PENDAHULUAN
Filsafat modern adalah filsafat yang lahir sebagai respon terhadap suasana filsafat
sebelumnya. Kefilsafatan sebelum masa modern adalah kefilsafatan yang bercorak tradisional
(Filsafat Yunani), yang bisa diartikan “berfilsafat dengan cara-cara lama”, sebagaimana arti
kata tradisional berbanding terbalik dengan arti kata modern yang bermakna sebagai “sesuatu
yang baru”. Makna modern (sesuatu yang baru), mencakup segenap sendi-sendi kehidupan
sosial dan budaya manusia yang terkait dengan dimensi materil dan spiritualnya, seputar
bagaimana cara mengetahui yang benar, kevalidan sesuatu, struktur pengetahuan itu sendiri dan
implementasi nilai-nilai yang terkandung dalam pengetahuan manusia.
Lahirnya filsafat dalam ruang sejarah manusia tidak dapat dilepaskan dari kondisi yang
melingkupinya. Demikianpun dengan wacana filsafat modern, selain dapat diartikan sebagai
filsafat yang merespon (mengkritisi, membongkar, kadang-kadang menguatkan) tradisi dalam
kurun waktu tertentu, modern juga mengandung nilai-nilai kesinambungan yang berkelanjutan,
berdasarkan keadaanya. Kebebasan berfikir selalu dibatasi oleh kekuasaan gereja, hingga
kondisi ini melahirkan sebuah kegelisahan intelektual oleh para ilmuan yang bermuara pada
lahirnya revolusi berfikir yang berontak terhadap keadaan tersebut. Suasana ini menjadi latar
sejarah lahirnya filsafat modern yang kelak menjadi penentu bangkitnya Eropa modern dengan
segala aspeknya.
Dengan demikian filsafat modern berarti filsafat yang mengandung kebaruan
berdasarkan waktunya, corak epistemologinya dan dinamika yang terjadi pada seputar
metodologi dan kerakteristiknya. Agar lebih memahami Filsafat Modern dan kontenporer maka
kita perlu mengetahui bagaimana awal perkembangan filsafat modern dan kontenpore? Aliran-
aliran dalam filsafat modern dan kontenpore? Bagaimana karakteristik filsafat modern dan
kontenporer?
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.4 Aliran, Tokoh dan Pemikirannya Pada Masa Modern
1. Rasionalisme
Latar belakang munculnya konsep pemikiran Rasionalisme ialah keinginan untuk
membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (skolastik), yang pernah diterima, tetapi
ternyata tidak mampu menangani hasil-hasil yang dihadapi. Descartes menginginkan cara baru
dalam berpikir, maka diperlukan titik tolak pemikiran pasti yang ditemukan dalam keragu-
raguan. segala sesuatu bisa disangsikan tapi subjek yang berfikir menguatkan kepada kepastian.
Descartes menerapkan pembagian tegas antara realitas pikiran dan realitas yang meluas.
Descartes menerima 3 realitas atau substansi bawaan, yang sudah ada sejak kita lahir, yaitu:
1. Realitas pikiran (res cogitan): pikiran sesungguhnya adalah kesadaran, tidak mengambil
ruang dan tak dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang lebih kecil.
2. Realitas perluasan (res extensa, "extention") atau materi: materi adalah keluasan, mengambil
tempat dan dapat dibagi-bagi, dan tak memiliki kesadaran.
3. Tuhan (sebagai wujud yang seluruhnya sempurna, penyebab sempurna dari kedua realitas
itu): kedua substansi berasal dari Tuhan, sebab hanya Tuhan sajalah yang ada tanpa
tergantung pada apapun juga.
Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang
revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa
berpikir (Rasionalisme). Pemikiran Descartes yang penting adalah diktum kesangsian. Dalam
bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa Perancis adalah: Je
pense donc je suis. Arti dari keduanya adalah: “Aku berpikir maka aku ada”. (Ing: I think,
therefore I am). Pelopor dari alirannya adalah Rene Descartes (1596-1650), Spinoza (1632-
1677), Leibniz (1646-1716).
2. Empirisme
Pada paham empirisme dinyatakan bahwa tidak ada sesuatu dalam pikiran kita selain
didahului oleh pengalaman. Paham ini bertolak belakang dengan paham rasionalisme.
Pengalaman itu dapat yang bersifat lahirilah (yang menyangkut dunia), maupun yang batiniah
(yang menyangkut pribadi manusia). Menurut paham ini, pengenalan inderawi merupakan
bentuk pengenalan yang paling jelas dan sempurna, alasannya karena ada batasan-batasan yang
tegas tentang bagaimana kesimpulan dapat diambil melalui persepsi indera kita. Pelopor aliran
ini yaitu Francis Bacon dan dikembangkan oleh tokoh lainnya ialah Thomas Hobbes (1588-
1679), John Locke (1932-1704), David Hume (1711-1776).
