Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Rahmat Sya’ban

NIM : 2010312310110

RESUME
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

Teori manajemen dibuat untuk para manajer agar dapat lebih mudah untuk memutuskan
apa yang harus dilakukan dan dapat menjalankan tugasnya secara efektif. Ada 4 pemikiran
manajemen, yaitu : aliran manajemen ilmiah, aliran teori organisasi klasik, aliran hubungan
manusiawi, dan aliran manajemen modern. Selain itu, ada juga dua pendekatan manajemen yang
berkembang akhir – akhir ini, yaitu pendekatan sistem dan pendekatan kontingen yang mana
bermaksud untuk mengintegrasikan bermacam macam teori manajemen yang ada.

TEORI MANAJEMEN KLASIK


Perkembangan Awal Teori Manajemen
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen ilmiah, yaitu Robert
Owen (1771 - 1858) dan Charles Babbage (1792 - 1871). Robert Owen menekankan pentingnya
unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti
pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak dibawah umur yang bekerja, membangun
perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan mengoperasikan took perusahaan yang menjual
barang-barang dengan murah. Dia mengemukakan bahwa dengan sejumlah prosedur ini akan
menaikkan tingkat produktivitas dan keuntungan.
Selain itu, Charles Babbage meyakini bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses
kerja akan menaikkan produktivitas dan menurunkan biaya. Babbage adalah penganjur pertama
prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi Latihan
keterampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik.

MANAJEMEN ILMIAH
Manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme atau teknik untuk meningkatkan
efisiensi kerja organisasi. Kontibutor dari aliran ini adalah Frederick W. Taylor (1856 – 1915),
Frank dan Lillian Gilbreth (1868 – 1924 dan 1878 – 1972), Henry L. Gantt (1861 – 1919), dan
Harrington Emerson (1853 – 1931).
Frederick W. Taylor, yang disebut juga sebagai “Bapak Manajemen Ilmiah”
mengembangkan manajemen ini sekitar tahun 1900-an. Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar
penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah Teknik-tekniknya
untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar tersebut adalah :
1. Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen agar sebagai contoh, metoda
yang paling baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab
atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
Sedangkan mekanisme dan teknik yang dikembanglan Taylor untuk melaksanakan prinsip di atas
antara lain studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem upah perpotong diferensial
prinsip pengecualian, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi, dan standardisasi pekerjaan,
peralatan serta tenaga kerja.
Frank dan Lillian Gilberth, yang merupakan pasangan suami isteri mempelopori
pengembangan studi gerak dan waktu dan menciptakan berbagai Teknik manajemen yang
diilhami Taylor. Frank sangat tertarik terhadap masalah efisiensi, terutama untuk menemukan
“cara terbaik pengerjaan suatu tugas”. Sedangkan Lillian lebih tertarik pada aspek-aspek manusia
dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan Latihan personalia. Baginya, manajemen ilmiah
mempunyai tujuan akhir, yaitu membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai
makhluk hidup.
Henry L. Gantt, memiliki kontribusi yang terbesar dalam penggunaan metoda grafik,
yang dikenal sebagai “Gantt Chart”, untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi.
Henry mengemukakan gagasan bahwa :
1. Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen.
2. Seleksi ilmiah tenaga kerja.
3. Sistem insentif untuk merangsang produktivitas
4. Penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci.
Harrington Emerson, menganggap bahwa pemborosan dan ketidakefisienan adalah
masalah yang menyebabkan penyakit sistem industri. Emerson mengemukakan 12 prinsip
efisiensi yang sangat terkenal, yang diringkas sebagai berikut :
1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
3. Adanya staf yang cakap.
4. Disiplin
5. Balas jasa yang adil.
6. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg sistem informasi dan akuntansi.
7. Pemberian perintah, perencanaan dan pengurutan kerja.
8. Adanya standar-standar dan skedul-skedul metoda dan waktu setiap kegiatan.
9. Kondisi yang distandarisasi.
10. Operasi yang distandarisasi.
11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
12. Balas jasa efisiensi – rencana insentif.

Dibalik kelebihan yang disumbangkan oleh manajemen ilmiah, ternyata juga timbul
masalah-masalah sebegai keterbatasan penerapan manajemen ilmiah. Kenaikan produktivitas
sering tidak diikuti kenaikan pendapatan. Perilaku manusia yang bermacam-macam menjadi
hambatan. Pendekatan “rasional” hanya memuaskan kebutuhan ekonomis dan fisik, tetapi tidak
memuaskan kebutuhan social karyawan. Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan
manusia untuk kepuasan kerja.

TEORI ORGANISASI KLASIK


Henri Fayol (1841 – 1925), seorang indusrialis Perancis yang mengemukakan teori dan
Teknik-teknik manajemen sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi yang kompleks. Dalam
teorinya Fayol memerinci manajemen menjadi lima unsur, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan. Pembagian ini
dikenal sebagai “Fungsionalisme Fuyol”
Fayol membagi operasi-operasi perusahaan menjadi enam kegiatan, yaitu : (1) Teknik,
produksi dan manufacturing produk, (2) Komersial, pembelian bahan baku dan penjualan
produk, (3) Keuangan, perolehan dan penggunaan modal, (4) Keamanan, perlindungan karyawan
dan kekayaan, (5) Akuntansi, pelaporan, dan pencatatan biaya, laba dan utang, pembuatan nerca,
dan pengumpulan data statistic, dan (6) manajerial.
Selain itu, Fayol juga mengemukakan 14 prinsip manajemen yang diringkas sebagai
berikut :
1. Pembagian Kerja, adanya spesialisasi.
2. Wewenang, hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.
3. Disiplin, harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan-tujuan
organisasi.
4. Kesatuan perintah, setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu
hanya dari atasan.
5. Kesatuan pengarahan, operasi dalam organisasi mempunyai tujuan yang sama dan
diarahkan seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6. Kepentingan Perseorangan harus tunduk pada kepentingan organisasi.
7. Balas jasa, kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan.
8. Sentralisasi, keseimpangan antara sentralisasi dan desentralisasi.
9. Rantai scalar, garis wewenang dan perintah yang jelas.
10. Order, material dan orang-orang harus ada pada tempat dan waktu yang tepat.
11. Keadilan, harus ada kesamaan perlakuan dalam organisasi.
12. Stabilitas staf organisasi, tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi
fungsi-fungsi perusahaan.
13. Inisiatif.
14. Esprit de Corps, “Kesatuan adalah kekuatan”.

James D. Mooney, menurutnya untuk merancang organisasi perlu memperhatikan empat


kaidah dasar, yaitu : (1) Koordinasi, (2) Prinsip Skalar, (3) Prinsip Fungsional, (4) Prinsip Staf.
Mary Parker Follett (1868 – 1933), seorang ahli ilmu pengetahuan social pertama yang
menerapkan psikologi pada perusahaan, industry dan pemerintah. Dia memberikan dampak
melalui aplikasi ilmu social dalam administrasi perusahaan. Follett percaya bahwa konflik dapat
membuat orang-orang yang terlibat mencari jalan pemecahan Bersama perbedaan-perbedaan di
antara mereka. Dia juga menguraikan keidealan bahwa manajer mencapai koordinasi melalui
komunikasi yang terkendali dengan para karyawan.
Chester I. Bernard (1886 – 1961), presiden perusahaan Bell Telepon di New Jersey. Dia
menekankan bahwa pentingnya peralatan komunikasi untuk pencapaian tujuan
kelompok.Menurut teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya bila mereka memahami
dan mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan, Barnard adalah pelopor dalam
pemnggunaan “pendekatab sistem” untuk pengelolaan organisasi.

ALIRAN HUBUNGAN MANUSIAWI


Aliran ini muncul karena aliran sebelumnya tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi
produksi dan keharmoniasn kerja. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi dengan
pandangan sosiologi dan psikologi. Sehingga pembahasan “sisi perilaku manusia” dalam
organisasi menjadi penting.
Hugo Munsterberg (1863 – 1916), pencetus psikolgi industry dan sering disebut “Bapak
Psikologi Industri”. Dia menguraikan peralatan-peralatan psikologi dapat membantu
meningkatkan tujuan produktivitas. Dia mengungkapkan bahwa hal ini dapat digapai melalui tig
acara, yaitu penciptaan best possible person, work, dan effect untuk memotivasi karyawan.
Munsterberg juga menyarankan penggunaan teknik-teknik yang diambil dari psikologi. Sebagai
Sebagai contoh dapat digunakan untuk memilih karakteristik yang cocok untuk suatu jabatan,
dan membantu perumusan teknik psikologi untuk memotivasi karyawan.
Elton Mayo (1880 – 1949) dan Percobaan-percobaan Hawthorne. Elton Mayo, Fritz J.
Roethlisberger serta William J. Dickson, mengadakan suatu studi tentang perilaku manusia
dalam bermacam situasi kerja yang sangat terkenal di pabrik Howthorne milik perusahaan
Western Electric dari tahun 1927 – 1932. Mereka menyimpulkan bahwa rantai emosional yang
kompleks telah mempengaruhi peningkatan prosuktivitas. Hubungan manusia di antara anggota
maupun dengan peneliti lebih penting dalam menentukan produktivitas. Perhatian simpatik dari
peneliti yang mereka terima telah mendorong peningkatan motivasi mereka. Mayo menemukan
bahwa “perhatian khusus” sangat mempengaruhi usaha-usaha mereka. Fenomena ini dikenal
sebagai Hawhthorne Effect.
Aliran hubungan manusiawi mengutarakan bahwa perhatian terhadap karyawan akan
memberikan keuntungan. Mayo menekankankan pentingnya gaya manajer dan perhatian
terhadap proses kelompok untuk melengkapi perhatian terhadap masing-masing karyawan secara
individual.

