Dosen Pengampu :
Nasrul Rofiah Hidayati, S.T.,M.Pd
Oleh Kelompok 3 :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa,
karena atas berkat rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Adapun kami sebagai penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
dosen mata kuliah Pengantar Filsafat Ilmu, karena telah membimbing kami dalam
pembuatan makalah ini.
Tujuan pembuatan makalah ini karena merupakan salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen dari mata kuliah Pengantar Filsafat Ilmu. Kami sadar bahwa
makalah ini jauh dari sempurna, sehingga kami berharap kepada dosen dapat
memberikan masukan kepada kami agar dapat menjadi lebih baik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
JUDUL...............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................4
C. TUJUAN.................................................................................................................4
BAB II FILSAFAT SCHOLASTIK..................................................................................5
A. Pengertian Filsafat Scholastik.................................................................................5
B. Karakteristik Filsafat Scholastik.............................................................................5
C. Tokoh-Tokoh Filsafat Scholastik............................................................................6
D. Filsafat Scholastik Kristen......................................................................................7
E. Filsafat Scholastik Hindu........................................................................................8
F. Faktor Tumbuh Kembangnya Filsafat Scholastik...................................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................................10
A. KESIMPULAN.....................................................................................................10
B. SARAN.................................................................................................................10
C. DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Filsafat selalu berkembang dari waktu ke waktu. Maka dari itu filsafat pra
modern pun juga mempunyai periodisasi tersendiri, salah satunya filsafat abad
pertengahan. Filsafat abad pertengahan memiliki ciri khas yakni dipengaruhinya
filsafat oleh ajaran gereja. Filsafat abad pertengahan ini dibagi menjadi 2 masa
yakni masa patristik dan scholastik.
Pada masa patristik, filsafat benar-benar di dominasi oleh gereja. Setiap
filsafat yang bertentangan dengan ajaran gereja ditolak dan harus dilenyapkan
beserta para pendukungnya. Sedang pada masa scholastik, filsafat mulai bangkit
kembali dengan tetap menjadikan ajaran gereja sebagai patokan untuk berfilsafat.
Filsafat abad pertengahan ini juga memiliki sejarah yang panjang sehingga
dibutuhkan penjelasan tersendiri akan pembagian 2 masa tersebut. Makalah ini
akan membahas tentang filsafat masa scholastik yang merupakan kebangkitan
filsafat barat setelah cukup lama mengalami kemandegan pada saat masa patristik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu filsafat scholastik beserta faktor yang mempengaruhinya?
2. Siapa saja tokoh filsafat scholastik?
3. Bagaimana perkembangan filsafat scholastik?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian dari filsafat scholastik.
2. Mengetahui karakteristik filsafat scholastik.
3. Mengetahui tokoh-tokoh filsafat scholastik.
4. Menjelaskan filsafat kristen dan hindu.
4
BAB II
FILSAFAT SCHOLASTIK
5
3. Filsafat scholastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran
pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesa
yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
4. Filsafat scholastik adalah filsafat nasrani, karena banyak dipengaruhi
oleh ajaran gereja.
6
3. Anselmus
Anselmus dari Canterbury (1033-1109) dilahirkan di Aosta, Piemont, yang
kemudian menjadi uskup di Canterbury. Sekalipun sebagian karyanya ditulis
pada abad ke-11, akan tetapi karya-karyanya itu besar sekali pengaruhnya
atas pemikiran Skolastik, maka tiada keberatan untuk membicarakan tokoh
ini sebagai termasuk tokoh abad ke-12.
Pemikiran dialektika, atau pemikiran dengan akal, diterima sepenuhnya
bagi pemikiran teologia. Akan tetapi bukan dalam arti bahwa hanya akallah
yang dapat memimpin orang kepada kepercayaan, melainkan bahwa orang
harus percaya dahulu supaya dapat mendapatkan pengertian yang benar akan
kebenaran.
