Anda di halaman 1dari 5

Perkembangan Teori Manajemen Modern

A. MANAJEMEN MODERN
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama
merupakan pengembangan aliran perilaku (perilaku organisasi) dan yang lain dibangun
atas dasar manajemen ilmiah (aliran kuantitatif) atau operation reserch dan management
science.
1. ALIRAN PERILAKU ORGANISASI
Pendekatan manusia mempelopori tumbuhnya pendekatan baru yang lebih sering
dikenal sebagai pendekatan/aliran perilaku. Dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial
seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi dan dengan metoda penelitian yang lebih
sempurna, para peneliti ini lebih terkenal sebagai behavioral scientists dari pada
human relations theorists. Diantaranya yang terkenal adalah Argyris, Maslow dan Mc.
Gregor dorongan
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
(1) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan,
prosedur dan prinsip).
(2) Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati.
(3) Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk
pengawasan harus sesuai dengan situasi.
(4) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan.
Sumbangan Aliran Perilaku Organisasi
Sumbangan para ilmuwan perilaku ini terlihat dalam peningkatan pemahaman
terhadap motivasi perseorangan, perilaku kelompok, hubungan antara pribadi dalam kerja
dan pentingnya kerja bagi manusia. Semua hal ini telah membuat para manajer semakin
peka dan terampil dalam menangani dan berhubungan dengan bawahannya. Bahkan
kemudian muncul berbagai konsep yang lebih maju lagi seperti kepemimpinan,
penyelesaian perselisihan, cara mendapatkan dan memanfaatkan kekuasaan, perubahan
organisasi dan konsep komunikasi.

Keterbatasan Aliran Perilaku Organisasi


Meskipun demikian, banyak ahli berpendapat potensi teori ini belum dikembangkan
lebih lanjut. Selain itu juga banyak kritikan terhadap aliran ini, karena disamping terlalu
umum, terlalu abstrak dan ruwet/rumit. Teori tersebut juga cukup kompleks untuk
manajer. Rekomen- dasi mereka sering berbeda satu ahli dengan ahli lainnya, sehingga
manajer mengalami kesulitan menentukan pendapat yang paling baik.
2. ALIRAN KUANTITATIF ( RISET OPERASI DAN MANAJEMENN SAINS ).
Aliran kuantitatif untuk manajemen mulai berkembang sejak Perang Dunia II. Pada
waktu itu Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam
perang. Inggris kemudian membentuk Team Riset Operasi (Reserch Operation), dipimpin
oleh P.M.S Blackett. Team ini terdiri dari ahli matematika, fisika, dan ilmuwan lainnya.
Inggris berhasil menemukan terobosan-terobosan penting dari team tersebut. Amerika
Serikat kemudian meniru, membentuk team riset operasi seperti yang dibentuk Inggris.
Komputer digunakan untuk menghitung model-modek matematika yang dikembangkan.
Ketika perang selesai, model-model dari riset operasi tersebut kemudian diaplikasikan ke
Industri. Industri juga mengalami per-kembangan pesat dengan persoalan-persoalan yang
semakin kompleks. Persoalan tersebut tidak dapat lagi dipecahkan dengan metodemetode konvensional. Model riset operasi diperlukan dalam hal ini. Beberapa model riset
operasi : CPM (Critical Path Method) yang digunakan untuk merencanakan proyek, teori
antrian untuk memecahkan persoalan antrian.
Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Pendekatan
ini lebih sederhana dan dapat diaplikasikan langsung pada situasi manajemen. Beberapa
contoh model manajemen operasi adalah : pengendalian persediaan seperti EOQ
(Economic Order Quantity), simulasi, analisis break-even, programasi lenier (linear
programming). Manajemen operasi sering dianggap sebagai aplikasi dari riset operasi.
Sumbangan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/ Manajemen Sains)
Pendekatan kuantitatif memberikan sumbangan penting terutama dalam perencanaan
dan pengendalian. Model-model yang dikembangkan sangat sesuai untuk fungsi tersebut.
Sebagai contoh, model CPM bermanfaat untuk perencanaan dan pengendalian proyek.
Pendekatan tersebut juga membantu memahami persoalan manajemen yang kompleks.
Dengan menggunakan model matematika, persoalan yang kompleks dapat disederhana
kan menjadi model matematika. Meskipun nampaknya model matematika dengan
formula-formula yang sulit dimengerti sangat kompleks, tetapi model tersebut bermaksud
menyederhanakan dunia nyata yang sangat kompleks. Dengan model matematika, faktorfaktor yang penting dapat dilihat dan diberi perhatian ekstra.
Keterbatasan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/ Manajemen Sains)
Sayangnya model kuantitatif banyak menggunakan model atau simbol yang sulit
dimengerti oleh kebanyakan orang, termasuk manajer. Pendekatan kuantitatif juga tidak

melihat persoalan peri laku dan psikologi manusia dalam organisasi. Meskipun demikian
potensi model kuantitatif belum dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat
dikembangkan lebih lanjut pendekatan kuantitatif akan memberikan sumbangan yang
lebih berarti.
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation
Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika,
pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih
kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal
dengan sebutan OR Tema dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri.
Masalah-masalah ruwet yang memerlukan OR Tim ini antara lain di bidang
transportasi dan komunikasi.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi
aliran IImu Manajemen Modern. Pengembangan model-model dalam memecahkan
masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat
memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada paramanajer dalam
membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para
manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam haL penganggaran
modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi,
perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Aliran ini juga memiliki kelemahan
karena kurang memberi perhatian kepada hubungan manusia. Oleh karena itu sangat
cocok untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab
masalah-masalah sosial individu sepertimotivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep
dari aliran ini sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut
kuantitatif sehingga para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan
teknik-teknik ilmu manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.

