Anda di halaman 1dari 15

FILSAFAT DAN PENGETAUAN MODERN

Dosen Pengajar:
Yohanes Sugiyanta,S.E,M.M

Disusun oleh:
1. Natasya Nur Latifah (2022103200)
2. Ali Eka Wahyudi (2022103201)
3. Nabila Aurellia Azel (2022103257)
4. Griselda Fadheani.S.S (2022103204)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MULIA PRATAMA


BEKASI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga kami dapat
menyusun makalah tentang "Biografi dan Peran Thomas Aquinas" dengan sebaik-baiknya.
Filsafat adalah sebuah mata kuliah yang selalu menekankan pada mahasiswanya untuk
berfikir, Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi,
memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada waktunya.
Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah.
Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup kemungkinan
masih banyak kekurangan. Dan kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan
dalam kepenulisan, dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menguatkan makalah
kami.

Bekasi, 5 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. .................................................................................................. i


BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................2
B. Rumusan Masalah. ...................................................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................................... .....2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Biografi Thomas Aquinas............................................................................................3
B. Kontribusi dan peran Thomas Aquinas........................................................................5
C. Pemikiran Thomas Aquinas.........................................................................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................................11
KESIMPULAN................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Filsafat merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis. Menurut etimologi, filsafat ini berasal dari istilah philosophia atau
pilosophos dari bahasa Yunani. Philo memiliki arti cinta, dan shopia adalah ilmu
pengetahuan, hikmah serta kebijaksanaan. Secara umum, filsafat ini dimaknai sebagai ilmu
tentang kehidupan dan manusia secara kritis. Filsafat ini digunakan untuk mengungkapkan
sesuatu, mencari jalan keluar sebuah masalah, dan juga untuk berargumentasi. Meski
secara umum filsafat dimaknai sebagai ilmu tentang kehidupan dan manusia secara kritis,
ada beberapa pengertian filsafat berdasarkan pendapat para ahli. Berikut beberapa
diantaranya:
 John Dewey
Filsafat menurut John Dewey adalah pengungkapan akan usaha dan perjuangan manusia
secara terus-menerus. Menurutnya, hal tersebut merupakan upaya yang dilakukan manusia
untuk melakukan penyesuaian terhadap berbagai tradisi. Sehingga, hasilnya dapat
membentuk budi pekerti yang memiliki cita-cita politik, serta kecenderungan ilmiah baru
yang tidak sejalan dengan wewenang yang telah diakui.
 Plato
Menurut Plato, filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mendapatkan pencapaian akan
kebenaran pengetahuan yang sebenarnya.
 Aristoteles
Menurut Aristoteles, filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berisi kebenaran.
Unsur-unsur dalam kebenaran tersebut meliputi ekonomi, metafisika, estetika, retorika,
politik dan juga logika. Filsafat yang dikemukakan Aristoteles sering disebut sebagai
filsafat keindahan.
 Johann Gotlich Fickte
Menurut Johann Gotlich Fickte, filsafat adalah ilmu yang menjadi dasar dari segala jenis
bidang dan pengetahuan yang digunakan untuk mencari kebenaran.
 Cicero
Menurut Cierco, filsafat adalah seni kehidupan yang merupakan ibu dari semua seni.
 Imanuel Kant
Menurut Imanuel Kant, filsafat adalah ilmu yang menjadi akar dari segala pengetahuan di
dalamnya. Filsafat sendiri menurutnya terbagi ke dalam empat golongan, yaitu antropologi,
metafisika, agama, dan etika.
 Paul Natorp
Menurut Paul Natorp, filsafat adalah ilmu dasar yang digunakan untuk menentukan
kesatuan pengetahuan yang dapat digunakan untuk memikul keseluruhannya dan
menunjukkan akhir yang sama.

