Anda di halaman 1dari 12

Khalifah Utsman Bin Affan

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Rahmat Hasbi S.Ag, M.Pd

Disusun Oleh :

 Arya Fajar Kurniawan 2251030158


 Dita Triyana 2251030
 Elza Rusfita 2251030178
 Ariyan Tri Ifanda

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Syukur Alhamdullilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, dengan judul :

“Khalifah Utsman Bin Affan”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandar Lampung, 27 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
Pembahasan..............................................................................................................................5
A. Biografi Utsman Bin Affan.............................................................................................5
B. Diangkatnya Utsman bin Affan menjadi Khalifah..........................................................5
C. Kebijakan Ustman bin Affan...........................................................................................6
D. Sifat dan Keutamaan dari Utsman bin Affan..................................................................7
E. Peristiwa terbunuhnya Utsman bin Affan.......................................................................8
BAB III....................................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Khulafaur Rasyidin adalah khalifah (pemimpin umat islam) yang melanjutkan
kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai kepala negara (pemerintah) dan mengatur
semua kenegaraan setelah Rasulullah SAW wafat.
Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga setelah menggantikan Umar bin Khatab
yang meninggal dunia. Kaum muslimin memilih Utsman bin Affan menjadi khalifah,
karena kaum muslimin memandang Utsman bin Affan lebih tua dan perilakunya
dipandang lebih lembut.
Pemerintahan Utsman bin Affan pada dasarnya tidak jauh berbeda dari pendahulunya.
Kekuasaan tertinggi dan pelaksana kekuasaan eksekutif berada ditangan Khalifah.
Khalifah Utsman bin Affan mempercayakannya kepada seorang gubernur untuk setiap
wilayah dan provinsi dalam melaksanakan administrasi pemerintah. Kekuasaan
legislative dipegang oleh Dewan penasehat atau Majelis Syura, tempat khalifah untuk
mengadakan musyawarah atau konsultasi.
Pada awal pemerintahan Utsman bin Affan kondisi wilayah kekuasaan Islam
mengalami kesusuhan pasca terbunuhnya Umar bin Khatab. Kondisi tersebut
memperlihatkan bagaimana Khalifah Utsman bin Affan harus berusaha untuk
meredam kekacauan yang terjadi pada awal pemerintahannya.
Terpilihnya Utsman bin Affan sebagai khalifah ternyata melahirkan perpecahan
dikalangan pemerintahan Islam. Pangkal masalahnya sebenarnya berasal dari
persaingan kesukuan antara Bani Umayyah dengan Bani Hasyim atau Alawiyah yang
memang bersaing sejak zaman pra Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Utsman bin Affan ?
2. Bagaimana proses diangkatnya Utsman bin Affan menjadi Khalifah ?
3. Apa saja kebijakan khalifah Utsman bin Affan ?
4. Bagaimana sifat dan keutamaan dari Utsman bin Affan ?
5. Bagaimana peristiwa terbunuhnya Utsman bin Affan ?
BAB II