4
3. Kriticisme
Aliran ini muncul pada abad ke-18, suatu zaman dimana seorang ahli pikir yang cerdas
mencoba menyelesaikan pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme. Zaman baru ini
disebut zaman Pencerahan (aufklarung). Zaman pencerahan ini muncul dimana manusia lahir
dalam keadaan belum dewasa (dalam pemikiran filsafatnya). Seorang filosof Jerman Immanuel
Kant (1724-1804) menampilkan aliran ini bertujuan untuk menjembatani pertentangan antara
aliran rasional dan empiris. Sebagai latar belakangnya, Kant melihat adanya kemajuan ilmu
pengetahuan (ilmu pasti, biologi, filsafat dan sejarah) telah mencapai hasil yang
menggembirakan. Disisi lain, jalannya filsafat tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan upaya
agar filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Pada rasionalimse dan
emperisme ternyata amat jelas pertentangan antara budi dan pengalaman. Dalam kaitannya
Kant mengatakan “Pengetahuan merupakan hasil dari dua unsur; pengalaman dan kearifan
akal budi. Pengalaman inderawi merupakan unsur a posteriori (yang datang kemudian),
sedangkan akal budi merupakan unsur a priori (yang datang lebih dahulu)“.
4. Idealisme
Idealisme adalah aliran filsafat yang menjelaskan bahwa kebenaran (pengetahuan)
sesungguhnya bukan bersumber dari rasio atau empiri, melainkan dari gambaran manusia
tentang sesuatu pengamatan. Setelah Kant mengatakan tentang kemampuan akal manusia, maka
para murid Kant tidak puas terhadap batas kemampuan akal, alasnnya karena akal murni tidak
akan dapat mengenal hal yang berada di luar pengalaman. Untuk itu dicarinya suatu dasar, yaitu
suatu system metafisika (bahwa realitas dasar terdiri atas, adanya hubungan erat dengan ide,
pikiran atau jiwa) yang ditemukan lewat dasar tindakan: Aku sebagai sumber yang sekonkret-
konkretnya. Titik tolak tersebut dipakai dasar untuk membuat kesimplan tentang keseluruhan
yang ada. Pelopor aliran ini ialah J.G. Fichte (1762-1814), F.W.J. Schelling (1775-1854),
G.W.F. Hegel (1770-1831), Arthur Schopenhauer (1788-1860).
5. Positivisme
Positivisme ini lahir pada abad ke-19. Titik tolak pemikirannya ialah apa yang telah
diketahui adalah sesuatu yang faktual dan yang positif, sehingga aliran yang menganut
metafisika ditolaknya. Maksud positif adalah segala gejala dan segala yang tampak seperti apa
adanya, sebatas pengalaman- pengalaman objektif saja. Jadi, setelah fakta diperoleh, fakta-fakta
tersebut di olah dan di atur untuk dapat memberikan asumsi (proyeksi) pada masa depan.
5
Beberapa tokoh aliran ini ialah August Comte (1798-1857), John S. Mill (1806-1873), Herbert
Spencer (1820-1903).
6. Fenomenologi
Kata “fenomenologi” berasal dari kata Yunani “fenomenon”, yaitu sesuatu yang
tampak, yang terlihat karena bercakupan. Dalam bahasa indonesia biasa dipakai istilah
gejola. Jadi, fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan fenomenon atau segala
sesuatu yang menampakkan diri. Tokoh aliran ini adalah Edmund Husserl (1859-1938).
7. Eksistensialisme
Kata eksistensialisme berasal dari kata eks = ke luar, dan sistensi atau sisto = berdiri,
menempatkan. Secara umum berarti, manusia dalam keberadaannya itu sadar bahwa dirinya
ada dan segala sesuatu keberadaannya ditentukan oleh subjek benda tersebut. Karena manusia
selalu terlihat di sekelilingnya, sekaligus sebagai miliknya. Upaya untuk menjadi miliknya itu
manusia harus berbuat menjadikan-merencanakan, yang berdasar pada pengalaman yang
nyata/konkret. Aliran ini merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala dengan
berdasar pada eksistensinya. Artinya, bagaimana manusia berada dalam dunia. Pelopornya
ialah Soren Kierkegaard (1813-1855), Martin Heidegger, J.P Sartre, Karl Jaspers, Gabriel
Marcel.
8. Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani, kata pragma yang artinya tindakan, perbuatan.
Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu
ialah apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata, misalnya, berbagai
pengalaman pribadi tentang kebenaran mistik, asalkan dapat membawa kepraktisan dan
bermanfaat. Artinya, segala sesuatu dapat diterima asalkan bermanfaat bagi kehidupan.