1
 MJ Langeveld
Menurut MJ Langeveld, filsafat adalah kesatuan ilmu yang tersusun dari beberapa lingkup
masalah seperti masalah keadaan, dan masalah lingkungan. Sedangkan, untuk lingkup
masalah pengetahuan terdiri atas teori logika, pengetahuan, dan juga kebenaran. Kemudian
lingkup masalah nilai yaitu terdiri atas teori nilai estetika, nilai religi, etika, dan estetika.
 Bertrand Russel
Menurut Bertrand Russel, filsafat adalah sebuah teologi yang berisikan berbagai pemikiran
mengenai masalah-masalah yang bersifat definitif dan tidak dapat dipastikan. Akan tetapi
layaknya sains, filsafat bisa menarik pemikiran manusia jika dibandingkan otoritas wahyu,
dan tradisi.

Banyak sekali para ahli mempersepsikan ilmu ini, Salah satunya adalah Thomas
Aquinas dimana mereka memandang filsafat dengan cara yang berbeda-beda sehingga
mereka memiliki persepsi yang berbeda pula dalam memahami ilmu filsafat ini. Semua
peresepsi ini membuat ilmu ini memiliki beberapa cabang dan aliran filsafat. Filsafat adalah
suatu bidang ilmu yang selalu membuat para manusia berfikir kritis dengan apa yang ada,
dan selalu mencari kebenaran dari apa yang sudah ada dan memunculkan suatu kebenaran
dari apa yang tidak ada, manusia tak akan pernah berhenti berfikir untuk mencari suatu
kebenaran, itulah hakikatnya ilmu filsafat dan itulah jati diri manusia karena sewajarnya
manusia adalah makhluk yang berakal dan manusia selalu berfikir tentang banyak hal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu filsafat ?

2. Siapa itu Thomas Aquinas ?

3. Peran apa saja yang telah dilakukan oleh Thomas Aquinas ?

4. Kontribusi apa saja yang telah dilakukan oleh Thomas Aquinas ?

C. Tujuan

1. Agar mengetahui filsafat dengan berbagai pandangan para ahli

2. Memahami filsafat menurut pandangan Thomas Aquinas

3. Mengetahui peran dan kontribusi Thomas Aquinas dalam ilmu filsafat

2
BAB II

PEMBAHASAN

B. Biografi Thomas Aquinas

Aquinas merupakan teolog skolastik yang terbesar. Ia adalah murid Albertus


Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir
dalam filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan
pandangan-pandangan Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya
sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen. Pada
tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik
Roma oleh Paus Leo XIII.
Thomas dilahirkan di Roccasecca, dekat Aquino, Italia, tahun 1225. Ayahnya ialah
Pangeran Landulf dari Aquino. Orang tuanya adalah orang Kristen Katolik yang saleh.
Itulah sebabnya anaknya, Thomas, pada umur lima tahun diserahkan ke biara Benedictus
di Monte Cassino untuk dibina agar kelak menjadi seorang biarawan. Setelah sepuluh tahun
Thomas berada di Monte Cassino, ia dipindahkan ke Napels untuk menyelesaikan
pendidikan bahasanya. Selama di sana, ia mulai tertarik kepada pekerjaan kerasulan gereja,
dan ia berusaha untuk pindah ke Ordo Dominikan, suatu ordo yang sangat berperanan pada
abad itu. Keinginannya tidak direstui oleh orang tuanya sehingga ia harus tinggal di
Roccasecca setahun lebih lamanya. Namun, tekadnya sudah bulat sehingga orang tuanya
menyerah kepada keinginan anaknya. Pada tahun 1245, Thomas resmi menjadi anggota
Ordo Dominikan.
Sebagai anggota Ordo Dominikan, Thomas dikirim belajar pada Universitas Paris,
sebuah universitas yang sangat terkemuka pada masa itu. Ia belajar di sana selama tiga
tahun (1245 -- 1248). Di sinilah ia berkenalan dengan Albertus Magnus yang
memperkenalkan filsafat Aristoteles kepadanya. Ia menemani Albertus Magnus
memberikan kuliah di Studium Generale di Cologne, Perancis, pada tahun 1248 -- 1252.

