Disusun Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ―Filsafat
Modern dan Kontemporer untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Filsafat ilmu.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Filsafat ilmu
yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
makalah ini. Dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada teman- teman dan pihak-
pihak lain yang turut serta membantu dalam menyelesaikan makalahini.
Desember 2020
Penulis
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia tidak bisa dilepaskan dari peran
ilmu. Bahkan perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu sesungguhnya
berjalan seiring dengan sejarah kemajuan dan perkembangan ilmu. Tahap-tahap
perkembangan itu kita menyebut dalam konteks ini sebagai periodesasi sejarah
perkembangan ilmu sejak dari zaman klasik, zaman pertengahan, zaman modern dan
zaman kontemporer.
Begitu pula dengan filsafat, dalam perkmbangannya filsafat dibagi menjadi 4
babakan yakni Filsafat klasik meliputi filsafat Yunani dan Romawi pada abad ke-6 SM
dan berakhir pada 529 M dominasi oleh rasionalisme. Filsafat abad pertengahan
meliputi pemikiran Boethius sampai Nicolaus pada abad ke-6 M dan berakhir pada
abad ke-15 M didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen. Filsafat modern dan
filsafat kontemporer yang didominasi kritik terhadap filsafat modern.
Pada tahun 1880-an Nietzsche menyatakan bahwa budaya Barat telah berada di
pinggir jurang kehancuran karena terlalu mendewakan rasio. Hingga pada tahun 1990-
an Capra menyatakan bahwa budaya Barat telah hancur juga karena terlalu
mendewakan rasio. Rasionalisme Filsafat modern perlu di dekonstruksi karena ia
Filsafat yang keliru dan juga keliru cara penggunaannya, akibatnya budaya Barat
menjadi hancur (Tafsir, 2009 : 257).
Renaisanse yang secara berlebihan mendewakan rasio manusia. Mencerminkan
kelemahan manusia modern. Akibatnya timbulah kecenderungan untuk menyisihkan
seluruh nilai dan norma yang berdasarkan agama dalam memandang kenyataan hidup,
sehingga manusia modern yang mewarisi sikap positivistik cenderung menolak
keterkaitan antara substansi jasmani dan rohani manusia, mereka juga menolak adanya
hari akhirat, akibatnya manusia terasing tanpa batas.
Pada zaman kita hidup saat ini dikenal dengan zaman modern dimana
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sangat pesat. Seluruh pengembangan
tersebut bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kelancaran manusia dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari. Pemikiran pada periode ini memfokuskan diri
padateorikritisyangberbasispadakemajuandanemansipasi.Kemajuandan
1
emansipasi adalah dua hal yang saling berkaitan, seperti yang dinyatakan oleh
Habermas bahwa keberadaan demokrasi ditunjang oleh sains dan teknologi.
Dalam makalah ini penulis akan kemukakan sejarah munculnya filsafat
kontemporer dan filsafat modern sebagai ‗isme‘ yang mengritik modernitas, juga akan
dipaparkan beberapa tokoh pada periode ini, ajarana-ajaran pokok dan sumbangih
pemikirannya terhadap ilmu pengetahuan masakini..
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang munculnya filsafat barat modern dan filsafat barat
kontemporer ?
2. Apa saja yang termasuk aliran filsafat barat modern dan filsafat barat
kontemporer ?
1. mengetahui latar belakang munculnya filsafat barat modern dan filsafat barat
kontemporer
2. mengetahui apa saja aliran filsafat barat modern dan filsafat barat kontemporer
2
BAB II
2.1 FILSAFATMODERN
Idealisme berasal dari kata idea yang berarti sesuatu yang hadir dalam jiwa
dan isme yang berarti paham atau pemikiran. Sehingga, idealisme adalah doktrin yang
mengajarkan bahwa hakekat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam
kebergantungannya pada jiwa (mind) dan spirit (roh) Pandangan ini telah dimiliki oleh
Plato yang sudah jauh ada sebelum adanya tokoh-tokoh idealisme.
