Anda di halaman 1dari 12

FILSAFAT DALAM PANDANGAN PERSPEKTIF ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen pengampu : H. Sya’roni Ma’shum, Drs., M.M

Di susun oleh :
Kelompok 4
Faiz Dzul Haqqi (2210631120162)
Fadhilah Wardah Afifah (2210631120176)
Nanda Umu Hani (2210631120151)
Nazwa Amrina (2210631120152)
Riana Handayani Hasan (2210631120170)
Salwa Syifa Salsabila (2210631120171)
MPI 1 E
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2022
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur mari kita selalu panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang “Klasifikasi Filsafat ” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan judul “Filsafat Dalam Pandangan Perspektif
Islam”. Disamping itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua
pihak dan sumber referensi yang telah membantu, terutama kepada bapak H.
Sya’roni Ma’shum,Drs., M.M . selaku dosen pengampu pada mata kuliah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca khususnya penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat di perbaiki. Karena penulis sadar bahwa makalah
yang penulis buat ini masih terdapat kekurangannya.

Karawang, 22 November 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..
A. Latar Belakang………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….
C. Tujuan Makalah……………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….
A. Pengertian Filsafat………………………………………………………………………
B. Klasifikasi Filsafat……………………………………………………………………...
C. Tokoh-tokoh Filsafat……………………………………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Klasifikasi Filsafat.                                                                                 

Di seluruh dunia,banyak orang yang menanyakan pertanyaan yang sama dan membangun
tradisi filsafat,menanggapi dan meneruskan banyak karya-karya sesama mereka. Oleh karena itu
filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan budaya.klasifikasi filsafat sendiri
dibedakan menjadi tiga,yaitu filsafat barat,filsafat timur,dan filsafat islam.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian filsafat ?
2. Apa saja kajian klasifikasi filsafat ?
3. Siapa saja tokoh yang berperan dalam bidang klasifikasi filsafat ?
1.4 Tujuan Makalah
1. Pengertian filsafat
2. Untuk mengetahui jenis kajian klasifikasi filsafat
3. Untuk mengetahui siapa saja tokoh dalam kajian klasifikasi filsafat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat
Sangatlah sulit mendefiniskan filsafat secara tepat, Karena ada berbagai definisi filsafat
yang cenderung berubah dan bervariasi, sangat sulit untuk mendefinisikan filsafat secara akurat.
Tetapi secara umum, kata "filsafat" berasal dari kata Yunani "philosophia," "philos," dan
"sophia," yang masing-masing berarti "bijaksana (kebijaksanaan), kebijaksanaan, dan
pengetahuan." Kata-kata falsafah (Arab), filsafat (Inggris), philosophia (Latin), dan philosophie
semuanya memiliki padanan dalam bahasa Indonesia (Jerman, Belanda, Prancis). Filsafat berasal
dari kata Yunani philosophos, yang juga berarti teman kebijaksanaan dan teman pengetahuan.
Apa yang dimaksud dengan filsafat? Sejak dulu hingga sekarang, banyak orang yang
merenungkan pertanyaan ini. Banyak orang percaya filsafat sebagai disiplin yang menantang,
kompleks, mulia, dan visioner dengan terlalu banyak konsep abstrak yang sulit dipahami.

2.2 Klasifikasi Filsafat

Di seluruh dunia, banyak orang yang menanyakan pertanyaan yang sama dan
membangun tradisi filsafat, menanggapi dan meneruskan banyak karya-karya sesama mereka.
Oleh karena itu filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan budaya. Klasifikasi
filsafat sendiri dibedakan menjadi tiga, yaitu filsafat barat, filsafat timur, dan filsafat islam.

