Anda di halaman 1dari 8

Kelompok Pemikiran dalam Ilmu Manajemen

PENGANTAR MANAJEMEN
KELOMPOK 7
EKONOMI SYARIAH

FITRIANI (602022019022)
NURFADILAH (602022019029)
AKMALUDDIN (602022019030)
MARDIANA (602022019035)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
2019
TIGA KELOMPOK PEMIKIRAN DALAM ILMU MANAJEMEN

Pada dasarnya terdapat tiga kelompok besar dalam melihat teori dan praktik manajemen.

Ketiga kelompok tersebut adalah Kelompok manajemen klasik, manajemen perilaku, dan

manajemen kuantitatif.

1. Perspektif Manajemen Klasik

Perspektif ini terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu mereka yang memandang

manajemen sebagai sebuah proses saintifik (scientific management) dan manajemen sebagai

sebuah kegiatan administrasi (administrative management). Kontribusi Owen dan Babbage

menjadi awal munculnya berbagai perspektif dalam ilmu manajemen yang menjalankan

organisasi bisnis. Perspektif Manajemen Klasik ( Classical Management Perspective) dibagi

menjadi dua, yaitu:

a. Kelompok Manajemen Ilmiah atau Saintik

Di awal abad ke-20 dihasilkan beberapa ide untuk memperbaiki produktivitas kerja, salah

satu ide tersebut dikenal dengan Manajemen Statistik (Scientific Manajemen). Tokoh-tokoh

kontributor dalam kelompok ini yaitu:

- Fredrich Winslow Taylor (1856-1915)

Kontribusi yang diberikan Taylor adalah Time and Motion Studies atau studi mengenai

penetapan standar kerja yang didasarkan pada perhitungan waktu. Ada beberapa langkah-

langkah yang dirumuskan oleh Taylor yang mampu meningkatakan efisiensi dalam setiap
pekerjaan yang dilakukannya, empat langkah tersebut lebih dikenal sebagai 4 prinsip dasar

manajemen ilmiah Taylor yang terdiri dari:

1. Pengembangan metode ilmiah dalam manajeman agar metode terbaik dalam

pengerjaan tugas dapat ditentukan.

2. Seleksi ilmiah untuk karyawan agar dalam pemberian tugasnya sesuai dengan

kualifikasinya

3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah pada karyawan

4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja

b. Frank dan Lilian Gilberth (1868-1924)

Metode yang diperkenalkan Frank adalah metode efisiensi dalam pekerjaan kontruksi

yang memerlukan pengaturan bahan-bahan bangunan. Dan metode yang diperkenalkan oleh

Lilian banyak memberikan kontribusi dalam bidang psikologi industry dan manajemen sumber

daya manusia, termasuk bagaimana pentingnya bekerja dengan tim.

c. Henry L. Gantt (1861-1919)

Henry L. Gantt memperkenalkan 4 gagasan untuk peningkatan kegiatan manajemen, yaitu:

1. Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dengan pimpinan

2. Seleksi ilmiah tenaga kerja atau karyawan

3. System intensif untuk merangsang produktivitas karyawan dan organisasi


4. Penggunaan intruksi-intruksi kerja yang terperinci

d. Harrington Emerson (1853-1931)

Harrington Emerson memberikan 12 prinsip-prinsip efisiensi yaitu diantaranya:

1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas

2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal dan realistis

3. Adanya staf yang memiliki kualifikasi yang tepat

4. Adanya kedisiplinan

5. Diberlakukannya pemberian konpensasi yang adil

6. Perlu adanya laporan dari setiap kegiatan secara tepat, akurat dan terpercaya

7. Adanya kejelasan perintah

8. Adanya penetapan standar dari setiap pekerjaan

9. Kondisi pekerjaaan perlu distandardisasi

10. Kegiatan operasional harus distandardisasi

11. Intruksi-intruksi praktis tertulis harus dibuat secara standar

12. Membuat rencana pemberian insentif

b. Kelompok Manajemen Administrasi


Tokoh-tokoh kontributornya yaitu Henry Fayol (1841-1925), Lyndall Urwick (1891-

1983), dan Max Weber (1864-1920).

