Anda di halaman 1dari 11

RUANG LINGKUP DAN PERKEMBANGAN FILSAFAT

ISLAM

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Filsafat Islam

Disusun Oleh :

Ananda Dwi Arizka

Jariyah

Melsi Rahayu Basri

Dosen Pengampu :

Dr. Muhamad, MA

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA ( IPRIJA )

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


Abstrak

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui Ruang Lingkup, Sejarah


Perkembangan dan Kegunaan Filsafat Islam. Filsafat memiliki arti tersendiri
yakni upaya manusia untuk memahami sesuatu secara sistimatis, radikal dan
kritis. Sedangkan Filsafat islam adalah perkembangan pemikiran umat Islam
dalam masalah ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam semesta yang disinari
ajaran Islam. Adapun ruang lingkup, filsafat memiliki ruang lingkup sehingga
jelas maksud dan tujuannya. Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang
sebenarnya.
PENDAHULUAN

Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berpikir
pula merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah swt kepada kita
manusia. Akal yang diberikan oleh-Nya merupakan suatu pembeda antara kita
dengan makhluk lainnya. Para ilmuan-ilmuan yang terkemuka memberikan
definisi tentang ilmu Filsafat namun masing-masing definisi mereka berbeda akan
tetapi tidak bertentangan, bahkan saling mengisi dan saling melengkapi dan
terdapat kesamaan yang saling mempertalikan semua definisi itu. Filsafat
merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang seluruh kenyataan,
filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih kebenaran yang dapat
membawa manusia kepada pemahaman, dan pemahaman membawa manusia
kepada tindakan yang lebih layak.

Ilmu filsafat terus mengalami perkembangan terdapat cabang ilmu filsafat


baru yaitu mengenai filsafat islam. Filsafat islam merupakan ilmu filsafat yang
mempelajari hakikat dalam pemahaman suatu ilmu berdasarkan nilai-nilai dan
ajaran agama. Sehingga meskipun filsafat adalah adaptasi budaya yunani, namun
tetap saja filsafat islam memiliki kaidah dan aturan tersendiri dalam
penerapannya. Filsafat islam mengajarkan beragam hal mengenai agama seperti
ketuhanan, kitab, kerasulan, hubungan antar manusia dan sesamanya serta dengan
lingkungan. Islam mempelajari hakikat kebenaran ilmu yang mendasarkan pada
dasar agama dan kaidah keislaman. Karena filsuf islam, maka apa yang dipikirkan
pun juga masalah ketauhidan dan ketuhanan. Termasuk pula bidang lain seperti
kerasulan, hubungan manusia, lingkungan, kitab dan agama.

Filsafat memiliki ruang lingkup, dalam hal ini objek kajian atau ruang
lingkup Filsafat Islam dalam tema besar adalah Tuhan, alam, manusia dan
kebudayaan. Pembahasan yang cukup luas ini dapat dijabarkan menjadi hal hal
yang lebih spesifik sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian,
perkembangan sejarah dengan pemikiran kefilsafatan setiap pemikir pada zaman
zaman yang berbeda mempunyai pandangan masing masing.

Kegunaan filsafat di lingkup mahasiswa antara lain untuk mampu


memikirkan suatu masalah secara mendalam dan kritis, dapat membentuk
argumen dalam bentuk lisan maupun tulisan secara sistematis dan kritis, serta
mengkomunikasikan ide secara efektif. Sedangkan, peran filsafat terhadap agama
ialah membantu keyakinan manusia terhadap kebenaran mutlak itu dengan
pemikiran yang kritis dan logis.
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup

Filsafat islam memiliki ruang lingkup sehingga jelas maksud dan


tujuannya. Berikut merupakan ruang lingkup dalam filsafat islam berdasarkan
pola dan sistem pemikiran filsafat:

