Anda di halaman 1dari 18

PENGERTIAN FILSAFAT YUNANI KUNO

(KOSMOLOGIS) SERTA ALIRAN DIDALAMNYA

Makalah disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Umum dengan
dosen pengampu Muhammad Dwi Triyono, S. Pd. I, M.Pd.

Oleh :

1. Amrina Rosyada (1860201232170)


2. Luthfia Isnaini Hasniah (1860201233198)
3. Dewi Risma Anggraini (1860201231026)
4. Muhammad Farhan Hanif (1860201232174)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidayah Nya sehingga kita dapat menyusun makalah ini
dengan tepat. Selanjutnya sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada
junjungan kita nabi agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya
dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yakni addinul islam.
Alhamdulillah wa syukurillah ats berkat rahmat serta inayah Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Filsafat Pendidikan Islam dengan tema “Pengertian
Filsafat Yunani Kuno (Kosmologis) Serta Aliran Didalamnya”.

Dengan terselesaikannya makalah ini tak lupa saya ucapkan


terimakasih kepada Bapak Muhammad Dwi Triyono, S. Pd. I., M. Pd. Selaku
dosen pengampu mata kuliah Filsafat Umum serta yang memberikan
pengarahan. Kami juga berterimakasih dengan teman-teman kelas yang telah
berpartisipasi dan memberikan motivasi hingga terselesaikan makalah ini.

Kami menyadari selaku manusia biasa yang tak luput dari kesalahan,
karena memang salah datangnya dari saya manusia dan kebenaran hana milik
Allah Swt. Maka dari itu kami sangat mohon maaf apabila ada kekurangan
dalam makalaah ini, kami juga menerima apabila ada kritik saran dari bapak.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Tulungagung, 14 februari 2024

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
A. Awal munculnya filsafat Yunani kuno ........................................................ 2
B. Makna Kosmologis dalam Filsafat Sejarah ................................................. 4
C. Tokoh dan Pemikiran Filsafat Yunani ......................................................... 7
BAB III ................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masalah pendidikan merupakan masalah yang berhubungan langsung


dengan kehidupan manusia. Pendidikan sendiri memiliki makna yaitu usaha
manusia dewasa yang sadar akan kemanusiannya, dalam membimbing,
melatih, mengajar, dan menanamkan nilai-nilai serta dasar pandangan hidup
kepada generasi selanjutnya, agar menjadi manusia yang bertanggung jawab
akan tugasnya sesuai dengan sifat dan hakikatnya sebagai manusiawi.

Bahkan pendidikan bisa juga akan menghadapi persoalan yang tidak


mungkin dijawab dengan menguakkan analisa ilmiah semata-mata seperti
membuat asumsi perkembangan pendidikan dalam fikiran manusia
menyakutkan lingkungan maupun keturunan. Maka dari itu pendidikan juga
butuh penelitian atau analisa secara mendalam, yaitu analisa filsafat.

Cara berfikir filsafat tidak hanya berfikir secara sederhana, namun


filsafat mempunyai cara berfikir yang mendalam, kritis, sistematis, radikal,
rasional dan tanggung jawab. Hal ini menyebabkan seseorang mempunyai
anggapan sulit terhadap pola fikir filsafat. Tujuan adanya filsafat selain
memberikan argumen-argumen kuat tentang ilmu hakikat, filsafat juga
membantu seseorang dalam berfikir yang logis dan kritis hingga seseorang
menyadari tentang perkembangan pola fikir tersebut juga mempengaruhi
dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang munculnya filsafat yunani kuno


(kosmologis)?
2. Siapa saja tokoh filsafat yunani kuno (kosmologis)?
3. Bagaimana pemikiran tokoh filsafat yunani kuno (kosmologis)?

C. Tujuan Masalah

1. Agar mahasiswa mengetahui latar belakang munculnya filsafat yunani


kuno (kosmologis).
2. Agar mahasiswa mengetahui siapa saja tokoh filsafat yunani kuno
(kosmologis).
3. Agar mahasiswa mengetahui pemikiran tokoh tentang filsafat yunani
kuno (kosmologis).

