Anda di halaman 1dari 7

WAHYU PUSPITONINGRUM(I0311036) 1

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN


Pada bahasan berikut akan dibicarakan tiga aliran pemikiran manajemen yang ada yaitu
aliran klasik (yang akan dibagi menjadi dua aliran, manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik),
aliran hubungan manusiawi (sering disebut aliran neoklasik), dan aliran manajemen modern.
Selain itu akan dibicarakan pendekatan manajemen yang berkembang akhir-akhir ini yaitu
pendekatan sistem, pendekatan kontigen (contingency approach) dan pendekatan teori
manajemen untuk masa yang akan datang dengan maksud untuk mengintegrasi bermacam-
macam teori manajemen yang ada.
Perkembangan Awal Teori Manajemen
Awal teori manajemen disini memiliki dua orang kontributor yaitu Robert Owen dan
Charles Babbage dimana kontribusinya menjadi awal munculnya manjemen ilmiah.
Robert Owen pada awal tahun 1800an adalah seorang manajer beberapa pabrik pemintalan
kapas di New Lanark Skotlandia yang menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi.
Dia mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan menaikkan
produksi dan keuntungan. Menurutnya investasi yang paling menguntungkan adalah pada
karyawan atau vitalmachine.
Awal Teori Manajemen 1771 - 1871
Kontributor : Robert Owen, Charles Babage
Manajemen Ilmiah 1870 - 1930
Kontributor : Frederick W. Taylor, Frank dan Lilian Gilberth, Henry Gantt, Harington Emerson
Teori Organisasi Klasik 1900 - 1940
Kontributor : Henry Fayol, James. D Mooney, Marry Parker Follet, Herbert Simon, Chester I.
Banard
Hubungan Manusiawi 1930 - 1940
Kontributor : Hawthorne Studies, Elton Mayo, Fritz Roethlisberger, Hugo Munsterberg
Manajemen Modern 1940 - sekarang
Kontributor : Abraham Maslow, Chris Argyris, D. Mc. Gregor, Edgar Schein, D. MC. Cleland,
R. Blake & J. Mouton, Ernest Dale, Peter Drucker, dsb
WAHYU PUSPITONINGRUM(I0311036) 2
Charles Babbage adalah seorang professor matematika dari Inggris yang mencurahkan banyak
waktu untuk untuk membuat operasi pabrik menjadi lebih efisien. Dia percaya bahwa aplikasi
prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dan menurunkan biaya. Babage
juga merupakan penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi.
Manajemen Ilmiah
Metode manajemen ilmiah telah banyak digunakan pada berbagai kegiatan organisasi
terutama dalam usaha peningkatan produktivitas. Teknik-teknik efisiensi manajemen ilmiah telah
menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien. Gagasan seleksi dan pengembangan
ilmiah para karyawan menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan untuk
meningkatkan efektivitas kerja. Akhirnya, manajemen ilmiah yang mengemukakan pentingnya
disain kerja mendorong manajer untuk mencari cara terbaik dalam pelaksanaan tugas.
Manjemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional untuk memecahkan
masalah tetapi juga meletakkan dasar profesionalisme manajemen.
Namun dalam penerapannya timbul beberapa masalah yang menjadi titik kelemahan
penerapan manajemen ilmiah. Kenaikkan produktivitas sering tidak diikuti kenaikkan
pendapatan. Perilaku manusia yang bermacam-macam menjadi hambatan. Pendekatan rasional
hanya memuaskan kebutuhan ekonomis dan phisik, tidak memuaskan kebutuhan sosial
karyawan. Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia untuk kepuasan kerja.
Beberapa keterbatasan tersebutlah yang mendorong para ahli untuk melengkapi model
manajemen ilimiah.
Frederick W. Taylor mulai mengembangkan manajemen ilmiah sekitar tahun 1900-an. Taylor
memberikan prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan
mengembangkan sejumlah teknik untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar tersebut adalah:
- Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen, agar metoda yang paling baik
untuk pelaksanakan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
- Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas
sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
- Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan
- Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja
Sedangkan teknik yang dikembangkan Taylor untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah studi
gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem upah perpotong diferensial, prinsip
pengecualian, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi, dan standarisasi pekerjaa, peralatan
serta tenaga kerja. Manfaat dari pengembangan teknik manajemen ilmiah ini tampak pada
perkembangan teknik riset operasi, simulasi, otomasi dalam memecahkan masalah manajemen.
Frank dan Lilian Gilberth merupakan pasangan suami istri yang menjadi kontributor dalam aliran
manajemen ilmiah. Frank adalah seorang pelopor pengembangan studi gerak dan waktu. Dia
WAHYU PUSPITONINGRUM(I0311036) 3
sangat tertarik terhadap masalah efisien untuk menemukan cara terbaik pengerjaan suatu tugas.