Idealisme mempunyai argumen epistimologi tersendiri. Penganut aliran
idealisme menggunakan argumen yang mengatakan bahwa objek-objek fisik pada
akhirnya adalah ciptaan Tuhan. Idealisme secara umum selalu berhubungan dengan
rasionalisme yang mengajarkan bahwa pengetahuan dapat diperoleh dengan akal
manusia. Lawan rasionalisme ialah empirisme 1 yang mengatakan bahwa pengetahuan
tidak diperoleh melalui akal, akan tetapi dengan pengalaman. Orang-orang empiris
amat sulit menerima paham bahwa semua realitas bergantung kepada jiwa atau roh
karena pandangan itu melibatkan dogma metafisik atau doktrin yang fokusnya kepada
hal-hal yang terlihat nyata maupun abstrak
Maksud dari denifisinya itu adalah, manusia itu sendiri bersalah. Mereka mempunyai
rasio atau akal yang telah di anugerahkan oleh Tuhan, tetapi mereka tidak
1
3
menggunakan akalnya sendiri untuk mencari kebenaran.
Dari Inggris, gerakan ini dibawa ke Perancis dan dari sana tersebarlah ke seluruh
Eropa. Di Perancis gerakan ini bertentangan dengan kemasyarakatan, gereja
dan negara sehingga terjadilah konflik. Akhirnya Jerman mengikuti jejak
Perancis itu. Akan tetapi, di Jerman gerakan aufkalerung ini berjalan lebih
damai dan tenang.
4
Para filsuf dan tokoh agama abad pertengahan menafsirkan alam semesta
dengan manusia berdasarkan kitab-kitab suci, sedangkan orang-orang
pencerahan lebih cenderung kepada ilmu pasti. Para pemikir abad pencerahan
berkeyakinan bahwa gerbang menuju kebenaran bukanlah berdasarkan wahyu,
tetapi lebih kepada ilmu pasti, logika, dan pemikiran.
5
Berkeley yang lahir di Irlandia menganut aliran empirisme. Ia dilahirkan pada
12 Maret 1685 di County Kilkenny, Irlandia. Berkeley mengembangkan suatu
pandangan tentang pengenalan visual tentang jarak dan ruang. Selain itu, ia
juga mengembangkan sistem metafisik yang serupa dengan idealisme untuk
melawan pandangan skeptisisme.
Inti pandangan filsafat Berkeley adalah tentang "pengenalan".
Menurutnya,pengamatan terjadi bukan karena hubungan antara subyek yang
mengamati dan obyek yang diamati. Pengamatan justru terjadi karena
hubungan pengamatan antara pengamatan indra yang satu dengan pengamatan
indra yang lain. Misalnya, jika seseorang mengamati meja, hal itu
dimungkinkan karena ada hubungan antara indra pelihat dan indra peraba.
Indra penglihatan hanya mampu menunjukkan ada warna meja, sedangkan
bentuk meja didapat dari indra peraba. Kedua indra tersebut juga tidak
menunjukkan jarak antara meja dengan orang itu, sebab yang memungkinkan
pengenalan jarak adalah indra lain dan juga pengalaman. Dengan demikian,
Berkeley mengatakan bahwa pengenalan hanya mungkin terhadap sesuatu
yang kongkret.
b. David Hume
David Hume lahir di Edinburh, Skotlandia, 7 Mei 1711. Ia mempelajari
hukum, sastra, dan filsafat di Universitas Edinburgh. Pribadinya lebih tertarik
dengan dunia filsafat dibandingkan dengan ilmu yang lain. Ia adalah seorang
filsuf empiris. Ia bekerja sebagai Diplomat di Perancis, Italia, Australia,
Austria dan Inggris.
6
Zaman Hume dikenal sebagai “Zaman Akal Budi”. Budi merupakan ide
penting yang mungkin menjadi alasan bagi Hume untuk menunjukkan batas-
batas akal budi. Pemikirannya lebih mengkritisi keyakinan-keyakinan yang
ada. Pada zaman Hume, banyak filsuf Prancis terancam hidupnya karena
dinilai terlalu radikal memperjuangkan gagasan mereka.