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Awal munculnya filsafat Yunani kuno

Kata filsafat menurut kita sudah tidak asing lagi didengar, karena
sekarang filsafat sudah menjadi bagian dari sebuah perkembangan pemikiran
seseorang hingga berkembang dalam pendidikan. Hal ini jga sering digunakan
dibeberapa konteks, misalnya Filsafat Umum, Filsafat Pendidikan, Filsafat
Yunani, Fakultas Filsafat dan sebagainya. Akan tetapi orang-orang juga
mempunyai asosiasi yang bermacam-macam terhadap pengertian serta
pemahaman luas ilmu filsafat.
Pada mulanya filsfat pada masa Yunani kuno terjadi pada ke-6 sampai
sekitar sejarah dapat dikatakan sebagai masa lalu yang memiliki manfaat bagi
masa yang akan datang dan memiliki bukti-bukti. 1Kelahiran filsafat pada
abad ini ditandai dengan adanya runtuhan mite-mite dan dongeng-dongeng
yang selama ini menjadi pembenaran setiap gejala alam. Filsafat Yunani ini
telah berhasil mematahkan berbagai mitos tentang kejadian asal-usul alam
semesta, dan itu berarti dimulainya tahap rasionalisasi pemiiran manusia
tentang alam semesta. Pengertian filsafat dapat ditinjau dari (4) segi yaitu:
1. Segi Semantik.
Semantik merupakan bagian dari cabang ilmu bahasa yang
mengkaji tentang makna yang mencangkup jenis, pembagian,
pembentukan makna tersebut. Sehingga seseorang dapat
memahami betul makna atau arti dari sebuah kata tersebut. Yakni
yang berarti bahasa atau arti katanya, jika dalam bahasa arab kata
“Filsafat” artinya “Falsafah” yang berasal dari bahasa Yunani,
philo shopia. Philo berarti cinta, shopia berarti kebijaksanaan atau
hikmah (wisdom). 2 kata shopia tidak hanya berarti kebijaksanaan
atau kearifan saja melainkan meliputi banyak hal seperti
kebenaran pertama, pengetahuan luas, pertimbangan sehat yang
berarti memiliki pola fikir serta sudut pandang yang luas sehingga
dapat menentukan sesuatu dengan bijaksana, hingga bdapat
menyelesaikan sesuatu dengan sangat rapi dan penuh tanggung
jawab.3

1
https://www.darus.id/2020/06/sejarah-perkembangan-filsafat-dari-yunani-hingga-
modern.html/23.00/kamis/14-02-2024/Tulungagung.
2
Ahmad Syadali, Filsafat Umum, Cet. I (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997),
11. Lihat juga dalam Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, Cet. V
(Jakarta: PT. Pembangunan, 1980), 1.
3
F. E. Peters, Greek Philosophical Terms: A. Historical Lexicon (New York: New
York University Press, 1967), 156

2
2. Segi Praktis.
Dari segi ini filsafat memiliki arti bahwa filsafat adalah alam
pikiran atau alam berpikir.4 Setiap orang pasti berikir, namun
semua tergantung pada masing-masing pemikiran, semakin
mereka dapat mencari kebenaran atau hakikatnya, maka seseorang
itulah yang disebut dengan manusia yang memiliki fikiran yang
berkembang. Setiap yang berfilsafat dinamakan filsuf, maka
semboyan yang mengatakan bahwa setiap orang adalah filsuf
adalah tidak salah. Misalnya William Ernest Hocking, Max
Rosenberg, dan Herberr Martin.5 Dengan dasar setiap orang
berfikir dan setiap orangn mempunyai filsafatnya sendiri tentang
kehidupan pandangannya khusus tentang alam semesta maupun
tentang lingkungan atau era globalisasi yang kini semakin
berkembang, maka mereka mengatakan setiap orang adalah filsuf.

Muncul sebuah pertanyaan, apakah benar setiap orang adalah filsuf?


Penulis tidak sependapat, karena tidak semudah itu untuk menjadi seorang
filsuf. Yang dimaksud filsafat tentunya tidak hanya sekedar berfikir dan
menjabarkan, akan tetapi pola pikir yang dimaksud sebagai filsuf yakni dapat
berfikir secara luas dan mendalam hingga mempunyai argumen dan alasan
yang kuat dan bersungguh-sungguh.

Seorang ahli metafisika Richard Taylor mengatakan walaupun setiap


orang mempunyai pendapat masing-masing misalnya tentang agama, moral,
makna hidup, tetapi sedikit yang memiliki sesuatu konsepi filsafat dan lebih
sedikit lagi yang mempunyai suatu pengertisn metafisika.6 Metafisika dalam
filsafat adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analitis atau
proses yang didasakan dengan usaha selain dari pandangan atas hakikat. Dari
pendapat Richard dijelaskan bahwa setiap orang adalah filsuf, namun menurut
penulis, seorang filsuf harus mempunyai kriteria dibawah ini yaitu:

1. Sebagai orang yang arif.


2. Sebagai orang yang berilmu.
3. Sebegai orang yang berjiwa tenang.

4
Ahmad Syadali, Filsafat Umum, 1. Lihat juga dalam Hasbullah Bakry,
Sistematik Filsafat, Cet. 8 (Jakarta: Wijaya, 1986), 910.
5
4William Ernest Hocking, Preface to Philosophy: Textbook ( New York:
Macmillan, 1946), v. Lihat juga dalam Max Rosenberg, Introduction to Philosophy
(New York: Philosophical Library, 1955), 4041. Lihat juga dalam Herbert Martin,
The Inquiring Mind: Introductory Philosophic Studies (New York: Barnes & Noble,
1947), 1112.
6
Richard Taylor, Metaphisics, Cet. 2 (Englewood Cliffs: PrenticeHall, 1974), 1.

