Anda di halaman 1dari 11

FILSAFAT KONTEMPORER

Kelompok 2
Dosen pengampu :
Dr. Agus Purwanto, M.si, Ak, CA
Disusun Oleh :

1. Proboningrum 12030118410003
2. Sonnynda Festasina 12030118410012
3. Yopi Yunanto M P 12030118410008
Definisi :

• Filsafat kontemporer adalah periode dalam sejarah


filsafat Barat yang dimulai pada akhir abad ke-19,
ditandai dengan suatu proses profesionalisasi disiplin
keilmuan filsafat dan munculnya filsafat analitik dan
filsafat kontinental beserta perdebatan di antara kedua
kubu filsafat ini.
Filsafat Analitik Vs
Kontinental
• Filsafat analitik adalah aliran filsafat yang muncul dari kelompok filsuf yang
menyebut dirinya lingkaran Wina. Filsafat analitik lingkaran Wina itu
berkembang dari Jerman hingga ke luar, yaitu Polandia dan Inggris.
Pandangan utamanya adalah penolakan terhadap metafisika. Bagi mereka,
metafisika tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Jadi filsafat
analitik memang mirip dengan filsafat sains.[1]
• Filsafat kontinental adalah sebuah julukan untuk mewakili tradisi
kefilsafatan abad ke-19 dan abad ke-20 yang (umumnya) lahir di Eropa
daratan.[1][2] Julukan tersebut lahir untuk merepresentasikan keseluruhan
tradisi kefilsafatan yang telah ditinggalkan atau tidak diperhatikan oleh
tradisi filsafat analitik.
Aliran-aliran Filsafat Kontemporer :

1. Pragmatisme
Aliran Pragmatisme mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang
membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya
yang bermanfaat secara praktis.
Aliran ini menganggap benar apa yang akibat-akibatnya bermanfa’at secara
praktis. Jadi patokan dari pragmatisme adalah bagaimana dapat bermanfaat
dalam kehidupan praktis. Dan pegangan pragmatisme adalah logika
pengamatan. Kebenaran mistis pun dapat diterima asalkan bisa bermanfa’at
secara praktis misalnya ada penyembuhan alternative yang menggunakan
tenaga magis. Pengalaman pribadi yang benar adalah pengalaman yang
bermanfaat secara praktis.
Tokoh-tokohnya : William James, Jhon Dewey, F.C.S Schiller.
Aliran-Aliran Filsafat Kontemporer - Lanjutan

2. Vitalisme
Aliran Vitalisme memandang bahwa kegiatan organisme hidup digerakkan
oleh daya atau prinsip vital dengan daya-daya fisik. Aliran ini timbul dari
reaksi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi serta industrialisasi.
Dimana segala sesuatu dapat dianalisa secara matematis.
Tokoh-tokohnya: Henri Bergson
3. Fenomenologi
Fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan segala sesuatu selama
hal itu tampak.
Tokoh-tokohnya: Edmund Husserl, Marx Secheler
Aliran-Aliran Filsafat Kontemporer - Lanjutan

4. Eksistensialisme
Dalam teori ini berpandangan bahwa manusia adalah eksistensinya mendahului
esensinya (hakikat), dan sebaliknya benda-benda lain esensinya mendahului
eksistensinya, sehingga manusia dapat menentukan diri sendiri menurut proyeksinya
sendiri, hidupnya tidak ditentukan lebih dulu, sebaliknya benda-benda lain bertindak
menurut esensi atau kodrat yang memang tak dapat dielakkan.
Tokoh-tokohnya: Jean Paul Sartre, Gabriel Marce
5. Analitis
disebut filsafat bahasa, filsafat ini merupakan reaksi dari idealisme, khususnya
neohegelianisme di inggris. Para penganutnya menyibukkan diri dengan
analisis bahasa dan konsep-konsep.
Tokoh-Tokohnya: Bertrand Russel, Ludwig Wittgenstein, Gilbert Ryle, John Langsaw
Austin
Aliran-Aliran Filsafat Kontemporer - Lanjutan