Tokoh dari aliran Pragmatisme ialah William James (1842-1910), John Dewey (1859 M).
9. Evolusionisme
Aliran evolusionisme dalam pemikirannya memiliki konsep tentang perkembangan
segala sesuatu diatur oleh hukum-hukum mekanik, artinya pada hakikatnya dimungkinkan
adanya perkembangan manusia pada masa yang akan datang terbentuknya lebih
sempurna. Tokohnya: Carles Robert Darwin.
6
10. Materialisme
Aliran filsafat materialisme memandang bahwa realitas yang ada seluruhnya adalah
materi belaka. Dalam pandangan materialisme tentang manusia bahwa manusia adalah
benda, seperti halnya kayu dan batu yang pada akhirnya akan kembali kebentuk material
asalnya. Tokohnya: Julien De Temenrle.
9
salah satu yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan computer, berbagai
satelit komunikasi, internet, dan lain sebagainya.
Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi spesialisasi-spesialisasi ilmu
yang semkin tajam. Ilmuan kontemporer mengetahui sedikit tetapi secara mendalam. Ilmu
kedoktoran semakin menajam spesialis dan subspesialis.
Ciri filsafat Kontemporer adalah sebagai reaksi dari berkembangnya filsafat modern yang
semakin melenceng, pemikiran Kontemporer ini berusaha mengkritik Logosentrisme filsafat
modern yang berusaha menjadika rasio sebagai instrumen utama, perkembangan Filsafat
kontemporer berada dalam dua jalur yakni filsafat Holistic dan filsafat dekonstruksi.
2. Teknologi Informasi
Pada tahun 1937, seorang insinyur Amerika yang bernama Howard Aiken merancang
IBM Mark 7 yang merupakan nenek moyangnya computer mainframe saat ini. Komputer
tersebut menggunakn tabung valum dan elektro mekanikal dan bukan tombol-tombol
elektronis.
Komputer telah mengubah wajah peradaban Barat modern secara dratis sejak tahun 80-an. Pada
awalnya, komputer dikenal sebagai ”otak elektronis” yang mampu melakukan bermacam-
macam kegiatan dengan tingkat kesulitan yang berbeda-berbeda. Komputer merevolusi ilmu
matemtika melalui kemapuannya memperluas jangkauan otak jarak yang ditempuh. Tren
10
perkembangan komputer mutakhir cenderung menghendaki bentuk yang semakin mengecil.
Komputer juga tidak saja menjadi alat pengolahan data tapi juga memasuki wilayah komunikasi
interaksi dalam bentuk internet. Begitulah internet pun terus dikembangkan hingga saat ini
dengan berbagi fasilitas yang terdapat di dalamnya seperti e-mail, chatting, download file dari
berbagi situs, dan lain-lain.
11
praktis. Dan pegangan pragmatisme adalah logika pengamatan. Kebenaran mistis pun dapat
diterima asalkan bisa bermanfa’at secara praktis misalnya ada penyembuhan alternative yang
menggunakan tenaga magis. Pengalaman pribadi yang benar adalah pengalaman yang
bermanfaat secara praktis. Tokoh-tokohnya: William James, Jhon Dewey, F.C.S Schiller.
2. Vitalisme
Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknik di awal abad XX
mengakibatkan perkembangan industrialisasi yang cepat pula, sehingga menjadikan segala
pemikiran diarahkan pada hal-hal yang bersifat bendawi saja, baik jagat raya, maupun manusia
dipandang sebagai mesin yang terdiri dari banyak bagian yang masing-masing menempati
tempatnya sendiri-sendiri. Serta bekerja menurut hukum yang telah ditentukan bagi masing-
masing bagian itu.
Aliran Vitalisme memandang bahwa kegiatan organisme hidup digerakkan oleh daya atau
prinsip vital dengan daya-daya fisik. Aliran ini timbul dari reaksi terhadap perkembangan ilmu
dan teknologi serta industrialisasi. Dimana segala sesuatu dapat dianalisa secara matematis.
Tokoh-tokohnya: Henri Bergson
3. Fenomenologi
Kata Fenomenologi berasal dari Yunani fenomenon yang artinya sesuatu yang tampak,
terlihat karena bercahaya, dalam bahasa Indonesia disebut”gejala”.[12] Jadi fenomenologi
adalah suatu aliran yang membicarakan segala sesuatu selama hal itu tampak. Pelopor aliran ini
adalah Edmund Husserl. Tokoh-tokohnya: Edmund Husserl, Marx Secheler.