Di antara kontribusi yang berharga adalah mengenai spesialisasi pekerjaan, studi

mengenai masa dan beban kerja, dan metode ilmiah mengenai kegiatan manajemen yang secara

ringkas terepresentasikan melalui apa yang kita kenal sebagai fungsi-fungsi manajemen.

Prosedur dan birokrasi juga termasuk kontribusi berharga dari kelompok manajemen klasik ini.

Akan tetapi, harus diakui salah satu kelemahan perspektif dari kelompok ini adalah

bahwa mereka kurang memerhatikan aspek kemanusiaan sebagai salah satu aspek penting dalam

organisasi. Aspek manusia yang tidak hanya dilihat dari faktor pemberian upah atau insentif ,

akan tetapi dari karakteristik kemanusiaan secara lebih menyeluruh, di mana manusia memiliki

kebutuhan, motif, tujuan, dan perilaku yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.

2. Perspektif Manajemen Perilaku

Berbeda dengan perspektif manajemen klasik, perspektif manajemen perilaku

(behavioral management perspective) justru menekankan pada pentingnya manajemen

memerhatikan perilaku dan kebiasaan individu manusia yang terdapat dalam sebuah organisasi

dan pentingnya pula manajemen melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan manusia yang ada

dalam organisasi agar organisasi dapat berjalan dengan baik.

 The Howthorne Studies :

Eksperimen yang dilakukan di perusahaan Western Electric di Howthorne (1927-1932),

dimana dilakukan dua macam percobaan yaitu manipulasi penerangan terhadap pekerja dan
pemberian insentif terhadap pekerja yang dapat memasang sambungan telepon lebih banyak di

bank yang lokasinya berbeda-beda. Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui pengaruh

penerangan dan juga insentif terhadap tingkat produktivitas para pekerja. Namun pada akhirnya,

kesimpulan dari eksperimen itu adalah adanya perlakuan yang sama oleh manajer serta

"perhatian khusus"-lah yang akan menentukan produktivitas para pekerja, bukan dari penerangan

maupun banyaknya insentif yang diberikan, walaupun kedua hal tersebut dibutuhkan oleh para

pekerja.

 Teori Perilaku Kontemporer

 Teori Relasi Manusia : (Abraham Maslow dan Douglas McGregor). Teori ini

berargumentasi bahwa pada dasarnya manusia selalu melakukan respons terhadap

konteks sosial dimanapun dia berada.

3. Perspektif Manajemen Kuantitatif

Kelompok ketiga dalam melakukan pendekatan studi manajemen adalah perspektif

manajemen kuantitatif, yaitu perspektif yang mulai tumbuh dan berkembang setelah perang

dunia kedua. ada dua perspektif yang muncul dalam kelompok manajemen kuantitaif ini yaitu

perspektif manajemen sains dan manajemen operasi.

 Perspektif Manajemen Sains : menekankan pada penggunaan model matematika dalam

penyelesaian seluruh kegiatan dan persoalan manajemen.


 Perspektif Manajemen Operasi : merupakan salah satu bentuk aplikasi manajemen sains

yang lebih memfokuskan pada kegiatan tertentu dalam kegiatan secara operasional

Perspektif Manajemen Kuantitatif telah memberikan kontribusi berharga bagi

peningkatan produktivitas organisasi. Tetapi, sebagai sebuah pendekatan model, perspektif ini

memiliki berbagai keterbatasan, terutama jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa perilaku

manusia dalam organisasi tidak mudah untuk dipahami dan di kuantifikasikan. Sering kali ahli

kuantitatif terjebak pada perhitungan dan tidak sampai pada makna dari perhitungan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

http://candrakukaku.blogspot.com/2016/09/perkembangan-ilmu-manajemen-manajemen.html?

m=1

Http://manajemenn.blogspot.com/?m=1

Anda mungkin juga menyukai