6. Strukturalisme
Strukturalisme pada dasarnya menegaskan bahwa masyarakat dan
kebudayaan memiliki struktur yang sama dan tetap, maka kaum strukturalis
menyibukkan diri dengan menyelidiki struktur-struktur tersebut.
Tokoh-tokohnya: Levi Strauss, Jacques Lacan, Michel Foucault
7. Postmodernisme
Aliran Post Modernisme ini muncul sebagai reaksi terhadap modernisme
dengan segala dampaknya, pengertian postmodern bukan sesuatu yang baru
dalam filsafat Lyotard menjadi orang pertama yang mengintroduksikan istilah
ini ke dalam filsafat.
Tokoh-tokohnya: Jean Francois Lyotard.
1. William James
• William James (lahir di New York City, New York, Amerika Serikat, 11 Januari
1842 – meninggal di Tamworth, New Hampshire, Amerika Serikat, 26 Agustus
1910 pada umur 68 tahun) adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang
terkenal sebagai salah seorang pendiri Mazhab Pragmatisme.[1] Selain sebagai
filsuf, James juga terkenal sebagai seorang psikolog.[1] Ia dilahirkan di New York
pada tahun 1842.[1] Setelah belajar ilmu kedokteran di Universitas Harvard, ia
belajar psikologi di Jerman dan Perancis.[2] Kemudian ia mengajar di Universitas
Havard untuk bidang anatomi, fisiologi, psikologi, dan filsafat, hingga tahun
1907.[2] Pada tahun 1910 ia meninggal dunia.[1]
• Pemikiran William James :
• A. Kebenaran Pragmatis
• B. Pragmatisme dan Etika
• C. Kepercayaan Religius
2. John Dewey
• John Dewey adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang termasuk Mazhab
Pragmatisme.[1][2] Selain sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai kritikus sosial dan
pemikir dalam bidang pendidikan.[2]
• Dewey dilahirkan di Burlington pada tahun 1859.[1] Setelah menyelesaikan studinya di
Baltimore, ia menjadi guru besar dalam bidang filsafat dan kemudian dalam bidang
pendidikan pada beberapa universitas.[1] Sepanjang kariernya, Dewey menghasilkan 40
buku dan lebih dari 700-an artikel.[2] Dewey meninggal dunia pada tahun 1952
• Menurut Dewey, tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata
dalam kehidupan.[1] Oleh karena itu, filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-
pemikiran metafisik belaka.[1] Filsafat harus berpijak pada pengalaman, dan menyelidiki
serta mengolah pengalaman tersebut secara kritis.[1] Dengan demikian, filsafat dapat
menyusun suatu sistem nilai atau norma.[1] Dewey di dalam ilmu pendidikan ia
menganjurkan teori dan metode learning by doing. [
3. Michael Foucalt
• Paul-Michel Foucault (lahir di Poitiers, 15 Oktober 1926 – meninggal di Paris, 25 Juni 1984
pada umur 57 tahun) atau lebih dikenal sebagai Michel Foucault adalah seorang filsuf
Perancis, sejarawan ide, ahli teori sosial, ahli bahasa dan kritikus sastra. Teori-teorinya
membahas hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan, dan bagaimana mereka
digunakan untuk membentuk kontrol sosial melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan,
terutama penjara dan rumah sakit. Meskipun sering disebut sebagai pemikir post-
strukturalis dan postmodernis,
• Dia mempublikasikan The Archeology of Knowledge (Arkeologi Pengetahuan), Discipline
and Punish (Disiplin dan Hukuman), dan The History of Sexuality (Sejarah Seksualitas).
Dalam buku-buku ini, ia mengembangkan metode arkeologi dan genealogi guna
mengungkapkan keberadaan dan relasi antara pengetahuan dan kekuasaan dalam
masyarakat. Foucault meninggal di Paris karena masalah neurologis dan diperparah oleh
HIV/AIDS. Ia adalah tokoh publik pertama di Perancis yang meninggal akibat penyakit AIDS.
4. Martin Heidegger

• Martin Heidegger (lahir di Jerman, 26 September 1889 – meninggal 26 Mei 1976


pada umur 86 tahun) adalah seorang filsuf asal Jerman. Ia belajar di Universitas
Freiburg di bawah Edmund Husserl, penggagas fenomenologi, dan kemudian
menjadi profesor di sana 1928.
• Heidegger mulanya adalah seorang pengikut fenomenologi. Secara sederhana, kaum
fenomenolog menghampiri filsafat dengan berusaha memahami pengalaman tanpa
diperantarai oleh pengetahuan sebelumnya dan asumsi-asumsi teoretis abstrak. Edmund
Husserl adalah pendiri dan tokoh utama aliran ini, sementara Heidegger adalah
mahasiswanya dan hal inilah yang meyakinkan Heidegger untuk menjadi seorang
fenomenolog. Heidegger menjadi tertarik akan pertanyaan tentang "Ada" (atau apa artinya
"berada"). Karyanya yang terkenal Being and Time (Ada dan Waktu) dicirikan sebagai
sebuah ontologi fenomenologis.

Anda mungkin juga menyukai