Anda di halaman 1dari 11

FILSAFAT UMUM

 “ Menjelaskan Periodeisasi Filsafat Pertengahan yaitu Filsafat Islam“


 “ Menjelaskan tentang Renaisance dan humanisme sebagai awalperkembangan
filsafat modern dan Realisasinya dengan Ilmu Pengetahuan “

Disusun oleh :

Nama : Erwin Susanto ( 222.86230.029 )

Nama : Iskandar Wildan ( 222.86230.056 )

Nama : Ferizki ananda junisa ( 222.86230.056 )

Dosen Pengampu : Ilza Juniarti.M.Pd

SEKOLAH TINGI ILMU TARIYAH (STIT AL-WASI)


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah memberikan kemudahan kepada
kami untuk bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Menjelaskan Periodeisasi Filsafat
Pertengahan yaitu Filsafat Islam dan Menjelaskan tentang Renaisance dan humanisme
sebagai awalperkembangan filsafat modern dan Realisasinya dengan Ilmu Pengetahuan”
makalah ini kami susun dengan sedemikian mungkin dan kami juga menyadari bahwa
makalah yg kami susun jauh dari kata sempurna, kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Sholawt serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan nabi besar
kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari Zaman Jahiliyah ke Zaman
Terang Benderang seperti yang kita rasakan pada saat ini, semoga kita mendapatkan syafaat
di Yaumil Akhir Amin.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada allah kami mohon ampun dan kepada
semua pihak kami minta maaf apabila ada penulisan kata yang salah dalam makalah ini dan
semoga Allah SWT senantiasa meridhoi usaha kita.

Kaur, 24 Oktober 2022

Penulis ( Es,Iw,Nd)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
1.1 Pengertian Filsafat ............................................................................................................ 6
1.2 Periodeisasi Filsafat Islam ................................................................................................... 7
2.3 RENAISSANCE .............................................................................................................. 8
2.4 Humanisme....................................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................. 10
3.2. Penutup ........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sejarah filsafat merupakan metode yang terkenal dan banyak digunakan orang dalam
mempelajari filsafat, bahkan merupakan metode yang sangat penting dalam belajar
berfilsafat. Mengapa sejarah dianggap sebagai suatu metode dalam mempelajari filsafat dan
belajar berfilsafat? Untuk menjawabnya kita perlu melihat sejarah sebagai suatu urutan
kejadian yang saling berhubungan atau memiliki hubungan sebab akibat sehingga suatu
kejadian tidak terjadi begitu saja dan diartikan sebagai fenomena yang berdiri sendiri. Hal
yang terpenting bukan mengingat urutan kejadiannya, melainkan makna dibalik urutan
kejadian pemikiran tersebut. Demikian pula halnya pada saat kita melihat dan
mempersepsikan kejadian-kejadian dalam sejarah filsafat.
Pada saat kita mempelajari filsafat melalui sejarah filsafat, berarti bahwa dengan dasar
kategori waktu, kita mempermasalahkan segala hal mengenai pemikiran filsafati secara
kronologis. Adapun hal-hal yang berhubungan dengan pemikiran filsafati tersebut, antara lain
membahas secara terperinci permasalahanya, cara membahasnya, tempat kejadian dan
lingkungan sosial budayanya serta hubungan bahasan suatu waktu dengan waktu lainnya.
Sampai saat ini, kita belum dapat mengetahui kapan sebenarnya filsafat mulai muncul.
Pada 60.000 tahun yang laluy atau abad ke 600 SM, manusia pertama, yaitu Nabi Adam dan
Siti Hawa mulai menginjakkan kakinya di bumi dengan tugas sebagai wakil Tuhan di bumi
dan memelihara alam semesta. Merekalah orang pertama yang percaya dan yakin, bahwa
Tuhan YME memberi mereka alat atau senjata berupa akal termasuk kalbu. Dengan akalnya,
manusia akan berpikir dan menempuh kehidupannya di muka bumi. Oleh karena itu
bersamaan dengan adanya manusia maka pemikiran filsafat pun ada. Artinya bahwa
berfilsafat merupakan ciri manusia sejak 600 abad SM, bukan abad 6 SM.1[1]
Zaman Renaissance (kebangkitan kembali budaya Gracco-Roman di Italia dan Eropa)
terjadi sekitar tahun 1500, meskipun gejalanya telah muncul satu atau
dua ahad sebelumnya. Tetapi, sebagai gerakan budaya, budaya ini baru berkembang
meluas pada tahun 1500. Pokok zaman ini adalah pandangan “kembali ke bumi” sebagai
reaksi terhadap pandangan Abad Pertengahan yang menekankan “surgawi” akibat besarnya
pengaruh agama. Pada masa Renaissance muncul aliran yang menetapkan kebenaran berpusat
pada manusia, yang kemudian disebut dengan Humanisme. Aliran ini lahir
disebabkan kekuasaan gereja yang telah menafikan berbagai penemuan manusia, bahkan
dengan doktrin dan kekuasaannya, gereja telah meredam para filosof dan ilmuan yang
dipandang dengan penemuan ilmiahnya telah mengingkari kitab suci yang selama ini telah
diacu oleh kaum kristiani.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana periodisasi filsafat dari masa ke masa?
2. Apa pengertian Renaissance?
3. Apa pengertian Humanisme?
4. Bagaimana sejarah perkembangan Humanisme?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui sejarah periodeisasi Filsafat dari masa ke masa
2. Kita dapat mengetahui definisi Renaissance.
3. Kita dapat mengetahui definisi Humanisme.
4. Kita dapat mengetahui dan memahami sejarah perkembangan Humanisme
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Filsafat


