Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEJARAH FILSAFAT BARAT DAN TOKOH – TOKOHNYA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafa Umum

Dosen Pengampu :

Muhammad Manar, S.Fil., M.Ag.

DISUSUN OLEH :

Siti Maulidiyah Zamrotin NIM 126211201028

Ulfa Andini Dian Pawestri NIM 126211202070

TADRIS FISIKA 1C

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

TULUNGAGUNG NOVEMBER 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua khususnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan judul “ Sejarah Filsafat Barat dan Tokoh – tokohnya “ dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Filsafat Umum. Kita menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Karena itu
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
2. Dr. Maryono, M.Pd. selaku Kajur Tadris Fisika Rektor Institut Agama Islam
NegeriTulungagung.
3. Muhammad Manar, S.Fil., M.Ag. Selaku Dosen Pendidikan Filsafat Umum yang
selalu membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
4. Kedua Orang Tua kami, yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasihat, serta
kesabarannya yang selalu membimbing kami tanpa lelah.
5. Teman- teman kelas yang selalu memberikan semangat kepada kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah Filsafat Umum ini dapat bermanfaat
dan menginspirasi pembaca.

Tulungagung, 11 November 2020

Siti Maulidiyah Zamrotin


Ulfa Andini Dian Pawestri

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
A. Sejarah Filsafat Barat ................................................................................................... 3
B. Periode Filsafat Barat ................................................................................................... 3
C. Tokoh – tokoh Filsafat Barat. ....................................................................................... 5
D. Peran Filsafat Barat Di Indonesia................................................................................. 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 8
A. Kesimpulan.................................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat merupakan salah satu disiplin ilmu yang sangat mendasar, sehingga
semua disiplin ilmu yang lain akan mendapat pijakan filsafat. Dengan demikian,
kajian ilmiah yang terdapat dalam ilmu pengetahuan akan ditemukan hakikat, seluk
beluk dan sumber pengetahuan yang mendasarinya.
Filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-7 SM. Filsafat
muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan keadaan alam,
dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada
agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak yang
bertanya- tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab
lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: Di
Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara
intelektual orang lebih bebas. Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof
ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani
yang terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru
Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa
sejarah filsafat tidak lain hanyalah “komentarkomentar karya Plato belaka”. Hal ini
menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Setelah filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaanya dengan hasil
yang sangat gemilang, yaitu melahirkan peradaban Yunani merupakan titik tolak
peradaban manusia di dunia. Maka giliran selanjutnya adalah warisan peradaban
Yunani jatuh ke tangan kekuasaan Romawi. Kekuasaan Romawi memperlihatkan
kebesaran dan kekuasaanya hingga daratan Eropa (Britania), tidak ketinggalan pula
pemikiran filsafat Yunani juga ikut terbawa.
Di dalam masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat Eropa (kira-kira
selama 5 abad) belum memunculkan ahli fikir (filosof), akan tetapi setelah abad ke-
6 masehi, barulah muncul para ahli fikir yang mengadakan penyeledikan filsafat.
Jadi, ilsafat Eropa yang mengawali lahirnya Filsafat Barat Aban Pertengahan.
Kekuasaan pengaruh antara filsafat Yunani dengan agama Kristen dikatakan
seimbang, karena apabila tidak seimbang pengaruhnya, maka tidak mungkin

1
berintegrasi membentuk suatu formula baru. Walaupun agama Kristen relatif masih
baru keberadaanya, tetapi pada saat itu muncul anggapan yang sama terhadap filsafat
Yunani ataupun agama Kristen. Anggapan manusia bahwa Tuhan turun ke bumi
(dunia) dengan membawa kabar baik bagi umat manusia. Kabar baik tersebut berupa
firman Tuhan yang dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang sempurna dan
sejati.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
terdapat beberapa rumusan masalah dalam kaitannya dengan komponen Keberadaan
serta Penerapan Filsafat Barat di Negara Indonesia saat ini, yaitu sebagai berikut:
A. Bagaimanakah kajian filsafat yang sebenarnya?
B. Siapa saja tokoh Pemikir Filsafat Barat ?
C. Bagaimanakah penerapan budaya Filsafat Barat di Indonesia saat ini?
C. Tujuan
A. Mengetahui sejarah Filsafat Barat
B. Mengetahui siapa saja tokoh yang berpengaruh dalam pemikiran Filsafat Barat
C. Mengetahui penerapan budaya filsafat barat di indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Filsafat Barat