Pembahasan
A. Biografi Utsman Bin Affan
Utsman adalah salah satu dari umat Islam yang memeluk Islam sebagaimana disebutkan
oleh Abu Bakar ditahun-tahun pertama. Dia adalah salah satu anggota Bani Umayyah, dan
keislamannya merupakan hal yang aneh dalam keluarganya, yang kebanyakan adalah orang-
orang anti-Islam. Dia adalah salah satu dari mereka yang pindah ke Ethiopia, Tetapi segera
kembali ke Mekkah dan pindah ke Madinah. Utsman bin Affan lahir pada tahun 574M. Nama
beliau adalah Utsman ibn Affan ibnal-‘Ashibn Ummayyah bin Abdus Syams ibn Abdu
Manafibn Qushayibn Kilabibn Murrahibn Ka’abibn Luayibn Ghalib,al-Quraisyi al-Umawial-
Makki. Nama ibu nya adalah Arwa binti Kurizbin Rabbah. Utsman adalah saudagar yang
kaya tetapi sangatlah dermawan. Ia juga berjasa dalam hal membukukan Al-Qur’an. Utsman
bin Affan adalah khalifah ke-3 yang memerintah dari tahun 644 (umur69/70tahun) hingga
656(selama11/12tahun). Utsman Ibn affan juga memiliki sifat yang sangat pemalu, dikenal
dengan pedagang kaya raya dan ekonomi yang sangat handal namun sangat dermawan.
Utsman Ibn Affan menikah dengan Ruqayyah putri RasulullahSaw. Yang meninggal
saat sebelum perang Badar terjadi, sehingga Utsman ibn Affan tidak ikut perang badar
karena merawat Ruqayyah. Kemudian Rasulullah Saw. Menikahkan putribeliau yang lain
yakni Ummu Kultsum, dari peristiwa ini sehinnga Utsman ibn Affan mendapat gelar Dzunnur
Ain yang berarti yang memiliki dua cahaya. Utsman bin Affan masuk Islam atas ajaran Abu
Bakar dan termasuk golongan Assabiqunalawwalun (golongsn pertama yang masuk Islam).
Rasulullah Saw menggambarkan Utsman ibn Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan
rendah hati diantara kaum muslimin.1 Ustman adalah salah seorang dari sepuluh orang yang
mendapat jaminan akan masuk surga dari Rasulullah. Ada satu hadist yang diriwayatkan dari
Rasulullah yang mengatakan :
“Sesungguhnya setiap nabi itu memiliki seorang teman, dan temanku disurga adalah Usman
binAffan”.
Dimasa pemerintahan Abu Bakar dia dianggap sebagai orang kedua setelah Umar bin
Khattab. Sedangkan, pada pemerintahan Umar dia diposisikan sebagai orang kedua setelah
Umar. Dengan demikian, bersatulah antara kelembutan Ustman dengan sifat keras
Umar.2

B. Diangkatnya Utsman bin Affan menjadi Khalifah


Para sahabat terkemuka meminta Umar agar menetapkan penggantinya sebagai Khalifah
bila dia meninggal dunia. Dia menolak karena orang yang dipandang nya cakap, yaitu Abu
Ubaidah bin Jarrah telah meninggal dunia. Ada usul agar anaknya Abdullah bin Umar dapat
diangkat, tetapi itu pun ditolaknya juga. Akhirnya dia membentuk “Panitia Enam” dan diberi
tugas untuk memilih penggantinya. Panitia Enam tersebut adalah Utsman bin Affan, Ali bin
Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubeir bin Awwam , Abd . Rahman bin Auf, dan Saad

1
Asnawi, Muh, dkk, Sejarah Kebudayaan Islam Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013, (Jakarta: Kementrian
Agama, 2014.)
2
Ahmadal-usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga AbadXX, (Jakarta: Media Grafika, 2008), hal.
166.
bin Abi Waqqash. Mereka bersidang sesudah Umar wafat. Dalam siding itu mulai nampak
persaingan antara Ali dan Utsman. Mereka berdua merupakan calon terkuat. Berdasarkan
hasil sidang dan pendapat di Kalangan masyarakat, Abd. Rahman sebagai ketua sidang
menetapkan Utsman sebagai Khalifah ketiga dalam usia 70 tahun setelah empat hari Umar
wafat.3

