagi
terhadap manusia, karena manusia telah memperlakukan dan mengexploitasinya tanpa
memperhatikan keseimbangan dan kelestariannya. Berbagai gejolak sosial hampir terjadi di
mana-mana sebagai akibat dari benturan budaya yang tak terkendali.5

B.Tokoh-Tokoh Filsafat yang Paling Berpengaruh


Sejarah filsafat telah diperkaya dengan kontribusi dari berbagai tokoh yang memiliki
pengaruh yang mendalam dalam perkembangan pemikiran manusia. Berikut adalah beberapa
tokoh filsafat yang paling berpengaruh dan kontribusi utama mereka:

5
Mills, C.Wright. 2003. Kaum Marxis: Ide-Ide dan Sejarah Perkembangan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajaran

8
1. Socrates (469-399 SM): Socrates dikenal karena metode dialektisnya yang melibatkan
dialog dan pertanyaan untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang
kebenaran. Kontribusinya terletak dalam pengembangan epistemologi dan etika,
dengan menekankan pentingnya pengembangan diri dan pengetahuan diri.Gagasan
Socrates tentang "pengetahuan bahwa saya tidak tahu apa-apa" membuka jalan bagi
refleksi filosofis yang lebih dalam tentang kebenaran dan kesadaran diri.
2. Plato (427-347 SM): Plato adalah murid Socrates dan pendiri Akademi, institusi
pendidikan filsafat pertama di Barat. Karyanya yang paling terkenal adalah "Dialog"
yang merangkum ajaran-ajarannya, termasuk gagasan tentang ide-ide kekal dan teori
negara ideal dalam "Republik".
3. Aristoteles (384-322 SM): Murid Plato, Aristoteles diakui sebagai salah satu filsuf
paling berpengaruh dalam sejarah. Kontribusinya meliputi berbagai bidang, mulai dari
logika, metafisika, etika, politik, hingga ilmu pengetahuan alam. Karya-karyanya,
seperti "Metafisika" dan "Etika Nikomachean", tetap relevan hingga saat ini.
4. René Descartes (1596-1650): Descartes dikenal karena metode skeptisnya dan
penekanan pada pemikiran rasional. Dia dianggap sebagai salah satu pendiri filsafat
modern dan ilmu pengetahuan modern. Karyanya yang paling terkenal adalah
"Meditasi Metafisika", di mana ia merumuskan ungkapan "Cogito, ergo sum" ("Saya
berpikir, maka saya ada").
5. Immanuel Kant (1724-1804): Kant mengembangkan gagasan kritisisme, yang
menekankan pentingnya akal budi dalam pembentukan pengetahuan. Karyanya yang
paling terkenal adalah "Kritik Pengalaman Murni" dan "Kritik Akal Murni", di mana
dia membahas tentang batasan dan kemungkinan pengetahuan manusia.
6. Friedrich Nietzsche (1844-1900): Nietzsche terkenal dengan kritiknya terhadap nilai-
nilai tradisional dan gagasan tentang "kematian Tuhan". Kontribusinya termasuk
pengembangan konsep "superman" (Übermensch) dan analisis kritis terhadap moralitas
dalam karyanya seperti "Genealogy of Morals" dan "Thus Spoke Zarathustra".
7. Jean-Paul Sartre (1905-1980): Sartre adalah tokoh sentral dalam eksistensialisme,
yang menekankan kebebasan, tanggung jawab, dan eksistensi individual. Karyanya
yang paling terkenal adalah "Being and Nothingness", di mana ia mengembangkan
konsep "eksistensialisme adalah humanisme".

9
C.Perubahan Sosial dan Politik Pengaruh Filsafat

Pemikiran tentang perubahan sosial, dari situasi yang buruk ke situasi yang lebih
baik, selalu menghantui para manusia. Pemikiran itu kemudian disuarakan para pemikir
yang kemudian merumuskan apa yang lebih baik bagi masyarakat. Di sinilah maka,
pemikiran sosial dan sekaligus Juga cara-caranya –yaitu yang bersifat politis—selalu
muncul di berbagai belahan dunia. Pemikiran tentang perubahan itu, dapat kita sebut sebagai
pemikiran transformatif. Pemikiran ini menjadi alternatif kepada pemikiran-pemikiran sosial
lainnya seperti tradisionalis, konservatis, modernis, atapun pemikiran lainnya. Karena
bersifat spekulatif, pemikiran-pemikiran ini disebutlah sebagai filsafat.6

Kemudian, karena objeknya adalah masyarakat, maka pemikiran transformatif ini


tergolong pada filsafat sosial. Dalam Everyman’s Encyclopaedia filsafat sosial adalah
―aspek filsafat yang memakai metode filosofis untuk membahas masalah-masalah
kehidupan sosial dan sejarah Sosial.‖ Di sini kita temukan apa yang menjadi objek materia-
nya, yaitu kehidupan dan sejarah sosial dan yang menjadi objek forma-nya yaitu filsafat.
Sedangkan dari The Cambridge Dictionary of Philosophy kita dapatkan definisi sebagai
berikut: ―Filsafat sosial, secara umum berarti filsafat tentang masyarakat, di dalamnya
termasuk filsafat ilmu sosial (dan banyak komponennya, misalnya, ekonomi dan sejarah),
filsafat politik, kebanyakan dari apa yang kita kenal sebagai etika, dan filsafat hukum.
Filsafat sosial secara erat berkaitan dengan filsafat umum.