3
Pada tahun 1252, ia kembali ke Paris dan mulai memberi kuliah Biblika (1252-
1254) dan Sentences, karangan Petrus Abelardus (1254-1256) di Konven St. Jacques, Paris.
Kecakapan Thomas sangat terkenal sehingga ia ditugaskan untuk memberikan kuliah-
kuliah dalam bidang filsafat dan teologia di beberapa kota di Italia, seperti di Anagni,
Orvieto, Roma, dan Viterbo, selama sepuluh tahun lamanya. Pada tahun 1269, Thomas
dipanggil kembali ke Paris. Ia hanya tiga tahun berada di sana karena pada tahun 1272 ia
ditugaskan untuk membuka sebuah sekolah Dominikan di Napels. Dalam perjalanan
menuju ke Konsili Lyons, tiba-tiba Thomas sakit dan meninggal di biara Fossanuova, 7
Maret 1274. Paus Yohanes XXII mengangkat Thomas sebagai orang kudus pada tahun
1323.
Thomas mengajarkan Allah sebagai "ada yang tak terbatas" (ipsum esse subsistens).
Allah adalah "ada yang tertinggi", yang mempunyai keadaan yang paling tinggi. Allah
adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak sekali pengaruh filsafat Aristoteles dalam
pandangannya. Dunia ini dan hidup manusia terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat
adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat
dipahami dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa
menjadi sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). "Tabiat kodrati
bukan ditiadakan, melainkan disempurnakan oleh rahmat," demikian kata Thomas
Aquinas.
Mengenai manusia, Thomas mengajarkan bahwa pada mulanya manusia
mempunyai hidup kodrati yang sempurna dan diberi rahmat Allah. Ketika manusia jatuh
ke dalam dosa, rahmat Allah (rahmat adikodrati) itu hilang dan tabiat kodrati manusia
menjadi kurang sempurna. Manusia tidak dapat lagi memenuhi hukum kasih tanpa bantuan
rahmat adikodrati. Rahmat adikodrati itu ditawarkan kepada manusia lewat gereja. Dengan
bantuan rahmat adikodrati itu manusia dikuatkan untuk mengerjakan keselamatannya dan
memungkinkan manusia dimenangkan oleh Kristus.
Mengenai sakramen, ia berpendapat bahwa terdapat tujuh sakramen yang diperintahkan
oleh Kristus, dan sakramen yang terpenting adalah Ekaristi (sacramentum
sacramentorum). Rahmat adikodrati itu disalurkan kepada orang percaya lewat sakramen.
Dengan menerima sakramen, orang mulai berjalan menuju kepada suatu kehidupan yang
baru dan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang menjadikan ia berkenan kepada Allah.
Dengan demikian, rahmat adikodrati sangat penting karena manusia tidak bisa berbuat apa-
apa yang baik tanpa rahmat yang dikaruniakan oleh Allah. Gereja dipandangnya sebagai
lembaga keselamatan yang tidak dapat berbuat salah dalam ajarannya. Paus memiliki kuasa
yang tertinggi dalam gereja dan Pauslah satu-satunya pengajar yang tertinggi dalam gereja.
Karya teologis Thomas yang sangat terkenal adalah Summa Contra Gentiles dan Summa
Theologiae.

4
C. Kontribusi dan peran Thomas Aquinas
Salah satu kontribusinya yang paling terkenal adalah lima caranya mencoba
membuktikan keberadaan Tuhan. Jika Santo Agustinus dianggap sebagai sarjana besar
pertama Abad Pertengahan, St. Thomas bisa jadi yang terakhir. Quinque viae atau “Lima
jalan (menuju Tuhan)” adalah rumusan yang terdapat dalam salah satu karya Santo Thomas
“Summa Theologiae”. Ini merupakan pembuktian yang diungkapkan oleh Thomas
Aquinas mengenai keberadaan Allah melalui pengamatan atas alam. Kelima
jalan itu adalah:

