Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafa Umum
Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
TADRIS FISIKA 1C
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua khususnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan judul “ Sejarah Filsafat Barat dan Tokoh – tokohnya “ dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Filsafat Umum. Kita menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Karena itu
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
2. Dr. Maryono, M.Pd. selaku Kajur Tadris Fisika Rektor Institut Agama Islam
NegeriTulungagung.
3. Muhammad Manar, S.Fil., M.Ag. Selaku Dosen Pendidikan Filsafat Umum yang
selalu membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
4. Kedua Orang Tua kami, yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasihat, serta
kesabarannya yang selalu membimbing kami tanpa lelah.
5. Teman- teman kelas yang selalu memberikan semangat kepada kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah Filsafat Umum ini dapat bermanfaat
dan menginspirasi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat merupakan salah satu disiplin ilmu yang sangat mendasar, sehingga
semua disiplin ilmu yang lain akan mendapat pijakan filsafat. Dengan demikian,
kajian ilmiah yang terdapat dalam ilmu pengetahuan akan ditemukan hakikat, seluk
beluk dan sumber pengetahuan yang mendasarinya.
Filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-7 SM. Filsafat
muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan keadaan alam,
dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada
agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak yang
bertanya- tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab
lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: Di
Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara
intelektual orang lebih bebas. Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof
ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani
yang terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru
Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa
sejarah filsafat tidak lain hanyalah “komentarkomentar karya Plato belaka”. Hal ini
menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Setelah filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaanya dengan hasil
yang sangat gemilang, yaitu melahirkan peradaban Yunani merupakan titik tolak
peradaban manusia di dunia. Maka giliran selanjutnya adalah warisan peradaban
Yunani jatuh ke tangan kekuasaan Romawi. Kekuasaan Romawi memperlihatkan
kebesaran dan kekuasaanya hingga daratan Eropa (Britania), tidak ketinggalan pula
pemikiran filsafat Yunani juga ikut terbawa.
Di dalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat Eropa (kira-kira
selama 5 abad) belum memunculkan ahli fikir (filosof), akan tetapi setelah abad ke-
6 masehi, barulah muncul para ahli fikir yang mengadakan penyeledikan filsafat.
Jadi, ilsafat Eropa yang mengawali lahirnya Filsafat Barat Aban Pertengahan.
Kekuasaan pengaruh antara filsafat Yunani dengan agama Kristen dikatakan
seimbang, karena apabila tidak seimbang pengaruhnya, maka tidak mungkin
1
berintegrasi membentuk suatu formula baru. Walaupun agama Kristen relatif masih
baru keberadaanya, tetapi pada saat itu muncul anggapan yang sama terhadap filsafat
Yunani ataupun agama Kristen. Anggapan manusia bahwa Tuhan turun ke bumi
(dunia) dengan membawa kabar baik bagi umat manusia. Kabar baik tersebut berupa
firman Tuhan yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang sempurna dan
sejati.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
terdapat beberapa rumusan masalah dalam kaitannya dengan komponen Keberadaan
serta Penerapan Filsafat Barat di Negara Indonesia saat ini, yaitu sebagai berikut:
A. Bagaimanakah kajian filsafat yang sebenarnya?
B. Siapa saja tokoh Pemikir Filsafat Barat ?
C. Bagaimanakah penerapan budaya Filsafat Barat di Indonesia saat ini?
C. Tujuan
A. Mengetahui sejarah Filsafat Barat
B. Mengetahui siapa saja tokoh yang berpengaruh dalam pemikiran Filsafat Barat
C. Mengetahui penerapan budaya filsafat barat di indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Robert Audi. 1995. The Cambridge Dictionary Of Philosopy. Cambridge University Press : United Kingdom.
580 – 617.
2
Syauqina, Nur Ahmad. 2012. Makalah Filsafat Barat, Diakses 11 November 2020, 19.05. http://inha-
shakiynha.blogspot.com/2012/03/contoh-makalah-mengenaii-filsafat-barat.html
3
matematika.
2. Filsafat Abad Pertengahan (400 M – 1500 M)
Filsafat abad pertengahan dimulai pada abad ke-4 sampai abad ke-15. Filsafat ini
berdiri ditandai dengan berpadunya filsafat dan agama. Sayangnya, filsif yang
mengeluarkan ajaran tersebut di hukum mati. Hal itu bisa kita dapati dari
peristiwa matinya Copernicus dan Galileo yang mengeluarkan teori yang
bertentang dengan doktrin gereja sehingga abad ini disebut abad kegelapan. Di
abad kegelapan filsafat ini, hanya yang berhasil memadukan filsafat dan
agamalah yang berhasil bertahan dan diakui ajarannya. Dan filsuf tersebut salah
satunya adalah Thomas Aquinas dengan teorinya yang paling terkenal; lima
argumentasi pembuktian kebaradaan Tuhan.