Filsafat Islam dimaksudkan adalah filsafat dalam perspektif pemikiran orang Islam.
Seperti juga pendidikan Islam adalah dimaksudkan pendidikan dalam perspektif orang
Islam. Karena berdasarkan perspektif pemikiran orang, maka kemungkinan keliru dan
bertentangan satu sama lain adalah hal yang wajar. Filsafat berasal dari bahasa
Yunani, philo dan sophia. Philo berarti cinta dan sophia berarti kebijaksanaan atau
kebenaran.

Sedang menurut istilah, filsafat diartikan sebagai upaya manusia untuk memahami
secara radikal dan integral serta sistematik mengenai Tuhan, alam semesta dan manusia,
sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat
dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai
pengetahuan tersebut. Harun Nasution menggunakan istilah filsafat dengan “falsafat”
atau “falsafah”. Karena menurutnya, filsafat berasal dari kata Yunani, Philein dan Sophos.
Kemudian orang Arab menyesuaikan dengan bahasa mereka falsafah atau falsafat dari akar
kata falsafa-yufalsifu-falsafatan wa filsafan dengan akar kata (wazan) fa’lala. Musa
Asy’arie (2002:6) menjelaskan, bahwa hakikat filsafat Islam adalah filsafat yang bercorak
Islami, yang dalam bahasa Inggris dibahasakan menjadi Islamic Philosophy, bukan the
Philosophy of Islam yang berarti berpikir tentang Islam. Dengan demikian, Filsafat Islam
adalah berpikir bebas, radikal (radix) yang berada pada taraf makna, yang mempunyai sifat,
corak dan karakter yang dapat memberikan keselamatan dan kedamaian hati. Dengan
demikian, Filsafat Islam tidak netral, melainkan memiliki keberpihakan (komitmen) kepada
keselamatan dan kedamaian (baca: Islam). Menurut Al-Farabi dalam kitabnya Tahshil as-
Sa’adah, filsafat berasal dari Keldania (Babilonia), kemudian pindah ke Mesir, lalu
pindah ke Yunani, Suryani dan akhirnya sampai ke Arab.

