Anda di halaman 1dari 12

FILSAFAT SCHOLASTIK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar


Filsafat

Dosen Pengampu :
Nasrul Rofiah Hidayati, S.T.,M.Pd

Oleh Kelompok 3 :

Jessica Januar .A (1803101051)


Susiani Ananda .H (1803101053)
Utari Dyah .P (1803101058)
Mahesti Cahayuni (1803101062)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa,
karena atas berkat rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Adapun kami sebagai penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
dosen mata kuliah Pengantar Filsafat Ilmu, karena telah membimbing kami dalam
pembuatan makalah ini.
Tujuan pembuatan makalah ini karena merupakan salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen dari mata kuliah Pengantar Filsafat Ilmu. Kami sadar bahwa
makalah ini jauh dari sempurna, sehingga kami berharap kepada dosen dapat
memberikan masukan kepada kami agar dapat menjadi lebih baik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.

Madiun, 10 Desember 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL...............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................4
C. TUJUAN.................................................................................................................4
BAB II FILSAFAT SCHOLASTIK..................................................................................5
A. Pengertian Filsafat Scholastik.................................................................................5
B. Karakteristik Filsafat Scholastik.............................................................................5
C. Tokoh-Tokoh Filsafat Scholastik............................................................................6
D. Filsafat Scholastik Kristen......................................................................................7
E. Filsafat Scholastik Hindu........................................................................................8
F. Faktor Tumbuh Kembangnya Filsafat Scholastik...................................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................................10
A. KESIMPULAN.....................................................................................................10
B. SARAN.................................................................................................................10
C. DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Filsafat selalu berkembang dari waktu ke waktu. Maka dari itu filsafat pra
modern pun juga mempunyai periodisasi tersendiri, salah satunya filsafat abad
pertengahan. Filsafat abad pertengahan memiliki ciri khas yakni dipengaruhinya
filsafat oleh ajaran gereja. Filsafat abad pertengahan ini dibagi menjadi 2 masa
yakni masa patristik dan scholastik.
Pada masa patristik, filsafat benar-benar di dominasi oleh gereja. Setiap
filsafat yang bertentangan dengan ajaran gereja ditolak dan harus dilenyapkan
beserta para pendukungnya. Sedang pada masa scholastik, filsafat mulai bangkit
kembali dengan tetap menjadikan ajaran gereja sebagai patokan untuk berfilsafat.
Filsafat abad pertengahan ini juga memiliki sejarah yang panjang sehingga
dibutuhkan penjelasan tersendiri akan pembagian 2 masa tersebut. Makalah ini
akan membahas tentang filsafat masa scholastik yang merupakan kebangkitan
filsafat barat setelah cukup lama mengalami kemandegan pada saat masa patristik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu filsafat scholastik beserta faktor yang mempengaruhinya?
2. Siapa saja tokoh filsafat scholastik?
3. Bagaimana perkembangan filsafat scholastik?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian dari filsafat scholastik.
2. Mengetahui karakteristik filsafat scholastik.
3. Mengetahui tokoh-tokoh filsafat scholastik.
4. Menjelaskan filsafat kristen dan hindu.

4
BAB II
FILSAFAT SCHOLASTIK

A. Pengertian Filsafat Scholastik


Istilah scholastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang
berarti sekolah. Ada juga yang mengatakan bahwa kata scholastik diambil dari
kata schuler yang berarti ajaran atau sekolahan. Selain itu, terdapat pendapat
lain yang mengatakan bahwa scholastik bermula dari perkataan “colastikus”
yang dimaksudkan untuk guru yang mengajar disekolah-sekolah.
Jadi scholastik berarti sesuatu yang berkaitan dengan sekolah. Kata
scholastik menjadi istilah bagi filsafat pada abad 9-15 yang mempunyai corak
khusus yaitu filsafat yang dipengaruhi agama. Filsafat scholastik adalah filsafat
yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-
persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik dan
buruk.
Ada juga yang mengatakan bahwa scholastik adalah filsafat yang
berdasarkan agama atau kepercayaan semata. Pendapat tersebut sebetulnya
sudah mengingkari sifat filsafat scholastik karena dalam sejarahnya sudah jelas
bahwa scholastik di barat tidaklah berdasarkan wahyu. Wahyu dalam filsafat
diibaratkan seperti mercusuar tetapi bukan kemudi untuk mencapai kebenaran.
Jadi filsafat scholastik berpikir dalam penerangan agama bukan berdasarkan
kebenaran wahyu semata.