1. Didasarkan pada fakta adanya gerak (motus), semua gerak dan perubahan bisa
terjadi karena ada penggeraknya, penggerak yang menggerakkan ini juga
digerakkan oleh penggerak yang pertama. Penggerak yang pertama diyakini
sebagai Allah.
2. Didasarkan pada sebab-akibat (ex rationae causae efficiens) bahwa setiap akibat
pasti memiliki sebab. Allah kemudian diyakini sebagai penyebab pertama dari
segala sesuatu yang menimbulkan akibat.
3. Didasarkan pada kemungkinan dan keniscayaan segala sesuatu di dunia (ex
possibili et necessario). Pada akhirnya segala hal yang ada di dunia ini akan hilang
atau musnah, segala sesuatu yang akan hilang ini diawali dari “ada” yang
pertama, itulah Allah.
4. Didasarkan pada pembuktian berdasarkan derajat kualitas-kualitas segala
sesuatu (ex gradibus qui in rebus inveniuntur), Allah adalah ukuran superlatif dan
sempurna untuk membandingkan derajat kualitas semua hal yang ada di dunia.
5. Didasarkan adanya benda-benda yang tidak berakal,sehingga pasti ada yang
berakal dan Allah adalah sosok yang diyakini memiliki akal yang sejati.

Ia adalah pendukung klasik teologi kodrat yang paling menonjol dan dikenal
sebagai bapak Thomisme, dengan argumennya bahwa daya pikir (akal) didapati dalam
Allah. Pengaruhnya pada pemikiran Barat cukup signifikan, dan banyak filsafat modern
yang mengembangkan ataupun menentang gagasan-gagasannya, khususnya dalam bidang
etika, hukum kodrat, metafisika, dan teori politik. Tidak seperti paham-paham lain di dalam
Gereja kala itu, Thomas merangkul beberapa gagasan yang dikemukakan oleh
Aristoteles—yang disebutnya "sang Filsuf"—dan berupaya untuk menyintesis filsafat
Aristotelian dengan prinsip-prinsip Kekristenan. Karya-karyanya yang paling dikenal
adalah Summa Theologiae dan Summa contra Gentiles. Tafsir-tafsir yang ia hasilkan
seputar Tulisan suci dan Aristoteles juga membentuk satu bagian penting dalam kumpulan
karyanya. Selain itu, Thomas dikenal secara istimewa karena himne-himne ekaristis
karyanya, yang dijadikan bagian dari liturgi Gereja. Selama abad pertengahan Thomas
Aquinas (1224-1274) menciptakan suatu sintensis dari realime alami melalui Aristoteles
dan doktrin Kristen yang dikenalkan oleh Thomas. Thomas Aquinas memainkan peran
penting dan dihormati. Pemikirannya diambil sebagai salah satu poros teori hukum dan
diekspos di semua kursi universitas sebagai titik awal untuk refleksi para ahli hukum di
masa depan.

5
D. Pemikiran Thomas Aquinas
Thomas Aquinas, seorang filsuf dan teolog barat termasyhur pada masa abad
pertengahan. Pemikirannya merupakan tidak lepas dari pengaruh dua orang filosof besar,
Agustinus dan Aristoteles dapat mengguncang Eropa. Pada masanya, pemikiran yang
dicetuskan oleh Thomas Aquinas, yang membangun keharmonisan antara agama dan akal
membawa pengaruh yang sangat kuat di jajaran masyarakat Eropa. Pemikiran-pemikiran
Thomas Aquinas yaitu filsafat thomisme, Essentia dan Exentia, Argumen Kosmologi,
filsafat tentang penciptaan, filsafat tentang makhluk murni, filsafat jiwa, dan Etika Teologis.