1. Filsafat Barat
Filsafat barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas
di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi falsafi
orang yunani kuno. Menurut Takwin (2001) dalam pemikiran barat konvensional
pemikiran yang sistematis,radikal,dan kritis sering kali merujuk pengertian yang ketat
dan harus mengandung kebenaran logis.misalnya aliran empirisme,positivisme,dan
filsafat analitikmemberikan kriteria bahwa pemikiran dianggap filosofil jika mengandung
kebenaran korespondensi dan koherensi.korespondensi yakni sebuah peengetahuan
dinilai benar jika pernyataan itu sesuai dengan kenyataan empiris.contoh:jika pernyataan
“saat ini hujan turun”,adalah benar jika indra kita menangkap hujan turun.jika
kenyataannya tidak maka pernyataannya dianggap salah.Koherensi berarti sebuah
pernyataan dinilai benar jika pernyataan itu mengandung koherensi logis(dapat diuji
dengan logika barat). Dalam filsafat barat secara sistematis terbagi menjadi tiga bagian
besar yakni(a)bagian filsafat yang mengkaji tentang “ada” atau being (ontologi),
(b)bidang filsafat yang mengkaji pengetahuan (epistemologi dalam arti luas),(c) bidang
filsafat yang mengkaji nilai-nilai menentukaan apa yang seharusnya dilakukan manusia
(aksiologi).

Beberapa tokoh dalam filsafat barat yaitu:

1) Wittgenstein mempunyai aliran analitik (filsafat analitik) yang dikembangkan di


negaranegara yang berbahasa Inggris, tetapi juga diteruskan di Polandia. Filsafat analitik
menolak setiap bentuk filsafat yang berbau ºmetafisik´. Filsafat analitik menyerupai ilmu-ilmu
alam yang empiris, sehingga kriteria yang berlaku dalam ilmu eksata juga harus dapat diterapkan
pada filsafat. Yang menjadi obyek penelitian filsafat analitik sebetulnya bukan barang-barang,
peristiwa-peristiwa, melainkan pernyataan, aksioma, prinsip. Filsafat analitik menggali dasar-
dasar teori ilmu yang berlaku bagi setiap ilmu tersendiri. Yang menjadi pokok perhatian filsafat
analitik ialah analisa logika bahasa sehari-hari, maupun dalam mengembangkan sistem bahasa
buatan.
2) Imanuel Kant mempunyai aliran atau filsafat ºkritik´ yang tidak mau melewati batas
kemungkinan pemikiran manusiawi. Rasionalisme dan empirisme ingin disintesakannya. Untuk
itu ia membedakan akal, budi, rasio, dan pengalaman inderawi. Pengetahuan merupakan hasil
kerja sama antara pengalaman indrawi yang aposteriori dan keaktifan akal, faktor priori. Struktur
pengetahuan harus kita teliti. Kant terkenal karena tiga tulisan: (1) Kritik atas rasio murni, apa
yang saya dapat ketahui. Ding an sich, hakikat kenyataan yang dapat diketahui. Manusia hanya
dapat mengetahui gejala-gejala yang kemudian oleh akal terus ditampung oleh dua wadah pokok,
yakni ruang dan waktu.
Kemudian diperinci lagi misalnya menurut kategori sebab dan akibat dst. Seluruh pengetahuan
kita berkiblat pada Tuhan, jiwa, dan dunia. (2) Kritik atas rasio praktis, apa yang harus saya buat.
Kelakuan manusia ditentukan oleh kategori imperatif, keharusan mutlak: kau harus begini dan
begitu. Ini mengandaikan tiga postulat: kebebasan, jiwa yang tak dapat mati, adanya Tuhan.(3)
Kritik atas daya pertimbangan. Di sini Kant membicarakan peranan perasaan dan fantasi,
jembatan antara yang umum dan yang khusus.
3) Rene Descartes berpendapat bahwa kebenaran terletak pada diri subyek. Mencari titik
pangkal pasti dalam pikiran dan pengetahuan manusia, khusus dalam ilmu alam. Metode untuk
memperoleh kepastian ialah menyangsikan segala sesuatu. Hanya satu kenyataan tak dapat
disangsikan, yakni aku berpikir, jadi aku ada. Dalam mencari proses kebenaran hendaknya kita
pergunakan ide-ide yang jelas dan tajam. Setiap orang, sejak ia dilahirkan, dilengkapi dengan
ide-ide tertentu, khusus mengenai adanya Tuhan dan dalildalil matematika. Pandangannya
tentang alam bersifat mekanistik dan kuantitatif. Kenyataan dibaginya menjadi dua yaitu: ³res
extensa dan res copgitans´.