Menurut Anselmus, pengertian-pengertian umum atau universalia bukan
hanya sebutan saja, akan tetapi juga memiliki realitas. Universalia benar-
benar ada kenyataannya, bebas daripada segala hal yang individual, yaitu
berada sebagai idea-idea di dalam Allah. Baik pandangan tentang pemikiran
akali, maupun pandangannya tentang universelia itu dikaitkan dengan
pandangan tentang bukti-bukti tentang adanya Allah.
4. Petrus Abaelardus
Petrus Abaelardus (1079-1142) dilahirkan di Le Pallet (dekat Nantes), di
Perancis. Pandangannya tajam sekali, akan tetapi karena kekerasan wataknya
sering ia bentrokan dengan para ahli pikir lainnya dan dengan para pejabat
gerejani. Jasa-jasanya terletak dalam pembaharuan metode pemikiran dan
dalam memikirkan lebih lanjut persoalan-persoalan dialektis yang aktual.
Metode yang dipakai adalah rasionalistis, yang menundukan iman kepada
akal. Iman harus mau diawasi akal. Yang wajib dipercaya ialah apa yang
telah disetujui akal dan telah diterima olehnya. Di bidang Etika Abaelardus
merintis pemikiran baru. Ia adalah orang pertama yang ingin menysun Etika,
bukan berdasarkan wibawa wahyu, tetapi tanpa meninggalkan moral
Kristiani. Ia yakin bahwa moral Kristiani berada segaris denagn apa yang
dapat dibangun oleh suatu moral yang murni bersifat kodrati.
7
duniawi atau arts liberales yang meliputi tata bahasa, retorika, dialektika
(seni diskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik.
Pada masa ini persoalan pemikiran yang menonjol adalah
hubungan antara rasio dengan wahyu (agama). Hubungan antara rasio
dengan agama ini dirumuskannya dengan "Credo Ut In Telligam "(saya
percaya supaya mengerti). Maksudnya adalah bahwa orang yang
mempunyai kepercayaan agama akan lebih mengerti segala sesuatunya:
Tuhan, manusia, dan dunia. Jadi yang paling diutamakannya adalah
agama dalam filsafatnya, tapi tidak mengingkari kemampuan rasio.
Universalia ialah pengertian umum seperti kemanusiaan, kebaikan,
keindahan, dan sebagainya.
2. Masa Skolastik Keemasan
Sejak pertengahan abad ke-12 karya-karya non-krisriani mulai
muncul dan filsuf islam mulai berpengaruh. Masa kejayaan skolastik
yang berlangsung dari tahun 1200-1300 M. Secara umum ada beberapa
faktor yang menjadikan masa skolastik mencapai keemasan, yaitu :
a. Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rasyd, Ibnu Sina, sejak abad
ke-12 sampai ke- 13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
b. Tahun 1200 M didirikan Universitas Almamater di Prancis. Almamater
inilah sebagai embrio berdirinya Universitas di Paris, Oxford, dan lain-
lain.
c. Berdirinya ordo-ordo karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu
pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk
memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Tokoh yang paling
terkenal dimasa ini adalah Albertus Magnus dan Thomas Aguinas.
3. Masa Skolastik Akhir
Masa ini ditandai dengan kemalasan berpikir filsafat sehingga
menyebabkan stagnasi pemikiran filsafat skolastik kristen. Pada masa ini
tokoh yang paling terkenal, yaitu Nicolaus Cusanus (1401-1404 M).
Menurutnya terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu: lewat indra, akal,
dan intuisi. Pemikiran Nicolaus ini dianggap sebagai upaya
mempersatukan seluruh pemikiran abad pertengahan kesuatu sintesis yang
lebih luas. Sintesis ini mengarah kemasa depan dan pemikirannya ini
tersirat suatu pemikiran para humanis.
E. Filsafat Scholastik Hindu
Umat Hindu juga menganggap agamanya sebagai Sanatana
Dharma yang berarti Dharma yang kekal abadi. Menurut kepercayaan dari
para penganutnya, ajaran Hindu adalah ajaran yang langsung diajarkan
oleh Tuhan sendiri, yang turun dan menjelma di dunia yang di sebut
Awatara.