Berikut ini adalah rincian pemikiran St.Thomas Aquinas:

1. Thomisme
Thomisme adalah aliran filsafat yang dicetuskan sebagai hasil pemikiran St.Thomas
Aquinas, seorang imam Khatolik yang saleh. Kata ”thomisme” berasal dari Summa
Theologica, salah satu dokumen paling berpengaruh dalam filsafat abad pertengahan dan
terus dipelajari oleh generasi penerus, bahkan generasi sekarang. Dalam ensiklopedi
Angelici Doctoris, Paus St Pius X mengingatkan bahwa ajaran-ajaran Gereja tidak bisa
dipahami secara ilmiah tanpa dasar-dasar filosofis dasar utama tesis ‘Thomas.
St Thomas Aquinas percaya bahwa kebenaran adalah benar dimana pun ditemukan,
seperti juga para filsuf Yunani , Romawi , Yahudi , dan Muslim. Secara khusus, ia adalah
seorang realis. Dia mengakui bahwa dunia dapat diketahui seperti apa adanya. St Thomas
Aquinas menganut faham terminologi dan metafisika Aristoteles. Filsafat Thomismenya
ini menekankan pada pengertian materi dan bentuk, potensi dan aktus, serta bakat dan
perealisasiannya. Filsafat ini mempunyai tujuan untuk menciptakan kedamaian Yunani
dan Nasrani dalam hal filsafat sekuler.
Thomas mengikuti pemahaman Aristoteles, merujuk kepadanya sebagai “Filsuf”. St.
Thomas Aquinas juga mengikuti beberapa prinsip neoplato, seperti ketika dia mengatakan
bahwa “adalah mutlak benar bahwa ada sesuatu yang pertama yang pada dasarnya ada
dan pada dasarnya baik , yang kita sebut Allah, … [dan bahwa segala sesuatu] bisa
disebut baik dan ada, sejauh ia berpartisipasi di dalamnya dengan cara suatu asimilasi
tertentu …”

2. Essentia dan Exentia


Ajaran Thomas Aquinas yang dikenal dengan sebutan Essentia dan Exentia ini. Essentia
mengajarkan hakikat Tuhan, sedangkan esentia mengajarkan keberadaan Tuhan. Menurut
filsafat ini, Tuhan adalah sempurna keberadaannya dan tidak berkembang.Dalam ajaran
ini, essensi dan esketia tentang Tuhan adalah ada dan satu.Filsafat ini membedakan
Tuhan dengan makhluk ciptaan-Nya, dimana Tuhan ada satu, sedangkan makluknya tidak
bersifat satu. Menurut Thomas, Allah (Tuhan) merupakan aktus paling umum yang
disebut dengan actus purus(aktus murni), dimana Tuhan dinyatakan nyata adanya dan
bersifat tunggal (Esa).

6
3. Argumen Kosmologi
Ajaran atau filsafat Thomas Aquinas yang ketiga adalah argumen kosmologi dan biasa
disebut teologi naturalis. Dalam kosmologi, Thomas Aquinas berpendapat bahwa
manusia dapat mengenal Allah melalui akal yang mereka miliki, meskipun pengetahuan
tentang Allah yang mereka peroleh dengan akal terrsebut tidak jelas dan menyelamatkan.
Dengan akal yang mereka miliki, manusia sebagai makhluk Tuhan (Allah) dapat
mengetahui bahwa Allah itu ada dengan sifat-sifat yang dimiliki-Nya.

St. Thomas Aquinas menyampaikan lima bukti adanya Tuhan sebagaimana rincian
berikut:

 Adanya gerak di dunia mengharuskan kita menerima bahwa ada penggerak


pertama yaitu Allah. Menurut Thomas apa yang bergerak tentu digerakkan oleh
sesuatu yang lain. Gerak menggerakkan ini tidak dapat berjalan tanpa batas. Maka
harus ada penggerak pertama. Penggerak pertama ini adalah Allah.

 Di dalam dunia yang diamati terdapat suatu tertib sebab-sebab yang membawa
hasil atau yang berdaya guna. Tidak pernah ada sesuatu yang diamati yang
menjadi sebab yang menghasilkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, maka harus
ada sebab berdaya guna yang pertama, inilah Allah.