3. Filsafat Abad Modern (1600 – 1900 M)
Filsafat ini berawal dari abad 16 hingga 19. Filsafat Abad Modern
didahului oleh pergerakan filsuf yang menentang dominasi gereja. Filsafat
kemudian memisahkan diri dari kungkungan agama versi gereja. Di sinilah
berawal istilah sekularisasi atau pemisahan kewenangan antara keilmuan atau
sains (materi) dan agama (nonmateri). Sekularisme inilah yang membawa filsafat
barat pada perkembangan dan penyebaran yang sangat pesat. Hal ini terbukti
dengan banyaknya lahir filsuf-filsuf baru pada zaman ini diantaranya; Francis
Bacon, Thomas Hobbes, Rene de Cartes, Immanuel Kant, dll.
4. Filsafat Kontemporer (Postmodernisme)
Filsafat ini dimulai sejak abad 20 hingga sekarang. Pada abad ini pula,
para filsuf kemudian mengkhususkan diri pada obyek kajian filsafat tertentu. Di
sisi lain, para filsuf tersebut mengumumkan atau mengeneralisasi gerakan mereka
ke dalam bentuk komunitas tertentu. Perbedaan paling mencolok pada filsafat
zaman kita ini adalah banyaknya beredar jurnal filsafat (kumpulan beberapa
tulisan oleh penulis berbeda). Para filsuf zaman ini di antaranya; Edmun Husserls,
Henri Bergson, Ernst Cassirer, Bertrand Russell, Thomas Kuhn, Martin
Heidegger, dll. Sepintas akan tampak berbeda dengan abad-abad sebelumnya,
kurang merupakan abad kritik sosial dan politik yang menerima prinsip bahwa
studi yang tepat bagi filsafat adalah manusia dan lebih tampak sebagai abad
spekulasi yang tak kritis dan bahkan tak terbatas mengenai hakikat realitas
terakhir. Istilah “ideologi” mengacu pada “sistem ide-ide tentang fenomena,
terutama fenomena kehidupan sosial, cara berpikir khas suatu kelas atau
4
individu” (Aiken, 2002:1-2)
Hegel percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini terus bergerak: setiap kehidupan
individu, alam, sejarah, dan masyarakat. Hal ini mengakibatkan setiap era
memiliki semangat zaman alias zeitgeist masing-masing yang khass. Sebuah
semanga atau ruh yang secara umum ditemui pada tiap-tiap zaman. Suatu zaman
yang bersejarah tidak secara acak diikuti begitu saja oleh zaman lainnya.
Sebaliknya, bagi Hegel, ada prinsip evolusi logis [3].
B. Karl Mark
Salah satu karya Marx yang paling kontroversial, Manifesto of the Communist
Party, membahas tentang konflik kelas yang terjadi antara para pemilik modal
(borjuis) dan kelas pekerja (proletar).
Menurut Marx, eksploitasi yang dilakukan oleh borjuis terhadap proletar akan
mendorong proletar untuk bersatu. Proletar yang telah bersatu akan bertarung,
dan merebut kepemilikan alat-alat produksi dari para borjuis. Hasil akhir dari
konflik kelas ini adalah masyarakat komunis — masyarakat tanpa kelas yang
sejahtera, dan fokus pada pengembangan diri para anggotanya [3].
5
Tiga karya Marx lainnya membahas topik yang cukup beragam, mulai dari
materialisme, proses keterasingan yang dialami oleh kelas pekerja, hingga
kapitalisme.
C. Jurgen Habermas
adalah seorang filsuf dan sosiolog dari Jerman. Ia adalah generasi kedua dari
Mazhab Frankfurt. Jurgen Habermas adalah penerus dari Teori Kritis yang
ditawarkan oleh para pendahulunya (Max Horkheimer, Theodor Adorno, dan
Herbert Marcuse). Teori Kritis yang dipaparkan oleh para pendahulunya berakhir
dengan kepesimisan atau kebuntuan. Akan tetapi, Teori Kritis tidak berhenti
begitu saja, Jurgen Habermas telah membangkitkan kembali teori itu dengan
paradigma baru.[7] .
Kedua hal itulah yang membuat kemacetan dalam Teori Kritis menurut Jurgen
Habermas. Pandangan ini telah membuat sudut pandang masyarakat tentang krtik
dengan penaklukan itu sama dan praksis dengan penaklukan itu sama. Jurgen
Habermas berpendirian kritik hanya dapat maju dengan rasio komunikatif yang
3
Arief Rahardian. 2019. “ Mengenal Pemikiran Karl Marx “ . (
https://medium.com/@ariefism/mengenal-pemikiran-karl-marx-9ddf6e6e68be#_ftn4.
Diakses pada 17 November,2020 )
6
dimengerti sebagai praksis komunikatif atau tindakan komunikatif. Masyarakat
komunikatif bukanlah masyarakat yang melakukan kritik melalui revolusi atau
kekersan, tetapi melalui argumentasi. Kemudian Habermas membedakan dua
macam argumentasi, yaitu: perbincangan atau diskursus dan kritik.[4].
D. Wittgenstein
Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari
4
F.Budi Hardiman Menuju Masyarakat Komunikatif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2009. hlm. 14.