C. Kebijakan Ustman bin Affan


Setelah khalifah Umar bin Khattab meninggal, kaum muslim sepakat untuk membaiat
Utsman bin Affan sebagai khalifah ketiga. Ketika ditinggalkan oleh Umar bin Khattab, umat
Islam berada dalam keadaan yang Makmur dan bahagia. Kawasan dunia muslim pun telah
bertambah luas. Khalifah Umar bin Khattab berhasil menciptakan stabilitas sosial politik
didalam negeri. Ketika Utsman menjabat sebagai Khalifah, ia meneruskan Sebagian besar
garis politik Umar. Ia melakukan berbagai ekspedisi untuk mendapatkan wilayah-wilayah
baru. Perluasan wilayah itu memuncukan situasi sosial yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Kebijakan yang dibuat Utsman saat menjabat menjadi khalifah adalah:
a. Pembentukan mushaf Al-Qur’an
Banyak hal baru yang harus di antisipasi oleh penguasa muslim untuk menyatukan umat
yang terdiri dari berbagai suku dan bangsa. Salah satu hal penting yang muncul akibat
perluasan wilayah islam adalah munculnya berbagai perbedaan dalam qiraah Al-Qur’an. Hal
itu disebabkan karena setiap daerah memiliki dialek bahasa yang berbeda, dan setiap
kelompok umat mengikuti qiroah para sahabat terkemuka. Ada beberapa Sahabat yang
menjadi kiblat atau rujukan bagi kaum muslim mengenai bacaan Al-Qur’an. Contoh di daerah
Syiria mengikuti qiroah Ubay ibn Ka’b, sedangkan penduduk Irak mengikuti qiraah Abdullah
ibn Mas’ud. Dari Riwayat Anas ibn Malik dari Bani Amir berkata kepada Abu Qalabah,
“Pada masa Utsman, umat berselisih mengenai qiraah Al-Qur’an sehingga ada murid
danguruyang saling membunuh. Mendengar hal itu Utsman berkata “Kalian disini memiliki
qiraah yang berbeda denganku. “Maka, tentu lebih banyak perbedaan diantara mereka yang
tinggal jauh dariku.” Perselisihan ditengah umat yang tinggal jauh dari pusat kekuasaan di
Madinah semakin keras dan runcing. Mereka saling mendustakan, menyalahkan, dan
mengafirkan. Kenyataan itu mendorong Utsman bin Affan untuk berijtihad, melakukan yang
benar-benar baru. Pada akhir tahun 24H. dan awal tahun 25H. Utsman mengumpulkan para
sahabat dan empat orang diantara mereka untuk Menyusun mushaf yang akan menjadi
rujukan semua umat Islam.
Keempat panitia kodifikasi itu adalah para penghafal Al-Qur’an yang telah dikenal baik,
yaitu Zaid ibn Tsabit, Abdullah ibn Zubair, Saidibnal-Ash, dan Abdurrahman ibn al-Harits ibn
Hisyam.
Jadi, sepanjang sejarah umat Islam telah terjadi tiga kali kodifikasi Al-Qur’an pada tiga masa
yang berbeda.
 Kodifikasi yang pertama berlangsung pada masa Nabi Muhammad namun terbatas
pada penulisan ayat, dan peletakannya pada tempat tertentu.
 Kodifikasi yang kedua dilakukan oleh abu bakar ash-shidiq atas usul para sahabat,
terutama Umar ibn Khattab yang mengkhawatirkan kepunahan Al-Qur’an karena
banyaknya para penghafal Al-Qur’an yang terbunuh dimedan perang.

3
Dr. Musthafa Murad, Kisah Hidup Utsman Ibn Affan, (Jakarta: Zaman,2007), hlm.61
 Kondifikasi yang terakhir pada Utsman ibn Affan yang dilakukan melalui beberapa
tahapan. Panitia pengumpulan semua lembaran Al-Qur’an yang dimiliki para sahabat
dan menjadikan mushaf yang disimpan oleh Hafshah sebagai rujukan. Kemudian
mereka Menyusun satu mushaf utama, lalu membuat Salinan untuk dikirimkan
keseluruh pelosok dunia Islam.4