Contohnya Kresna yang yang dianggap penjselmaan Tuhan ke
dunia pada zaman Dwaparayuga, sekitar puluhan ribu tahun silam. Ajaran
8
Kresna atau Tuhan sendiri yang termuat dalam kitab Bhagawadgita, yang
merupakan kitab suci Hindu yang utama. Bagi umat Hindu, siapapun
berhak serta memiliki kemampuan untuk menerima ajaran suci atau wahyu
dari Tuhan asalkan seorang tersebut telah mencapai kesadaran atau
pencerahan tertentu. Oleh sebab itu, dalam agama Hindu wahyu Tuhan
bukan hanya sebatas pada suatu zaman atau hanya untuk seseorang saja.
Bahwa wahyu Tuhan yang diturunkan dari waktu ke waktu
hakekatnya adalah sama, yaitu berisi tentang kebenaran, kasih sayang,
kebahagiaan, kedamaian, tentang hakekat akan diri manusia yang
sebenarnya, serta tentang dari mana manusia dilahirkan dan mau kemana
manusia akan pergi nantinya,atau apa tujuan yang sebenarnya manusia
hidup di dunia ini. Ada dua kelompok filsafat India, yaitu Astika dan
Nastika. Kelompok Nastika merupakan kelompok aliran yang tidak
mengakui isi atau adanya kitab Weda, sedangkan kelompok Astika adalah
sebaliknya.
9
F. Faktor-faktor Tumbuh Kembangnya Filsafat Skolastik
1. Faktor Religius
Faktor Religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang
berkehidupan religius. Mereka beranggapan bahwa hidup di dunia ini
suatu perjalanan ke tanah suci Yarussalem, dunia ini bagaikan negri asing
dan sebagai temapat pembuangan limbah air mata saja (tempat kesedihan.)
2. Faktor Ilmu Pengetahuan
Pada saat itu sudah banyak didirikan lembaga pengajaran yang
diupayakan oleh biara-biara, gereja, ataupun dari keluarga istana.
Kepustakaannya diambil dari para penulis latin, Arab (Islam) dan Yunani.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia berusaha untuk memecahkan
persoalan yang dihadapinya dengan cara berpikir (berfilsafat) kemudian
diwujudnyatakan dengan aksi atau tindakan. Hal ini muncul karena adanya
kesangsian (skeptis), adanya keheranan, dan juga kesadaran akan
keterbatasan yang dimiliki oleh manusia. Ilmu filsafat ini sendiri muncul
pada abad sebelum masehi. Seiring perjalanan peradaban umat manusia,
filsafat juga ikut mengalami perkembangan. Dalam perkembangan ini,
filsafat telah melewati satu masa di mana filsafat disertakan dalam
pembelajaran di sekolah-sekolah yang dikenal dengan filsafat skolastik
yang mana ia termasuk dalam pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan
ke dalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
B. Saran
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tentu mengalami problema-
problema. Maka dari itu, pendidikan filsafat sebagai seni berfikir dalam
menemukan kebenaran murni mesti diikut sertakan dalam pendidikan di
sekolah-sekolah maupun institusi-institusi pendidikan lainnya guna
menciptakan generasi yang tangguh dan mampu memberikan atau
menyatakan opini yang rasional, ikut berperan aktif dalam mencari
pemecahan-pemecahan persoalan dalam kehidupan bermasyarakat dan
lain-lain.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://kumpulantugassekolahdankuliah.blogspot.com/2014/09/ filsafat-
skolastik.html
http://nendenrosmawati.blogspot.com/2008/07/tokoh-skolastikdan-
pendapatnya.html
http://mybllshtprspctv.blogspot.com/2017/03/selayangpandang-filsafat-
kristen-awal.html http://filsafat-hindu.blogspot.com/
http://makalahmakulfilsafat.blogspot.com/2016/05/filsafatmasa-
skolastik.html
https://www.google.com/search?
faktor+faktor+tumbuh+kembangnya+filsafat+shcolastic&oq=faktor+fakto
r+tumbuhkembangnya+filsafat+shcolastic&aqs=chrome..69i57j33.33976j
0j8&sourceid=chrom&ie=UTF-8
http://sulufiyyah.blogspot.com/2010/05/filsafat-skolastik.html
12