Filsafat barat adalah sebutan yang digunakan untuk pemikiran – pemikiran
filsafat dalam dunia Barat ( Occidental ). Masa awalnya dimulai dengan filsafat
Yunani di Yunani Kuno. Pada masa ini sebagian besar Bumi sudah dicakup, termasuk
Amerika Utara dan Australia [1].
Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di
universitas- universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini
berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno. Namun pada hakikatnya, tradisi
falsafi Yunani sebenarnya sempat mengalami pemutusan rantai ketika salinan buku
filsafat Aristoteles seperti Isagoge, Categories dan Porphyry telah dimusnahkan oleh
pemerintah Romawi bersamaan dengan eksekusi mati terhadap Boethius, yang
dianggap telah menyebarkan ajaran yang dilarang oleh negara [2].
Selanjutnya dikatakan bahwa seandainya kitab-kitab terjemahan Boethius
menjadi sumber perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan di Eropa, maka John
Salisbury, seorang guru besar filsafat di Universitas Paris, tidak akan menyalin
kembali buku Organon karangan Aristoteles dari terjemahan-terjemahan berbahasa
Arab, yang telah dikerjakan oleh filosof Islam pada dinasti Abbasyah.
Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne
Descartes, Immanuel Kant, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich
Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre
1

B. Periodesiasi Filsafat Barat


1. Filsafat Yunani Klasik/Zaman Kuno (600 SM – 400 M)
Filsafat Yunani klasik bermula pada abad ke-6 SM. Awal filsafat Yunani
dipengaruhi oleh mitologi Yunani dan peradaban negara lainnya. Dalam masa
ini, dikenal filsuf alam yang membahas tentang apa unsur utama yang menyusun
alam semesta. Kemudian, lahirlah filsuf yang membahas ilmu pasti dan

1
Robert Audi. 1995. The Cambridge Dictionary Of Philosopy. Cambridge University Press : United Kingdom.
580 – 617.
2
Syauqina, Nur Ahmad. 2012. Makalah Filsafat Barat, Diakses 11 November 2020, 19.05. http://inha-
shakiynha.blogspot.com/2012/03/contoh-makalah-mengenaii-filsafat-barat.html

3
matematika.
2. Filsafat Abad Pertengahan (400 M – 1500 M)
Filsafat abad pertengahan dimulai pada abad ke-4 sampai abad ke-15. Filsafat ini
berdiri ditandai dengan berpadunya filsafat dan agama. Sayangnya, filsif yang
mengeluarkan ajaran tersebut di hukum mati. Hal itu bisa kita dapati dari
peristiwa matinya Copernicus dan Galileo yang mengeluarkan teori yang
bertentang dengan doktrin gereja sehingga abad ini disebut abad kegelapan. Di
abad kegelapan filsafat ini, hanya yang berhasil memadukan filsafat dan
agamalah yang berhasil bertahan dan diakui ajarannya. Dan filsuf tersebut salah
satunya adalah Thomas Aquinas dengan teorinya yang paling terkenal; lima
argumentasi pembuktian kebaradaan Tuhan.
3. Filsafat Abad Modern (1600 – 1900 M)
Filsafat ini berawal dari abad 16 hingga 19. Filsafat Abad Modern
didahului oleh pergerakan filsuf yang menentang dominasi gereja. Filsafat
kemudian memisahkan diri dari kungkungan agama versi gereja. Di sinilah
berawal istilah sekularisasi atau pemisahan kewenangan antara keilmuan atau
sains (materi) dan agama (nonmateri). Sekularisme inilah yang membawa filsafat
barat pada perkembangan dan penyebaran yang sangat pesat. Hal ini terbukti
dengan banyaknya lahir filsuf-filsuf baru pada zaman ini diantaranya; Francis
Bacon, Thomas Hobbes, Rene de Cartes, Immanuel Kant, dll.
4. Filsafat Kontemporer (Postmodernisme)
Filsafat ini dimulai sejak abad 20 hingga sekarang. Pada abad ini pula,
para filsuf kemudian mengkhususkan diri pada obyek kajian filsafat tertentu. Di
sisi lain, para filsuf tersebut mengumumkan atau mengeneralisasi gerakan mereka
ke dalam bentuk komunitas tertentu. Perbedaan paling mencolok pada filsafat
zaman kita ini adalah banyaknya beredar jurnal filsafat (kumpulan beberapa
tulisan oleh penulis berbeda). Para filsuf zaman ini di antaranya; Edmun Husserls,
Henri Bergson, Ernst Cassirer, Bertrand Russell, Thomas Kuhn, Martin
Heidegger, dll. Sepintas akan tampak berbeda dengan abad-abad sebelumnya,
kurang merupakan abad kritik sosial dan politik yang menerima prinsip bahwa
studi yang tepat bagi filsafat adalah manusia dan lebih tampak sebagai abad
spekulasi yang tak kritis dan bahkan tak terbatas mengenai hakikat realitas
terakhir. Istilah “ideologi” mengacu pada “sistem ide-ide tentang fenomena,
terutama fenomena kehidupan sosial, cara berpikir khas suatu kelas atau