Model pemikiran Hume bercorak skeptis, di mana ide rasio tidak melebihi
pengalaman. Ia sangat menekankan aspek pengalaman daripada rasionalitas
dalam menjelaskan segala sesuatu. Ia juga berusaha mengkritisi keyakinan-
keyakinan (tradisi) yang sudah ada sebelumnya. Meski demikian, Hume juga
menyadari keterbatasan akal budi untuk mengungkap sesuatu.
c. Voltaire
Nama aslinya adalah Francois Marie arouet, lahir 21 November 1694 dan
meninggal 30 Mei 1778. Ia lebih dikenal dengan nama penanya “Voltaire”
yang adalah seorang penulis dan filsuf Perancis pada era Pencerahan. Voltaire
dikenal dengan tulisan filsafatnya yang tajam, dukungan terhadap hak-hak
manusia, dan kebebasan sipil, termasuk kebebasan beragama dan hak
mendapatkan pengadilan. Ia sering menggunakan karyanya untuk mengkritik
dogma gereja dan institusi Perancis pada saat itu. Voltaire dianggap sebagai
salah satu tokoh yang paling berpengaruh pada zamannya.
Voltaire merupakan salah satu dari dua tokoh filsuf pencerahan Perancis yang
paling terkenal, tetapi fokus filsafat mereka tidak tertuju pada metafisika dan
epistemologi. Voltaire membatasi perhatiannya pada masalah yang kurang
abstrak dan lebih praktis, seperti politik dan pendidikan. Gagasan Voltaire
ialah bila manusia ingin merdeka dan bebas dari kungkungan, ia harus
melawan segala bentuk dominasi dan pengaruh agama Kristen dan gereja.
Bagi Voltaire sumber segala kejahatan dan bencana kemanusiaan di dunia
adalah agama yang terorganisir (The root of all evil in the world was
organised religion). Agama memaksa manusia mempercayai absurditas,
keyakinan supranatural yang tidak masuk akal dan berbuat sesuatu atas nama
kehendak tuhan. Voltaire pecaya bahwa semua agama berakar dari ketakutan
7
manusia terhadap kekuatan misterius dari kekuatan alam. Rasa ketakutan ini
dieksploitisir oleh pendeta yang merasa menemukan Tuhan, pengontrol semua
kekuatan itu. Perintah dan nasehat pendeta harus dipatuhi jika manusia ingin
selamat3.
e. Immanuel Kant
Immanuel kant lahir di Jerman pada tahun 1724 M. Banyak ahli yang
mengatakan bahwa Kant adalah filsuf yang membawa filsafat ke dalam abad
baru. Ia merupakan filsuf terbesar dari zaman modern karena kritiknya yang
mendalam atas pengetahuan manusia. Kritik ini tertampung dalam buku-buku
yang ia karang. Buku-buku yang terpenting atas kritiknya, yaitu:
a) Kritik der Vernunft, 1781, (kritik atas akal murni)
b) Kritik der Praktischen, 1788 (kritik atas akal budi praktis)
8
c) Kritik der Urteilskraft, 1790 (kritik atas daya pertimbangan).
2. Vitalisme
Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknik di awal abad XX
mengakibatkan perkembangan industrialisasi yang cepat pula, sehingga menjadikan segala
pemikiran diarahkan pada hal-hal yang bersifat bendawi saja, baik jagat raya, maupun
manusia dipandang sebagai mesin yang terdiri dari banyak bagian yang masing-masing
menempati tempatnya sendiri-sendiri. Serta bekerja menurut hukum yang telah ditentukan
bagi masing-masing bagian itu.
Aliran Vitalisme memandang bahwa kegiatan organisme hidup digerakkan oleh
daya atau prinsip vital dengan daya-daya fisik. Aliran ini timbul dari reaksi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi serta industrialisasi. Dimana segala sesuatu dapat dianalisa
secara matematis.Tokoh-tokohnya: Henri Bergson
3. Fenomenologi
Kata Fenomenologi berasal dari Yunani fenomenon yang artinya sesuatu yang
tampak, terlihat karena bercahaya, dalam bahasa Indonesia disebut”gejala”. Jadi
fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan segala sesuatu selama hal itu tampak.