b. Penakhlukan wilayah
Wilayah-wilayah baru yang ditaklukkan oleh Utsman ibn Affan terbagi kedalam dua
bagian, yaitu wilayah timur dan barat.
1.) Diwilayah Barat
Orang-orang iskan dariyyah memberontak pada tahun 25H/ 645M yang kemudian
ditaklukkan oleh Amr bin Ash. Ustman mengijinkan pasukan islam untuk melakukan
penaklukkan di semua benua afrika. Maka, berangkatlah Abdullah bin Abi Sarah
hingga berhasil menaklukkan Tharablis. Kemudian mereka berhadapan dengan
pasukan Byzantiumdi Sabithalah dan berhasil mengalahkan mereka pada tahun
27H/647M. Dengan demikian, bergabunglah Barqah, Tharabist, dan wilayah bagian
barat mesir, serta sebagian wilayah Nawbah pada pemerintahan islam. Sedangkan,
Muawiyah melakukan serangan ke Siprus dan berhasil ditaklukkan pada tahun
28H/648M. Umar tidak mengizinkan pasukan islam melakukan penyerbuan melalui
laut.
2.) Diwilayah Timur
Panglima Umair bin Usman sampai ke Farghanah pada tahun 29H/649M.
Sedangkan, Abdullahal-laitsi mencapai Kabul, dan Abdullah At-tamimi sampai
kesungai Hindustan. Said bin Ash berhasil menaklukkan Jurjan. Persia melakukan
pemberontakan, namun berhasil dipatahkan oleh Abdullah bin Amir. Akhirnya,
Yazdajir melarikan diri ke Karman, lalu ke Khurasan, dan dia terbunuh ditempat itu.
Wilayah-wilayah yang melanggar kesepakatan kembali ditaklukkan. Demikianlah
penaklukan itu terjadi pada masa ke khalifahan Utsman. Pada masanya telah terjadi
penambahan beberapa wilayah kedalam pangkuan Islam. Misalnya di Afrika, Siprus,
Armenia, Sind, Kabul dan Farghanah, Balakh dan Herat di Afganistan. Kemudian
dilakukan penaklukan ulang negeri-negeri yang melanggar janji di Persia, Khurasan,
atau Babul Abwab.5

D. Sifat dan Keutamaan dari Utsman bin Affan


Allah SWT, memberikan keutaman-keutamaan kepada Utsman bin Affan, diataranya
adalah:
a. Khalifah ketiga dalam Islam.
b. Dapat menyiapkan jayal-‘usrah (pasukan dalam keadaan sulit).
c. Menghimpun al-Qur’an dimasa Rasulullah.
d. Dipercaya Rasulullah untuk menikah dengan salah seorang putrinya, yaitu Ruqayyah.
Kerika Ruqayyah meninggal, ia dinikahkan lagi dengan putri Rasulullah yang lain,
yaitu Ummu Kultsum.
4
Rasul Ja’Fariyan, Sejarah Para Pemimpin Islam, (Jakarta: Al-Huda, 2010), hlm. 195.
5
Ahmadal-usairy, Sejarah Islam Sehak Zaman Nabiu Adam Hingga AbadXX, (Jakarta: Media Grafika, 2008)
hlm. 167-168.
e. Tidak menupuk harta.
f. Tidak berdusta.
g. Tidak pernah menyentuh kemaluannya dengan tangan kanan sejak ia berbaiat dengan
Rasulullah.
h. Setiap hari Jum’at dia membebaskan seorang budak hingga ketika ia tidak memiliki
lagi budak. Ia membeli budak untuk dibebaskan.
i. Tidak berzina, baik pada masa Jahiliyah maupun setelah Islam. Itu adalah
keistimewaan dari Utsman bin Affan. Rasulullah sendiri memuliakannya. Ketika
Ummu Kultsum meninggal, Rasulullah bersabda, “ Seandainya masih ada putriku
yang lain, pasti kunikahkan dengan Utsman.” Ia dapatkan keistimewaan itu berkat
kebaikan akhlaknya, pekertinya yangluhur, dan perilakunya yang terpuji. Para
sahabatberlomba-lomba ingin mendapatkan kedudukan yang terhormat ini, dan
Utsman lebih dahulu mendapatkannya. Keistimewaan lain yang takterbantahkan
adalah bahwa ia menjadi muslim terbaik yang ketiga setelah Abu Bakar dan Umar,
mengungguli kaum muslim lainnya.
Salah satu prestasi terbaik Utsman bin Affan adalah menyatukan gaya bacaan (qira’ah) al-
Qur’an semua umat Islam. Ia Menyusun mushafal-Qur’an sesuai dengan bacaan yang
didaraskan Jibril kepada Rasulullah diakhir hayatnya. Rasulullah menyifati Utsman sebagai
al-shadiq (kawan)danal-syahid (Syahid). Selain itu, Rasulullah juga memberinya kabar
gembira bahwa ia adalah ahlisurga.6
Salah satu sifat dan keistimewaan Utsman yang paling dikenal adalah kedermawanannya.
Dibanding sahabat Rasulullah lainnya, Utsman bin Affan termasuk sahabat yang paling
berharta. Sejak masa muda nya ia dikenal sebagai pedagang yang sukses dan hartanya
melimpah. Tetapi dengan harta yang banyak tersebut tidak pernah membuatnya menyimpang
dari agama Allah. Ia pernah mengorbankan hartanya bendanya demi kepentingan Islam, yaitu
untuk menanggung biaya penyiapan pasukan, membeli sumur yang kemudian dihadiahkan
untuk umat Islam. Bagi Bangsa Arab saat itu, memiliki sebuah sumur atau mata air bagaikan
memiliki sumber kekayaan yang tak pernah habis. Utsman terkenal sebagai orang pandai
menjaga kehormatan diri, pemalu, lemah lembut, budiman, penyabar, dan banyak berderma.
Pada waktu perang Tabukatasajakan Rasulullah, ia berderma sebanyak 950 kuda dan bahan
logistic, ditambah uang sebanyak 1.000 dinar.