2. Filsafat Timur      
Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di India,
Tiongkok, dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas filsafat
timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Meskipun hal ini kurang lebih juga bisa
dikatakan untuk filsafat barat, terutama di Abad Pertengahan, tetapi di Dunia Barat filsafat `an
sich` masih lebih menonjol daripada agama. Nama-nama beberapa filosof: lao Tse, Kong Hu Cu,
Zhuang Zi, dan lain-lain.
Pemikiran filsafat timur sering dianggap sebagai pemikiran yang tidak rasional,tidak
sistematis,dan tidak kritis.Hal ini disebabkan pemikiran timur lebih dianggap agama dibanding
filsafat.Pemikiran timur tidak menampilkan sistematika seperti dalam filsafat barat.Misalnya
dalam pemikiran cina,sistematikannya berdasarkan pada kontruksi kronologis mulai dari
penciptaan alam hingga menginggalnya manusia dijalin secara runut(Takwin,2001).
Belakangan ini,beberapa intelektual barat telah beralih kefilsafat timur,misalnaya,Fritjop
Capra,seorang ahli fisika yang mendalami taoisme,untuk membangun kembali bangunan ilmu
pengetahuan yang sudah terlanjur dirongrong oleh relativisme dan
skeptisisme(Bagir,2005).Skeptisisme terhadap metafisika dan filsafat dipelopori oleh Rene
Descartes dan William Ockham.
3. Filsafat Islam.
Filsafat islam ini sebenarnya mengambil tempat yang istimewa.Sebab dilihat dari
sejarah ,para filosof dari tradisi ini sebenarnya bisa dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi
filsafat barat (yunani).Terdapat dua pendapat mengenai sumbangan peradaban islam terhadap
filsafat dan ilmu pengetahuan,yang terus berkembang hingga saat ini.pendapat pertama
mengatakan bahwa orang eropa belajar filsafat dari filosof yunani seperti Aristoteles,melalu
kitab-kitab yang disalin oleh St.Agustine (354-430 M),yang kemudian diteruskan oleh Anicius
Manlius Boethius (480-524 M) dan John Scotus.
Pendapat kedua menyatakan bahwa orang eropa belajar filsafat orang-orang yunani dari buku-
buku filsafat yunani yang telah diterjemahkan kedalam bahasa arab oleh filosof islam seperti Al-
Kindi dan Al-Fara Menurut Kartanegara (2006) dalam filsafat Islam ada empat aliran yakni:
1.  filsafat. Ciri khas aliran ini secara metodologis atau epistimologis adalah menggunakan
logika formal yang berdasarkan penalaran akal (silogisme), serta penekanan yang kuat pada
daya-daya bi rasio. Tokoh-tokohnya yang terkenal yakni: Al Kindi (w. 866), Al Farabi (w. 950),
Ibnu Sina (w. 1037), Ibn Rusyd (w. 1196), dan Nashir al Din Thusi (w.1274).