3
4. Sebagai pemikir.Sebagai pecinta dari pandangan terhadap kebenaran.

Kriteria diatas harus dimiliki seseorang yang dianggap sebagai filsuf.

3. Segi Umum.
Filsafat dari segi umum, dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan
yang menyelidiki hakekat segala sesuatu atau dapat dikatakan
mempunyai pola fikir yang luas beserta penjelasan yang kuat
hingga dapat dipertanggung jawabkan, karena pada dasarnya
filsafat adalah ilmu yang mencari sebuah inti sari atau hakekat.
4. Segi Khusus
Dari segi khusus ini, pengertian filsafat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, diantaranya waktu, keadaan, dan orangnya. Hal ini juga
tidak terlepas dari perkembangan filsafat itu sendiri sehingga
timbul pandangan, pendapat, atau aliran yang mempunyai
kekhususannya masing-masing.7 Aliran-aliran tersebut
diantaranya adalah: rationalisme yakni kegiatan yang menyatakan
bahwa kebenaran dapat diperoleh hanya melalui hasil pembuktian,
logika dan analisis fakta tersebut, menekankan pada akal,
materialisme yang menekankan pada materi, hedonisme yang
menekankan pada kesenangan, idealisme yang mengagungkan
pada idea dan lainnya.

B. Makna Kosmologis dalam Filsafat Sejarah

Kosmologis sejarah adalah bagian dari filsafat sejarah yang mengkaji


secara mendalam aneka macam sebab, prinsip, sifat, watak, tujuan gerak dan
perubahan sejarah. Dengan demikian kosmologi menitik beratkan pada upaya
memahami secara seksama, berbagai proses yang berkaitan dengan makna
serta arah perubahan pada giliranya melahirkan hukum-hukum dan poa-pola
perubahan tertentu. Berdasarkan pemahaman ini, perubahan-perubahan
dalam masyarakat bukanlah proses yang bersifat liar dan tanpa arah.
Ia memiliki kecenderungan tertentu yang dapat diprediksi secara
ilmiah. Dikalangan ahli filsafat sejarah, perubahan dipandang memiliki
keteraturan tertentu yang dapat dibaca secara berulang, sehingga
memudahkan kita melihat fenomena-fenomena yang bakal terjadi. Kehidupan
ini bukanlah proses statis, karena itu segala sesuatu selalu terus berproses dan
menuju tahapan-tahapan baru dari yang sesudahnya.
Tumbuhnya kebudayaan dan kemajuan peradaban merupakan
petunjuk penting bahwa kehidupan itu senantiasa berubah dan karena itu
harus direspon secara terus menerus. Berdasarkan pengalaman yang ada,

7
Sunoto, Mengenal Filsafat Pancasila Pendekatan melalui Metafisika Logika Etika, Cet.
4 (Yogyakarta: PT. Hanindita, 1984),3.