4. Eksistensialisme
Kata Eksistensi berasal dari kata eks (keluar) dan sistensi yang diturunkan dari kata kerja
sisto (berdiri, menempatkan) jadi eksistensialisme dapat diartikan manusia berdiri sebagai diri
sendiri dengan keluar dari dirinya. Manusia sadar bahwa dirinya ada. Ia dapat meragukan segala
sesuatu hal yang pasti yaitu bahwa dirinya ada.
Eksistensialisme adalah aliran Filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal pada
eksistensi, Eksistensi sendiri merupakan cara berada manusia di dunia, dan cara ini berbeda
dengan cara berada makhluk-makhluk lainnya. Benda mati atau hewan tidak sadar akan
keberadaannya tetapi manusia menyadari keberadaannya, manusia sadar bahwa dirinya sedang
bereksistensi oleh sebab itu segala sesuatu berarti selama menyangkut dengan manusia, dengan
12
kata lain manusia memberikan arti pada segalanya, manusia menentukan perbuatannya sendiri,
ia memahami diri sebagai pribadi yang bereksistensi.
Dalam teori ini berpandangan bahwa manusia adalah eksistensinya mendahului
esensinya (hakikat), dan sebaliknya benda-benda lain esensinya mendahului eksistensinya,
sehingga manusia dapat menentukan diri sendiri menurut proyeksinya sendiri, hidupnya tidak
ditentukan lebih dulu, sebaliknya benda-benda lain bertindak menurut esensi atau kodrat yang
memang tak dapat dielakkan. Tokoh-tokohnya: Jean Paul Sartre, Gabriel Marcel.
5. Filsafat Analitis
Aliran Filsafat Analitis ini pertama muncul di Inggris dan Amerika serikat sejak tahun 1950,
Filsafat analitis sering juga disebut filsafat bahasa, filsafat ini merupakan reaksi dari idealisme,
khususnya neohegelianisme di inggris. Para penganutnya menyibukkan diri dengan analisis
bahasa dan konsep-konsep. Tokoh-Tokohnya: Bertrand Russel, Ludwig Wittgenstein, Gilbert
Ryle, John Langsaw Austin.
6. Strukturalisme
Strukturalisme muncul diprancis pada tahun 1960an, dan dikenal juga dalam linguistic,
psiatri dan sosiologi, strukturalisme pada dasarnya menegaskan bahwa masyarakat dan
kebudayaan memiliki struktur yang sama dan tetap, maka kaum strukturalis menyibukkan diri
dengan menyelidiki struktur-struktur tersebut. Tokoh-tokohnya: Levi Strauss, Jacques Lacan,
Michel Foucault.
7. Postmodernisme
Aliran Post Modernisme ini muncul sebagai reaksi terhadap modernisme dengan segala
dampaknya, pengertian postmodern bukan sesuatu yang baru dalam filsafat Lyotard menjadi
orang pertama yang mengintroduksikan istilah ini ke dalam filsafat. Tokoh-tokohnya: Jean
Francois Lyotard.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Filsafat Modern merupakan pembagian dalam sejarah filsafat Barat yang menjadi tanda
berakhirnya era skolatisisme. Tidak mudah untuk membuat suatu batas yang tegas antara
periode Renaissance dan periode modern. Sebagian orang menganggap bahwa periode modern
hanyalah perluasan periode Renaissance.
Zaman modern sangat dinanti-nantikan oleh banyak pemikir manakala mereka
mengingat zaman kuno ketika peradaban begitu bebas, pemikiran tidak dikekang oleh tekanan-
tekanan di luar dirinya.
Filsafat abad modern pada pokoknya dimulai dengan tiga aliran, yaitu:
Aliran Rasionalisme dengan tokohnya Rene Descartes (1596-1650 M).
Aliran Empirisme dengan tokohnya Francis Bacon (1210-1292)
Aliran Kriticisme dengan tokohnya Immanuel Kant (1724-1804 M).
Ciri filsafat Kontemporer adalah sebagai reaksi dari berkembangnya filsafat modern
yang semakin melenceng, pemikiran Kontemporer ini berusaha mengkritik Logosentrisme,
rasionalisme filsafat modern yang berusaha menjadika rasio sebagai instrumen utama,
perkembangan Filsafat kontemporer berada dalam dua jalur yakni filsafat Holistic dan filsafat
dekonstruksi.
Aliran-aliran yang muncul pada abad ini adalah Pragmatisme, vitalisme, Fenomenologi,
Eksistensialisme, Filsafat Analitis (filsafat bahasa), Strukturalisme dan Postmodernisme.
Selain aliran itu, juga muncul aliran-aliran besar beserta tokoh dan pemikirannya
yangikut berperan mengisi lembaran filsafat modern, antara lain yaitu idealisme, materialisme,
positivisme, fenomenologi, eksistensialisme dan pragmatisme.
15
DAFTAR PUSTAKA
16