Pada zaman dulu di kalangan umat Islam, filsafat Islam merupakan kisah
perkembangan dan kemajuan ruh. Begitu pula mengenai ilmu pengetahuan Islam, sebab
menurut al-Qur’an seluruh fenomena alam ini merupakan petunjuk Allah, sebagaimana
diakui oleh Rosental, bahwa tujuan filsafat Islam adalah untuk membuktikan kebenaran
wahyu sebagai hukum Allah dan ketidakmampuan akal untuk memahami Allah sepenuhnya,
juga untuk menegaskan bahwa wahyu tidak bertentangan dengan akal (C.A. Qadir, 1989:
ix). Filsafat Islam jika dibandingkan dengan filsafat umum lainnya, telah mempunyai ciri
tersendiri sekalipun objeknya sama. Hal ini karena filsafat Islam itu tunduk dan terikat oleh
norma-norma Islam. Filsafat Islam berpedoman pada ajaran Islam. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa filsafat Islam adalah merupakan hasil pemikiran manusia secara radikal,
sistematis dan universal tentang hakikat Tuhan, alam semesta dan manusia
berdasarkan ajaran Islam.
1.2 Periodeisasi Filsafat Islam
a) Zaman Abad Pertengahan
Filsafat pada zaman abad pertengahan mengalami dua periode :
b) Periode Patristik
Patristik berasal dari kata Latin patres yang berarti bapa-bapa Gereja, ialah
ahli agama kristen pada abad permulaan agama Kristen. Periode ini mengalami dua
tahap :
1. Permulaan agama kristen. Setelah mengalami berbagai kesukaran terutama mengenai
filsafat Yunani maka agama Kristen memantapkan diri.
2. Filsafat Agustinus merupakan seorang ahli filsafat yang terkenal pada masa patristik.
c) Periode Skolastik
Periode Skolastik berlangsung dari tahun 800 – 1500 M. Periode ini dibagi menjadi
tiga tahap :
1. Periode skolastik awal (absad ke 9 – 12)
Ditandai oleh pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang rapat antara
agama dan filsafat. Yang tampak pada permulaan ialah persoalan tentang universali
2. Periode puncak perkembangan skolastik ( abad ke 13)
Ditandai oleh keadaan yang dipengaruhi oleh Aristoteles akibat kedatangan ahli
filsafat Arab dan Yahudi.
3. Aperiode skolastik akhir ( abad ke 14 – 15 )
Ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yang berkembang ke arah nominalisme ialah
aliran yang berpendapat bahwa universalisme tidak memberi petunjuk tentang aspek
yang sama dan yang umum mengenai adanya suatu hal.
2.3 RENAISSANCE
Kata Renaissance berasal dari bahasa Perancis yang berarti kebangkitan kembali.
Yang biasa digunakan untuk menunjukkan berbagai periode kebangkitan intelektual
manusia,yang terjadi di Eropa. Renaissance merupakan periode penemuan manusia dan dunia
bukan sekedar sebagai kebangkitan kembali yang merupakan permulaan kebangkitan
modern. Bila dikaitkan dengan keadaan, Renaissance adalah masa antara zaman pertengahan
dan zaman modern yang dapat di pandang sebagai masa peralihan, yang ditandai oleh
terjadinya sejumlah kekacauan dalam bidang pemikiran. Pada abad pertengahan, manusia
dianggap kurang dihargai sebagai manusia, bukan menurut ukuran yang dibuat oleh manusia.
Humanisme menghendaki ukuran haruslah dibuat oleh manusia. Karena manusia mempunyai
kemampuan berpikir, Humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan
mengatur dunia. Terdapat kepercayaan tentang ilmu dunia hitam, antologi, animisme, perang-
perang seperti perang agama dan lainnya. Di abad pertengahan, manusia dianggap kurang
dihargai sebagai manusia. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran dari gereja (Kristen), bukan
menurut ukuran yang dibuat oleh manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah dibuat
oleh manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan berpikir, Humanisme menganggap
manusia mampu mengatur dirinya dan mengatur dunia. Ciri utama Renaissance adalah
Humanisme, individualisme, lepas dari agama (tidak mau diatur oleh agama), empirisme dan
rasionalisme. Hasil yang diperoleh dari watak itu ialah berkembangnya pengetahuan rasional.
Filsafat berkembang bukan pada zaman Renaissance, melainkan kelak pada zaman
sesudahnya (zaman modern). Sains berkembang karena semangat dan hasil empirisme itu.
Agama (Kristen) semakin ditinggalkan, karena semangat Humanismeitu. Ini kelihatan dengan
jelas kelak pada zaman modern. Rupanya, setiap gerakan pemikiran mempunyai
kecenderungan menghasilkanyang positif, tetapi sekaligus yang negatif.1 Tokoh pertama
filsafat adalah Descartes. Dalam filsafat, kita menemukan ciri-ciriRenaissance tersebut, yaitu
menghidupkan kembali rasionalisme Yunani