4
tingkat kemajuan itu bermacam macam, ada yang berhasil dengan baik
adapula yang gagal. Berdasarkan fenomena yang terjadi, para ahli mengambil
bagaimana corak perubahan itu mempengaruhi kehidupan.
Masing-masing budaya komunitas memiliki pandangan yang
berbeda-beda tentang perubahan berdasarkan keyakinan-keyakinan ilmiah
maupun doktrinal tertentu. Perspektif mereka tentang perubahan merupakan
salah satu cermin dari cara pandang mereka dalam kehidupan. Perhatian
terhadap gerak sejarah ini bukan hanya datang dari para ahli filsafat sejarah
masa modern tetapi juga dari ahli-ahli filsafat sejarah klasik.
Pemikiran Klasik Yunani Romawi menjadi sumber penting tentang
konsep kosmologi, disamping ajaran agama-agama besar dunia yang
memiliki konsepsi kosmologi tersendiri serta komunitas-komunitas
masyarakat yang hidup dengan keyakinan-keyakinan serta budaya yang ada.8
Pandangan terhadap gerak sejarah mempengaruhui seseorang atau suatu
kelompok tentang cara pandang kehidupan, baik secara negatif maupun
positif.
Tidaklah manusia hidup dalam masa yang pendek, namun manusia
juga berkehidupan secara bergenerasi yang bisa mencapai ribuan tahun. Oleh
karena itu pandangan mereka merujuk pada pengalaman-pengalaman yang
telah ada. Sudah tidak heran lagi apabila terdapat perbedaan dari setiap
kelompok masyarakat dalam memandang proses kehidupan ini. Hal tersebut
terefleksikan dalam sikap hidup dan aspirasi-aspirasi kehidupan yang mereka
miliki.
Pandangan orang Barat akan berbeda pandangan dngan orang Timur
tentang arah kehidupan. Begitupula pandangan orang Islam akan berbeda
dengan orang Kristen, Hindu, dan Budha. Sebab dalam agama mereka juga
memiliki cara pandang serta penilaian dalam agama mereka bahkan aturan-
aturan yang ada didalam agama tersebut.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa kosmologi mempunyai
pemikiran masing-masing dan tidak sembarang seorang bisa dikatakan filsuf
hanya karena dapat berfikir, oleh karena itu banyak sekali pemikiran-
pemikiran tentang kosmologi yang disebabkan karena sebuah pertanyaan-
pertanyaan terhadap sejarah atau rasa ingin tau mereka terhadap kebenaran
kosmologi yang merupakan tempat tinggal manusia sangat menentukan
kehidupan manusia. Pemikiran tersebut antara lain:
1. Pemikiran Kosmologi Spekulatif
Pemikiran ini keanyakan dialami pada filsuf pada jaman Yunani Kuno.
Mereka disebut filsuf dikarenakan dalam usaha pencaharian kebenaran
melaului kejadian-kejadian alam saja mengenai arkhe atau prinsip dasar
alam semesta.

8
Craig, William L. 1980. The Cosmological Argument from Plato to Leibniz. London &
Basingstoke: The Macmillan Press.a

5
2. Pemikiran Kosmologi Ilmiah
Pemikiran ini sudah melalui tahap ilmiah, tidak seperti kosmologi
spekulatif yang hanya menggunakan kemampuan analisis spekulatif.
3. Pemikiran Kosmologi Kritik
Filsafat kritik ini merupakan ilmu pengetahuan yang meneliti dengan
metodenya sendiri sistemkaidah-kaidah pemikiran pengenalan a priori,
artinya lepas dari pengalaman tetapi untuk segala pengalaman mungkin
dalam mata kognitif, etis, dan estetis.
4. Pemikiran Kosmologi Matematik
Albert Einstein adalah salah satu tokoh penting dalam membangun
pemikiran kosmoogi matematik. Salah satu teorinya yang terkenal ialah
Teori Medan Terpadu. Alam semesta memiliki dua medan dasar, yaitu
grafitasi, dan elektromagnetik. Untuk menjelaskan itu, ada dua perangkat
teori yang digunakan, yakni teori relatifitas yang menjelaskan konsep kita
tentang ruang, waktu, grafitasi, dan realitas lain yang jauh tak teramati.
Kemudian ada teori kantum yang menjelaskan dunia sub-atomik yang
sulit dipahami dan dipahami. Karena kedua teori itu bertolak belakang
maka untuk mendamaikan, einsetein mencoba melakukan hal baru.
Bermodalkan keyakinan akan keteraturan dan keharmonisan alam, ia
mencoba membangun suatu hukum fisika tunggal yang dapat digunakan,
baik untuk mikrokosmos. Teori tersebut kemudian dinamai Teori Medan
Terpadu.
5. Pemikiran Kosmologi Baru
Pemikiran ini semakin mengalami perubahan. Perubahan tersebut
diwarnai oleh perdebatan antara beberapa kelompok. Perdebatan muncul
karena adanya pertentangan mengenai pemikiran masing-masing-masing
kelompok. Pemikiran yang diperdebatkan terlebih menyangkut metode-
metode dalam memahami alam semesta. Dua kelompok besar yang masuk
dalam perdebatan tersebut. Pertama, kategori intelektual yang
mengembangkan metode yang berakar pada eksperimentasi sebagaimana
lazim dilakukan oleh ilmu-ilmu alam.
6. Pemikiran Kosmologi Sintetis
Dengan menggunakan istilah sintetis, model pemiiran ini mencoba
menggabungkan prinsip-prinsip pemikiran ilmiah dengan kaidah-kaidah
pemikiran filosofis yang bercorak kritis-spekulatif. Salah satu tokoh
penting yang muncul dalam pemikiran kosmologi sintetis adalah Alfred
North Whitehead. Filsafat Whitehead yang terkenal ialah filsafat proses.
Melalui filsafat proses, Whitehead bermaksud menjadikan proses sebagai
ketegori utama dalam menjelaskan realitas alam semesta.9

9
https://pasolapos.com/mengenal-dan-memahami-bentuk-bentuk-pemikiran-
kosmologi/21.00 WIB 16-02-2024/Tulungagung.