E. Peristiwa terbunuhnya Utsman bin Affan


Ketika berbagai keberatan terhadap Utsman secara bertahap semakin intensif, beberapa
lelaki berdiri dihadapan Utsman dimasjid dan mengajukan keberatan kepadanya. Utsman
terpaksa menggunakan kekerasan untuk menenangkan mereka, dan perbuatannya ini
menyebabkan terpicunya bentrokan yang lebih parah dipihak mereka. Ketika itu, beberapa
orang yang mengelilinya tersebut menyebutnya Na’tsal, lelaki tua dungu. Ketika keberatan
terhadap Utsman semakin tajam, beberapa penduduk Kuffah dan Mesir berangkat menuju
Madinah atas permintaan para sahabat, seiring dengan munculnya protes terhadap para
penguasa Bani Umayyah dikota-kota tersebut. Rombongan ini dipimpin oleh Abdurrahman
bin Udais Balawi yang merupakan salah satu dari mereka yang bersumpah setia kepada
keluarganya, dengan Muhammad bin Abi Hudzaifah. Ibnu Syubbah menyampaikan surat
yang ditulis oleh bangsa Mesir kepada Utsman sebelum menuju Madinah. Mereka
memberitahukan surat-surat tentang ketuhanan, yang berhubungan dengan ayat-ayat Al-
Qur’an.
6
Dr. Musthafa Murad, Kisah Hidup Utsman bin Affan, (Jakarta: Zaman, 2007), hlm. 18-20.
Utsman mengutus Ammar kesana untuk menenangkan orang-orang Mesir. Namun ia
tidak sadar bahwa Ammar sendiri setelah dikirim ke Mesir justru mendorong penduduk untuk
menentang Utsman. Setelah pengusiran Ammar, ada beberapa rombongan yang datang ke
Madinah. Rombongan tersebut mendatangi Utsman dan wakilnya dan mengajukan
permintaan-permintaannya sebagai berikut:
 Pertama, mengembalikan orang-orang yang diasingkan.
 Kedua, membayarkan hak-hak orang-orang miskin.
 Ketiga,bertindak berdasarkan Al-Qur’an.
Ustman bertaubat secara formal kepada mereka dan memperingatkan mereka untuk
menghindari perpecahan. Berkaitan dengan kesepakatan-kesepakatan Utsman, sebuah
perjanjian Bersama dituliskan antara utsman dan Ali yang ditunjuk sebagai duta antara
penduduk dan Khalifah. Beberapa kalimat disebutkan dalam perjanjian ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Mengembalikan orang-orang yang diasingkan.
2. Membayarkan hak-hak orang-orang miskin.
3. Bertindak berdasarkan Al-Qur’an.
4. Menerapkan keadilan dalam mendistribusikan dan mempekerjakan orang yang cukup
layak dan kuat untuk menangani masalah-masalah ini.
Pada awalnya penentang Utsman tidak berpikir tentang pembunuhan khalifah Utsman.
Dalam rencana mereka, mereka hanya hendak menurunkannya. Namun demikian, Utsman
menolak diturunkan dari kekuasaannya. Itu adalah pertama kalinya penurunan Khalifah
diutarakan. Utsman menanggapi saran dari pemberontak tersebut dengan berkata bahwa
Tuhan telah mengaruniakan khalifah kepadanya dan ia tidak bersedia untuk turun. Ketika
Utsman disarankan untuk turun, dia berkata,
“Bahkan jika aku harus dipenggal, aku tidak akan pernah turun.”
Para pengepung terdengar berkata bahwa mereka hanya ingin menurunkan dia bukan
untuk membunuhnya. Ketika para penentang dari Mesir, dalam perjalanan pulang mereka,
menemukan surat Utsman kepada Abdullah bin Sa’ad, dimana ia diperintahkan untuk
menganggu, mengacaukan dan membunuh para penentang itu, mereka kembali ke Madinah.
Utsman berkata bahwa penulis surat itu bukan dia, dan kemudian, fakta bahwa yang paling
bersalah adalah Marwan bin Hakam. Dia diminta untuk turun oleh para penentang itu karena
ketidakmampuannya dalam pengelolaan pemerintahan, tetapi ia menolak. Selama masa ini,
Utsman meminta bantuan kepada kota-kota yang berbeda. Dia menulis kepada penduduk
Mekkah untuk dibaca dihati Arafah. Dalam surat tersebut dia menulis,
“Aku tengah dikepung danakutidak mempunyai makanan kecuali persediaan yang sangat
sedikit.Aku menghimbau pada siap apun yang mendengar isi surat ku ini,agar bergegas
menolongku.”
Selama empat puluh hari Utsman dikepung dan pada hari Jum’at terakhir diawal senja,
tanggal 18 Dzulhijjah35H, dia dibunuh. Nama pembunuhnya tidak diketahui secara pasti.
Selama tiga hari jasad Utsman itu dibiarkan,tak seorang pun menshalatkannya. Kemudian,
empat orang diantaranya Jubair bin Muth’im dan Hukaim bin Hizam berkumpul dan
menguburkannya.7