(Renaissance), individualisme, Humanisme, lepas dari pengaruh agama. Sekalipun


demikian, para ahli lebih senang meyebut Descartes sebagai tokoh rasionalisme. Pemikiran
mengenai alam pada jaman Renaissance menghasilkan tokohtokohnya yang terpenting di
Italia dan Jerman. Leonardo Da Vinci telah sepenuhnya mengerti, bahwa alam hanya dapat
diketahui melalui pengalaman dan bahwa bagi perusahaan ilmu alam, pengalaman harus
ditimbulkan melalui eksperimen dan dikembangkan dengan menggunakan matematika. Da
Vinci yang dengan tenang menerapkan metodenya yang menjauhi segenap filsafat alam
spekulatif, mendahului Galilei dan baru dapat diimbangi oleh Galilei. Karena hasil
karya Da Vinci tetap tidak dikenal, maka gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya
tidak membawa pengaruh terhadap rekan-rekan sesamanya dan terhadap para pemikir di
kemudia hari. Nicolaus Coper Nicus (Thorn, Polandia, 1473- Frauenburg, Prusia Timur,
1543), yang selama beberapa waktu menuntut pelajaran di Italia, mengemukakan pendapat
bahwa bukannya matahari yang mengelilingi bumi, melainkan bumilah yang mengitari
matahari. Secara demikian bukan hanya fisika Aristoteles yang digulingkan, melainkan
sekaligus dipersiapkan suatu perubahan pemikiran mengenai hubungan antara manusia
dengan alam semesta. Tokoh pertama filsafat adalah Descartes. Dalam filsafat, kita
menemukan ciri-ciriRenaissance tersebut, yaitu menghidupkan kembali rasionalisme Yunani
(Renaissance), individualisme, Humanisme, lepas dari pengaruh agama. Sekalipun demikian,
para ahli lebih senang meyebut Descartes sebagai tokoh rasionalisme. Ciri utama filsafat pada
masa Renaissance adalah rasionalisme, yang menetapkan bahwa kebenaran berpusat dari
akal, tetapi setiap akal bergantung pada subjek yang menggunakannya. Oleh karena itu,
seorang filosof rasionalis menekankan bahwa berpikir sebagai wujud keberadaan diri, jika
seseorang berpikir berarti ia ada. Ajaran ini diperkenalkan oleh Rene Dercartes dengan
paradiga cagito ergo sum atau cagito descartes.

2.4 Humanisme
Humanisme, menurut Ali Syariati (1992 : 39), berkaitan dengan eksistensi manusia,
bagian dari segala sesuatu adalah kesempurnaan manusia. Aliran ini memandang bahwa
manusia adalah makhluk mulia yang semua kebutuhan pokok diperuntukkan untuk
memperbaiki spesiesnya. Ada empat aliran yang mengklaim sebagai bagian dari humanisme,
yaitu liberalisme barat, marxisme, eksistensialisme dan agama.
Liberalisme barat menyatakan diri sebagai pewaris asli filsafat dan peradaban
humanisme dalam sejarah, yang dipandang sebagi aliran pemikiran peradaban yang dimulai
dari Yunani Kuno dan mencapai puncak kematangan kesempurnaan relatif pada Eropa
modern. Teori humanisme Barat dibangun atas asas yang sama yang dimiliki oleh mitologi
Yunani Kuno bahwa antara langit dan bumi, alam dewa-dewa dan alam manusia, terdapat
pertentangan dan pertarungan, sampai-sampai muncul kebencian dan kedengkian antara
keduanya. Para dewa adalah kekuatan yang memusuhi manusia. Seluruh perbuatan dan
kesadarannya ditegakkan atas kekuasaannya yang lazim terhadap manusia yang dibelenggu
oleh kelemahan dan kebodohannya. Hal itu dilakukan karena dewa-dewa takut menghadapi
ancaman kesadaran, kebebasan, kemerdekaan
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam garis besar, periodisasi pemikiran
filsafat ada 6 zaman, yakni : Zaman Filsafat Yunani Kuno, Zaman Keemasan Filsafat Yunani,
Masa Helinitis dan Romawi, Zaman Abad Pertengahan, Zaman Modern, dan Masa Kini.
Secara etimologi, renaissance berarti “kelahiran kembali” atau “kebangkitan
kembali”. Dari bahasa Perancis re (lagi,kembali) naissance (kelahiran), sedangkan dalam
bahasa latin nascentia, nascor, natus (kelahiran, lahir, dilahirkan), kelahiran kembali ini
disebut juga dengan zama pencerahan (Auflarung). 2. Humanisme adalah pandangan yang
menyatakan bahwa manusia dapat memahami dunia serta keseluruhan realita dengan
menggunakan pengalaman dan nilai-nilai kemanusiaan bersama. Kita bisa hidup baik tanpa
agama sekalipun. Para humanisberusaha menciptakan yang terbaik bagi kehidupan

3.2. Penutup
Demikianlah makalah yang dapat kami susun, apabila ada kekurangan dan kurang
sempurnanya makalah ini, baik dari segi tulisan, bahasa, isi, maupun presentasi. Untuk itu
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang membangun sangatlah kami
harapkan untuk memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan untuk kita semua. Amiiin
Sebagai mahasiswa hendaknya kita memahami adanya tentang Filsafat Renaissance
dan Humanisme dalam aliran-aliran tersebut dan perkembangannya. Pada masa Renaissance
muncul aliran yang menetapkan kebenaran berpusat pada manusia, yang kemudian disebut
dengan Humanisme. Aliran ini lahir disebabkan kekuasaan gereja yang telah menafikan
berbagai penemuan manusia, bahkan dengan doktrin dan kekuasaannya, gereja telah
meredam para filosof dan ilmuan yang dipandang dengan penemuan ilmiahnya telah
mengingkari kitab suci yang selama ini telah diacu oleh kaum kristiani.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Sutardjo A. Wiramihardja, Psi,Pengantar Filsafat,Bandung,PT Refika


Aditama,2006
Mustansyir Rizal,Filsafat Analitik,Yogyakarta,PT Pustaka Pelajar,2001
Drs Surajiyo,Ilmu Filsafat suatu pengantar, Jakarta, Bumi Aksara,2005
Tafsir Ahmad, Filsafat Umum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,1993
Hanafi, Filsafat Barat, Pustaka alhusna, Jakarta,1981
Achmadi Asmoro, Filsafat Umum, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta,2011

Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, (Bandung: P ustaka Setia.
2008 Imron. 2011. Sejarahfilsafatkuno “priode axial” danasalusulnya. Yaqzah: Jurnalfilsafat.
ISSN: 2407-7208. Vol.21. Nomor. 3 Hlm 223-344. Jalako S. Summadjo, Filsafat Seni,
(Bandung: ITB. 1994) Musnurhery. 2017. Studihermeneuitikfisiofis. Tadrib:
Jurnalpendidikan agama islam. ISSN: 2477-5436. Vol.3. No.1.Hlm. 03. Soebani, Akhmad.
2008. Filsafat Umum dari Meteologi sampai Teofisiologi. Bandung : Pustaka Setia. Supriadi,
Dedi. 2017. Filsafat Islam Teori dan Praktek. Bandung: Kresida. Sirrajudin. 2009. Filsafat
Umum. Jakarta: PT Raja Koesenda.

Anda mungkin juga menyukai