Sedangkan Lilian lebih tertarik pada aspek manusia dalam kerja seperti seleksi, penempatan dan
latihan personalia. Menurutnya, manajemen ilmiah mempunyai tujuan akhir yaitu membantu
karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai mahluk hidup.
Henry L. Gantt memberikan kontribusi dalam penggunaan metoda grafik yang dikenal sebagai
Gantt Chart dimana bagan tersbut digunakan untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan
produksi. Seperti Taylor, ia mengemukakan beberapa gagasan yaitu :
- Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen
- Seleksi ilmiah tenaga kerja
- Sistem intensif untuk merangsang produktifitas
- Penggunaan instruksi kerja yang terperinci
Harrington Emerson mengemukakan 12 prinsip efisiensi yaitu tujuan-tujuan dirumuskan dengan
jelas, kegiatan yang dilakukan masuk akal, adanya staff yang cakap, disiplin, balas jasa yang adil,
laporan yang terpercaya, segera, akurat dan kontinyu dalam sistem informasi dan akuntansi,
pemberian perintah, perencanaan dan pengurutan kerja, adanya standar dan jadwal seta metoda
dan waktu dari setiap kegiatan, kondisi yang distandarisasi, operasi yang distandarisasi, instruksi
praktis tertulis yang standar, balas jasa efisiensi dan rencana efektif.
Teori Organisasi Klasik
Henri Fayol dalam teori administrasinya merinci manajemen menjadi lima unsur yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan. Fayol
membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yang saling berkegantungan yaitu teknik,
komersial, keuangan, keamanan, akuntansi, dan manajerial. Disamping itu Fayol juga
menerapkan 14 prinsip manajerial sebagai berikut :
- Pembagian kerja : adanya spesialisasi akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja
- Wewenang : hak untuk memberikan perintah dan dipatuhi
- Disiplin : harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan-tujuan organisasi
- Kesatuan perintah : setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu dari
hanya satu atasan
- Kesatuan pengarahan : operasi-operasi dalam organisasi yang mepunyai tujuan yang sama
harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
- Meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan di bawah kepentingan umum :
kepentingan harus tunduk pada kepentingan organisasi.
- Balas jasa : kompensasi untuk pekerjaan yang di laksanakan harus adil baik bagi karyawan
maupun pemilik.
- Sentralisasi : adanya keseimbangan yang tepat antara sentralisasi dan desentralisasi.
- Rantai saklar (garis wewenang) : garis wewenang dan perintah yang jelas.
WAHYU PUSPITONINGRUM(I0311036) 4
- Order : bahan-bahan (material) dan orang-orang harus ada pada tempat dan waktu yang
tepat. Terutama orang-orang hendaknya di tempatkan pada posisi atau pekerjaa-pekerjaan
yang paling cocok untuk mereka.
- Keadilan : harus ada kesamaan perlakuan dalam organisasi.
- Stabilitas staf organisasi : tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi
pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi.
- Inisiatif : bawahan harus di beri kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan
rencananya, walaupun beberapa kesalahan mungkin terjadi.
- Esprit de corps (semangat korps) : Kesatuan adalah kekuatan, pelaksanaan operasi
organisasi perlu memiliki kebanggaan, kesetiaan dan rasa memiliki dari para anggota yang
tercermin pada semangat korps.
James D. Mooney berpendapat bahwa dalam merancang organisasi perlu diperhatikasn empat
kaidah dasar yaitu koordinasi dimana syarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling
melayani, doktrin, dan disiplin, prinsipskalar dimana proses skalar mempunyai prinsip, prospek
dan pengaruh sendiri yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi, dan definisi fungsional,
prinsip fungsional yaitu adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas yang berbeda, dan
prinsipstaf yaitu kejelasan perbedaan antara staf dan lini.
Mary Parker Follet berpendapat bahwa konflik dapat dibuat konstruktif dengan penggunaan
proses integrasi dimana orang-orang yang terlibat mencari jalan pemecahan bersama perbedaan
diantara mereka. Dia juga menguraikan suatu pola organisasi yang ideal di mana manajer
mencapai koordinasi menlalui komunikasi yang terkendali dengan para karyawan
Chaster I. Bernard memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan.
Fungsi utama manajemen menurutnya adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Ia menekankan pentingnya peralatan komunikasi untuk
pencapaian tujuan kelompok. Dia juga mengemukakan teori penerimaan pada wewenang.
Bernard dan Follet bertindak sebagai jembatan antara teori klasik dan hubungan manusiawi.
Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan manusiawi (neo klasik) muncul karena ketidakpuasan bahwa pendekatan
klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Beberapa ahli
mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.