6
C. Tokoh dan Pemikiran Filsafat Yunani

1. Thales (624-546 SM)


Thales merupakan ahli matematika dan astronomi. Thales
dengan ilmu perhitungannya tentang terjadinya gerhana, dengan
menghitung ketinggian piramida dengan menghitung bayangannya.
Selain itu juga Thales berpendapat bahwa bumi itu berasal dari air.10
Selain ahli matematika astronomi, Thales juga seorang politikus, ahli
geometris,dan filsafat. Sebagai “Bapak Filsafat/ The Father of
Philosophy” Thales merupakan ahli fiilsuf atau ilmuan yang
menciptakan sejarah filsafat Barat pada abad ke 6 SM. Sebelum
Thales cara berfikir orang Yunani sangat mengutamakan berfikir
mitologis atau legenda dalam setiap berbeda dengan Thales, ia
merupakan ahli filsafat pertama di Eropa yang mencoba menjelaskan
bahwa dunia dan gejala isinya tidak bersandar pada mitos, melainkan
pada rasio dan logika manusia.
Selain itu, dalam bidang matematika Thales merupakan
pelopor pertama geometri abstrak yang di dasarkan pada cara
mengukur banjir. Implementasinya dilakukan dengan cara
membuktikan ilmu-ilmu geometri, salah satunya yaitu menyatakan
bahwa kedua sudut alas dari satu segitiga sama kaki adalah sama
besarnya. Jasanya yang lain dan ini merupakan jasa yang besar adalah
memperkirakan gerhana matahari pada tahun 585 SM. Dan tetapi
Thales mengembangkan ilmu matematika hdan astronomi dengan
menjelaskan pendapat bahwa bulan bersinar karena memantulkan
cahaya matahari, menghitung terjadinya gerhana matahari, bahwa
kedua sudut alas dari suatu segi tiga sama kaki sama besarnya.
Dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Thales ialah
seorang ahli matematika pertama dan sebagai The Father of
Deucative reasoning (bapak penalaran dedukatif).
2. Anaximander (610-546 SM)
Anaximander (610-546 SM), murid Thales dan ia seorang ahli
filsuf dari madzhab Miletos. Anaximandros adalah ilmuan pertama
yang tidak menggunakan tulisan berhuruf prosa.Ia juga merupakan
filsuf yang berjasa dalam bidang astronomi dan geografi.Selain itu
juga Anaximandros adalah orang pertama yang menciptakan peta
bumi. Anaximandros berpendapat mengenai arche(asas alam
semesta)ia menjelaskan bahwa hal itu merupakan sesuatu yang tidak
dapat diamati indra,yaitu apeiron(to apeiron = yang tak terbatas)

10
W. Djaja, Sejarah Eropa Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern Ombak (Yogyakarta:
PT Huta Parhapuran, 2012), hal. 14.

7
tetapi tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat di amati oleh
indra.
Akan tetapi,sebagai suatu unsur yang tak terbatas,abad
sifatnya,ada pada segala-galanyaa,tidak berubah-ubah,sesuatu yang
paling dalam. Alasannya apabila ia menunjuk pada salah satu unsur
arche,maka hal tersebut akan memiliki karakter yang dapat bergerak
sesuai dengan sifatnya,sehingga tidak akan ada tempat bagi unsur
yang berlawanan.Pendapat yang lain ia menyatakan bahwa bumi di
ibaratkan seperti silinder yang ukurannya lebih kecil dari matahari.
Dan juga pendapatnya yang lain bahwa segala sesuatu yang ada di
bumi ini berasal dari satu bahan tunggal tetapi bukan air.11
3. Parmanides (540-475 SM)
Parmanides dari Elea adalah seorang filusif Yunani
Presokratis. Sebagai filsuf pertama yang menyelediki hakikat
keberadaan itu sendiri, ia tidak dapat disangkal sebagai “Bapak
Metafisika”. Sebagai orang pertama yang menggunakan argumen
deduktif dan apriori untuk membenarkan klaimnya, ia bersaing
dengan Aristoteles untuk mendapatkan gelar “Bapak Logika”. Ia juga
umumnya dianggap sebagai pendiri aliran pemikiran “Eleatic
School” sebuah label filosofis yang dianggapberasal dari kaum
Presokratis yang konon berargumen bahwa realitas dalam arti tertentu
merupakan entitas tunggal yang bersatu dan tidak berubah. Hal ini
sering dipahami sebagai hanya ada satu hal dalam seluruh
keberadaan. Mengingat interpretasi yang dipertanyakan ini,
Parmenides secara tradisional dipandang sebagai tokoh penting
dalam sejarah filsafat: seseorang yang menantang sistem fisik
pendahulunya dan menetapkan kriteria metafisik yang harus dipenuhi
oleh sistem yang berhasil bagi penerusnya. Pemikir lain, yang juga
umumnya dianggap sebagai Eleatics, meliputi: Zeno dari Elea ,
Melissus dari Samos, dan (yang lebih kontroversial) Xenophanes dari
Colophon.12
4. Zeno (±490-430 SM)
Stoisisme merupakan salah satu aliran dari pemikiran Yunani
kuno yang memiliki banyak pengikut, aliran ini di dirikan oleh Zeno
pada abad 3 SM di Athena. Filsafat stoisisme percaya bahwa setiap
orang adalah bagian dari satu akal yang sama,bahwa ada satu
kebenaran yang universal yaitu hukum alam yang didasarkan pada
akal manusia yang abadi (tidak berubah sejalan dengan berlalunya
waktu dan perpindahan tempat. Stoisisme berfokus pada stategi
menjalani kehidupan yang lebih baik. Kaum stoic menekankan bahwa

11
Aizid,Sejarah Terlengkap Peradapan Dunia,hal.445.
12
https://iep.utm.edu/parmenid/11.30/selasa/20-02-2024/Tulungagung.

8
manusia itu sempurna, terhormat, dan bermanfaat bagi diri sendiri
serta orang lain. Orang-orang Athena sejalan dan sependapat dengan
apa yang dilakukan oleh Zeno dan Socrates, bahwa mereka
mendukung pengajaran filsafat stoisisme untuk menghormati
kebajikan dan disiplin dalam segala hal.
Kaum stoik beranggapan bahwa tidak ada perbedaan antara
individu dan alam raya, serta tidak ada sesuatu yang bertentangan
dengan roh dan materi. Semua yang terjadi di dunia baik itu penyakit
bahkan kematian, mengikuti hukum alam yang tidak pernha lekang.
Karena itu, manusia diajar untuk bisa menerima takdirnya. Dipercaya
bahwa tidak ada sesuatu terjadi secara kebetulan, melainkan segala
sesuatu terjadi karena ada sebabnya. Oleh sebab itu orang harus
menerima peristiwa yang membahagiakan maupun menyakitkan
dalam hidup serta terus menjalani kehidupan tanpa rasa gelisah dan
tidak membiarkan perasaan menguasai diri individu tersebut.
Terjadinya bencana alam, sering dikaitkan dengan hukum alam
dikarenakan ada sesuatu yang dilakukan manusia yang tidak
menyenangkan sehingga bisa timbul persepsi manusia bahwa
bencana itu terjadi karena perbuatan manusia sendiri. Sikap stoisisme
mendorong sikap realistis dengan menggali terlebih dahulu kesalahan
yang diperbuat, agar tidak terjebak pada sebuah scenario burung
dengan tujuan untuk menyadarkan manusia untuk bisa memengang
dan mengendalikan diri.
5. Phytagoras (572- 497 SM)
Mengenai Riwayat hidupnya, ia dilahirkan di pulau Samos,
Ionia. Tanggal dan Tahunnya tidak diketahui secara pasti. Ia juga
tidak meninggalkan tulisan-tulisan sehingga diketahui tentang
phythagoras diperlukan kesaksian-kesaksian13. Pemikirannya.,
substansi dari semua benda adalah bilangan, dan segala alam
merupakan pengungkapan indrawi dari perbandingan-perbandingan
sistematis. Bilangan merupakan inti sari dan dasar pokok dari sifat-
sifatbenda (number rules the universe = bilangan memerintah jagat
raya). Ia juga mengembangkan pokok soal matematik yang termasuk
teori bilangan.
Menurt Pythagoras, kearifan yang sesungguhnya hanya
dimiliki oleh tuhan saja, oleh karenanya ia tidak mau disebut sebagai
orang arif seperti Thales, akan tetapi ia menyebut dirinya sebagai
philosophos yaitu pencipta kearifan. Istilah philosophos ini kemudian
menjadi philosophia yang terjemahan secara harfiyah adalah cinta
kearifan atau kebijaksanaan. Sampai sekarang secara etismologi dan