1. Harus sistematis. Hal ini memiliki arti bahwa cara berpikir yang harus
diterapkan adalah pemikiran yang rasional dan logis terhadap segala hal
yang dihadapi. Bagaimanapun permasalahannya, harus dipandang dengan
logis agar mudah diterima dan masuk akal. Pemikiran harus terkonsep
secara sistematis agar dapat terarah dengan mudah. Sehingga dapat
melihat segala hal dengan saling berhubungan.
2. Segala sesuatu harus dipikir dengan radikal. Hal ini memiliki arti bahwa
pemahaman dan pembahasan suatu permasalahan harus tuntas hingga ke
akar-akarnya. Mengapa? Supaya tidak ada kesalah pahaman yang terjadi,
dan menimbulkan perbedaan pandangan.
3. Memilikki ruang lingkup pemikiran yang universal. Hal ini memiliki arti
bahwa segala persoalan atau permasalahan yang dipikirkan diihat secara
menyeluruh dari berbagai sudut pandang. Sehingga dapat merencanakan
kehidupan di masa mendatang dengan lebih mudah dan jelas. Meskipun
rencana dapat berbeda dengan eksekusi.
4. Bersifat spekulatif. Hal ini memiliki arti bahwa setiap pemikiran yang
dilakukan tidak harus didasari dengan bukti-bukti pendukung yang nyata
atau sesuai dengan ilmu alam, melainkan harus mengandung nilai yang
objektif. Hal ini dikarenakan setiap permasalahan merupakan apa yang
terjadi sebenarnya dalam dunia nyata.

Filsafat dapat dikenal dengan ilmu yang butuh pemahaman lebih dalam
agar dapat mengerti apa yang dibahas. Sehingga dalam proses belajar ilmu
filsafat harus dipahami dengan benar dan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
dalam agama.
Objek kajian dalam filsafat islam terbagi menjadi dua objek yaitu objek
materi dan objek formal filsafat.

1. Objek Materi, Yang dimaksud objek materi adalah hal atau bahan yang
akan diselidiki yang menjadi sasaran penyelidik, objek materi dalam
filsafat islam ini ialah menyelidiki semua yang ada yaitu menelaah tentang
hakikat Tuhan, hakikat Alam dan hakikat Manusia.
2. Objek Formal, Objek formal dalam filsafat islam ialah usaha mencari
keterangan secara radikal tentang objek materi filsafat. Karena filsafat
islam membahas hakikat semua yang ada sejak dari tahapan ontologis,
epistimologis, aksiologis, estetika, etika, logika, metafisika dan bidang
keilmuan lainnya.

B. Sejarah Perkembangan Filsafat Islam

Awal mulanya perkembangan filsafat islam dimulai abad ke-8 Masehi.


Pemikiran filsafat pertama kali dijumpai kaum Muslimin melalui filsafat
Yunani di Suria, Mesopotamia, Persia dan Mesir. Referensi lain juga
mengatakan bahwa kebudayaan dan filsafat dari Yunani ini merupakan
ekspansi yang dibawakan oleh Alexander Agung, sebagai penguasa
Maccedonia (336-323 SM). Ekspansi ini dibawakan setelah Alexander Agung
berhasil mengalahkan Darius pada abad ke-4 SM di kawasan Arbela.
Alexander agung datang untuk menyatukan kebudayan Yunani dan Persia.
Sehingga hal ini telah memunculkan berbagai pusat kebudayaan di wilayah
Timur.

Pada masa dinasti Ummayah, pengaruh budaya Yunani terhadap islam


belum nampak. Karena saat itu perhatian yang dituju lebih berfokus pada
kebudayaan Arab. Namun pada masa khalifah Abbasiyah sudah terlihat
perkembangan pengaruh budaya Yunani. Hal ini terlihat pada ketertarikan
pada ilmu kedokteran Yunani dengan sistem pengobatan yang mereka
terapkan. Sehingga hal ini menambah ketertarikan pada ilmu filsafat lainnya.
Ketertarikan ilmu filsafat mengalami peningkatan pesat pada zaman
Khalifak Al-Makmum. Sehingga kelahiran ilmu filsafat islam tidak terlepas
dari usaha-usaha dalam menerjemahkan naskah berbagai ilmu filsafat kedalam
bahasa arab. Sehingga perkembangan filsafat islam berperan aktif dalam
kehidupan intelektual umat islam.