7
Alexander yang Agung. Ia menulis berbagai subyek yang berbeda,
termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis,
biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato. Ia dianggap menjadi
seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat.
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani
(dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM.
H. Thomas Aquinas (1224-1274)
Thomas Aquinas kadangkala juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia:
Tommaso d’Aquino) adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia
menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan
ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa
Theologiae (1273). Ia disebut sebagai "Ahli teologi utama orang Kristen."
Bahkan ia dianggap sebagai orang suci oleh Gereja Katholik dan memiliki gelar
santo.
I. Baruch De Spinoza (1632-1677)
Baruch de Spinoza adalah filsuf keturunan Yahudi dari keluarga yang
bermigrasi ke Belanda. Pikiran-pikirannya berakar dalam tradisi Filsafat Yahudi
yang dirintis sejak Philo yang menggabungkan agama Yahudi dengan Filsafat
Yunani.
I. Leibnz (1646-1716)
Gottfried Wilhem Leibniz atau kadangkala dieja sebagai Leibnitz atau Von
Leibniz adalah seorang filsuf Jerman keturunan Sorbia dan berasal dari Sachsen.
Ia terutama terkenal karena faham Théodicée bahwa manusia hidup dalam dunia
yang sebaik mungkin karena dunia ini diciptakan oleh Tuhan Yang Sempurna.
J. Immanuel Kant (1724-1804)
Immanuel Kant adalah seorang filsuf Jerman. Karya Kant yang terpenting
adalah Kritik der Reinen Vernunft, 1781. Kant adalah filosof pertama yang sejauh
ini kita ketahui pernah mengajarkan filsafat di universitas. Kant adalah orang
yang mencari jawaban sendiri bagi pertanyaan-pertanyaan filosofis dan juga
orang yang menjadi ahli dalam sejarah filsafat tapi tidak menyusun filosofinya
sendiri. Kant terkenal karena tiga kritikannya:
8
(1) Kritik atas rasio murni, apa yang saya dapat ketahui. Ding an sich, hakikat
yang kemudian oleh akal terus ditampung oleh dua wadah pokok, yakni ruang dan
waktu. Kemudian diperinci lagi misalnya menurut kategori sebab dan akibat dst.
(2) Kritik atas rasio praktis, apa yang harus saya buat. Kelakuan manusia
ditentukan oleh kategori imperatif, keharusan mutlak: kau harus begini dan begitu.
Ini mengandaikan tiga postulat: kebebasan, jiwa yang tak dapat mati, adanya
Tuhan.
(3) Kritik atas daya pertimbangan. Di sini Kant membicarakan peranan perasaan
9
Metafisika mengkaji hakikat segala yang ada. Dalam bidang ini, hakikat yang ada dan
keberadaan (eksistensi) secara umum dikaji secara khusus dalam Ontologi. Adapun hakikat
manusia dan alam semesta dibahas dalam Kosmologi.
Epistemologi mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan (episteme secara harafiah
berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti
batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan.
Aksiologi membahas masalah nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan manusia. Dari
aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia: etika
dan estetika.
Etika, atau filsafat moral, membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan
mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui. Beberapa
topik yang dibahas di sini adalah soal kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati, dan
sebagainya.
Estetika membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan. Dari estetika
lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil
budaya.
Walaupun ajaran Filsafat Barat, erat hubungannya dengan agama Non-Muslim
(Kristen), serta sering dikait-kaitkan dengan besarnya pengaruh yang ditimbulkan pada
zamannya, akan tetapi dalam kenyataanya sekarang Negara Indonesia masih bisa
meminamalisir keadaan tersebut, keadaan dimana negara Indonesia, menurut penelitian dari
para ahli di bidangnnya menyatakan bahwa, Indonesia justru berada dalam kategori 5 besar
negara dengan penduduk Mayoritas ber-agama Islam, tidak seperti apa yang diajarkan oleh
para filsuf-filsuf pada Abad Pertengahan (Filsafat Barat), dimana ajaran mereka
menyatakan dengan tegas bahwa, setiap perkataan, setiap perintah, bahwa setiap
peraturannya yang di keluarkan olah seorang pendeta gereja adalah benarnya adanya,
masyarakat di zamannya seperti berada dalam ‘abad gelap’ abad dimana mereka
10
diibaratkan seperti sebuah robot yang harus mengikuti dan menjalankan perintah dari
pemiliknya ‘Para Pendeta Gereja’. Dari segi persentase, Indonesia hanya miliki kurang dari
50% penduduknya yang beragama Non-Muslim ‘Kristen’ [5]
4
5
Syauqina, Nur Ahmad. 2012. Makalah Filsafat Barat, Diakses 11 November 2020, 19.05. http://inha-
shakiynha.blogspot.com/2012/03/contoh-makalah-mengenaii-filsafat-barat.html
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan
untuk menyempurnakan makalah kami ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Syauqina, Nur Ahmad. Makalah Filsafat Barat, Diakses 11 November 2020, 19.05.
http://inha-shakiynha.blogspot.com/2012/03/contoh-makalah-mengenaii-filsafat-
barat.html.
13