13
Endang Daruni,et.al.,op.cit.,hlm.199

9
singkat sederhana filsafat dapat diartikan sebagai cinta kearifan atau
kebijaksanaan (love of wisdom). 14Sehingga sebagai seorang ahli
matematika abadi ia dengan dalilnya : jumlah dari luas dua sisi sebuah
segitiga siku-siku adalah sama dengan luas sisi miringnya (a2 + b2 =
c2).
6. Heraclitos (535 – 475 SM)
Ia dilahirkan di Ephesus, sebuah kota perantauan di Asia kecil
dan merupakan kawan dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi
lebih tua. Ia mendapat julukan si gelap karena untuk menelususri
gerak pikirannya sangat sulit. Hanya dengan melihat fragmen-
fragmennya, ia mempunyai kesan berhati tinggi dan sombong
sehingga ia mudah mencela.
Pemikiran filsafatnya terkenal dengan filsafat menjadi. Ia
mengemukakan bahwa segala sesuatu (yang ada itu) sedang menjadi
dan selalu berubah. Ucapannya yang terkenal : Panta rhei kai uden
menci artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus Sungai dan
tidak seorang pun dapat masuk kesungai yang sama dua kali.
Alasannya karena air Sungai yang pertama telah mengalir berganti
dengan air yang dibelakangnya. Demikian juga dengan segala sesuatu
yang ada, tidak ada yang tetap, semuannya berubah. Akhirnya
dikatakan bahwa hakikat segala sesuatu adalah menjadi, maka
filsafatnya dikatakan filsafat menjadi.
Heraclitos yang mengemukakan pendapatnya bahwa segala
yang ada aakan selalu berubah dan sedang menjadi, ia mempercayai
bahwa arche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api
dianggapnya sebagai lambing perubahan dan kesatuan. Api
mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada dan mengubahnya
menjadi abu atau asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar menjadi
abu atau asap, toh adanya api tetap ada. Segala sesuatu berasal dari
da akan Kembali menjadi api.
7. Empedocles (490 – 435 SM)
Lahir di Akragos, pulau Sicilia. Ia sangat dipengaruhi oleh
ajaran kaum Pythagorean, parmanides dan aliran keagamaan refisme.
ia sependapat dengan Parmenides, bahwa alam semesta di dalamnya
tidak ada hal yang dilahirkan secara baru, dan tidak ada yang hilang.
Terdapat dua unsur yang mengatur perubahan-perubahan di alam
semesta ini yaitu : cinta dan benci. Cinta mengatur kearah
penggabungan, benci mengatur kearah perceraian atau perubahan.
Kedua unsur tersebut dapat meresap kemana saja. Proses
penggabungan dan perceraian ini terjadi secara terus menerus tiada

14
The Liang Gie, op cit.,hlm.5.

10
henti. Dengan demikian, dalam kejadian di alam semesta unsur cinta
dan benci selalu menyertainya. Juga proses penggabungan dan
perceraian tersebut berlaku untuk melahirkan makhluk-makhluk
hidup. Sementara itu, manusia pun disamping terdiri dari empat unsur
(api, udara, tanah dan air) juga mengenal keempat unsur tersebut. Hal
ini disebabkan oleh teori pengenalan yang dikemukakan Empedocles
bahwa yang sama mengenal yang sama.
8. Anaxagoras (499 – 420 SM)
Ia dilahirkan di kota Klazomenia, Ionai, kemudian ia menetap
di Athena selama 30 tahun. Anaxagoras adlah ahli pikir pertama yang
berdomisili di Athena, dimana kemudian hari Athena menjadi pusat
utama perkembangan filsafat Yunani sampa abad ke-2 SM.
Pemikirannya, realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur
dan tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. Atom ini seagai bagian yang
terkecil dari materi sehingga tidak dapat terlihat dan jumlahnya tidak
terhingga. Ia tidak sependapat dengan ruang kosong. Alasannya
bagaimana dengan gerak atom-atom itu apabila tidak ada ruang
kosong. Dan ruang kosong inilah yang menjadi syarat untuk
bergeraknya atom-atom.
Realitas seluruhnya merupakan suatu campuran yang
mengandung benih. Di dalam setiap benda mengandung semua benih.
Indra kita tidak dapat melihat semua benih yang ada di dalamnya.
Hanya bisa dilihat benih yang paling dominan.
Ia mengemukakan pemikirannya tentang nus, bahwa apa yang
dikemukakan oleh Empedocles tentang cinta dan benci yang
menyebabkan adanya penggabungan dan perceraian, maka
Anaxagoras mengemukakan yang menyebabkan benih-benih menjadi
kosmos adalah nus. Nus, yang berarti roh atau rasio, tidak tercampur
dengan benih-benih dan terpisah dari semua benda. Nus mengenal
dan menguasai segala sesuatu. Karena ajaran Anaxagoras tentang nus
inilah untuk pertama kalinya dalam Sejarah filsafat dikenal adanya
pembedaan antara yang jasmani dan Rohani.15
9. Democritos (460 – 370 SM)
Ia lahir di Kkota Adera di pesisir Thrake di Yunani utara.
Karena iaa berasal dari keluarga kaya raya, maka dengan
kekayaannya itu ia bepergian ke Mesir dan negeri-negeri Timur
lainnya. Dari karya-karyanya ia telah mewariskan sebanyak 70
karangan tentang bermacam-macam masalah, seperti kosmologi,
matematika, astronomi, logika, etik, Teknik, musik, puisi, dll. Oleh

15
Terdapat juga sumber yng mengemukakan bahwa atom sebagai suatu realitas,yang juga
disebutnya benih-benih(Spermata).Lihat Bertens,ibid

11
katrena itu, ia dipandang seabgai seorang sarjana yang menguasai
banyak bidang.16
Pemikirannya adalah bahwa realitas bukanlah satu, tetapi
terdiri dari banyak unsur dan jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur
tersebut merupakan bagian materi yang sangat kecil sehingga indra
kita tidak mampu mengamatinya dan tidak dapat dibagi lagi. Unsur-
unsur tersebut dikatakan sebagai atom yang berasal dari satu dari
yang lain karena tiga hal yaitu bentuk, urutan dan posisinya. Atom-
atom ini tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah,
dan tidak berkualitas.
Menurut pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti
harus ada ruang kosong. Satu atom hanya dapat bergerak dan
menduduki satu tempat. Maka, Democritos berpendapat bahwa relitas
itu ada dua, yaitu atom itu sendiri (yang penuh) dan ruang tempat
atom bergerak (yang kosong).

16
Ibid.,hlm.61

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat dipahami bahwa pemikiran teoritis adalah sebuah permulaan
munculnya atau lahirnya Filsafat Yunani Kuno pada abad ke 6 SM. Sejarah
awal munculnya khazanah pemikiran filsafat tidak bisa dilepaskan begitu
saja dengan kebudayaan dan peradaban. Yunani Kuno memiliki beberapa
teori yang berbeda mengenai asal-usul dunia, tetapi gagasan ini berlaku
umum. Karena pada dasarnya para tokoh Filsafat Yunani Kuno
(Kosmologi) mengobservasi dari suatu kejadian masa lampau lalu dijadikan
sebuah teori hingga para tokoh tersebut mempunyai beberapa pemikiran
yang berbeda-beda tentang Filsafat Yunani Kuno.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.darus.id/2020/06/sejarah-perkembangan-filsafat-dari-
yunani-hingga-modern.html/23.00/kamis/14-02-
2024/Tulungagung.

Ahmad Syadali, Filsafat Umum, Cet. I (Bandung: CV. Pustaka Setia,


1997),
11. Lihat juga dalam Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah Alam
Filsafat, Cet. V
(Jakarta: PT. Pembangunan, 1980), 1.

F. E. Peters, Greek Philosophical Terms: A. Historical Lexicon (New


York: New York University Press, 1967), 156

Ahmad Syadali, Filsafat Umum, 1. Lihat juga dalam Hasbullah Bakry,


Sistematik Filsafat, Cet. 8 (Jakarta: Wijaya, 1986), 910.

4William Ernest Hocking, Preface to Philosophy: Textbook ( New


York:
Macmillan, 1946), v. Lihat juga dalam Max Rosenberg, Introduction to
Philosophy
(New York: Philosophical Library, 1955), 4041. Lihat juga dalam
Herbert Martin,
The Inquiring Mind: Introductory Philosophic Studies (New York:
Barnes & Noble,
1947), 1112.

Richard Taylor, Metaphisics, Cet. 2 (Englewood Cliffs: PrenticeHall,


1974), 1.

Sunoto, Mengenal Filsafat Pancasila Pendekatan melalui Metafisika


Logika Etika, Cet. 4 (Yogyakarta: PT. Hanindita, 1984),3.

Craig, William L. 1980. The Cosmological Argument from Plato to


Leibniz. London & Basingstoke: The Macmillan Press.a

https://pasolapos.com/mengenal-dan-memahami-bentuk-bentuk-
pemikiran-kosmologi/21.00 WIB 16-02-2024/Tulungagung.

W. Djaja, Sejarah Eropa Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern


Ombak (Yogyakarta: PT Huta Parhapuran, 2012), hal. 14.

Aizid,Sejarah Terlengkap Peradapan Dunia,hal.445.

https://iep.utm.edu/parmenid/11.30/selasa/20-02-2024/Tulungagung.

14
Endang Daruni,et.al.,op.cit.,hlm.199

The Liang Gie, op cit.,hlm.5.

Terdapat juga sumber yng mengemukakan bahwa atom sebagai suatu


realitas,yang juga disebutnya benih-benih(Spermata).Lihat
Bertens,ibid

15

Anda mungkin juga menyukai