 Di dalam alam semesta terdapat hal-hal yang mungkin ada dan tidak ada. Oleh
karena semuanya itu tidak berada sendiri tetapi diadakan, dan oleh karena
semuanya itu dapat rusak, maka ada kemungkinan semua itu ada, atau semuanya
itu tidak ada. Jika segala sesuatu hanya mewujudkan kemunginan saja, tentu harus
ada sesuatu yang adanya mewujudkan suatu keharusan. Padahal sesuatu yang
adanya adalah suatu keharusan, adanya itu disebabkan oleh sesuatu yang lain,
sebab-sebab itu tak mugkin ditarik hingga tiada batasnya. Oleh karena itu, harus
ada sesuatu yang perlu mutlak, yang tak disebabkan oleh sesuatu yang lain, inilah
Allah.

 Diantara segala yang ada terdapat ha-hal yag lebih atau kurang baik, lebih atau
kurang benar dan lain sebagainya. Apa yang lebih baik adalah apa yang lebih
mendekati apa yang terbaik. Jadi jikalau ada yang kurang baik, yang baik dan
yang lebih baik, semuanya mengharuskan adanya yang terbaik. Dari semuanya
dapat disimpulkan bahwa harus ada sesuatu yang menjadi sebab daris segala yang
baik, segala yang benar, segala yang mulia. Yang menyebabkan semuanya itu
adalah Allah.

 Kita menyaksikan, bahwa segala sesuatu yang tidak berakal seperti umpamanya
tubuh alamiah, berbuat menuju pada akhirnya. Dari situ tampak jelas, bahwa tidak
hanya kebetulan saja semuanya itu mencapai akhirnya, tapi memang dibuat
begitu. Maka apa yang tidak berakal tidak mungkin bergerak menuju akhirnya,
jikalau tidak diarahkan oleh suatu tokoh yang berakal, berpengetahuan. Inilah
Allah.
7
Dari kelima bukti di ats, kita dapat mengetahui bahwa ada suatu tokoh yang
menyebabkan adanya segala sesuatu, tokoh/actus yang berada karena diriNya sendiri,
yaitu Tuhan (Allah), tetapi semua itu tidak dapat membuktikan hakikat Allah yang
sebenarnya kepada manusia. Para insan tahu sebatas bahwa Allah ada tanpa mengetahui
wujud riil-Nya. Namun, pada dasarnya para manusia memang memiliki beberapa
pengetahuan filsafat tentang Allah.
Berpijak pada keyakinan dan kenyatan bahwa manusia mempunyai kelebihan yang
membedakan mereka dengan makhluk lain, yaitu akal, St. Thomas Aquinas berpendapat
bahwa terdapat tiga cara yang dapat ditempuh manusia untuk mengenal Tuhannya. Ketiga
cara tersebut adalah sebagai berikut:

 Segala makhluk sekadar mendapat bagian dari keadaan Allah. Hal ini
mengakibatkan, bahwa segala yang secara positif baik pada para makhluk dapat
dikenakan juga kepada Allah (via positiva).

 Via Negativa, merupakan kebalikan dari teori pertama. Disebabkan oleh adanya
analogi keadaan yaitu segala yang ada pada makhluk tentu tidak ada pada Allah
dengan cara yang sama

 Jadi ada yang baik pada makhluk tentu berada pada Allah dengan cara yang jauh
melebihi keadaan pada para makhluk itu (via iminentiae).

4. Penciptaan
Pemikiran filsafat Thomas Aquinas yang tidak kalah penting dari yang lain adalah filsafat
tentang teori penciptaan.Filsafat ini tidak lepas dari ajaran tentang partisipasi, dasar yang
dia terima dari Agustinus-Neoplatonisme. Namun demikian terdapat perbedaan yang
mendasar antara pemikiran kedua tokoh tersebut. Ajaran Neoplatonisme menekankan
emansipasi makhluk, sedangkan ajaran Thomas Aquinas menekankan pada kelebihan
Allah, yaitu murni karya penciptaan Allah yang menyebabkan keberadaan dunia seisinya.