7
Rasul Ja’fariyan, Sejarah Para Pemimpin Islam, (Jakarta: Al-Huda, 2010), hlm. 257-268.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Utsman bin Affan adalah seorang muslim terbaik setelah Abu Bakar dan Umar.
Ketika usia 70 tahun ia diangkat menjadi Khalifah ketiga setelah Umar meninggal. Ia
menjadi khalifah selama 12 tahun. Ustman memiliki keistimewaan dan sifat yang
melimpah. Karna keistimewaan yang dimilikinya tersebut,Rasulullah memuliakannya.
Rasulullah menyifati Utsman sebagai al-shidiq dan al-syahid. Selain itu, Utsman juga
mendapat jaminan masuk surga dari Rasulullah. Pada masa menjadi khalifah, ia
melakukan pembentukan mushaf al-Qur’an, yang tujuannya untuk dapat dijadikan
rujukan bagi umat Islam. Selain itu, ia melakukan penaklukan wilayah, yaitu penaklukan
diwilayah timur dan diwilayah barat. Ketika itu terdapat rombomgan pemuda yang
mengajukan keberatan terhadap Utsman. Mereka ingin menurunkan khalifah Utsman,
bukan ingin membunuhnya. Para penentang/pemberontak tersebut menegpung Utsman
selama empat puluh hari. Dan akhirnya setelah pengepungan tersebut, Utsman terbunuh
pada tangga l18 Dzulhijjah 35H. Nama pembunuhnya tidak diketahui .Jasadnya selama
tiga hari tersebut tidak ada yang mengurusi dan menshalatkannya. Dan akhirnya, Jubair
bin Muth’im dan Hukaim bin Hizam berkumpul dan menguburkannya
DAFTAR PUSTAKA

Asnawi, Muh, dkk, Sejarah Kebudayaan Islam Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013,
(Jakarta: Kementrian Agama, 2014.)

Ahmadal-usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga AbadXX, (Jakarta: Media
Grafika, 2008)

Dr. Musthafa Murad, Kisah Hidup Utsman Ibn Affan, (Jakarta: Zaman,2007)

Rasul Ja’Fariyan, Sejarah Para Pemimpin Islam, (Jakarta: Al-Huda, 2010)

Dr. Siti Zubaidah, M.Ag, Sejarah Peradaban ISLAM (Medan: Perdana Publishing, 2016)

Anda mungkin juga menyukai