4
individu” (Aiken, 2002:1-2)

C. Tokoh-Tokoh Filsafat Barat


A. Georg Wilhelm Friedrich Hegel
salah satu pemikir paling terkenal dari Jerman Ia percaya bahwa hidup adalah
proses perubahan yang terjadi secara terus-menerus. Sebelum tutup usia pada 14
November 1831, Hegel tidak berhenti berkarya dan menyentil pemikiran kritis
kaum cendekiawan. Dialektika hegelianism menjadi sumber karya yang tidak
habis dibahas oleh pemikir yang lahir setelahnya, utamanya Karl Marx dan
Friedrich Engels.

Hegel percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini terus bergerak: setiap kehidupan
individu, alam, sejarah, dan masyarakat. Hal ini mengakibatkan setiap era
memiliki semangat zaman alias zeitgeist masing-masing yang khass. Sebuah
semanga atau ruh yang secara umum ditemui pada tiap-tiap zaman. Suatu zaman
yang bersejarah tidak secara acak diikuti begitu saja oleh zaman lainnya.
Sebaliknya, bagi Hegel, ada prinsip evolusi logis [3].

B. Karl Mark

Sepanjang hidupnya, Marx menerbitkan berbagai tulisan yang kerap dianggap


sebagai sumbangan besar bagi perkembangan sosiologi sebagai disiplin ilmu; di
antaranya Economic and Philosophic Manusripts of 1884, The German Ideology,
Manifesto of the Communist Party, dan Das Kapital

Salah satu karya Marx yang paling kontroversial, Manifesto of the Communist
Party, membahas tentang konflik kelas yang terjadi antara para pemilik modal
(borjuis) dan kelas pekerja (proletar).

Menurut Marx, eksploitasi yang dilakukan oleh borjuis terhadap proletar akan
mendorong proletar untuk bersatu. Proletar yang telah bersatu akan bertarung,
dan merebut kepemilikan alat-alat produksi dari para borjuis. Hasil akhir dari
konflik kelas ini adalah masyarakat komunis — masyarakat tanpa kelas yang
sejahtera, dan fokus pada pengembangan diri para anggotanya [3].

5
Tiga karya Marx lainnya membahas topik yang cukup beragam, mulai dari
materialisme, proses keterasingan yang dialami oleh kelas pekerja, hingga
kapitalisme.

C. Jurgen Habermas

adalah seorang filsuf dan sosiolog dari Jerman. Ia adalah generasi kedua dari
Mazhab Frankfurt. Jurgen Habermas adalah penerus dari Teori Kritis yang
ditawarkan oleh para pendahulunya (Max Horkheimer, Theodor Adorno, dan
Herbert Marcuse). Teori Kritis yang dipaparkan oleh para pendahulunya berakhir
dengan kepesimisan atau kebuntuan. Akan tetapi, Teori Kritis tidak berhenti
begitu saja, Jurgen Habermas telah membangkitkan kembali teori itu dengan
paradigma baru.[7] .