B. BEBERAPA TOKOH ALIRAN MANAJEMEN MODERN


1. Peter F. Drucker
Dilahirkan di Vienna, Austria pada 1909. Setelah menempuh pendidikan di Austria dan
Inggris, ia memperoleh gelar doktornya di bidang Public and International Law dari
Universitas Frankfurt, Jerman. Ia juga menerima gelar doktor kehormatan dari berbagai
universitas mancanegara seperti Amerika, Belgia, Ceko, Inggris, Jepang, Spanyol dan
Swiss.
Sekalipun dilahirkan di Austria, namun Drucker menghabiskan sebagian besar
hidupnya di California, Amerika Serikat. Drucker terkenal sebagai bapak teori
manajemen di abad 20. Bukunya tersebar diberbagai isu seputar manajemen. Salah satu
kontribusinya yang terkenal adalah mengenai definisi efektif dan efisien dimana Dcucker
mendefinisikan efektif sebagai doing the right thing, sementara efisien sebagai doing
things right.

2. Douglas Mc. Gregor


Hidup pada tahun 1906 1964. Dulu adalah seorang Professor Manajemen di MIT
Sloan School of Management. Pernah menulis buku The Human Side of Enterprise.
Teori X :
Karyawan yang digolongkan dalam teori ini harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa
untuk mencapai tujuan organisasi. McGregor menyatakan bahwa asumsi teori X tersebut
jika ditetapkan secara menyeluruh dan universal bagi setiap orang dalam organisasi
sering tidak tepat, dan pendekatan manajemen yang dikembangkan dari asumsi ini akan
banyak mengalami kegagalan mencapai tujuan organisasi.
Teori Y :
Karyawan yang termasuk dalam golongan Y menganggap bahwa bekerja sama halnya
dengan bermain.
3. Robert Blake dan Jane Mouton
Menurut Blake dan Mouton, ada empat gaya kepemimpinan yang dikelompokkan
sebagai gaya yang ekstrim, sedangkan lainnya hanya satu gaya yang dikatakan ditengahtengah gaya ekstrims tersebut. Gaya kepemimpinan dalam managerial gris itu antara lain
sebagai berikut:
a. Gris 1. manager sedikit sekali usahanya untuk memikirkan orang-orang yang bekerja
dengan dirinya, dan produksinya yang seharusnya dihasilkan oleh organisasinya. Dalam
menjalankan tugas manager dalam gris ini menganggap dirinya sebagai perantara yang
hanya mengkominikasikan informasi dari atasan lepada bawahan.
b. Gris 2. Manager mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan baik
produksinya maupun orang-orang yang bekerja dengannya. Dia mencoba merencanakan
semua usaha-usahanya dengan senantiasa memikirkan dedikasinya pada produksi dan
nasib orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Manager yang termasuk gris ini
dapat dikatakan sebagai manager tim yang riel (the real team manager). Dia mampu
untuk memadukan kebutuhan-kebutuhan produksi dengan kebutuhan=kebutuhan orangorang di organisasinya.
c. Gris 3. Ini gaya kepemimpinan dari manager, ahla mempunyai rasa tanggung jawab
yang tinggi untuk selalu memikirkan orang-orang yang bekerja dalam organisasinya.
Tetapi pemikirannya mengenai produksi rendah. Manager semacam ini sering dinamakan
pemimpin club (the Country club management), Manajer ini berusaha menciptakan
suasana lingkungan yang semua orang bias bekerja rilek, bersahabat, dan bahagia bekerja
dalam organisasinya. Dalam suasana seperti ini tidak ada satu orang pun yangmau
memikirkan tentang usaha-usaha koordinasi guna mencapai tujuan organisasi.

d. Grid 4. Ini kadangkala manajer disebut sebagai manajer yang menjalankan tugas secara
otokratis (autocratictask managers). Manager semacamini hanya maua memikirkan
tentang usah peningkatan efisiensi pelaksanaan verja, tidak mempunyai atau hanya
sedikit rasa tanggung jawabnya pada orang-orang yang bekerja dalam organisasinya.dan
lebih dari itu gaya kepemimpinannya lebih menonjolkan otokratisnya.
e. Gris 5. Dalam hal ini manager mempunyai pemikiran yang mdium baik pada produksi
maupun pada orang-orang. Dia berusaha mencoba menciptakan danmembina moral
orang-orang yang bekerja dalam organisasi yang di pimpinnya, dan produksi dalam
tingkat yang memadai, tidak terlampau mencolok. Dia tidak menciptakan target
terlampau tinggi sehingga sulit dicapai, dan berbaik hati mendorong orang-orang untuk
bekerja lebih baik.

C. KESIMPULAN
Teori manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Yang pertama
melalui jalur pengembangan aliran perilaku (perilaku organisasi) dan yang kedua
berkembang melalui aliran kuantitatif (atas dasar manajemen ilmiah). Beberapa tokoh
manajemen modern memiliki teori yang dikembangkan menurut sistem atau
penemuannya tersendiri. Memiliki kenggulan dan kekurangan masing-masing dan yang
jelas memberikan kontribusi amat penting bagi perkembangan teori manajemen
khususnya manajemen modern.
Sumber: http://ayopintar.com/pengantar-ilmu-manajemen-teori-manajemen-modern/

Anda mungkin juga menyukai