B. Karakteristik Filsafat Scholastik


Karakteristik dari filsafat scholastik antara lain :
1. Filsafat scholastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata
agama. Karena scholastik ini sebagai bagian dan kebudayaan abad
pertengahan yang religius.
2. Filsafat scholastik adalah filsafat yang mengabdi kepada teologi, atau
filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai
berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk.

5
3. Filsafat scholastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran
pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesa
yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
4. Filsafat scholastik adalah filsafat nasrani, karena banyak dipengaruhi
oleh ajaran gereja.

C. Tokoh-tokoh Filsafat Scholastik


1. Thomas Aquinas
Nama sebenarnya adalah Santo Thomas Aquinas, yang artinya Thomas
yang suci dari Aquinas. Di samping sebagai ahli pikir, ia juga seorang dokter
gereja bangsa Italia. Ia lahir di Rocca Secca, Napoli (Italia). Ia merupakan
tokoh terbesar Skolastisisme, salah seorang suci gereja katolik Romawi dan
pendiri aliran yang dinyatakan menjadi filsafat resmi gereja Katolik. Tahun
1245 ia belajar pada Albertus Magnus. Ia berusaha untuk membuktikan bahwa
iman Kristen secara penuh dapat dibenarkan dengan pemikiran logis. Ia
menerima pemikiran Aristoteles sebagai otoritas tertinggi tentang
pemikirannya yang logis.Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari
Tuhan.
Kebenaran diungkapkan dengan jalan yang berbeda-beda, sedangkan
iman berjalan di luar jangkauan pemikiran. Tidak ada kontradiksi antara
pemikiran dan iman. Semua kebenaran mulai timbul secara ketuhanan
walaupun iman diungkapkan lewat beberapa kebenaran yang berada di luar
kekuatan pikir. Selanjutnya ia mengatakan bahwa iman lebih tinggi dan berada
di luar pemikiran yang berkenaan sifat Tuhan dan alam semesta. Thomas
sendiri menyadari bahwa tidak dapat menghilangkan unsur-unsur Aristoteles.
Bahkan ia menggunakan ajaran Aristoteles, tetapi pemkirannya berbeda.
Masuknya unsur Aristoteles ini didorong oleh kebijakan pimpinan gereja Paus
Urbanus V (1366) yang memberikan angin segar untuk kemajuan filsafat.

2. Jonahes Scotus Eriugea


Johanes Scotus Eriugena (± 810-870) dari Irlandia adalah seorang yang
ajaib sekali. Ia menguasai bahasa Yunani dengan amat baik pada suatu zaman
orang banyak hampir tidak mengenal bahasa itu. Juga ia berhasil menyusun
suatu sistem filsafat yang teratur secara mendalam pada suatu zaman ketika
orang masih berfikir hanya dengan mengumpulkan pendapat orang lain saja.
Pemikiran filsafatnya berdasarkan kristiani. Oleh karena itu segala
penelitian dimulai dari iman, sedangkan wahyu ilahi dipandang sebagai
sumber bahan-bahan filsafatnya. Menurut dia, akal bertugas mengungkapkan
arti yang sebenarnya dari bahan-bahan filsafat yang digalinya dari wahyu
ilahi itu.

6
3. Anselmus
Anselmus dari Canterbury (1033-1109) dilahirkan di Aosta, Piemont, yang
kemudian menjadi uskup di Canterbury. Sekalipun sebagian karyanya ditulis
pada abad ke-11, akan tetapi karya-karyanya itu besar sekali pengaruhnya
atas pemikiran Skolastik, maka tiada keberatan untuk membicarakan tokoh
ini sebagai termasuk tokoh abad ke-12.
Pemikiran dialektika, atau pemikiran dengan akal, diterima sepenuhnya
bagi pemikiran teologia. Akan tetapi bukan dalam arti bahwa hanya akallah
yang dapat memimpin orang kepada kepercayaan, melainkan bahwa orang
harus percaya dahulu supaya dapat mendapatkan pengertian yang benar akan
kebenaran.
Menurut Anselmus, pengertian-pengertian umum atau universalia bukan
hanya sebutan saja, akan tetapi juga memiliki realitas. Universalia benar-
benar ada kenyataannya, bebas daripada segala hal yang individual, yaitu
berada sebagai idea-idea di dalam Allah. Baik pandangan tentang pemikiran
akali, maupun pandangannya tentang universelia itu dikaitkan dengan
pandangan tentang bukti-bukti tentang adanya Allah.
4. Petrus Abaelardus
Petrus Abaelardus (1079-1142) dilahirkan di Le Pallet (dekat Nantes), di
Perancis. Pandangannya tajam sekali, akan tetapi karena kekerasan wataknya
sering ia bentrokan dengan para ahli pikir lainnya dan dengan para pejabat
gerejani. Jasa-jasanya terletak dalam pembaharuan metode pemikiran dan
dalam memikirkan lebih lanjut persoalan-persoalan dialektis yang aktual.
Metode yang dipakai adalah rasionalistis, yang menundukan iman kepada
akal. Iman harus mau diawasi akal. Yang wajib dipercaya ialah apa yang
telah disetujui akal dan telah diterima olehnya. Di bidang Etika Abaelardus
merintis pemikiran baru. Ia adalah orang pertama yang ingin menysun Etika,
bukan berdasarkan wibawa wahyu, tetapi tanpa meninggalkan moral
Kristiani. Ia yakin bahwa moral Kristiani berada segaris denagn apa yang
dapat dibangun oleh suatu moral yang murni bersifat kodrati.

D. Filsafat Scholastik Kristen


Dalam sejarah perkembangannya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Masa Skolastik Awal (Abad 9-12 M)
Masa ini merupakan kebangkitan pemikiran abad pertengahan
setelah terjadi kemerosotan. Masa pra- Yunani disebabkan kuatnya
dominasi golongan gereja. Mulanya skolastik timbul pertama kalinya di
biara Itali Selatan dan akhirnya berpengaruh kedaerah- daerah lain. Di
sekolah-sekolah saat itu diterapkan kurikulum yang meliputi study