Jurgen Habermas menambahkan konsep komunikasi di dalam Teori Kritis


tersebut. Menurut Jurgen Habermas, komunikasi dapat menyelesaikan kemacetan
Teori kritis yang ditawarkan oleh pendahulunya. Jurgen Habermas membedakan
antara pekerjaan dan komunikasi (interaksi). Pekerjaan merupakan tindakan
instrumental, jadi sebuah tindakan yang bertujuan untuk mencapai sesuatu.
Sedangkan komunikasi adalah tindakan saling pengertian. Dalam tradisi Mazhab
Frankfurt, teori dan praksis tidak dapat dipisahkan. Praksis dilandasi kesadaran 2

rasional, rasio tidak hanya tampak dalam kegiatan-kegiatan yang berkerja


melulu, melainkan interaksi dengan orang lain menggunakan bahasa sehari-hari.
Selain itu juga, para pendahulunya memandang rasionalitas sebagai penaklukan,
kekuasaan.

Kedua hal itulah yang membuat kemacetan dalam Teori Kritis menurut Jurgen
Habermas. Pandangan ini telah membuat sudut pandang masyarakat tentang krtik
dengan penaklukan itu sama dan praksis dengan penaklukan itu sama. Jurgen
Habermas berpendirian kritik hanya dapat maju dengan rasio komunikatif yang

3
Arief Rahardian. 2019. “ Mengenal Pemikiran Karl Marx “ . (
https://medium.com/@ariefism/mengenal-pemikiran-karl-marx-9ddf6e6e68be#_ftn4.
Diakses pada 17 November,2020 )

6
dimengerti sebagai praksis komunikatif atau tindakan komunikatif. Masyarakat
komunikatif bukanlah masyarakat yang melakukan kritik melalui revolusi atau
kekersan, tetapi melalui argumentasi. Kemudian Habermas membedakan dua
macam argumentasi, yaitu: perbincangan atau diskursus dan kritik.[4].

D. Wittgenstein

Mempunyai aliran analitik (filsafat analitik) yang dikembangkan di negara-


negara yang berbahasa Inggris, tetapi juga diteruskan di Polandia. Filsafat analitik
menolak setiap bentuk filsafat yang berbau ″metafisik”.

Filsafat analitik menyerupai ilmu-ilmu alam yang empiris, sehingga kriteria


yang berlaku dalam ilmu eksata juga harus dapat diterapkan pada filsafat. Yang
menjadi obyek penelitian filsafat analitik sebetulnya bukan barang-barang,
peristiwa-peristiwa, melainkan pernyataan, aksioma, prinsip .
E. Rene Descartes
Berpendapat bahwa kebenaran terletak pada diri subyek. Mencari titik
pangkal pasti dalam pikiran dan pengetahuan manusia, khusus dalam ilmu alam.
Metode untuk memperoleh kepastian ialah menyangsikan segala sesuatu.
Pandangannya tentang alam bersifat mekanistik dan kuantitatif. Kenyataan
dibaginya menjadi dua yaitu: “res extensa dan res copgitans”.
F. Plato (427-347 SM)

Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh


Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal
ialah Republik di mana ia menguraikan garis besar pandangannya pada keadaan
"ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah
peserta utama. Sumbangsih Plato yang terpenting tentu saja adalah ilmunya
mengenai ide. Dunia fana ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan
daripada dunia ideal.
G. Aristoteles (384-322 SM)

Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari

4
F.Budi Hardiman Menuju Masyarakat Komunikatif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2009. hlm. 14.

7
Alexander yang Agung. Ia menulis berbagai subyek yang berbeda,
termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis,
biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato. Ia dianggap menjadi
seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat.
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani
(dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM.
H. Thomas Aquinas (1224-1274)