C. Hubungan Filsafat dengan Yunani

1. Kajian Historis.

Dilihat dari aspek sejarah, kelahiran filsafat Islam dilator belakangi oleh
adanya usaha penerjemahannaskah-naskah ilmu filsafat ke dalam bahasa Arab
yang telah dilakukan sejak masa Klasik Islam. Usaha ini melahirkan sejumlah
filsuf besar muslim. Dunia Islam belahan timur yang berpusat di Baghdag,
Irak lebih dahulu melahirkan filsuf muslim daripada dunia Islam belahan barat
yang berpusat di Cordoba, Spanyol. Memperkuat pernyataan di atas, Ahmad
Salabidan Louis Ma’lul menguraikan bahwa sejarah kebudayaan Islam
mencatat, ilmu filsafat tidak diketahui oleh orang-orang Islam, kecuali setelah
masa daulah Abbasiah pertama 9132-232 H / 750-847M). ilmu ini kedunia
islam melalui penerjemahan dari buku-buku filsafat yunani yang telah tersebar
di daerah-daerah laut putih seperti ; Iskandaria, Anhakiah, dan Harran.
Terlebih pada masa Al-makmunyang dikenal sangat tertarik pada
kemerdekaan berfikir, yang berkuasa antara 198-218 H/ 813 – 833M) dan
mengadakan hubungan kenegaraan dengan raja-raja Romawi, Bizantium yang
beribu kota di Konstatinopel, yang juga dikenal kota “Al-Hikmah”, pusat ilmu
Filsafat. Dari kota ini, buku-buku filsafat diperoleh dan diterjemahkan
sekalipun dari bahasa suryani. Kegiatan penerjemah ini disertai pula dengan
urain dan penjelasan seperlunya. Para cendekiawan ketike itu berusaha
memasukkan filsafat Yunani sebagai bagian dari metodologi dalam
menjelaskan Islam, terutama akidah untuk melihat perlunya persesuaian antara
wahyu dan akal.
Tentu saja, aktifitas para filusuf muslim di atas bersentuhan dengan
penafsiran Alquran. Al-kindi,misalnya, yang dikenal sebagai bapak filusuf
muslim, berpendapat bahwa untuk memahami Alquran dengan benar, isinya
harus ditafsirkan secara rasional bahkan filosofis. Al-kindi berpendapat bahwa
Alquran mengandung ayat-ayat yang mengajak manusia untuk merenungkan
peristiwa-peristiwa alam dan menyingkapkan makna yang lebih dalam dibalik
tenggelamnya matahari, berkembang menyusutnya bulan, pasang surutnya air
laut dan seterusnya. Ajakan ini seruan untuk berfilsafat seperti halnya Al-
kindi, Ibnu Rusyd pun berpendapat demikian. Lebih jauh, Ibnu Rusyd
mengatakan bahwa tujuan berfilsat adalah memperoleh pengetahuan yang
benar dan berbuat benar. Dalam hal ini, filsafat sesuai dengan agama sebab
tujuan agama pun tidak lain adalah menjamin pengetahuan yang benar bagi
umat manusia dan menunjukan jalan yang benar bagi kehidupan praktis.

2. Kajian Doktrin.

Ajakan al qu’ran untuk berfilsafat, seperti yang diungkapkan oleh kedua


filsuf muslim diatas, jika ditelusuri di dalam ayat-ayat Al-Qur’an, memang
banyak yang menyatakan demikian, di antaranya Allah berfirman yang
artinya:
“sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna
bagi manusia, dan apa yanngAllah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu, Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia
tebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angina dan awan
yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda
(kesanaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkannya.’’ (Q.S. Al-
Baqarah (2): 164)
“Dan dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agara kamu
menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungghnya
kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (kami) keada orang-orang
yang mengetahui.” (Q.S. Al-An’am (6): 97)
“Alif laam miim raa.Ini adalah ayat-ayat Al-kitab (Al-qur’an). Dan kitab
yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu itu adalah benar, tetapi kebanyakan
manusia tidak beriman (kepadanya).” (Q.S. Ar-Ra’ad (13): 1)
Uraian Al-Qur’an diatas menjelaskan bahwa ajaran Islam,akal mempunyai
kedudukan yang tinggi dan banyak dipakai, bukan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan saja,tetapi juga dalam istilah Islam rasionalis
atau rasionalis dalam Islam itu percaya kepada rasio semata-mata dan tidak
mengindahkan wahyu? Atau membuat akal lebih tinggi dari pada wahyu dapat
dibatalkan oleh akal? Dalam pemikiran Islam, baik dalam filsafat atau ilmu
kalam, apalagi dalam bidang ilmu fiqih , akal tidak pernah membatalkan
wahyu. Akal tetap tunduk pada teks wahyu. Teks wahyu tetap dianggap
mutlak benar. Akal dipakai hanya untuk memahami teks wahyu dan sekali-
kali tidak menentang wahyu.Akal hanya memberi interpretasi terhadap teks
wahyu sesuai dengan kecendrungan dan kesanggupan pemberi interprestasi.

