Pada bahasan berikut akan dibicarakan tiga aliran pemikiran manajemen yang ada yaitu aliran klasik (yang akan dibagi menjadi dua aliran, manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik), aliran hubungan manusiawi (sering disebut aliran neoklasik), dan aliran manajemen modern. Selain itu akan dibicarakan pendekatan manajemen yang berkembang akhir-akhir ini yaitu pendekatan sistem, pendekatan kontigen (contingency approach) dan pendekatan teori manajemen untuk masa yang akan datang dengan maksud untuk mengintegrasi bermacam- macam teori manajemen yang ada. Perkembangan Awal Teori Manajemen Awal teori manajemen disini memiliki dua orang kontributor yaitu Robert Owen dan Charles Babbage dimana kontribusinya menjadi awal munculnya manjemen ilmiah. Robert Owen pada awal tahun 1800an adalah seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia yang menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan menaikkan produksi dan keuntungan. Menurutnya investasi yang paling menguntungkan adalah pada karyawan atau vitalmachine. Awal Teori Manajemen 1771 - 1871 Kontributor : Robert Owen, Charles Babage Manajemen Ilmiah 1870 - 1930 Kontributor : Frederick W. Taylor, Frank dan Lilian Gilberth, Henry Gantt, Harington Emerson Teori Organisasi Klasik 1900 - 1940 Kontributor : Henry Fayol, James. D Mooney, Marry Parker Follet, Herbert Simon, Chester I. Banard Hubungan Manusiawi 1930 - 1940 Kontributor : Hawthorne Studies, Elton Mayo, Fritz Roethlisberger, Hugo Munsterberg Manajemen Modern 1940 - sekarang Kontributor : Abraham Maslow, Chris Argyris, D. Mc. Gregor, Edgar Schein, D. MC. Cleland, R. Blake & J. Mouton, Ernest Dale, Peter Drucker, dsb WAHYU PUSPITONINGRUM(I0311036) 2 Charles Babbage adalah seorang professor matematika dari Inggris yang mencurahkan banyak waktu untuk untuk membuat operasi pabrik menjadi lebih efisien. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dan menurunkan biaya. Babage juga merupakan penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi. Manajemen Ilmiah Metode manajemen ilmiah telah banyak digunakan pada berbagai kegiatan organisasi terutama dalam usaha peningkatan produktivitas. Teknik-teknik efisiensi manajemen ilmiah telah menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien. Gagasan seleksi dan pengembangan ilmiah para karyawan menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan efektivitas kerja. Akhirnya, manajemen ilmiah yang mengemukakan pentingnya disain kerja mendorong manajer untuk mencari cara terbaik dalam pelaksanaan tugas. Manjemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional untuk memecahkan masalah tetapi juga meletakkan dasar profesionalisme manajemen. Namun dalam penerapannya timbul beberapa masalah yang menjadi titik kelemahan penerapan manajemen ilmiah. Kenaikkan produktivitas sering tidak diikuti kenaikkan pendapatan. Perilaku manusia yang bermacam-macam menjadi hambatan. Pendekatan rasional hanya memuaskan kebutuhan ekonomis dan phisik, tidak memuaskan kebutuhan sosial karyawan. Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia untuk kepuasan kerja. Beberapa keterbatasan tersebutlah yang mendorong para ahli untuk melengkapi model manajemen ilimiah. Frederick W. Taylor mulai mengembangkan manajemen ilmiah sekitar tahun 1900-an. Taylor memberikan prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar tersebut adalah: - Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen, agar metoda yang paling baik untuk pelaksanakan setiap pekerjaan dapat ditentukan. - Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya. - Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan - Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja Sedangkan teknik yang dikembangkan Taylor untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem upah perpotong diferensial, prinsip pengecualian, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi, dan standarisasi pekerjaa, peralatan serta tenaga kerja. Manfaat dari pengembangan teknik manajemen ilmiah ini tampak pada perkembangan teknik riset operasi, simulasi, otomasi dalam memecahkan masalah manajemen. Frank dan Lilian Gilberth merupakan pasangan suami istri yang menjadi kontributor dalam aliran manajemen ilmiah. Frank adalah seorang pelopor pengembangan studi gerak dan waktu. Dia WAHYU PUSPITONINGRUM(I0311036) 3 sangat tertarik terhadap masalah efisien untuk menemukan cara terbaik pengerjaan suatu tugas. Sedangkan Lilian lebih tertarik pada aspek manusia dalam kerja seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Menurutnya, manajemen ilmiah mempunyai tujuan akhir yaitu membantu karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai mahluk hidup. Henry L. Gantt memberikan kontribusi dalam penggunaan metoda grafik yang dikenal sebagai Gantt Chart dimana bagan tersbut digunakan untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi. Seperti Taylor, ia mengemukakan beberapa gagasan yaitu : - Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen - Seleksi ilmiah tenaga kerja - Sistem intensif untuk merangsang produktifitas - Penggunaan instruksi kerja yang terperinci Harrington Emerson mengemukakan 12 prinsip efisiensi yaitu tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas, kegiatan yang dilakukan masuk akal, adanya staff yang cakap, disiplin, balas jasa yang adil, laporan yang terpercaya, segera, akurat dan kontinyu dalam sistem informasi dan akuntansi, pemberian perintah, perencanaan dan pengurutan kerja, adanya standar dan jadwal seta metoda dan waktu dari setiap kegiatan, kondisi yang distandarisasi, operasi yang distandarisasi, instruksi praktis tertulis yang standar, balas jasa efisiensi dan rencana efektif. Teori Organisasi Klasik Henri Fayol dalam teori administrasinya merinci manajemen menjadi lima unsur yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan. Fayol membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yang saling berkegantungan yaitu teknik, komersial, keuangan, keamanan, akuntansi, dan manajerial. Disamping itu Fayol juga menerapkan 14 prinsip manajerial sebagai berikut : - Pembagian kerja : adanya spesialisasi akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja - Wewenang : hak untuk memberikan perintah dan dipatuhi - Disiplin : harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan-tujuan organisasi - Kesatuan perintah : setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu dari hanya satu atasan - Kesatuan pengarahan : operasi-operasi dalam organisasi yang mepunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana. - Meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan di bawah kepentingan umum : kepentingan harus tunduk pada kepentingan organisasi. - Balas jasa : kompensasi untuk pekerjaan yang di laksanakan harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik. - Sentralisasi : adanya keseimbangan yang tepat antara sentralisasi dan desentralisasi. - Rantai saklar (garis wewenang) : garis wewenang dan perintah yang jelas. WAHYU PUSPITONINGRUM(I0311036) 4 - Order : bahan-bahan (material) dan orang-orang harus ada pada tempat dan waktu yang tepat. Terutama orang-orang hendaknya di tempatkan pada posisi atau pekerjaa-pekerjaan yang paling cocok untuk mereka. - Keadilan : harus ada kesamaan perlakuan dalam organisasi. - Stabilitas staf organisasi : tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi. - Inisiatif : bawahan harus di beri kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan rencananya, walaupun beberapa kesalahan mungkin terjadi. - Esprit de corps (semangat korps) : Kesatuan adalah kekuatan, pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan, kesetiaan dan rasa memiliki dari para anggota yang tercermin pada semangat korps. James D. Mooney berpendapat bahwa dalam merancang organisasi perlu diperhatikasn empat kaidah dasar yaitu koordinasi dimana syarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, doktrin, dan disiplin, prinsipskalar dimana proses skalar mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh sendiri yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi, dan definisi fungsional, prinsip fungsional yaitu adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas yang berbeda, dan prinsipstaf yaitu kejelasan perbedaan antara staf dan lini. Mary Parker Follet berpendapat bahwa konflik dapat dibuat konstruktif dengan penggunaan proses integrasi dimana orang-orang yang terlibat mencari jalan pemecahan bersama perbedaan diantara mereka. Dia juga menguraikan suatu pola organisasi yang ideal di mana manajer mencapai koordinasi menlalui komunikasi yang terkendali dengan para karyawan Chaster I. Bernard memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi utama manajemen menurutnya adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Ia menekankan pentingnya peralatan komunikasi untuk pencapaian tujuan kelompok. Dia juga mengemukakan teori penerimaan pada wewenang. Bernard dan Follet bertindak sebagai jembatan antara teori klasik dan hubungan manusiawi. Hubungan Manusiawi Aliran hubungan manusiawi (neo klasik) muncul karena ketidakpuasan bahwa pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi. Hugo Munsterberg mengemukakan bahwa peningkatan produktivitas dapat dicapai melalui penemuan best possible person, penciptaan best possible work, dan penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan. Ia juga mengingatkan bahwa adanya pengaruh faktor sosial dan budaya terhadap organisasi. WAHYU PUSPITONINGRUM(I0311036) 5 Elton Mayo bersama Fritz J. Roethlisberger dan William J. Dickson menemukan Hawthorne Effect dimana mereka menyatakan bahwa dalam meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang dimiliki karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka. Penumuan lainnya adalah bahwa kelompok kerja informal dan lingkungan sosial karyawan juga mempunyai pengaruh besar pada produktivitas. Kemudian, konsep mahluk sosial dimotivasi oleh kebutuhan sosial, keiinginan akan hubungan timbal balik dalam pekerjaan, dan lebih responsif terhadap dorongan kelompok kerja pengawasan manajemen telah menggantikan konsep mahluk rasional yang dimotivasi oleh kebutuhan phisik manusia. Manajemen Modern Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama merupakan perkembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal dengan perilaku organisasi dan jalur kedua dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal sebagai alian kuantitatif. PerilakuOrganisasi Perkembangan aliran perilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia dn sistem sosial. Tokoh aliran ini antara lain : - Abraham Maslow yang mengemukakan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi - Douglas Mc Gregor dengan teori X dan teori Y - Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor - Robert Blake dan Jane Mounton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid) - Rensis Likert yang telah mengidentifikasi sistem manajemen (Autoritatif- Partisipatif) - Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan - Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya - Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan lainnya Beberapa prinsip dasar penting yang dapat disimpulkan dari pendapat para tokoh manajemen modern adalah sebagai berikut : - Manajemen tidak dipandang sebagai suatu proses teknik yang ketat - Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan hati-hati - Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajemen indivdual untuk pengawasan harus sesuai situasi WAHYU PUSPITONINGRUM(I0311036) 6 - Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap organisasi sangat dibutuhkan AliranKuantitatif Aliran Kuantitatif ditandai dengan berkebangnya team-team riset operasi dalam dalam pemecahan masalah industri. Prosedur-prosedur riset operasi tersebut kemudian diformulasikan dan disebut alirn managementscience. Langkah-langkah pendekatan managementscience adalah sebagai berikut : - Perumusan masalah - Penyusunan suatu model sistematis - Mendapatkan penyelesaian dari model - Pengujian model dan hasil yang diharapkan dari model - Penetapan pengawasan atas hasil-hasil - Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi Pendekatan Sistem Pendekatan sistem pada manajemen memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan sistem memberi manajer cara memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Sistem mencakup sistem-sistem umum maupun khusus dan analisis tertutup maupun terbuka. Pendekatan sistem umum pada manajemen dapat dikaitkan dengan konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis. Sedangkan analisis sistem manajemen khusus meliputi bidang seperti struktur orgnisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi, serta mekanisme perencanaan dan pengawasan. Pendekatan sistem tertutup adalah pandangan siklus dimana tidak ada masukan eksternal yang dipertimbangkan. Sedangkan sistem terbuka memperlakukan organisasi sebagai suatu sistem masukan-keluaran yang energetik dan secara mencolok terbuka dalam interaksinya dengan lingkungan. Pendekatan Kontingen Pendekatan kontingensi mencoba menerapkan konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana, pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu pencapaian tujuan manajemen. Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi teknik manajemen yang berbeda karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan di seluruh kondisi. Ada tiga bagian utama dalam WAHYU PUSPITONINGRUM(I0311036) 7 konseptual menyeluruh untuk pendekatan kontingensi yaitu lingkungan, konsep dan teknik manajemen, dan hubungan kontingensi antara keduanya. Pendekatan Teori Manajemen di Masa Mendatang Setelah dibicarakan diatas ketiga aliran utama dalam bidang manajemen, ada 5 kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya di masa mendatang, yaitu : - Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen. - Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkembang sendiri-sendiri tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya. - Konvergensi, yang menampilkan aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batas antara aliran menjadi kabur.. - Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi. - Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori- teori manajemen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan manajemen tertentu. DAFTAR PUSTAKA Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. BPFE : Yogyakarta. Dalimunthe, Ritha F. 2003. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen. USU Digital Library : Sumatra Utara