7
duniawi atau arts liberales yang meliputi tata bahasa, retorika, dialektika
(seni diskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik.
Pada masa ini persoalan pemikiran yang menonjol adalah
hubungan antara rasio dengan wahyu (agama). Hubungan antara rasio
dengan agama ini dirumuskannya dengan "Credo Ut In Telligam "(saya
percaya supaya mengerti). Maksudnya adalah bahwa orang yang
mempunyai kepercayaan agama akan lebih mengerti segala sesuatunya:
Tuhan, manusia, dan dunia. Jadi yang paling diutamakannya adalah
agama dalam filsafatnya, tapi tidak mengingkari kemampuan rasio.
Universalia ialah pengertian umum seperti kemanusiaan, kebaikan,
keindahan, dan sebagainya.
2. Masa Skolastik Keemasan
Sejak pertengahan abad ke-12 karya-karya non-krisriani mulai
muncul dan filsuf islam mulai berpengaruh. Masa kejayaan skolastik
yang berlangsung dari tahun 1200-1300 M. Secara umum ada beberapa
faktor yang menjadikan masa skolastik mencapai keemasan, yaitu :
a. Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rasyd, Ibnu Sina, sejak abad
ke-12 sampai ke- 13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
b. Tahun 1200 M didirikan Universitas Almamater di Prancis. Almamater
inilah sebagai embrio berdirinya Universitas di Paris, Oxford, dan lain-
lain.
c. Berdirinya ordo-ordo karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu
pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk
memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Tokoh yang paling
terkenal dimasa ini adalah Albertus Magnus dan Thomas Aguinas.
3. Masa Skolastik Akhir
Masa ini ditandai dengan kemalasan berpikir filsafat sehingga
menyebabkan stagnasi pemikiran filsafat skolastik kristen. Pada masa ini
tokoh yang paling terkenal, yaitu Nicolaus Cusanus (1401-1404 M).
Menurutnya terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu: lewat indra, akal,
dan intuisi. Pemikiran Nicolaus ini dianggap sebagai upaya
mempersatukan seluruh pemikiran abad pertengahan kesuatu sintesis yang
lebih luas. Sintesis ini mengarah kemasa depan dan pemikirannya ini
tersirat suatu pemikiran para humanis.
E. Filsafat Scholastik Hindu
Umat Hindu juga menganggap agamanya sebagai Sanatana
Dharma yang berarti Dharma yang kekal abadi. Menurut kepercayaan dari
para penganutnya, ajaran Hindu adalah ajaran yang langsung diajarkan
oleh Tuhan sendiri, yang turun dan menjelma di dunia yang di sebut
Awatara.
Contohnya Kresna yang yang dianggap penjselmaan Tuhan ke
dunia pada zaman Dwaparayuga, sekitar puluhan ribu tahun silam. Ajaran

8
Kresna atau Tuhan sendiri yang termuat dalam kitab Bhagawadgita, yang
merupakan kitab suci Hindu yang utama. Bagi umat Hindu, siapapun
berhak serta memiliki kemampuan untuk menerima ajaran suci atau wahyu
dari Tuhan asalkan seorang tersebut telah mencapai kesadaran atau
pencerahan tertentu. Oleh sebab itu, dalam agama Hindu wahyu Tuhan
bukan hanya sebatas pada suatu zaman atau hanya untuk seseorang saja.
Bahwa wahyu Tuhan yang diturunkan dari waktu ke waktu
hakekatnya adalah sama, yaitu berisi tentang kebenaran, kasih sayang,
kebahagiaan, kedamaian, tentang hakekat akan diri manusia yang
sebenarnya, serta tentang dari mana manusia dilahirkan dan mau kemana
manusia akan pergi nantinya,atau apa tujuan yang sebenarnya manusia
hidup di dunia ini. Ada dua kelompok filsafat India, yaitu Astika dan
Nastika. Kelompok Nastika merupakan kelompok aliran yang tidak
mengakui isi atau adanya kitab Weda, sedangkan kelompok Astika adalah
sebaliknya.

Dalam Astika, terdapat 6 macam aliran filsafat :