Penciptaan merupakan perbuatan Allah secara kontinu dan berkelanjutan. Adapun


makluk-makhluk dan benda-benda ciptaan-Nya bersifat fana. Dari kekekalan, Allah
menciptakan jagat raya dan waktu. Penciptaan yang terjadi secara kontinu untuk
menciptakan para makhluk untuk dipelihara. Dengan demuikian tidak ada dualisme Allah
dan para makhluk-Nya, seperti manusia dan alam semesta. Menurut ajaran ini, Allah
menciptakan dati ”yang tiada” yang biasa disebut ex nihilo. Mengutip bahasa Al-Qur’an,
Allah (Islam) bersifat Maha Menciptakan, melalui kun fayakun Nya, Dia (Allah)
berkuasa penuh atas perwujudan makhluk yang Dia ciptakan.

8
5. Makhluk murni
Dalam teori filsafat ini, para malaikat yang merupakan makhluk rohani yang murni juga
tersusun dari essentia dan exentia. Malaikat-malaikat itu berwujud roh (essentia/hakikat)
dan bereksitensi. Hakikat dan eksisitensi para malaikat membedakan mereka dengan
makhluk-makhluk lain seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda
mati. Karena para malaikat tidak mempunyai potensi untuk berkembang sebagaimana
makhluk hidup ciptaan Allah yang lain, mereka tidak mempunyai susunan materi, bentuk,
potensi dan aktus, para malaikat tidak memiliki jasad, hanya ruhlah yang
menjadi essentia (hakikat) mereka.

6. Jiwa
Pada bahasan teori filsafat tentang makhluk murni menekankan pada hakikat dan
eksistensi para malaikat, sementara pada filsafat Jiwa, hal yang ditekankan adalah hakikat
dan eksistensi manusia. Menurut teori ini, manusia adalah makhluk yang berdiri sendiri
dan tersusun atas bentuk dan materi. Manusia memiliki jiwa atau ruh dengan tubuh/jasad
sebagai bentuknya.
Menurut Thomas Aquinas, jiwa dan jasad tidak dapat dipisahkan, mereka saling
berhubungan. Jiwa bukanlah hal yang berdiri sebagai individu melainkan merupakan
daya gerak yang memberikan wujud kepada tubuh sebagai materi. Sehingga, manusia
memiliki dua hal yang menyatu sebagai pembentuk diri, yaitu pembentuk jassmani dan
rohani mereka. Jiwalah yang menjadi kekuatan ruhani manusia, yang menyatu dalam
jasad manusia dan memiliki lima daya/kekuatan sebagai berikut:

 Daya jiwa vegetatif, yaitu hal yang berkaitan dengan penggantian zat dan
pembiakan.

 Daya jiwa yang sensitif, yaitu yang berkaitan dengan keinginan. Jiwa mempunyai
kekuatan untuk mempengaruhi arah keinginan manusia.

 Daya jiwa yang menggerakkan. Jasad para makluk, termassuk manusia dapat
tergerak untuk hal-hal tertentu karena pengaruh jiwa.

 Daya jiwa untuk berfikir. Dengan adanya jiwa, manusia terdorong untuk berfikir,
menentukan tata cara melakukan dan mewujudkan perubahan.

 Daya jiwa untuk mengenal. Proses identifikasi yang dilakukan manusia terhadap
hal yang ada dan terjadi di sekeliling mereka dipengaruhi oleh jiwa dan
kekuatannya. Dengan jiwa pula manusia dapat mengenal Tuhan.