Thomas Aquinas kadangkala juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia:
Tommaso d’Aquino) adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia
menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan
ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa
Theologiae (1273). Ia disebut sebagai "Ahli teologi utama orang Kristen."
Bahkan ia dianggap sebagai orang suci oleh Gereja Katholik dan memiliki gelar
santo.
I. Baruch De Spinoza (1632-1677)
Baruch de Spinoza adalah filsuf keturunan Yahudi dari keluarga yang
bermigrasi ke Belanda. Pikiran-pikirannya berakar dalam tradisi Filsafat Yahudi
yang dirintis sejak Philo yang menggabungkan agama Yahudi dengan Filsafat
Yunani.
I. Leibnz (1646-1716)
Gottfried Wilhem Leibniz atau kadangkala dieja sebagai Leibnitz atau Von
Leibniz adalah seorang filsuf Jerman keturunan Sorbia dan berasal dari Sachsen.
Ia terutama terkenal karena faham Théodicée bahwa manusia hidup dalam dunia
yang sebaik mungkin karena dunia ini diciptakan oleh Tuhan Yang Sempurna.
J. Immanuel Kant (1724-1804)
Immanuel Kant adalah seorang filsuf Jerman. Karya Kant yang terpenting
adalah Kritik der Reinen Vernunft, 1781. Kant adalah filosof pertama yang sejauh
ini kita ketahui pernah mengajarkan filsafat di universitas. Kant adalah orang
yang mencari jawaban sendiri bagi pertanyaan-pertanyaan filosofis dan juga
orang yang menjadi ahli dalam sejarah filsafat tapi tidak menyusun filosofinya
sendiri. Kant terkenal karena tiga kritikannya:

8
(1) Kritik atas rasio murni, apa yang saya dapat ketahui. Ding an sich, hakikat

kenyataan yang dapat diketahui. Manusia hanya dapat mengetahui gejala-gejala

yang kemudian oleh akal terus ditampung oleh dua wadah pokok, yakni ruang dan

waktu. Kemudian diperinci lagi misalnya menurut kategori sebab dan akibat dst.

Seluruh pengetahuan kita berkiblat pada Tuhan, jiwa, dan dunia.

(2) Kritik atas rasio praktis, apa yang harus saya buat. Kelakuan manusia

ditentukan oleh kategori imperatif, keharusan mutlak: kau harus begini dan begitu.

Ini mengandaikan tiga postulat: kebebasan, jiwa yang tak dapat mati, adanya

Tuhan.

(3) Kritik atas daya pertimbangan. Di sini Kant membicarakan peranan perasaan

dan fantasi, jembatan antara yang umum dan yang khusus.

D. Penerapan Filsafat Barat di Negara Indonesia


Dalam tradisi filsafat Barat di Negara Indonesia sendiri yang notabene-nya
adalah bekas jajahan bangsa Eropa-Belanda (negara-negara Barat), dikenal adanya
pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. Tema-tema tersebut
adalah: Ontologi, Epistemologi, serta Aksiologi.
Tema pertama adalah ontologi. Ontologi membahas tentang masalah
“Keberadaan” sesuatu yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris ( Kasat Mata
), Misalnya: Mengenai keberadaan alam semesta, makhluk hidup, atau tata surya.
Tema kedua adalah epistemologi. Epistemologi adalah tema yang mengkaji
tentang pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi
membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran
suatu pengetahuan.
Tema ketiga adalah aksiolgi. Aksiologi yaitu tema yang membahas tentang
masalah nilai atau norma sosial yang berlaku pada kehidupan manusia.
Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang
menyangkut tema tertentu.