a. Nyaya :Pendiri Gotama dan penekanan ajarannya ialah pada aspek logika.
b. Waisasika : Pendiri Kanada dan penekanan ajarannya pada pengetahuan
menuntun seseorang untuk merealisasikan diri.
c. Yoga : Penekanan ajarannya adalah pada pengendalian
jasmani dan pikiran untuk mencapai Samadhi.
d. Samkhya : Penekanan ajarannya adalah tentang proses perkembangan dan
terjadinya alam semesta.
e. Wedanta : Penekanan ajarannya adalah pada hubungan Atma dengan
Brahma dan tentang kelepasan.
f. Mimamsa : Pendiriannya adalah Jaimini, dan penekanan ajarannya adalah
pada pelaksanaan ritual dan susila menurut konsep Weda.
Ajaran tersebut dikenal sebagai Filsafat Hindu. Kelompok Nastika
pada umumnya adalah kelompok yang lahir ketika Hindu masih berbentuk
ajaran Weda dan kitab Weda belum lengkap atau tergenapi seperti saat ini.
Hindu baru muncul ketika adanya kelompok Astika. Kedua kelompok
tersebut antara Nastika dan Astika merupakan kelompok yang sangat
berbeda (kelompok Nastika bukanlah Hindu).
Diluar keenam Astika tersebut, terdapat juga Nastika, pandangan
Heterodok yang tidak percaya atau tidak mengakui otoritas dari Weda,
yaitu Budha, Jaina dan Carvaka. Meski demikian, ajaran filsafat ini
biasanya di pelajari secara formal oleh para tokoh dan pakar. Pengaruh
dari masing – masing Astika ini bisa dilihat dari sastra – sastra Hindu serta
keyakinan yang dipegang oleh pemeluknya dalam kehidupan sehari-hari.

9
F. Faktor-faktor Tumbuh Kembangnya Filsafat Skolastik
1. Faktor Religius
Faktor Religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang
berkehidupan religius. Mereka beranggapan bahwa hidup di dunia ini
suatu perjalanan ke tanah suci Yarussalem, dunia ini bagaikan negri asing
dan sebagai temapat pembuangan limbah air mata saja (tempat kesedihan.)
2. Faktor Ilmu Pengetahuan
Pada saat itu sudah banyak didirikan lembaga pengajaran yang
diupayakan oleh biara-biara, gereja, ataupun dari keluarga istana.
Kepustakaannya diambil dari para penulis latin, Arab (Islam) dan Yunani.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia berusaha untuk memecahkan
persoalan yang dihadapinya dengan cara berpikir (berfilsafat) kemudian
diwujudnyatakan dengan aksi atau tindakan. Hal ini muncul karena adanya
kesangsian (skeptis), adanya keheranan, dan juga kesadaran akan
keterbatasan yang dimiliki oleh manusia. Ilmu filsafat ini sendiri muncul
pada abad sebelum masehi. Seiring perjalanan peradaban umat manusia,
filsafat juga ikut mengalami perkembangan. Dalam perkembangan ini,
filsafat telah melewati satu masa di mana filsafat disertakan dalam
pembelajaran di sekolah-sekolah yang dikenal dengan filsafat skolastik
yang mana ia termasuk dalam pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan
ke dalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.

B. Saran
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tentu mengalami problema-
problema. Maka dari itu, pendidikan filsafat sebagai seni berfikir dalam
menemukan kebenaran murni mesti diikut sertakan dalam pendidikan di
sekolah-sekolah maupun institusi-institusi pendidikan lainnya guna
menciptakan generasi yang tangguh dan mampu memberikan atau
menyatakan opini yang rasional, ikut berperan aktif dalam mencari
pemecahan-pemecahan persoalan dalam kehidupan bermasyarakat dan
lain-lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulantugassekolahdankuliah.blogspot.com/2014/09/ filsafat-
skolastik.html

http://nendenrosmawati.blogspot.com/2008/07/tokoh-skolastikdan-
pendapatnya.html

http://mybllshtprspctv.blogspot.com/2017/03/selayangpandang-filsafat-
kristen-awal.html http://filsafat-hindu.blogspot.com/

http://makalahmakulfilsafat.blogspot.com/2016/05/filsafatmasa-
skolastik.html

https://www.google.com/search?

faktor+faktor+tumbuh+kembangnya+filsafat+shcolastic&oq=faktor+fakto
r+tumbuhkembangnya+filsafat+shcolastic&aqs=chrome..69i57j33.33976j
0j8&sourceid=chrom&ie=UTF-8
http://sulufiyyah.blogspot.com/2010/05/filsafat-skolastik.html

12

Anda mungkin juga menyukai