2. Filsafat Islam Aliran Iluminasionis (Israqi). Didirikan oleh pemikir Iran, Suhrawardi Al
Maqtul (w. 1191). Aliran ini memberikan tempat yang penting bagi metode intuitif (irfani).
Menurutnya dunia ini terdiri dari cahaya dan kegelapan. Baginya Tuhan adalah cahaya sebagai
satu-satunya realitas sejati (nur al anwar), cahaya di atas cahaya.
3. Filsafat Islam, Aliran Irfani (Tasawuf). Tasawuf bertumpu pada pengalaman mistis yang
bersifat supra-rasional. Jika pengenalan rasional bertumpu pada akal maka pengenalan sufistik
bertumpu pada hati. Tokoh yang terkenal adalah Jalaluddin Rumi dan Ibn Arabi.
4. Filsafat Islam, Aliran Hikmah Muta’aliyyah (Teosofi Transeden). Diwakili oleh seorang
filosof syi’ah yakni Muhammad Ibn Ibrahim Yahya Qawami yang dikenal dengan nama Shadr al
Din al Syirazi, Atau yang dikenal dengan Mulla Shadra yaitu seorang filosof yang berhasil
mensintesiskan ketiga aliran di atas.
Dalam pandangan Filsafat Islam, fenomena alam tidaklah berdiri tanpa ada hubungan dan
kekuasaan ilahi. Mempelajari alam berarti akan mempelajari  ciptaannya. Dengan
demikian penelitian alam semesta (jejak-jejak ilahi) akan mendorong kita untuk
mengenal ilahi dan semakin mempertebal keyakinan terhadapnya. Fenomena alam
bukanlah realitas-realitas independen melainkan tanda-tanda Allah SWT. Fenomena alam
adalah ayat-ayat yang bersifat qauniyyah, sedangkan kitab suci ayat-ayat yang besifat
qauliyah. Oleh sebab  itu ilmu-ilmu agama dan umum menempati posisi yang mulia
sebagai obyek ilmu.

2.3 Tokoh-Tokoh Filsafat Islam Zaman Kejayaan Islam


1. Al Farabi sangat berjasa dalam mengenalkan dan mengembangkan cara berpikir logis
(logika) kepada dunia Islam. Berbagai karangan Aristoteles  seperti Categories, Hermeneutics,
First, dan Second Analysis telah diterjemahkan Al Farabi ke dalam bahasa Arab. Al Farabi telah
membicarakan berbagai sistem logika dan cara berpikir deduktif maupun induktif. Di samping
itu beliau dianggap sebagai peletak dasar pertama ilmu musik dan menyempurnakan ilmu musik
yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Phytagoras. Oleh karena jasanya ini, maka Al Farabi
diberi gelar Guru Kedua, sedang gelar Guru Pertama diberikan kepada Aristoteles. Kontribusi
lain dari Al Farabi yang dianggap cukup bernilai adalah usahanya mengklasifikasi ilmu
pengetahuan. Al Farabi telah memberikan defenisi dan batasan setiap ilmu pengetahuan yang
berkembang pada zamannya. Al Farabi mengklasifikasi ilmu ke dalam tujuh cabang yaitu:
logika, percakapan, matematika, fisika, metafisika, politik, dan ilmu fiqih (hukum).