ALIRAN MANAJEMEN MODERN


Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama
dikenal sebagai perilaku organisasi dan yang kedua dikenal sebagai aliran kuantitatif.

PERILAKU ORGANISASI
Perkembangan aliran ini ditandai dengan pendangan dan pendpat baru tentang perilaku
manusia dan sitem social. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain :
1. Abraham Maslow.
2. Douglas McGregor.
3. Frederick Herzberg.
4. Robert Blake dan Jane Mouton.
5. Rensis Liken.
6. Fred Fiedler.
7. Chris Argyris.
8. Edgar Schein.

Prinsip-prinsip dasar Perilaku Organisasi


Prinsip-prinsip nya dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat.
2. Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk
pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan.

Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus :


1. Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan.
2. Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip dan konsep
manajemen.
3. Organisasi harus menyediakan iklim yang menftangkan kesempatan bagi karyawan untuk
memuaskan seluruh kebutuhan mereka.
4. Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan para karyawan.
5. Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai
kepuasan didi dari pekerjaan tersebut.

ALIRAN KUANTITATIF
Teknik-teknik ini digunakan dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal,
manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan
program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan
sebagainya.
Langkah-langkah pendekatan biasanya adalah sebagai berikut :
1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan suatu model sistematis.
3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.

PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan ini bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang
terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan ini memberi manajer cara
memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal
yang lebih luas.
Sebagai suatu pendekatan manajemen, “sistem” mencakup baik sistem umum maupun
khusus dan analisis tertutup maupun terbuka. Sistem umum dikaitkan dengan konsep-konsep
organisasi formaldan teknis, filosofis dan sosiopsikologis. Sedangkan sistem khusus meliputi
bidang-bidang seperti struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi, serta
mekanisme perencanaan dan pengawasan.
Pendekatan sistem tertutup adalah pandangan siklus. Tidak ada masukan eksternal yang
dipertimbangkan. Sistem tertutup memusatkan pada hubungan dan konsistensi internal, yang
dicerminkan oleh prinsip satu perintah, rentang kendali serta persamaan wewenang dan tanggung
jawab. Di lain pihak, pendekatan sistem terbuka memperlakukan organisasi sebagai suatu sistem
masukan-keluaran yang energetic dan secara menyolok terbuka dalam interaksinya dengan
lingkungan.

PENDEKATAN KONTINGENSI
Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasi Teknik mana, pada situasi
tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan membantu pencapaian tujuan
manajemen. Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi teknik manajemen yang
berbeda pula, karena tidak ada Teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan
dalam seluruh kondisi. Sebagai contoh, bila karyawan unskilled serta kesempatan latihan dan
sumber daya terbatas, penyederhanaan kerja mungkin merupakan penyelesaian paling baik.
Tetapi bila karyawan terlatih dan kepuasan kerja adalah kebutuhan mereka, program perluasan
kerja mungkin lebih efektif. Kadang-kadang dalam situasi tertentu digunakan kombinasi kedua
pendekatan tersebut.
Pendekatan kontingensi secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu hubungan
fungsional “bila-maka” (if-then). Ada tiga bagian utama dalam kerangka konsepsual
menyeluruh untuk pendekatan kontingensi : lingkungan, konsep-konsep dan Teknik-teknik
manajemen, den hubungan kontingensi antara keduanya

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN DI MASA MENDATANG


Ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya di masa
mendatang, yaitu :
1. Dominan, salah satu dati aliran pertama dapat muncul sebagai yang paling berguna.
2. Divergence, setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri.
3. Convergence, Aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan di antara
mereka cenderung kabur.
4. Sintesa, masing-masing aliran berintegrasi.
5. Proliferation, kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi.