9
 Metafisika mengkaji hakikat segala yang ada. Dalam bidang ini, hakikat yang ada dan
keberadaan (eksistensi) secara umum dikaji secara khusus dalam Ontologi. Adapun hakikat
manusia dan alam semesta dibahas dalam Kosmologi.
 Epistemologi mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan (episteme secara harafiah
berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti
batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan.
 Aksiologi membahas masalah nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan manusia. Dari
aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia: etika
dan estetika.
 Etika, atau filsafat moral, membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan
mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui. Beberapa
topik yang dibahas di sini adalah soal kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati, dan
sebagainya.
 Estetika membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan. Dari estetika
lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil
budaya.
Walaupun ajaran Filsafat Barat, erat hubungannya dengan agama Non-Muslim
(Kristen), serta sering dikait-kaitkan dengan besarnya pengaruh yang ditimbulkan pada
zamannya, akan tetapi dalam kenyataanya sekarang Negara Indonesia masih bisa
meminamalisir keadaan tersebut, keadaan dimana negara Indonesia, menurut penelitian dari
para ahli di bidangnnya menyatakan bahwa, Indonesia justru berada dalam kategori 5 besar
negara dengan penduduk Mayoritas ber-agama Islam, tidak seperti apa yang diajarkan oleh
para filsuf-filsuf pada Abad Pertengahan (Filsafat Barat), dimana ajaran mereka
menyatakan dengan tegas bahwa, setiap perkataan, setiap perintah, bahwa setiap
peraturannya yang di keluarkan olah seorang pendeta gereja adalah benarnya adanya,
masyarakat di zamannya seperti berada dalam ‘abad gelap’ abad dimana mereka

10
diibaratkan seperti sebuah robot yang harus mengikuti dan menjalankan perintah dari
pemiliknya ‘Para Pendeta Gereja’. Dari segi persentase, Indonesia hanya miliki kurang dari
50% penduduknya yang beragama Non-Muslim ‘Kristen’ [5]
4

5
Syauqina, Nur Ahmad. 2012. Makalah Filsafat Barat, Diakses 11 November 2020, 19.05. http://inha-
shakiynha.blogspot.com/2012/03/contoh-makalah-mengenaii-filsafat-barat.html

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai Filsafat Barat, serta penerapannya di Negara


Indonesia, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan akhir menyenai permasalahan
tersebut, diantara adalah:
1. Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-
universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang
dari tradisi falsafi orang Yunani kuno. Namun pada hakikatnya, tradisi falsafi
Yunani sebenarnya sempat mengalami pemutusan rantai ketika salinan buku
filsafat Aristoteles seperti Isagoge, Categories dan Porphyry telah dimusnahkan
oleh pemerintah Romawi bersamaan dengan eksekusi mati terhadap Boethius,
yang dianggap telah menyebarkan ajaran yang dilarang oleh Negara.
2. Dalam tradisi filsafat Barat di Negara Indonesia sendiri yang notabenenya adalah
bekas jajahan bangsa Eropa-Belanda, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat
yang menyangkut tema tertentu, seperti: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.
3. Penerapan Filsafat Barat di Negara Indonesia belum mendapatkan pengaruh yang
cukup berarti, dalam bidang KEAGAMAAN saja, Indonesia memiliki penduduk
bermayoritas Islam, bukan Kristen ataupun agama lainnya.
B. Saran

Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan
untuk menyempurnakan makalah kami ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anisah, Nur. Makalah Filsafat Barat Modern, Diakses 11 November 2020,


19.44. https://www.academia.edu/12750160/makalah_filsafat_barat_modern.

Arief Rahardian. 2019. “ Mengenal Pemikiran Karl Marx “ . (


https://medium.com/@ariefism/mengenal-pemikiran-karl-marx-9ddf6e6e68be#_ftn4.
Diakses pada 17 November,2020 )

F.Budi Hardiman. 2009. Menuju Masyarakat Komunikatif. Yogyakarta: Penerbit


Kanisius.

Robert Audi. 1995. The Cambridge Dictionary Of Philosopy. Cambridge University


Press : United Kingdom.

Saptono. Sejarah Filsafat Barat. Denpasar, diakses 09 November


2020 https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Barat, diakses 09
November 2020.

Syauqina, Nur Ahmad. Makalah Filsafat Barat, Diakses 11 November 2020, 19.05.
http://inha-shakiynha.blogspot.com/2012/03/contoh-makalah-mengenaii-filsafat-
barat.html.

Wijaya, Octa. Sejarah Filsafat Barat, Diakses 11 November 2020, 20.01.


https://www.academia.edu/33245245/Sejarah_Filsafat_Barat.

13

Anda mungkin juga menyukai