9
7. Etika Teologis
Tidak terlepas dari hubungan dan kehidupan manusia, filsafat etila teologis yang
disampaikan oleh Santo Thomas Aquinas ini mengajarkan tentang moral. Etika mencakup
moral yang diberlakukan bagi manusia sebagai individu maupun kelompok/masyarakat,
menurut ajaran ini merupakan cahaya yang diturunkan oleh Allah dari cahaya manusia
atau diturunkan dari tabiat manusia sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan
masyarakat. Menurut Thomas Aquinas tindakan yang mengerakkan manusia kepada
tujuan akhir berkaitan dengan kegiatan manusiawi bukan dengan kegiatan manusia.
Perintah moral yang paling dasar adalah melakukan yang baik, menghindari yang jahat.

Berbeda dengan khalayak pada era kehidupannya, St. Thomas Aquinas menganut pola
pikir dan metode induktif. Dia menyesuaikan etika dengan kenyataan hidup. Etikanya
bersifat teologis, etika yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah sebagai Sang
Pencipta. Namun demikian, etika teologis yang dia sampaikan tidak membuat ciri khas
filosofis bahwa etika mempunyai kecenderungan untuk mengarahkan manusia
menemukan garis hidup dan akalnya lenyap begitu saja. Realisaasinya adalah
mewujudkan tujuan paling akhir dari kehidupan manusia yaitu secara perorangan
manusia meyakini Allah dan secara sosial masyarakat, manusia harus diatur sesuai
dengan tuntutan tabiat manusia untuk dapat saling membantu sesama manusia dalam
mengendalikan nafsu yang tidak lepas dari diri dan jiwa mereka.

Menurut St. Thomas Aquinas, pada dasarnya semua nafsu adalah baik. Yang manjadikan
wujud kejahatan pada nafsu-nafsu tersebut adalah ketika nafsu-nafsu tersebut melanggar
wilayah masing-masing dantidak mendukung akal serta kehendak. Kejahatan selalua ada
selama kebaikan masih ada. Nafsu dapat dikendalikan melalui akal yang merupakan
pencerminan dari akal Illahi, akal yang mendasari kehidupan yang berpijak dan beriman
kepada Allah sehingga akal tersebut dapat menghasilkan kebajikan.

Pandangan St.Thomas Aquinas mengenai peraturan menunjukkkan kelebihan etika


filsafat yang dia sampaikan dibandingkan dengan etika teolog yang lainnya

10
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Filsafat adalah suatu cabang ilmu yang membuat manusia selalu berfikir kritis
tentang suatu hal, yang menghasilkan sebuah pemikiran oleh para ahli yang dapat dijadikan
suatu dasar dalam suatu hal, seperti pemahaman mengenai tuhan. Hasil dari pemikiran para
ahli melahirkan sebuah aliran dalam ilmu filsafat ini karena sebuah perbedaan pemikiran
dan pemahaman para ahli dalam memandang dunia. Kontribusi Thomas Aquinas yang
paling terkenal adalah lima caranya mencoba membuktikan keberadaan Tuhan. Jika Santo
Agustinus dianggap sebagai sarjana besar pertama Abad Pertengahan, St. Thomas bisa jadi
yang terakhir. Quinque viae atau “Lima jalan (menuju Tuhan)” adalah rumusan yang
terdapat dalam salah satu karya Santo Thomas “Summa Theologiae”.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Aliran Filsafat dan Cabang-cabang Filsafat - Gramedia


2. Thomas Aquinas (1125-1274) - 5 Cara menunjukkan keberadaan Tuhan
(pinterpandai.com)
3. Thomas Aquinas - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
4. Saint Thomas Aquinas Biografi, Filsafat, Kontribusi / Filsafat | Thpanorama - Jadikan
diri Anda lebih baik hari ini!
5. Apa yang diyakini St Thomas Aquinas? (gelbviehassociationinnebraska.org)
6. Filsafat: Pengertian, Ciri-Ciri, Tujuan dan Jenis-Jenisnya | Popmama.com
7. Irawan, E.N. 2015. Buku Pintar Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi dari Klasik sampai
Modern. Yogyakarta: IRCiSoD

12

Anda mungkin juga menyukai