Makalah ini disusun untuk memenuhu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen pengampu : H. Sya’roni Ma’shum, Drs., M.M
Di susun oleh :
Kelompok 4
Faiz Dzul Haqqi (2210631120162)
Fadhilah Wardah Afifah (2210631120176)
Nanda Umu Hani (2210631120151)
Nazwa Amrina (2210631120152)
Riana Handayani Hasan (2210631120170)
Salwa Syifa Salsabila (2210631120171)
MPI 1 E
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2022
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur mari kita selalu panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang “Klasifikasi Filsafat ” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan judul “Filsafat Dalam Pandangan Perspektif
Islam”. Disamping itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua
pihak dan sumber referensi yang telah membantu, terutama kepada bapak H.
Sya’roni Ma’shum,Drs., M.M . selaku dosen pengampu pada mata kuliah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca khususnya penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat di perbaiki. Karena penulis sadar bahwa makalah
yang penulis buat ini masih terdapat kekurangannya.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..
A. Latar Belakang………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….
C. Tujuan Makalah……………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….
A. Pengertian Filsafat………………………………………………………………………
B. Klasifikasi Filsafat……………………………………………………………………...
C. Tokoh-tokoh Filsafat……………………………………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di seluruh dunia,banyak orang yang menanyakan pertanyaan yang sama dan membangun
tradisi filsafat,menanggapi dan meneruskan banyak karya-karya sesama mereka. Oleh karena itu
filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan budaya.klasifikasi filsafat sendiri
dibedakan menjadi tiga,yaitu filsafat barat,filsafat timur,dan filsafat islam.
Di seluruh dunia, banyak orang yang menanyakan pertanyaan yang sama dan
membangun tradisi filsafat, menanggapi dan meneruskan banyak karya-karya sesama mereka.
Oleh karena itu filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan budaya. Klasifikasi
filsafat sendiri dibedakan menjadi tiga, yaitu filsafat barat, filsafat timur, dan filsafat islam.
1. Filsafat Barat
Filsafat barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas
di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi falsafi
orang yunani kuno. Menurut Takwin (2001) dalam pemikiran barat konvensional
pemikiran yang sistematis,radikal,dan kritis sering kali merujuk pengertian yang ketat
dan harus mengandung kebenaran logis.misalnya aliran empirisme,positivisme,dan
filsafat analitikmemberikan kriteria bahwa pemikiran dianggap filosofil jika mengandung
kebenaran korespondensi dan koherensi.korespondensi yakni sebuah peengetahuan
dinilai benar jika pernyataan itu sesuai dengan kenyataan empiris.contoh:jika pernyataan
“saat ini hujan turun”,adalah benar jika indra kita menangkap hujan turun.jika
kenyataannya tidak maka pernyataannya dianggap salah.Koherensi berarti sebuah
pernyataan dinilai benar jika pernyataan itu mengandung koherensi logis(dapat diuji
dengan logika barat). Dalam filsafat barat secara sistematis terbagi menjadi tiga bagian
besar yakni(a)bagian filsafat yang mengkaji tentang “ada” atau being (ontologi),
(b)bidang filsafat yang mengkaji pengetahuan (epistemologi dalam arti luas),(c) bidang
filsafat yang mengkaji nilai-nilai menentukaan apa yang seharusnya dilakukan manusia
(aksiologi).
2. Filsafat Timur
Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di India,
Tiongkok, dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas filsafat
timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Meskipun hal ini kurang lebih juga bisa
dikatakan untuk filsafat barat, terutama di Abad Pertengahan, tetapi di Dunia Barat filsafat `an
sich` masih lebih menonjol daripada agama. Nama-nama beberapa filosof: lao Tse, Kong Hu Cu,
Zhuang Zi, dan lain-lain.
Pemikiran filsafat timur sering dianggap sebagai pemikiran yang tidak rasional,tidak
sistematis,dan tidak kritis.Hal ini disebabkan pemikiran timur lebih dianggap agama dibanding
filsafat.Pemikiran timur tidak menampilkan sistematika seperti dalam filsafat barat.Misalnya
dalam pemikiran cina,sistematikannya berdasarkan pada kontruksi kronologis mulai dari
penciptaan alam hingga menginggalnya manusia dijalin secara runut(Takwin,2001).
Belakangan ini,beberapa intelektual barat telah beralih kefilsafat timur,misalnaya,Fritjop
Capra,seorang ahli fisika yang mendalami taoisme,untuk membangun kembali bangunan ilmu
pengetahuan yang sudah terlanjur dirongrong oleh relativisme dan
skeptisisme(Bagir,2005).Skeptisisme terhadap metafisika dan filsafat dipelopori oleh Rene
Descartes dan William Ockham.