Interpretasi seorang materialis tentang alam semesta dapat berimplikasi pada


interpretasinya atas kehidupan sosial; begitu pula dengan seorang idealis, dualis atau
spiritualis. Perkembangan filsafat sosial mengikuti perubahan penting dalam pandangan
filosof. Misalnya, individualism mengikuti idenya Descartes yang menyatakan bahwa
“Cogito ergo sum‖ (Aku berpikir maka aku ada). Jadi, nampaknya filsafat sosial itu proyek
individual, per kepala. Namun pada faktanya dari ide-ide individual itu kemudian
mengkristal dalam dialog antar masyarakat menjadi sebuah pandangan umum. Pandangan
umum inilah yang kemudian melahirkan keteraturan yang lambat laun menjadi sistem yang

6
Patria, Nezar dan Andi Arif. 1999. Antonio Gramsci, Negara dan Hegemoni.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

10
–secara langsung atau tidak, dengan terpaksa atau tidak—menjadi disepakati. Demikian
kira-kira pendapat Durkheim. 7

Filsafat sosial itu mempunyai dua aktivitas: konseptual yang menjelaskan apa yang
seadanya (what the really is) dan normatif yang menjelaskan apa yang seharusnya (what the
really ought to be).melahirkan sosiologi, psikologi sosial, ekonomi, sejarah dengan teori-
teori sosialnya dan yang kedua menimbulkan filsafat politik, etika, dan hukum. Jadi filsafat
sosial tidak melulu dipenuhi oleh penjelasan-penjelasan tentang masyarakat, tetapi juga
penjelasan tentang bagaimana mengubah masyarakat. Tidaklah mengherankan jika salah
satu sifat dari filsafat sosial adalah pemberontakan (bandingkan dengan pendapat
Durkheim).

7
Rapar, J.H. 1988. Filsafat Politik Aristoteles. Jakarta: Rajawali Pres

11
BAB III

PENUTUP
A.Kesimpulan

Kesimpulan dari sejarah filsafat adalah bahwa pemikiran manusia telah mengalami
perkembangan yang luar biasa dari zaman kuno hingga kontemporer, dengan berbagai tokoh
dan aliran pemikiran yang memberikan kontribusi penting terhadap evolusi pemikiran
manusia. Melalui perjalanan sejarah ini, kita dapat melihat bagaimana filsafat telah
memainkan peran sentral dalam membentuk pandangan dunia, nilai-nilai, dan institusi sosial-
politik yang mempengaruhi kehidupan manusia.Selain itu, sejarah filsafat mengajarkan kita
bahwa pemikiran manusia merupakan produk dari konteks sosial, politik, dan budaya yang
melingkupinya. Perubahan sosial dan politik telah mempengaruhi arah dan fokus pemikiran
filsafat, sementara pemikiran filsafat juga telah memberikan sumbangan penting dalam
memahami dan mengatasi tantangan sosial dan politik yang dihadapi manusia.Dengan
demikian, kesimpulan dari sejarah filsafat adalah pentingnya memahami warisan pemikiran
manusia, menghargai keragaman pandangan, dan menggunakan filsafat sebagai alat untuk
memahami dunia dengan lebih baik serta merumuskan solusi bagi berbagai masalah sosial
dan politik yang kompleks. Sejarah filsafat juga mengajarkan kita pentingnya refleksi kritis,
dialog, dan kerja sama lintas disiplin ilmu dalam mencari pemahaman yang lebih mendalam
tentang realitas dan tujuan hidup manusia.

B.Saran
Demikian makalah yang dapat saya selesaikan,saya berharap agar makalah yang saya
susun ini menjadi bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dan menambah wawasan
mengenai (Perkembangan Sejarah Filsafat).Namun dalam penyusunan makalah ini,saya
sadari terdapat banyak kekurangan karena saya pun masih dalam tahap belajar ,maka dari itu
kritik dan saran yang konstruktif saya butuhkan dari pembaca dan pembimbing agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya bisa menjadi lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zaenal. 2000. Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui
Filsafat. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Adian, Donny Gahral. 2002. Menyoal Objektivisme Ilmu Pengetahuan dari David Hume
Sampai Thomas Kuhn. Jakarta: Teraju.
Andy Zoeltom (ed.). 1984. Budaya Sastra. Jakarta: CV. Rajawali.
Anshari, Endang Saifuddin. 1987. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu.
Aristotle. 1985. Nicomachean Ethics. Indianapolis: Hackett Publishing Company.
Baker, Anton. 1992. Ontologi atau Metafisika Umum. Yogyakarta: Kanisius.
Bertens, K.. 2000. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Blower, Andrew dan Grahame Thompson. 1983. Ketidakmerataan, Konflik dan Perubahan.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Rapar, J.H. 1988. Filsafat Politik Aristoteles. Jakarta: Rajawali Press.
Rowe, Alan J. 2005. Creative Intelligence:Membangkitkan Potensi Inovasi dalam Diri dan
Organisasi Anda. Bandung: Penerbit Kaifa PT Mizan Pustaka.
Ruggerio, Vincent Ryan. 2003. Beyond Feelings: A Guide to Critical
Thinking. McGraw-Hill Higher Educati

13

Anda mungkin juga menyukai