2. Ibnu Sina dikenal di Barat dengan sebutan Avicienna.


Selain sebagai seorang filosof, ia dikenal sebagai seorang dokter dan penyair. Ilmu
pengetahuan yang ditulisnya banyak ditulis dalam bentuk syair. Bukunya yang
termasyhur Canon, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona di
Toledo. Buku ini kemudian menjadi buku teks (text book) dalam ilmu kedokteran yang
diajarkan pada beberapa perguruan tinggi di Eropa, seperti Universitas Louvain dan
Montpelier. Dalam kitab Canon, Ibnu Sina telah menekankan betapa pentingnya
penelitian eksperimental untuk menentukan khasiat suatu obat. Ibnu Sina menyatakan
bahwa daya sembuh suatu jenis obat sangat tergantung pada ketepatan dosis dan
ketepatan waktu pemberian. Pemberian obat hendaknya disesuaikan dengan kekuatan
penyakit.Kitab lainnya berjudul Al Shifa diterjemahkan oleh Ibnu Daud (di Barat dikenal
dengan nama Avendauth Ben Daud) di Toledo. Oleh karena Al Shifa sangat tebal, maka
bagian yang diterjemahkan oleh Ibnu Daud terbatas pada pendahuluan ilmu logika, fisika,
dan  De Anima. Ibnu Sina membagi filsafat atas bagian yang bersifat teoretis dan bagian
yang bersifat praktis.Bagian yang bersifat teoretis meliputi: matematika, fisika, dan
metafisika, sedang bagian yang bersifat praktis meliputi: politik dan etika.Ibnu Sina,
mengatakan alam pada dasarnya adalah potensi (mumkin al wujud) dan tidak mungkin
bisa mengadakan dirinya sendiri tanpa adanya Tuhan. Ibnu Sina mengelompokkan ilmu
dalam tiga macam yakni (1) obyek-obyek yang secara niscaya tidak berkaitan dengan
materi dan gerak (metafisik), (2) obyek-obyek yang senantiasa berkaitan dengan materi
dan gerak (fisika), (3) obyek-obyek yang pada dirinya immateriel tetapi kadang
melakukan kontak dengan materi dan gerak (matematika). Dalam bidang ilmu
farmakologi dan medis dikenal karya Ibnu Sina yakni Al Qanun fi al Thibb dan Al Hawi
oleh Abu Bakr Al Razi, bidang nutrisi dikenal karya Ibn Bathar yakni Al Jami Li
Mufradat Al Adawiyyah wa Al Aghdziyah, di bidang zoologi dikenal karya Al Jahizh
yang berjudul Al Hayawan dan Hayat Al Hayawan oleh Al Damiri. Di Andalusia terkenal
seorang ahli bedah muslim, Ibn Zahrawi yang telah mencitakan ratusan alat bedah yang
sudah sangat maju untuk ukuran zamannya.
3. Ibn Khaldun dalam kitabnya Al Muqaddimah membagi metafisika dalam lima bagian.
Bagian pertama berbicara tentang hakikat  wujud (ontologi). Dari sini muncul dua aliran besar
yakni eksistensialis (tokoh yang terkemuka adalah Ibnu Sina dan Mhulla Shadra) dan esensialis
(tokoh yang terkemuka adalah Syaikh Al Israq, Suhrawardi). Berikutnya Ibn Khaldun membagi
ilmu matematika ke dalam empat subdivisi yakni (1) geometri; trigonometrik dan kerucut,
surveying tanah, dan optik. Sarjana muslim terutama Ibn Haitsam telah banyak mempengaruhi
sarjana barat termasuk Roger Bacon, Vitello dan Kepler (2)Aritmetika; seni berhitung/hisab,
aljabar, aritmatika bisnis dan faraid (hukum waris), (3) musik, (4) astronomi.
4. Albiruni, dikenal dalam bidang ilmu mineral, dikenal karya Al Biruni yang berjudul Al
Jawahir (batu-batu permata), selain itu pada abad ke-11 Al Biruni dikenal sebagai The master of
observation di bidang geologi dan geografi karena Al Biruni berusaha mengukur keliling bumi
melalui metode eksperimen dengan menggabungkan metode observasi dan teori trigonometri.
Akhirnya ia sampai pada kesimpulan bahwa keliling bumi adalah 24.778,5 mil dengan diameter
7.878 mil. Tentu saja ini merupakan penemuan luar biasa untuk masa itu, dengan ukuran modern
saja yaitu  24.585 mil (selisih ± 139 mil) dengan diameter 7.902 mil.
5. Al Kindi, filosof Arab pertama yang mempelajari filsafat. Ibnu Al Nadhim mendudukkan
Al Kindi sebagai salah satu orang termasyhur dalam filsafat alam (natural philosophy).
Buku-buku Al-Kindi membahas mengenai berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti
geometri, aritmatika, astronomi, musik, logika dan filsafat. Ibnu Abi Usai’bia
menganggap Al-Kindi sebagai penerjemah terbaik kitab-kitab ilmu kedokteran dari
bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Di samping sebagai penerjemah, Al Kindi menulis
juga berbagai makalah. Ibnu Al Nadhim memperkirakan ada 200 judul makalah yang
ditulis Al Kindi dan sebagian di antaranya tidak dapat dijumpai lagi, karena raib entah
kemana. Nama Al Kindi sangat masyhur di Eropa pada abad pertengahan. Bukunya yang
telah disalin ke dalam bahasa Latin di Eropa berjudul De Aspectibus berisi uraian tentang
geometri dan ilmu optik, mengacu pada pendapat Euclides, Heron, dan Ptolemeus. Salah
satu orang yang sangat kagum pada berbagai tulisannya adalag filosof kenamaan Roger
Bacon.
6. Ibnu Rushd yang lahir dan dibesarkan di Cordova, Spanyol, meskipun seorang dokter dan
telah mengarang buku ilmu kedokteran berjudul Colliget, yang dianggap setara dengan
kitab Canon karangan Ibnu Sina, lebih dikenal sebagai seorang filosof. Ibnu Rushd telah
menyusun 3 komentar mengenai Aristoteles, yaitu: komentar besar, komentar menengah,
dan komentar kecil. Ketiga komentar tersebut dapat dijumpai dalam tiga bahasa: Arab,
Latin, dan Yahudi. Dalam komentar besar, Ibnu Rushd menuliskan setiap kata dalam
Stagirite karya Aristoteles dengan bahasa Arab dan memberikan komentar pada bagian
akhir. Dalam komentar menengah ia masih menyebut-nyebut Aritoteles sebagai Magister
Digit, sedang pada komentar kecil filsafat yang diulas murni pandangan Ibnu
Rushd.Pandangan Ibnu Rushd yang menyatakan bahwa jalan filsafat merupakan jalan
terbaik untuk mencapai kebenaran sejati dibanding jalan yang ditempuh oleh ahli agama,
telah memancing kemarahan pemukapemuka agama, sehingga mereka meminta kepada
khalifah yang memerintah di Spanyol untuk menyatakan Ibnu Rushd sebagai atheis.
Sebenarnya apa yang dikemukakan oleh Ibnu Rushd sudah dikemukakan pula oleh Al
Kindi dalam bukunya Falsafah El Ula (First Philosophy).