3. Filsafat Islam.
Filsafat islam ini sebenarnya mengambil tempat yang istimewa.Sebab dilihat dari
sejarah ,para filosof dari tradisi ini sebenarnya bisa dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi
filsafat barat (yunani).Terdapat dua pendapat mengenai sumbangan peradaban islam terhadap
filsafat dan ilmu pengetahuan,yang terus berkembang hingga saat ini.pendapat pertama
mengatakan bahwa orang eropa belajar filsafat dari filosof yunani seperti Aristoteles,melalu
kitab-kitab yang disalin oleh St.Agustine (354-430 M),yang kemudian diteruskan oleh Anicius
Manlius Boethius (480-524 M) dan John Scotus.
Pendapat kedua menyatakan bahwa orang eropa belajar filsafat orang-orang yunani dari buku-
buku filsafat yunani yang telah diterjemahkan kedalam bahasa arab oleh filosof islam seperti Al-
Kindi dan Al-Fara Menurut Kartanegara (2006) dalam filsafat Islam ada empat aliran yakni:
1. filsafat. Ciri khas aliran ini secara metodologis atau epistimologis adalah menggunakan
logika formal yang berdasarkan penalaran akal (silogisme), serta penekanan yang kuat pada
daya-daya bi rasio. Tokoh-tokohnya yang terkenal yakni: Al Kindi (w. 866), Al Farabi (w. 950),
Ibnu Sina (w. 1037), Ibn Rusyd (w. 1196), dan Nashir al Din Thusi (w.1274).
2. Filsafat Islam Aliran Iluminasionis (Israqi). Didirikan oleh pemikir Iran, Suhrawardi Al
Maqtul (w. 1191). Aliran ini memberikan tempat yang penting bagi metode intuitif (irfani).
Menurutnya dunia ini terdiri dari cahaya dan kegelapan. Baginya Tuhan adalah cahaya sebagai
satu-satunya realitas sejati (nur al anwar), cahaya di atas cahaya.
3. Filsafat Islam, Aliran Irfani (Tasawuf). Tasawuf bertumpu pada pengalaman mistis yang
bersifat supra-rasional. Jika pengenalan rasional bertumpu pada akal maka pengenalan sufistik
bertumpu pada hati. Tokoh yang terkenal adalah Jalaluddin Rumi dan Ibn Arabi.
4. Filsafat Islam, Aliran Hikmah Muta’aliyyah (Teosofi Transeden). Diwakili oleh seorang
filosof syi’ah yakni Muhammad Ibn Ibrahim Yahya Qawami yang dikenal dengan nama Shadr al
Din al Syirazi, Atau yang dikenal dengan Mulla Shadra yaitu seorang filosof yang berhasil
mensintesiskan ketiga aliran di atas.
Dalam pandangan Filsafat Islam, fenomena alam tidaklah berdiri tanpa ada hubungan dan
kekuasaan ilahi. Mempelajari alam berarti akan mempelajari ciptaannya. Dengan
demikian penelitian alam semesta (jejak-jejak ilahi) akan mendorong kita untuk
mengenal ilahi dan semakin mempertebal keyakinan terhadapnya. Fenomena alam
bukanlah realitas-realitas independen melainkan tanda-tanda Allah SWT. Fenomena alam
adalah ayat-ayat yang bersifat qauniyyah, sedangkan kitab suci ayat-ayat yang besifat
qauliyah. Oleh sebab itu ilmu-ilmu agama dan umum menempati posisi yang mulia
sebagai obyek ilmu.
BAB III
PENUTUP
2.4 Kesimpulan.
1. Berdasarkan uraian dan analisis sebagaimana tersebut di atas dapat dikemukakan
catatan penutup atau kesimpulan sebagai berikut : Klasifikasi filsafat dibagi
menjadi tiga yaitu, filsafat barat, filsafat timur, dan filsafat islam.
2. Tokoh yang berperan dalam klasifikasi filsafat adalah,Wittgenstein,Imanuel
Kant,Rene Descartes,Lao Tse,Kong Hu Chu,Ibnu Sina,Al-Farabi.
3. Perbedaan yang ada dalam bidang kajian filsafat adalah:
-Ontologi,membahas apa yang ingin kita ketahui tentang ilmu yang akan ditekuni.
-Epistemologi,mencari kebenaran ilmiah(apa penyebabnya).
-.Aksiologi,membahas nilai kegunaan.
2.5 Saran.
1. sebagai mahasiswa mampu memahami bidang kajian filsafat yang sudah
dipelajari.
2. Mampu membedakan semua klasifikasi filsafat.
3. Dapat mengetahui beberapa tokoh bidang kajian filsafat.
4. Mengetahui beberapa tokoh yang berperan dalam klasifikasi filsafat.
5. Agar dapat membedakan setiap bidang kajian filsafat dan kegunaannya.
6. Memahami perbedaan setiap klasifikasi filsafat dan membaca lebih banyak
mengenai klasifikasi filsafat.
7. Perbanyak membaca buku filsafat agar mempermudah memahami bidang kajian
filsafat daan klasifikasi filsafat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.eurekapendidikan.com/2014/10/hakikat-epistimologi-dalam-kajian-Filsafat-
Ilmu.html.
Sumarna, Dr. Cecep, 2008. Filsafat Ilmu, CV. Mulia Press, Bandung.