Perkembangan teori manajemen terjadi sangat pesat. Oleh karena itu, agar
pembahasan dan pemahaman tentang manajemen mengenai sasaran, perlu diketahui terlebih
dahulu proses perkembangan teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen yang akan
memberikan landasan kuat bagi pemahaman perkembangan selanjutnya. Begitu juga teori-
teori dan prinsip-prinsip manajemen membuat lebih mudah bagi manajer untuk memutuskan
apa yang harus dilakukan agar dapat menjalankan fungsinya secara efektif.
Teori manajemen dapat membantu memajukan profesi manajemen. Kerja sama antara
teoritisi manajemen dengan praktisi manajemen dapat membuahkan hasil yang
mengagumkan. Sebagai contoh, Henry Ford, pendiri mobil ford yang terkenal dengan mobil
T, mengambil ide produksi mobil secara masal dari frederick W. Taylor, ahli manajemen
yang dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah. Mobil ford pada tahun 1920 atau 1930-an
merupakan salah satu mobil paling sukses dalam sejarah permobilan.
Teori merupakan kumpulan prinsip-prinsip (principles) yang di susun secara sistematis.
Prinsip tersebut berusaha menjelaskan hubungan-hubungan antara fenomena-fenomena yang
ada, sedangkan manajemen adalah proses perencanaa, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa teori manajemen merupakan suatu
prinsip yang disusun melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, sekaligus menjadi awal dari
perkembangan dunia industri menyebabkan ilmu tentang Manajemen juga mengalami
perkembangan. Dalam perkembangannya Ilmu Manajemen memiliki 3 aliran pemikiran yaitu
:
.
2. Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran Hubungan Manusiawi ( Perilaku Manusia atau Neoklasik ) muncul karena
ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan
efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Hubungan manusiawi (human relations) pada
umumnya mengacu pada suasana kerja yang berasal dari hubungan antara manajer dan
karyawan. Jika hubungan manusia pada suatu organisasi efektif, suasana kerja akan
mendorong semangat kerja dan keharmonisan suasana kerja. Efektivitas kerja diharapkan
akan terjadi dari suasana kerja atau hubungan manusiawi yang baik.
Hugo Munsterberg (1863 – 1916) Adalah pencetus psikologi industri, Hugo sering
disebut “Bapak Psikologi Industri”. Dalam bukunya Physchology and Industrial Effienciency,
dia mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan produktivitas dapat dilakukan :
1. Penemuan best possible person.
2. Penciptaan best possible work.
3. Penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan.
3. Aliran Manajemen Modern
Sejak adanya revolusi industri di Inggris telah muncul beberapa teori manajemen,
seperti teori manajemen klasik, aliran manajemen ilmiah, teori organisasi klasik, dan teori
hubungan manusiawi atau teori neoklasik. Tapi dari sekian banyak teori manajemen yang ada
tersebut, belumlah dirasa cukup oleh pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas
usahanya oleh karena itu para ahli manajemen terus berusaha mencari suatu teori manajemen
baru, hingga akhirnya menemukan satu teori manajemen baru yang disebut Aliran
Manajemen Modern, Oleh para ahli manajemen, aliran ini dipandang lebih bisa mewadai dan
lebih sistematis serta efektif diterapkan dalam dunia usaha.
Penemuan dari aliran manajemen moderen tersebut, dilakukan dalam penelitian
melalui dua hal, yang kemudian teori ini berkembang dalam dua jalur yang berbeda, yaitu :
a. Jalur pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusia yang dikenal
dengan aliran perilaku organisasi.
b. Jalur yang kedua dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal dengan aliran
kuantitatif.
3.a Aliran Perilaku Organisasi
Perkembangan aliran perilakun organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat
baru tentang perilaku manusia dan sistem social. Adapun prinsip-prinsip dasar perilaku
sebagai berikut:
1. Manajemen tidak dapat di pandang sebagai suatu proses tekhnik secara ketat (
peranan, prosedur, prinsip).
2. Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk
pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan.
Beberapa gagasan yag lebih khusus dari berbagai riset perilaku adalah :
1. Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan
organisasi.
2. Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-
konsep manajemen.
3. Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan
untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka.
4. Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan para karyawan.
5. Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai
kepuasan dari diri pekerja tersebut.
6. Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar
pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap
pekerjaan.
Dalam analisa manajemen modern menggunakan dua sistem pendekatan, yaitu sistem
tertutup maupun sisten terbuka. Sementara para teoritisi klasik hanya memakai sudut pandang
sistem tertutup, mereka tidak merancang dan mengimplementasikan pandangan sistem
terbuka.
Dalam penelaahan, penganalisaan, dan pengamatan, baik pendekatan sistem tertutup maupun
terbuka dapat dipakai. Pendekataan sistem tertutup adalah pandangan siklus. Tidak ada
masukan eksternal yang dipertimbangkan. Di lain pihak, pendekatan sistem terbuka
memperlakukan organisasi sebagai suatu sistem masukan - keluaran yang energetik dan
secara menyolok terbuka dalam interaksinya dengan lingkungan.