BAB III
PENUTUP

2.4 Kesimpulan.
1. Berdasarkan uraian dan analisis sebagaimana tersebut di atas dapat dikemukakan
catatan penutup atau kesimpulan sebagai berikut : Klasifikasi filsafat dibagi
menjadi tiga yaitu, filsafat barat, filsafat timur, dan filsafat islam.
2. Tokoh yang berperan dalam klasifikasi filsafat adalah,Wittgenstein,Imanuel
Kant,Rene Descartes,Lao Tse,Kong Hu Chu,Ibnu Sina,Al-Farabi.
3. Perbedaan yang ada dalam bidang kajian filsafat adalah:
-Ontologi,membahas apa yang ingin kita ketahui tentang ilmu yang akan ditekuni.
-Epistemologi,mencari kebenaran ilmiah(apa penyebabnya).
-.Aksiologi,membahas nilai kegunaan.

2.5 Saran.
1. sebagai mahasiswa mampu memahami bidang kajian filsafat yang sudah
dipelajari.
2. Mampu membedakan semua klasifikasi filsafat.
3. Dapat mengetahui beberapa tokoh bidang kajian filsafat.
4. Mengetahui beberapa tokoh yang berperan dalam klasifikasi filsafat.
5. Agar dapat membedakan setiap bidang kajian filsafat  dan kegunaannya.
6. Memahami perbedaan setiap klasifikasi filsafat dan membaca lebih banyak
mengenai klasifikasi filsafat.
7. Perbanyak membaca buku filsafat agar mempermudah memahami bidang kajian
filsafat daan klasifikasi filsafat.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.eurekapendidikan.com/2014/10/hakikat-epistimologi-dalam-kajian-Filsafat-
Ilmu.html.

Sumarna, Dr. Cecep, 2008. Filsafat Ilmu, CV. Mulia Press, Bandung.

Wiramihardja, Sutardjo. 2007. Pengantar Filsafat. Bandung: PT.Refika Aditama.

Bakhtiar, Amsal. 2005. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai