Anda di halaman 1dari 4

Hubungan Agama dan Filsafat

Agama dan filsafat memainkan peran yang mendasar dan fundamental


dalam sejarah dan kehidupan manusia. Orang-orang yang mengetahui
secara mendalam tentang sejarah agama dan filsafat niscaya memahami
secara benar bahwa pembahasan ini sama sekali tidak membicarakan
pertentangan antara keduanya dan juga tidak seorang pun mengingkari
peran sentral keduanya. Sebenarnya yang menjadi tema dan inti perbedaan
pandangan dan terus menyibukkan para pemikir tentangnya sepanjang abad
adalah bentuk hubungan keharmonisan dan kesesuaian dua mainstream
disiplin ini.Sebagian pemikir yang berwawasan dangkal berpandangan
bahwa antara agama dan filsafat terdapat perbedaan yang ekstrim, dan
lebih jauh, dipandang bahwa persoalan-persoalan agama agar tidak
"ternodai" dan "tercemari" mesti dipisahkan dari pembahasan dan
pengkajian filsafat. Tetapi, usaha pemisahan ini kelihatannya tidak
membuahkan hasil, karena filsafat berhubungan erat dengan hakikat dan
tujuan akhir kehidupan, dengan filsafat manusia dapat mengartikan dan
menghayati nilai-penting kehidupan, kebahagian, dan kesempurnaan
hakiki."
Agama dan filsafat memainkan peran yang mendasar dan fundamental
dalam sejarah dan kehidupan manusia. Orang-orang yang mengetahui
secara mendalam tentang sejarah agama dan filsafat niscaya memahami
secara benar bahwa pembahasan ini sama sekali tidak membicarakan
pertentangan antara keduanya dan juga tidak seorang pun mengingkari
peran sentral keduanya. Sebenarnya yang menjadi tema dan inti perbedaan
pandangan dan terus menyibukkan para pemikir tentangnya sepanjang abad
adalah bentuk hubungan keharmonisan dan kesesuaian dua mainstream
disiplin ini.
Sebagian pemikir yang berwawasan dangkal berpandangan bahwa antara
agama dan filsafat terdapat perbedaan yang ekstrim, dan lebih jauh,
dipandang bahwa persoalan-persoalan agama agar tidak "ternodai" dan
"tercemari" mesti dipisahkan dari pembahasan dan pengkajian filsafat.
Tetapi, usaha pemisahan ini kelihatannya tidak membuahkan hasil, karena
filsafat berhubungan erat dengan hakikat dan tujuan akhir kehidupan,
dengan filsafat manusia dapat mengartikan dan menghayati nilai-penting
kehidupan, kebahagian, dan kesempurnaan hakiki.

Hubungan Filsafat dan Ilmu Pengetahuan.


Dalam sejarah filsafat Yunani, filsafat mencakup seluruh bidang ilmu
pengetahuan. Lambat laun banyak ilmu-ilmu khusus yang melepaskan diri
dari filsafat. Meskipun demikian, filsafat dan ilmu pengetahuan masih

memiliki hubungan dekat. Sebab baik filsafat maupun ilmu pengetahuan


sama-sama pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren dan mempunyai
obyek material dan formal.
Yang membedakan diantara keduanya adalah: filsafat mempelajari
seluruh realitas, sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu
realitas atau bidang tertentu.
Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi
sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu
mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu itu dapat
hidup dan berkembang.
Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam
mempertanggungjawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara rasional
di sini berarti bahwa setiap langkah langkah harus terbuka terhadap
segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara
argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif (dapat
dimengerti secara intersuyektif).
a. Definisi Ilmu Pengetahuan dan Filsafat
J. Arthur Thompson dalam bukunya An Introducation to Science
menuliskan bahwa ilmu adalah diskripsi total dan konsisten dari
fakta-fakta empiri yang dirumuskan secara bertanggung jawab dalam
istilah- istilah yang sederhana mungkin.
Untuk menjelaskan perbedaan antara Ilmu Pengetahuan dan Filsafat,
baiklah dikemukakan rumusan Filsafat dari filsuf ulung Indonesia
Prof. DR. N. Driyarkara S.Y., yang mengatakan Filsafat adalah
pikiran manusia yang radikal, artinya yang dengan
mengesampingkan pendirian-pendirian dan pendapat- pendapat yang
diterima saja, mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan
akar dari lain-lain pandangan dan sikap praktis. Jika filsafat
misalnya bicara tentang masyarakat, hukum, sisiologi, kesusilaan dan
sebagainya, di satu pandangan tidak diarahkan ke sebab-sebab yang
terdekat, melainkan kemengapa yang terakhir sepanjang
kemungkinan yang ada pada budi manusia berdasarkan kekuatannya
itu.
Filsafat adalah ilmu Pengetahuan dan Teknologi, filsafat tidak
memperlihatkan banyak kemajuan dalam bidang penyelidikan. Ilmu
pengetahuan dan Teknologi bahkan melambung tinggi mencapai era
nuklir dan sudah diambang kemajuan dalam mempengaruhui
penciptaan dan reproduksi manusia itu sendiri dengan revolusi
genitika yang bermuara pada bayi tabung I di Inggris serta diambang
kelahiran kurang lebih 100 bayi tabung yang sudah hamil tua.
Di satu pihak fakta yang tak dapat dipungkiri bahwa peradaban
manusia sangat berutang kepada ilmu pengetahuan dan teknologi,
berupa penciptaan sarana yang memudahkan pemenuhan kebutuhan
manusia untuk hidup sesuai dengan kodratnya. Inilah dampak
positifnya disatu pihak sedangkan dipihak lainnya bdampak
negatifnya sangat menyedihkan.
Bahwa ilmu yang bertujuan menguasai alam, sering melupakan
faktor eksitensi manusia, sebagai bagian daripada alam, yang

merupakan tujuan pengembangan ilmu itu sendiri kepada siapa


manfaat dan kegunaannya dipersembahkan. Kemajuan ilmu teknologi
bukan lagi meningkatkan martabat manusia itu, tetapi bahkn harus
dibayar dengan kebahagiaannya. Berbagai polusi dan dekadensi
dialami peradaban manusia disebabkan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi itu. Dalam usahanya pendidikan keilmuwan bukanlah
semata-mata ditujukan untuk menghasilkan ilmuwan yang pandai dan
trampil, tetapi juga bermoral tinggi.
b. Abstraksi
Untuk menerangkan selanjutnya hubungan antara filsafat dan ilmu
pengetahuan, baiklah dikemukakan pendapat Aristoteles tentang
abstraksi. Menurut beliau pemekiran manusia melampaui 3 jenis
abstraksi (kata Latin abstrahere yang
berarti menjauhkan diri, mengambil dari).
Dari setiap jenis abstraksi itu menghasilkan satu jenis pengetahuan
yaitu :
1) pengetahuan fisis
2) pengetahuan matematis,
3) pengetahuan teologis.
1) Pengetahuan Fisis
Dalam kenyataannya manusia mulai berpikir bila ia mengamati,
mengobservasi sesuatu. Faktor keheranan, kesangsian dan kesadaran
akan keterbatasan manusia barulah timbul setelah pengamatan atau
observasi lebih dahulu. Peranan ratio atau akal budi manusia
melepaskan (mengabstrahir) dari pengamatan inderawi suatu segisegi tertentu yaitu materi yang dapat dirasakan ratio atau akal budi
manusia bersama dengan materi yang 'abstrak' itu menghasilkan
pengetahuan yang disebut "fisika' (dari kataYunani 'Physos' = alam).
2) pengetahuan Matematis atau Matesis
Selanjutnya manusia masih mempunyai kemampuan untuk dapat
mengabstrahir atau melepaskan lebih banyak lagi Bahwa kita dapat
melepaskan materi yang kelihatan dari semua perubahan yang
terjadi.
Hal ini dapat terjadi bila ratio atau akal budi manusia dapat
melepaskan dari materi hanya segi yang dapat dimengerti saja.
Dengan kemampuan abstraksi ini manusia dapatlah menghitung dan
mengukur, karena perbuatan menghitung. dan mengukur itu mungkin
lebih dari semua gejala dan semua perubahan dengan menutup
indera mata Adapun jenis pengetahuan yang dihasilkan oleh
abstraksi ini disebut 'matesis' (matematika) (kata Yunani'mathesist =
pengetahuan ilmu).
3) Pengetahuan Teologis atau Filsafat Pertama
Pada tahap terakhir manusia juga dapat mengabstrahir dari semua
materi, baik materi yang dapat diamati, maupun yang dapat
diketahui. Apabila manusia berpikir tentang keseluruhan realitas
tentang sangkanparannya (asal mula dan tujuannya), tentang jiwa
manusia, tentang cita dan citranya, tentang realitas yang paling
luhur, tentang Tuhan, maka berarti tidak hanya terbatas pada bidang
fisika saja tetapi juga bidang matematika yang sudah

ditinggalkannya. Di sini terbukti bahwa semua jenis pengamatan


tidak berguna. lagi Adapun jenis berpikir ini disebut 'teologi' atau
filsafat pertama,
Sesuai dengan tradisi setelah Aristoteles pengetahuan jenis ketiga ini,
disebut 'rnetafisika, bidang yang datang setelah (meta') fisika.
Menurut Aristoteles baik bidang metafisika, bidang matematika
maupun bidang fisika, masih merupakan kesatuan yang
keseluruhannya disebut filsafat' atau metafisika.

Anda mungkin juga menyukai