Pelopor aliran ini adalah Edmund Husserl.Tokoh-tokohnya: Edmund Husserl, Marx Secheler
4. Eksistensialisme
Kata Eksistensi berasal dari kata eks (keluar) dan sistensi yang diturunkan dari
kata kerja sisto (berdiri, menempatkan) jadi eksistensialisme dapat diartikan manusia berdiri
sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya. Manusia sadar bahwa dirinya ada. Ia dapat
meragukan segala sesuatu hal yang pasti yaitu bahwa dirinya ada.
Eksistensialisme adalah aliran Filsafat yang memandang segala gejala dengan
berpangkal pada eksistensi, Eksistensi sendiri merupakan cara berada manusia di dunia, dan
cara ini berbeda dengan cara berada makhluk-makhluk lainnya. Benda mati atau hewan tidak
sadar akan keberadaannya tetapi manusia menyadari keberadaannya, manusia sadar bahwa
dirinya sedang bereksistensi oleh sebab itu segala sesuatu berarti selama menyangkut dengan
manusia, dengan kata lain manusia memberikan arti pada segalanya, manusia menentukan
12
perbuatannya sendiri, ia memahami diri sebagai pribadi yang bereksistensi.
Dalam teori ini berpandangan bahwa manusia adalah eksistensinya mendahului
esensinya (hakikat), dan sebaliknya benda-benda lain esensinya mendahului eksistensinya,
sehingga manusia dapat menentukan diri sendiri menurut proyeksinya sendiri, hidupnya tidak
ditentukan lebih dulu, sebaliknya benda-benda lain bertindak menurut esensi atau kodrat
yang memang tak dapat dielakkan.Tokoh-tokohnya: Jean Paul Sartre, Gabriel Marcel
5. Filsafat Analitis
Aliran Filsafat Analitis ini pertama muncul di Inggris dan Amerika serikat sejak
tahun 1950, Filsafat analitis sering juga disebut filsafat bahasa, filsafat ini merupakan reaksi
dari idealisme, khususnya neohegelianisme di inggris. Para penganutnya menyibukkan diri
dengan analisis bahasa dan konsep-konsep.Tokoh-Tokohnya: Bertrand Russel, Ludwig
Wittgenstein, Gilbert Ryle, John Langsaw Austin.
6. Strukturalisme
Strukturalisme muncul diprancis pada tahun 1960an, dan dikenal juga dalam
linguistic, psiatri dan sosiologi, strukturalisme pada dasarnya menegaskan bahwa masyarakat
dan kebudayaan memiliki struktur yang sama dan tetap, maka kaum strukturalis
menyibukkan diri dengan menyelidiki struktur-struktur tersebut.Tokoh-tokohnya: Levi
Strauss, Jacques Lacan, Michel Foucault
7. Postmodernisme
Aliran Post Modernisme ini muncul sebagai reaksi terhadap modernisme dengan
segala dampaknya, pengertian postmodern bukan sesuatu yang baru dalam filsafat Lyotard
menjadi orang pertama yang mengintroduksikan istilah ini ke dalam filsafat.Tokoh-tokohnya:
Jean Francois Lyotard.
13
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Aceng, dkk. 2011. Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarata: Prenada Meda Grup.
Cahyani, Rina. 2011. Derrida; Biografi Dan Pemikiran.
Http://profil.merdeka.com/mancanegara/j/jacques-derrida/. Diakses tanggal
17Desember 2020 pukul 11:51WIB
Hadiwijoyo, Harun, 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Percetakan Kanisius,
Yogyakarta. Hadiwijono, H.1995. Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta: Kanisius.
Hamersma, Herry. 1983. Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern.Jakarta: Gramedia
Kattsoft, Louis O. 2004. Pengantar Filsafat. (terjemah). Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya.
Magnis Suseno, Franz., 2000. 12 Tokoh Etika Abad ke-20. Yogyakarta: Kanisius.
Magnis Suseno, Franz., 2006. Menalar Tuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Muzairi. 2009. Filsafat Umum. Yogyakarta: Teras.
Rodliyah, Ummi. 2011. Postmodernisme Dalam Pandangan Jean Francois Lyotard.
http://www.tokohposmodernisme.com/html/.