SOAL TUGAS KULIAH ONLINE TANGGAL 16 FEBRUARI 2021


1. Jelaskan ada berapa tingkatan manajemen dalam perusahaan?
Jawab :
Manajemen dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: Manajer Lini, Manajer Menengah,
dan Manajer Puncak

2. Jelaskan bagaimana manajer pada tingkatan manajemen yang berbeda mempergunakan


waktunya?
Jawab :
Menurut survei yang dilakukan oleh T.H Jerdee dan S.J. Carroll, rata-rata manajer
memperkirakan banyaknya waktu yang digunakan untuk setiap tugas adalah :
1. Pengawasan, 28,4 % dari hari kerja.
2. Perencanaan, 19,5 % dari hari kerja.
3. Pengkoordinasian, 15,0 % dari hari kerja.
4. Penilaian, 12,7 % dari hari kerja.
5. Penyelidikan, 12,6 % dari hari kerja.
6. Perundingan, 6,0 % dari hari kerja.
7. Penyusunan kepegawaian, 4,1 % dari hari kerja.
8. Perwakilan, 1,8 % dari hari kerja.

3. Jelaskan fungsi-fungsi apa saja yang dilaksanakan manajer?


Jawab :
Fungsi-fungsi yang dilaksanakan manajer adalah planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian), staffing (penyusunan personalia), leading (pengarahan), dan
controlling (pengawasan).

4. Bagaimana hubungan di antara fungsi-fungsi tersebut dalam perusahaan?


Jawab :
Hubungan diantara fungsi-fungsi yang telah disebutkan saling berkaitan satu sama lain.
Setiap poin dibutuhkan untuk menunjang poin lainnya dalam kegiatan berorganisasi.

5. Uraikan secara ringkas kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manajer?


Jawab :
1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain. “Orang” yang dimaksud di sini
adalah bawahan dan atasan, manajer-manajer organisasi, individu dari luar
organisasi, supplier, konsumen, pengurus serikat karyawan, pejabat dan karyawan
kantor-kantor pemerintah.
2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan yang saling bertentangan dan
menetapkan prioritas. Karena berbagai sumber daya selalu terbatas, manajer
harus menjaga keseimbangan di antara berbagai tujuan dan kebutuhan
organisasional.
3. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Biasanya para
manajer dievaluasi atas dasar seberapa baik mereka mengatur tugas-tugas yang
harus diselesaikan. Manajer juga bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan para
bawahannya. Sukses atau kegagalan bawahan adalah cerminan langsung sukset
atau kegagalan manajer.
4. Manajer harus berpikir secara analitis dan konseptual. Manajer harus mampu
merinci dan memisahkan suatu masalah menjadi komponen-komponen, lalu
menganalisis komponen tersebut, dan mencari penyelasaian yang layak dengan
akurat. Dan yang lebih penting lagi manajer adalah pemikir yang konseptual,
yaitu mampu memandang keseluruhan tugas dan mengkaitkan suatu tugas dengan
tugas-tugas lain.
5. Manajer adalah seorang mediator. Terkadang orang-orang di organisasi bisa
saling tidak setuju dan saling bertentangan. Bila hal itu terjadi bisa menurunkan
semangat kerja dan produktivitas, merusak suasana kerja, dan bahkan karyawan
yang cakap bisa meninggalkan organisasi. Manajer harus bisa menjadi mediator
untuk meredakan maslah yang terjadi.
6. Manajer adalah seorang politisi. Manajer harus mengembangkan hubungan baik
untuk mendapatkan dukungan atas kegiatan usulan atau suatu keputusan seperti
seorang politisi.
7. Manajer adalah seorang diplomat. Manajer mungkin harus berperan sebagai
wakil resmi dari kelompok kerjanya pada pertemuan organisasional. Manajer juga
mungkin mewakili organisasi dalam berurusan dengan kontraktor, langganan,
pejabat pemerintah, atau staff organisasi lain.
8. Manajer mengambil keputusan-keputusan sulit. Manajer adalah orang yang
diharapkan dapat menemukan pemecahan berbagai masalah sulit dan mengambil
berbagai keputusan yang akurat.

6. Dalam studinya Mintzberg mengelompokkan perilaku-perilaku manajer menjadi tiga


bidang, jelaskan tiga bidang tersebut?
1. Peranan antar pribadi
- Pemuka Simbolis, misalnya menerima dan menjamu tamu, menghadiri
perkawinan karyawan.
- Pemimpin, misalnya mengatur, mendidik, memimpin, memberikan motivasi,
bimbingan, nasehat, dan lain-lain kepada bawahan.
- Perantara, misalnya berhubungan dengan pihak luar seperti klien, rekanan,
pemerintah, partner, dan sebagainya.
2. Peranan Informasi
- Monitoring aliran informasi.
- Penerus informasi, yaitu menyebarkan keputusan-keputusan baru kepada
bawahan.
- Sebagai wakil organisasi memberi ceramah, ikut seminar, pertemuan KADIN,
wawancara TV, dan sebagainya.
3. Peranan Pembuatan Keputusan
- Inisiatif dan kreatif.
- Penanggulangan pemogokan, pembatalan kontrak, penampung keluhan,
kekurangan bahan, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai