Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

1. Dalammenghadapi perubahan dan kompleksitas struktur organisasi perusahaan semakin


membutuhkan manajemen ilmiah. Menurut Anda, bagaimana proses perkembangan dari
manajemen ilmiah?

2. Manajer memiliki keistimewaan, yaitu dapat memerintah karyawan karena memiliki wewenang
tertentu. Menurut Anda, Bagaimana sudut pandang wewenang berdasarkan pandangan
penerimaan? Berikan contoh dari wewenang berdasarka pandangan penerimaan.

JAWAB :

1. Teori Manajemen Ilmiah


Teori tentang manajemen mulai muncul dan berkembang sejak terjadinya revolusi industri di
Inggris pada tahun 1750 - 1850. Revolusi industri adalah terjadinya perubahan secara besar-
besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi, yang
memiliki dampak yang besar terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi
industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia di hampir seluruh aspek
kehidupan.

Perubahan tersebut juga dirasakan dalam bidang ilmu manajemen. Kemajuan dan perubahan di
bidang industri tersebut, memunculkan kebutuhan akan suatu pendekatan manajemen yang
sistematis dan efisien, untuk bisa digunakan dalam rangka meningkatkan kinerja dan hasil
produksi dari suatu perusahaan. Usaha-usaha pengembangan ilmu manajemen kemudian
dilakukan oleh para ahli di bidang manajemen.
Berawal dari teori manajemen klasik yang dikemukakan oleh Robert Owen dan Charles
Babbage, kemudian berkembang dan memunculkan teori lain tentang manajemen, yang disebut
dengan teori manajemen ilmiah (scientific management). Teori manajemen ilmiah ini
dikemukakan oleh (yang kemudian dikenal sebagai tokoh aliran manajemen ilmiah) :

1. Frederick Winslow Taylor (1856 - 1915).


Manajemen ilmiah mula-mula dikembangakan oleh Frederick W. Taylor sekitar tahun 1900 an.
Karena karyanya tersebut Frederick W. Taylor disebut sebagai "Bapak Manajemen Ilmiah".
Dalam buku-buku literature, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda-beda, diantaranya
adalah :

1. Manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan
pemecahan masalah-masalah organisasi.
2. Manajemen ilmiah merupakan seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik -
"a bag of tricks"- untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi.
Frederick W. Taylor menuangkan gagasan-gagasannya tersebut dalam tiga makalah, yaitu Shop
Management, The Principle of Scientific Management, dan Testimony Before the Special House
Committee, yang dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul "Scientific Management".

Frederick W. Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar (filsafat) penerapan pendekatan ilmiah


pada manajemen, yaitu :

1. Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen.


2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab
atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerja sama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.

Sedangkan mekanisme dan teknik-teknik yang dikembangkan Frederick W. Taylor untuk


melaksanakan prinsip-prinsip dasar tersebut, antara lain :

 Studi gerak dan waktu.


 Pengawasan fungsional (functional foremanship).
 Sistem upah per potong diferensial.
 Prinsip pengecualian.
 Kartu instruksi.
 Pembelian dengan spesifikasi.
 Standarisasi pekerjaan, peralatan, serta tenaga kerja.

Manfaat yang didapat dari pengembangan teknik-teknik manajemen ilmiah ini tampak pada
perkembangan teknik-teknik riset operasi, simulasi, otomatisasi, dan sebagainya dalam
memecahkan masalah-masalah manajemen.

2. Frank Gilbreth dan Lillian Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 - 1972).
Kontributor utama kedua dalam aliran manajemen ilmiah adalah pasangan suami isteri Frank
Bunker Gilbreth dan Lillian Gilbreth.

 Frank Gilbreth, adalah seorang pelopor pengembangan studi gerak dan waktu,
menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Frederick W. Taylor. Dia sangat
tertarik terhadap masalah efisiensi, terutama untuk menemukan cara terbaik pengerjaan
suatu tugas, sedangkan ;
 Lillian Gilbreth, lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi,
penempatan, dan latihan personalia. Dia mengemukakan gagasannya dalam bukunya
yang berjudul "The Psychology of Management". Baginya, manajemen ilmiah
mempunyai satu tujuan akhir, yaitu membantu para karyawan mencapai seluruh
potensinya sebagai mahkluk hidup.

