NIM : 2010312310110
RESUME
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
Teori manajemen dibuat untuk para manajer agar dapat lebih mudah untuk memutuskan
apa yang harus dilakukan dan dapat menjalankan tugasnya secara efektif. Ada 4 pemikiran
manajemen, yaitu : aliran manajemen ilmiah, aliran teori organisasi klasik, aliran hubungan
manusiawi, dan aliran manajemen modern. Selain itu, ada juga dua pendekatan manajemen yang
berkembang akhir – akhir ini, yaitu pendekatan sistem dan pendekatan kontingen yang mana
bermaksud untuk mengintegrasikan bermacam macam teori manajemen yang ada.
MANAJEMEN ILMIAH
Manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme atau teknik untuk meningkatkan
efisiensi kerja organisasi. Kontibutor dari aliran ini adalah Frederick W. Taylor (1856 – 1915),
Frank dan Lillian Gilbreth (1868 – 1924 dan 1878 – 1972), Henry L. Gantt (1861 – 1919), dan
Harrington Emerson (1853 – 1931).
Frederick W. Taylor, yang disebut juga sebagai “Bapak Manajemen Ilmiah”
mengembangkan manajemen ini sekitar tahun 1900-an. Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar
penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah Teknik-tekniknya
untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar tersebut adalah :
1. Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen agar sebagai contoh, metoda
yang paling baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab
atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
Sedangkan mekanisme dan teknik yang dikembanglan Taylor untuk melaksanakan prinsip di atas
antara lain studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem upah perpotong diferensial
prinsip pengecualian, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi, dan standardisasi pekerjaan,
peralatan serta tenaga kerja.
Frank dan Lillian Gilberth, yang merupakan pasangan suami isteri mempelopori
pengembangan studi gerak dan waktu dan menciptakan berbagai Teknik manajemen yang
diilhami Taylor. Frank sangat tertarik terhadap masalah efisiensi, terutama untuk menemukan
“cara terbaik pengerjaan suatu tugas”. Sedangkan Lillian lebih tertarik pada aspek-aspek manusia
dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan Latihan personalia. Baginya, manajemen ilmiah
mempunyai tujuan akhir, yaitu membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai
makhluk hidup.
Henry L. Gantt, memiliki kontribusi yang terbesar dalam penggunaan metoda grafik,
yang dikenal sebagai “Gantt Chart”, untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi.
Henry mengemukakan gagasan bahwa :
1. Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen.
2. Seleksi ilmiah tenaga kerja.
3. Sistem insentif untuk merangsang produktivitas
4. Penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci.
Harrington Emerson, menganggap bahwa pemborosan dan ketidakefisienan adalah
masalah yang menyebabkan penyakit sistem industri. Emerson mengemukakan 12 prinsip
efisiensi yang sangat terkenal, yang diringkas sebagai berikut :
1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
3. Adanya staf yang cakap.
4. Disiplin
5. Balas jasa yang adil.
6. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg sistem informasi dan akuntansi.
7. Pemberian perintah, perencanaan dan pengurutan kerja.
8. Adanya standar-standar dan skedul-skedul metoda dan waktu setiap kegiatan.
9. Kondisi yang distandarisasi.
10. Operasi yang distandarisasi.
11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
12. Balas jasa efisiensi – rencana insentif.
Dibalik kelebihan yang disumbangkan oleh manajemen ilmiah, ternyata juga timbul
masalah-masalah sebegai keterbatasan penerapan manajemen ilmiah. Kenaikan produktivitas
sering tidak diikuti kenaikan pendapatan. Perilaku manusia yang bermacam-macam menjadi
hambatan. Pendekatan “rasional” hanya memuaskan kebutuhan ekonomis dan fisik, tetapi tidak
memuaskan kebutuhan social karyawan. Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan
manusia untuk kepuasan kerja.
PERILAKU ORGANISASI
Perkembangan aliran ini ditandai dengan pendangan dan pendpat baru tentang perilaku
manusia dan sitem social. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain :
1. Abraham Maslow.
2. Douglas McGregor.
3. Frederick Herzberg.
4. Robert Blake dan Jane Mouton.
5. Rensis Liken.
6. Fred Fiedler.
7. Chris Argyris.
8. Edgar Schein.
ALIRAN KUANTITATIF
Teknik-teknik ini digunakan dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal,
manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan
program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan
sebagainya.
Langkah-langkah pendekatan biasanya adalah sebagai berikut :
1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan suatu model sistematis.
3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.
PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan ini bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang
terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan ini memberi manajer cara
memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal
yang lebih luas.
Sebagai suatu pendekatan manajemen, “sistem” mencakup baik sistem umum maupun
khusus dan analisis tertutup maupun terbuka. Sistem umum dikaitkan dengan konsep-konsep
organisasi formaldan teknis, filosofis dan sosiopsikologis. Sedangkan sistem khusus meliputi
bidang-bidang seperti struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi, serta
mekanisme perencanaan dan pengawasan.
Pendekatan sistem tertutup adalah pandangan siklus. Tidak ada masukan eksternal yang
dipertimbangkan. Sistem tertutup memusatkan pada hubungan dan konsistensi internal, yang
dicerminkan oleh prinsip satu perintah, rentang kendali serta persamaan wewenang dan tanggung
jawab. Di lain pihak, pendekatan sistem terbuka memperlakukan organisasi sebagai suatu sistem
masukan-keluaran yang energetic dan secara menyolok terbuka dalam interaksinya dengan
lingkungan.
PENDEKATAN KONTINGENSI
Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasi Teknik mana, pada situasi
tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan membantu pencapaian tujuan
manajemen. Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi teknik manajemen yang
berbeda pula, karena tidak ada Teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan
dalam seluruh kondisi. Sebagai contoh, bila karyawan unskilled serta kesempatan latihan dan
sumber daya terbatas, penyederhanaan kerja mungkin merupakan penyelesaian paling baik.
Tetapi bila karyawan terlatih dan kepuasan kerja adalah kebutuhan mereka, program perluasan
kerja mungkin lebih efektif. Kadang-kadang dalam situasi tertentu digunakan kombinasi kedua
pendekatan tersebut.
Pendekatan kontingensi secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu hubungan
fungsional “bila-maka” (if-then). Ada tiga bagian utama dalam kerangka konsepsual
menyeluruh untuk pendekatan kontingensi : lingkungan, konsep-konsep dan Teknik-teknik
manajemen, den hubungan kontingensi antara keduanya