D. Kegunaan Filsafat Islam

 Filsafat sebagai kumpulan teori, yaitu Filsafat digunakan untuk memahami


dan mereaksi-dunia pemikiran
 Filsafat sebagai pandangan hidup, Filsafat mirip sekali dengan agama.
Contohnya jika dalam agama islam dikatakan agama islam itu adalah surat
al mustaqim atau jalan lurus atau bisa dibuat disebut juga sebagai jangan
kehidupan maka filsafat juga demikian filsafat dalam posisi yang kedua ini
semua teori ajarannya diterima kebenarannya dan dilaksanakan dalam
kehidupan Filsafat ini sebagai pandangan hidup gunanya iyalah untuk
petunjuk dalam menjalani kehidupan
 Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah. Ada berbagai
cara yang ditempuh orang apabila ia hendak menyelesaikan suatu masalah,
kemungkinan ia menyelesaikan masalah itu melalui cara sains. Berarti
pusat perhatiannya pada fakta empiric. Biasanya masalah tidak utuh karena
fakta empiric, mungkin orang menyelesaikannya dengan cara filsafat.
Adapun Manfaat Mempelajari Filsafat Islam :
Mempelajari filsafat Islam sekurang-kurangnya ada lima manfaat, yaitu:
a. Agar terlatih berpikir serius;

b. Agar mampu memahami filsafat secara menyeluruh;

c. Agar menjadi filsuf walaupun dalam bidang tertentu;

d. Agar sungguh-sungguh dalam belajar mendalami suatu ilmu;

e. Agar menjadi warga negara yang baik, patuh, dan produktif.


Jadi, mempelajari filsafat adalah suatu usaha untuk memahami alam semesta,
maknanya dan nilainya.
KESIMPULAN

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah suatu studi
atau cara berfikir yang dilakukan secara reflektif atau mendalam untuk
menyelidiki fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan dengan
menggunakan alasan yang diperoleh dari pemikiran kritis yang penuh dengan
kehati-hatian. Filsafat didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen,
tetapi dengan menggunakan pemikiran yang mendalam untuk mengungkapkan
masalah secara persis, mencari solusi dengan memberi argumen dan alasan yang
tepat.

Sedangkan filsafat Islam adalah suatu ilmu yang didalamnya terdapat


ajaran Islam dalam membahas hakikat kebenaran segala sesuatu. Filsafat Islam itu
lahir karena dilatar belakangi oleh adanya usaha penerjemahan naskah-naskah
ilmu filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab yang telah dilakukan sejak masa klasik
Islam, yakni pada mas Khalifah Abbasiyah.

Secara Umum mempelajari filsafat adalah suatu usaha untuk memahami


alam semesta, maknanya dan nilainya. Dan tujuan umum dari filsafat adalah
meraih kebenaran agar dapat membawa manusia kepada pemahaman, dan kepada
tindakan yang lebih layak.
DAFTAR PUSTAKA

Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam ( Jakarta:Gaya Media Pratama,1999),h.17.

Bakhtiar, Amsal, 2005. Filsafat Ilmu. Cet, II; Jakarta: Pt. Rajawali Pers,

https://www.nesabamedia.com/pengertian-filsafat-islam/

https://www.kompasiana.com/syahrilarifin/5d130e52097f36489b767b82/filsafat-
dalam-islam

https://hafidzdosen.wordpress.com/2013/12/06/kosonggg/

Anda mungkin juga menyukai