3. Henry L. Gantt (1861 - 1919).


Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasannya, yaitu :

1. Kerjasama yag saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen.


2. Seleksi ilmiah tenaga kerja.
3. Sistem insentif (bonus) untuk memacu produktivitas.
4. Penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci.

Konstribusinya yang terbesar adalah penggunaan metoda grafik, yang dikenal sebagai "bagan
Gantt (Gantt Chart)", untuk perencanaan, koordinasi, dan pengawasan produksi. Teknik-teknik
scheduling modern dikembangkan atas dasar metoda scheduling produksi dari Gantt.

4. Harrington Emerson (1853 - 1931).


Pemborosan dan ketidak-efisienan adalah masalah-masalah yang dilihat oleh Harrington
Emerson sebagai penyakit sistem industri. Oleh sebab itu Harrington Emerson mengemukakan
12 prinsip efisiensi yang sangat terkenal, yaitu :

1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.


2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
3. Adanya staf yang cakap.
4. Disiplin.
5. Balas jasa yang adil.
6. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg (sistem informasi dan
akuntansi)
7. Pemberian perintah (perencanaan dan pengurutan kerja).
8. Adanya standar-standar dan skedul-skedul (metoda dan waktu setiap kegiatan).
9. Kondisi yang distandarisasi.
10. Operasi yang distandarisasi.
11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
12. Balas jasa efisiensi (rencana insentif).

Manajemen ilmiah memberikan sumbangan yang besar terhadap dunia usaha dalam suatu
perusahaan, diantaranya adalah :

 Metoda-metoda manajemen ilmiah telah banyak diterapkan pada bermacam-macam


kegiatan perusahaani, terutama dalam peningkatan produktivitas.
 Teknik-teknik efisiensi manajemen ilmiah, seperti studi gerak dan waktu, telah
menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien.
 Gagasan seleksi dan pengembangan ilmiah para karyawan menimbulkan kesadaran akan
pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan efektivitas karyawan.
 Manajemen ilmiah yang telah mengemukakan pentingnya disain kerja, mendorong
manajer untuk mencari "cara terbaik" pelaksanaan tugas.
 Manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional untuk pemecahan
masalah-masalah perusahaan tetapi juga meletakkan dasar profesiobalisasi manajemen.
Namun begitu, sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dipakai sebagai pendekatan dalam sistem
manajemen perusahaan yang terus berkembang, manajemen ilmiah diakui masih mempunyai
keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut diantaranya adalah :

 Kenaikan produktivitas sering tidak diikuti kenaikan pendapatan.


 Perilaku manusia yang bermacam-macam menjadi hambatan.
 Pendekatan "rasional" hanya memuaskan kebutuhan-kebutuhan ekonomis dan phisik,
tidak memuaskan kebutuhan-kebutuhan sosial karyawan.
 Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia untuk kepuasan kerja.

Demikian penjelasan berkaitan dengan aliran manajemen ilmiah. Tulisan tersebut bersumber
dari buku Manajemen, karangan T. Hani Handoko.

Sumber : https://legalstudies71.blogspot.com/2015/10/aliran-manajemen-ilmiah.html

2.Dalam pandangan penerimaan, wewenang dianggap sebagai suatu bentuk kekuasaan yang
diberikan oleh organisasi kepada manajer atau pemimpin untuk mencapai tujuan bersama.
Wewenang diterima oleh karyawan karena mereka mengakui bahwa manajer memiliki otoritas
untuk memerintah dan mengambil keputusan. Oleh karena itu, wewenang dipandang sebagai
suatu hal yang perlu untuk mencapai kesuksesan organisasi. Contoh dari wewenang
berdasarkan pandangan penerimaan adalah ketika seorang manajer memiliki kekuasaan untuk
mengevaluasi kinerja karyawan dan memberikan umpan balik serta rekomendasi terkait
kenaikan gaji atau promosi.

Anda mungkin juga menyukai