Hugo Munsterberg mengemukakan bahwa peningkatan produktivitas dapat dicapai melalui
penemuan best possible person, penciptaan best possible work, dan penggunaan best possible
effect untuk memotivasi karyawan. Ia juga mengingatkan bahwa adanya pengaruh faktor sosial
dan budaya terhadap organisasi.
WAHYU PUSPITONINGRUM(I0311036) 5
Elton Mayo bersama Fritz J. Roethlisberger dan William J. Dickson menemukan Hawthorne Effect
dimana mereka menyatakan bahwa dalam meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap
yang dimiliki karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan perhatian yang
cukup terhadap kesejahteraan mereka. Penumuan lainnya adalah bahwa kelompok kerja
informal dan lingkungan sosial karyawan juga mempunyai pengaruh besar pada produktivitas.
Kemudian, konsep mahluk sosial dimotivasi oleh kebutuhan sosial, keiinginan akan hubungan
timbal balik dalam pekerjaan, dan lebih responsif terhadap dorongan kelompok kerja
pengawasan manajemen telah menggantikan konsep mahluk rasional yang dimotivasi oleh
kebutuhan phisik manusia.
Manajemen Modern
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama
merupakan perkembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal dengan perilaku
organisasi dan jalur kedua dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal sebagai alian
kuantitatif.
PerilakuOrganisasi
Perkembangan aliran perilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang
perilaku manusia dn sistem sosial. Tokoh aliran ini antara lain :
- Abraham Maslow yang mengemukakan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya
tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi
- Douglas Mc Gregor dengan teori X dan teori Y
- Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor
- Robert Blake dan Jane Mounton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi
manajerial (managerial grid)
- Rensis Likert yang telah mengidentifikasi sistem manajemen (Autoritatif- Partisipatif)
- Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan
- Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan
budaya
- Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan lainnya
Beberapa prinsip dasar penting yang dapat disimpulkan dari pendapat para tokoh manajemen
modern adalah sebagai berikut :
- Manajemen tidak dipandang sebagai suatu proses teknik yang ketat
- Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan
hati-hati
- Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajemen indivdual untuk
pengawasan harus sesuai situasi
WAHYU PUSPITONINGRUM(I0311036) 6
- Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap organisasi sangat
dibutuhkan
AliranKuantitatif
Aliran Kuantitatif ditandai dengan berkebangnya team-team riset operasi dalam dalam
pemecahan masalah industri. Prosedur-prosedur riset operasi tersebut kemudian diformulasikan
dan disebut alirn managementscience.
Langkah-langkah pendekatan managementscience adalah sebagai berikut :
- Perumusan masalah
- Penyusunan suatu model sistematis
- Mendapatkan penyelesaian dari model
- Pengujian model dan hasil yang diharapkan dari model
- Penetapan pengawasan atas hasil-hasil
- Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi
Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem pada manajemen memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang
terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan sistem memberi manajer cara
memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal
yang lebih luas. Sistem mencakup sistem-sistem umum maupun khusus dan analisis tertutup
maupun terbuka.
Pendekatan sistem umum pada manajemen dapat dikaitkan dengan konsep organisasi
formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis. Sedangkan analisis sistem manajemen khusus
meliputi bidang seperti struktur orgnisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi, serta
mekanisme perencanaan dan pengawasan.
Pendekatan sistem tertutup adalah pandangan siklus dimana tidak ada masukan eksternal
yang dipertimbangkan. Sedangkan sistem terbuka memperlakukan organisasi sebagai suatu
sistem masukan-keluaran yang energetik dan secara mencolok terbuka dalam interaksinya
dengan lingkungan.
Pendekatan Kontingen
Pendekatan kontingensi mencoba menerapkan konsep dari berbagai aliran manajemen
dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah
mengidentifikasikan teknik mana, pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada
waktu tertentu akan membantu pencapaian tujuan manajemen. Perbedaan kondisi dan situasi
membutuhkan aplikasi teknik manajemen yang berbeda karena tidak ada teknik, prinsip dan
konsep universal yang dapat diterapkan di seluruh kondisi. Ada tiga bagian utama dalam
WAHYU PUSPITONINGRUM(I0311036) 7
konseptual menyeluruh untuk pendekatan kontingensi yaitu lingkungan, konsep dan teknik
manajemen, dan hubungan kontingensi antara keduanya.
Pendekatan Teori Manajemen di Masa Mendatang
Setelah dibicarakan diatas ketiga aliran utama dalam bidang manajemen, ada 5
kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya di masa mendatang, yaitu :
- Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing
aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.
- Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkembang sendiri-sendiri tanpa
memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
- Konvergensi, yang menampilkan aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batas antara
aliran menjadi kabur..
- Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran
seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.
- Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-
teori manajemen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan
manajemen tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. BPFE : Yogyakarta.
Dalimunthe, Ritha F. 2003. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen. USU Digital Library :
Sumatra Utara

Anda mungkin juga menyukai