Anda di halaman 1dari 46

Pancasila dalam Konteks Filosofis Ideologi Identitas

PANCASILA

KELOMPOK 4

EKONOMI SYARIAH

AKMALUDDIN (602022019030)

A. TENRI BANRI GAU (602022019031)

MARDIANA (602022019035)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

2019
Whatever I want

Minggu, 15 Februari 2015

Pancasila Sebagai Filsafat, Ideologi Negara dan Identitas Nasional

BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang

Ideologi berasal dari kata Yunani idein yang berarti melihat atau idea yang berarti raut muka,

perawakan, gagasan, buah pikiran, dan kata logika yang berarti logika. Pengertian ideologi

adalah suatu pilihan yang rasional yang penuh kesadaran dari seseorang atau sekelompok

orang yang harus bertanggug jawab untuk melaksanakannya.

B. Rumusan Masalah

Pancasila sebagai Ideologi Nasional

1. Pengertian ideologi

2. Makna ideologi Negara


3. Pancasila sebagai ideologi terbuka

4. Perbandingan ideologi nasional dengan ideologi lain

Pancasila sebagai Dasar Negara

1. Pengertian pancasila sebagai dasar Negara.

Pancasila sebagai Identitas Nasional

1. Pengertian

2. Unsur–unsur identitas nasional

C. Tujuan

Dengan pemilihan tema dan penyusunan makalah ini diharapkan para pembaca dan penulis

sendiri mampu memahami, dan menambah wawasan di mata kuliah Pendidikan Pancasila

khususnya di dalam materi Pancasila Sebagai Ideologi Negara dan Identitas Nasional.

BAB II (PEMBAHASAN)

1. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional


A. Pengertian Ideologi

Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata, yaitu idea dan logi. Idea berarti

melihat (idean), sedangkan logi berasal dari kata logos yang berarti pengetahuan atau teori.

Jadi, ideologi dapat diartikan hasil penemuan dalam pikiran yang berupa pengetahuan atau

teori. Ideologi dapat juga diartikan suatu kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas,

pendapat (kejadian) yang memberikan arah tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi terbagi

mencadi dua, yaitu Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup, perbedaan ideologi terbuka dan

tertutup ini sangat mencolok, sehingga dapat dengan mudah dikelompokkan.

Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan, serta

kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai

bidang kehidupan.

B. Ideologi Menurut Para Ahli

a. Karl Marx

Karl Marx memahami ideologi berlawanan dengan pengertian ideologi menurut Destutt de

Tracy. Menurut Karl Marx, ideologi adalah kesadaran palsu. Mengapa disebut kesadaran palsu?

Karena ideologi merupakan hasil pemikiran yang diciptakan oleh pemikirnya, padahal

kesadaran para pemikir tersebut pada dasarnya ditentukan oleh kepentingannya. Jadi ideologi

menurut Karl Marx adalah pengandalan-pengandalan spekulatif yang berupa agama moralitas,
atau keyakinan politik. Meskipun spekulatif ideologi tersebut dianggap sebagai kenyataan untuk

menyembunyikan atau melindungi kepentingan kelas sosial pemikir tersebut.

b. Louis Althuser

Louis Althuser adalah murid Karl Marx. Meskipun begitu, ia tidak setuju dengan gagasan Karl

Marx mengenai Ideologi. Menurutnya, ideologi adalah gagasan spekulatif tetapi ideologi bukan

gagasan palsu karena gagasan spekulatif tersebut bukan dimaksudkan untuk menggambarkan

realitas melainkan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana semestinya manusia

menjalani hidupnya. Sesungguhnya setiap orang membutuhkan ideologi, karena setiap orang

perlu memiliki keyakinan tentang bagaimana semestinya ia menjalankan kehidupannya.

c. Dr. Alfian

Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang

bagaimana cara yang tepat, yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah laku

bersama dalam berbagai segi kehidupan.

d. Soerjanto Poespowardoyo

Ideologi sebagai kompleks pengetahuan dan macam-macam nilai, yang secara keseluruhan

menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi

seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang

dihayatinya itu, seseorang menangkap apa yang dilihat baik dan tidak baik.
C. Makna Ideologi Negara

Berdasarkan Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan Ketetapan MPR RI No

II/MPR/1978 tentang P4 (Eka Prasetya Paca Karsa), menyebutkan bahwa Pancasila selain

berkedudukan sebagai dasar negara, juga berkedudukan sebagai Ideologi Nasional bangsa

Indonesia. Adapun makna Pancasila dari Ketetapan tersebut adalah bahwa nilai-nilai yang

terkandung dalam ideologi Pancasila menjadi cita-cita normative bagi penyelenggaraan

bernegara.

Visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah

terwujudnya kehidupan yang berke-Tuhanan, yang ber-Kemanusiaan, yang ber-Persatuan, yang

ber-Kerakyatan dan yang ber-Keadilan. Pancasila sebagai ideologi nasional berfungsi sebagai

cita-cita adalah sejalan dengan fungsi utama dari sebuah ideologi serta sebagai sarana

pemersatu masyarakat sehingga dapat dijadikan sebagai prosedur penyelesaian konflik.

Dari sudut politik, Pancasila adalah sebuah konsensus politik, suatu persetujuan politik bersama

antargolongan di Indonesia. Pancasila sebagai ideologi mempunyai makna sebagai berikut:

1. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif penyelenggaraan

bernegara.

2. Nilai-nilai yang tekandung dalam Pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama dan

oleh karena itu menjadi salah satu sarana pemersatu (integrasi) masyarakat Indonesia.
D. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Berdasarkan sifatnya ideologi Pancasila bersifat terbuka yang berarti senantiasa mengantisipasi

perkembangan aspirasi rakyat sebagai pendukung ideologi serta menyesuaikan dengan

perkembangan jaman. Ideologi Pancasila senantiasa merupakan wahana bagi tercapainya

tujuan bangsa.

Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka menurut Abdulkadir Besar dalam tulisannya tentang

“Pancasila Ideologi Terbuka”, antara lain disebutkan bahwa pada umumnya khalayak

memahami arti “terbuka” dari pernyataan “ideologi terbuka” adalah ideologinya yang

bersifat terbuka. Oleh sebab itu, pernyataan “Pancasila adalah ideologi terbuka”, banyak

dipahami secara harfiah, yaitu; berbagai konsep dari ideologi lain, terutama dari ideologi

liberalisme, seperti; ”hak asasi manusia”, “pasar bebas”, “mayoritas tunggal”,

“dualisme pemerintahan” beserta konsekuensi logiknya: “sistem oposisi liberal”, dan

sebagainya serta merta (tanpa nalaran sedikitpun), dianggap dapat berlaku dengan sendirinya

sebagai konsep yang inheren dari ideologi Pancasila. Adanya anggapan umum yang demikian,

dapat dipahami karena adanya sebab-sebab sebagai berikut: Orang yang bersangkutan tidak

atau belum paham betul mengenai ideologi Pancasila, dan Nilai instrinsik ideologi Liberalisme,

yaitu “kebebasan individu” merupakan konsep yang teralir darinya tidak mereka sadari

sebagai konsep ideologi, melainkan mereka persepsikan sebagai konsep yang bebas nilai yang

mereka identikkan dengan konsep yang bersifat obyektif universal. Bahwa semua konsep dari
suatu ideologi, niscaya teralir secara deduktif-logik dari nilai instrinsik suatu ideologi yang

bersangkuatan.

Sebagai contoh, nilai instrinsik ideologi Liberaralisme (kebebasan individu), ideologi Komunis

(hubungan produksi), dan ideologi Pancasila adalah kebersamaan. Berkenaan dengan hal

tersebut, konsep dari suatu ideologi tidak dapat diberlakukan kepada ideologi yang lain. Bila hal

ini dipaksakan, maka yang akan terwujud adalah cita-cita dari ideologi lain.

Dimensi Ideologi Terbuka Dalam pandangan Dr. Alfian, bahwa kekuatan suatu ideologi

tergantung pada 3 (tiga) dimensi yang terkandung di dalam dirinya, yaitu sebagai berikut:

1. Dimensi Realita

Bahwa nilai-nilai dasar di dalam suatu ideologi bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup dalam

masyarakat sehingga tertanam dan berakar di dalam masyarakat, terutama pada waktu

ideologi itu lahir. Dengan demikian, mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa

nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama.

2. Dimensi Idealisme

Bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme, bukan lambungan angan-

angan (utopia), yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui

perwujudan atau pengalamannya dalam praktek kehidupan bersama mereka sehari-hari

dengan berbagai dimensinya. Ideologi yang tangguh biasanya terjalin berkaitan, yang saling

mengisi dan saling memperkuat antara dimensi realitas dan dimensi idealisme yang terkandung

di dalamnya.
3. Dimensi Fleksibilitas (Pengembangan)

Bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang

pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan

atau mengingkari hakekat (jati diri) yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Dimensi

fleksibilitas atau dimensi pengembangan, sangat diperlukan oleh suatu ideologi guna

memelihara dan memperkuat relevansinya dari masa ke masa. Perwujudan Pancasila Sebagai

Ideologi Terbuka, sangat mungkin mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi

oleh bangsa Indonesia. Namun demikian faktor manusia baik penguasa maupun rakyatnya,

sangat menentukan dalam mengukur kemampuan sebuah ideologi dalam menyelesaikan

berbagai masalah.

Sebaik apapun sebuah ideologi tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang baik, hanyalah

utopia atau angan-angan belaka. Implementasi ideologi Pancasila bersifat fleksibel dan

interaktif (bukan doktriner). Hal ini karena ditunjang oleh eksistensi ideologi Pancasila yang

memang semenjak digulirkan oleh para founding fathers (pendiri negara) telah melalui

pemikiran-pemikiran yang mendalam sebagai kristalisasi yang digali dari nilai-nilai sosial-budaya

bangsa Indonesia sendiri. Fleksibelitas ideologi Pancasila, karena mengandung nilai-nilai sebagai

berikut:

1) Nilai Dasar

Merupakan nilai-nilai dasar yang relatif tetap (tidak berubah) yang terdapat di dalam

Pembukaan UUD 1945. Nilai-nilai dasar Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,

Kerakyatan, dan Keadilan Sosial), akan dijabarkan lebih lanjut menjadi nilai instrumental dan
nilai praxis yang lebih bersifat fleksibel, dalam bentuk norma-norma yang berlaku di dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2). Nilai Instrumental

Merupakan nilai-nilai lebih lanjut dari nilai-nilai dasar yang dijabarkan secara lebih kreatif dan

dinamis dalam bentuk UUD 1945, TAP MPR, dan Peraturan perundang-undangan lainnya.

E. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lain

· Politik Hukum

Pancasila > Demokrasi Pancasila, Hukum untuk menjunjung tinggi keadilan dan keberadaan

individu dan masyarakat.

Sosialisme > Demokrasi untuk kolektivitas, Diutamakan kebersamaan, Masyarakat sama dengan

negara.

Komunisme > Demokrasi rakyat, Berkuasa mutlak satu parpol, Hukum untuk melanggengkan

komunis.

Liberalisme > Demokrasi liberal, Hukum untuk melindungi individu, Dalam politik

mementingkan individu.

· Ekonomi

Pancasila > Peran negara ada untuk tidak terjadi monopoli dll yang merugikan rakyat.

Sosialisme > Peran negara kecil, Kapitalisme, Monopolisme.


Komunisme > Peran negara dominan, Demi kolektivitas berarti demi Negara, Monopoli Negara.

Liberalisme > Peran negara kecil, Swasta mendominasi, Kapitalisme, Monopolisme, Persaingan

bebas.

· Agama

Pancasila > Bebas memilih agama, Agama harus menjiwai dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

Sosialisme > Agama harus mendorong berkembangnya kebersamaan, Diutamakan kebersamaan.

Komunisme > Agama harus dijauhkan dari masyarakat, Atheis.

Liberalisme > Agama urusan pribadi, Bebas beragama (memilih agama/atheis).

· Pandangan Terhadap Individu Dan Masyarakat

Pancasila > Individu diakui keberadaannya, Hubungan individu dan masyarakat dilandasi 3S

(selaras, serasi, dan seimbang).

Sosialisme > Masyarakat lebih penting daripada individu.

Komunisme > Individu tidak penting – Masyrakat tidak penting, Kolektivitas yang dibentuk

negara lebih penting.

Liberalisme > Individu lebih penting daripada masyarakat, Masyarakat diabdikan bagi individu.

· Ciri Khas

Pancasila > Demokrasi Pancasila, Bebas memilih agama.


Sosialisme > Kebersamaan, Akomodasi.

Komunisme > Atheisme, Dogmatis, Otoriter, Ingkar HAM.

Liberalisme > Penghargaan atas HAM, Demokrasi, Negara hokum, Menolak dogmatis.

F. Keunggulan Ideologi Pancasila Dibandingkan Ideologi Lain

Menurut Soekarno Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi

nasional. Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk

kepentingan membangun negara bangsa Indonesia.

Pandangan Soekarno yang demikian ini merupakan pengulangan dari apa yang pernah ia

ucapkan pada pidato 1 juni, hari lahirnya Pancasila. Bukti bahwa ideologi Pancasila lebih baik

dari dua ideologi itu karena Pancasila memuat pokok-pokok pikiran sedemikian rupa :

Pertama, sila Ketuhanan. Memuat pokok-pokok pikiran bahwa manusia Indonesia menganut

berbagai agama, tidak ada larangan untuk mempunyai agama , atau berpindah keyakinan juga.

Kedua, Nasionalisme Indonesia. Bangsa Indonesia tidak menganggap diri lebih unggul dari

bangsa lain. Ia tidak pula berusaha untuk memaksakan kehendaknya kepada bangsa-bangsa

lain.

Ketiga, Internasionalisme. Menghendaki setiap bangsa mempunyai kedudukan yang sederajat,

setiap bangsa menghargai dan menjaga hak-hak semua bangsa.


Keempat, demokrasi. Demokrasi di Indonesia mengenal tiga prinsip: mufakat, perwakilan, dan

musyawarah.

Kelima, Keadilan Sosial. Pada sila ini mengandung arti kemakmuran dan keadilan sosial yang

bukan hanya keadilan dan kemakmuran pada individu saja tapi hanya dalam suatu masyarakat

yang makmur berlangsung keadilan sosial.

Mereka yang ikut di belakang Soekarno pada waktu itu adalah: para pejabat tinggi dan para

politisi. Mereka terdiri atas para panglima militer, ulama besar dari berbagai agama yang ada di

Indonesia. Diikutsertakan dalam delegasi ke SU PBB itu adalah wakil buruh, tani, wakil golongan

perempuan, dan wakil golongan cendekiawan, maka Soekarno mengajak supaya bangsa-bangsa

di dunia mengikuti ideologi Pancasila. Demikianlah kata Soekarno dalam sidang itu.

Cara musyawarah ini dapat dijalankan, karena wakil-wakil bangsa kami berkeinginan agar cara-

cara itu dapat berjalan semua menginginkannya, karena semuanya menginginkannya

tercapainya tujuan jelas dari Pancasila, dan tujuannya yang jelas itu ialah masyarakat adil dan

makmur.

2. Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar negara, artinya Pancasila di jadikan sebagai dasar untuk mengatur

penyelenggaraan pemerintah negara. Pancasila menurut ketetapan MPR No. III/MPR/2000

merupakan “sumber hukum dasar nasional “.

Pengertian pancasila sebagai dasar negara seperti dimaksud tersebut sesuai dengan bunyi

pembukaan UUD – 1945 alinea IV yang secara jelas menyatakan. “ kemudian dari pada itu

untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan

indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara Republik Indonesia yang berbentuk

dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan

berdasarkan kepada keTuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan

Indonesia,dan kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indoneisa “.

Fungsi pancasila sebagai dasar negara :

1. Sumber dari segala sumber hukum indonesia, dengan demikian pancasila merupakan asas

kerohanian tertib hukum Indonesia.

2. Suasana kebatinan dari UUD.

3. Cita–cita hukum bagi hukum dasar indonesia.


4. Norma–norma yang mengharukan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah

dan lain–lain peyelengaraan negara memegang teguh cita – cita moral rakyat yang luhur.

5. Sumber semangat bagi UUD 1945, penyelenggaraan negara, pelaksanaan pemerintahan.

MPR dengan ketetapan No. XVIIV MPR/1998 telah mengembalikan kedudukan Pancasila

sebagai dasar negara RI.

Sebagai dasar negara maka Pancasila mempunyai sifat impreatif, atau bersifat mengikat, artinya

sebagai norma-norma hukum yang tidak boleh di kesampingkan atau dilanggar, sedangkan jika

melanggar dapat dikenakan suatu sanksi.

Aspek hukum ketatanegaraan Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara pada hakikatnya

mengandung pengertian sebagai sumber dari segala sumber hukum, hal ini sesuai dengan

ketetapan MPR III/2000 tentang sumber hukum dan tata urutan perundang – undangan, yang

memuat ketentuan yang menegaskan antara lain.

1. Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana yang ditulis dalam

pembukaan UUD 1945.

2. Tata perundang–undangan merupakan pedoman dalam pembuatan aturan hukum di

bawahnya. Tata urutan peraturan perundang–undangan Republik Indonesia berdasarkan UU

No. 10/2004 adalah :

Ø UUD 1945
Ø Undang – undang

Ø Peraturan pemerintahan sebagai pengganti undang undang

Ø Peraturan pemerintahan

Ø Peraturan preisden

Ø Peraturan daerah

Makna pancasila sebagai dasar negara ialah pancasila berperan sebagai landasan dan

dasar bagi pelaksanaan pemerintahan, membentuk peraturan, dan mengatur penyelenggaraan

negara. Jadi sejak di syahkan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945, maka NKRI berdiri di atas

kelima sila Pancasila, oleh karena itu Pancasila adalah dasar sekaligus tujuan yang harus dicapai

negara kesatuan Republik Indonesia.

3. Pancasila Sebagai Identitas Nasional

A. Pengertian Identitas Nasional

Kata “identitas” berasal dari kata “identity” yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri

yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan orang lain,

contohnya bendera dan lagu kebangsaan setiap negara akan berbeda dengan negara lain.

Sedangkan dalam terminologi antropologi kata “identitas” diartikan sebagai sifat khas yang

menerangkan dan sesuai dengan kasadaran diri sendiri, golongan, kelompok, komunitas atau

negara lain.
Kata “nasional” berarti identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar

yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama dan bahasa maupun non

fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan.

Oleh karena itu identitas nasional dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya adalah manifestasi

nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan

ciri-ciri khasnya dan dengan ciri khas tersebutlah suatu bangsa akan berbeda dengan bangsa

lain. Dengan demikian, identitas nasional akan melahirkan tindakan kelompok yang disebut

atribut nasional.

Pengertian lain dari Identitas nasional adalah suatu ciri khas yang dimiliki oleh suatu bangsa

yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

B. Identitas Nasional Menurut Beberapa Pakar :

Berger
Dalam bukunya yang berjudul “The Capitalis Revolution” era globalisasi dewasa ini ideologi

kapitalislah yang akan menguasai dunia serta mengubah masyarakat satu persatu menjadi

sistem internasional yang menentukan nasib bangsa-bangsa dibidang sosial, politik, dan

kebudayaan.

Fujukama

Membawa perubahan ideologi partikuker keraah universal dan kapitalismelah yang akan

menguasai dunia. Dalam menghadapi proses perubahan tersebut sangat tergantung

kemampuan bangsa itu sendiri.

Toyanbee

Ciri khas ciri suatu bangsa yang merupakan lokal genius dalam menghadapi tantangan dan

respon. Jika tantangan besar sementara respon kecil maka bangsa tersebut akan punah. Namun

apabila tantangan kecil sementara respon besar maka bangsa tersebut akan berkembang

menjadi bangsa yang kreatif.

Kepribadian seabagai suatu identitas nasional suatu bangsa adalah keseluruhan atau totalitas

dari kepribadian individu-individu sebagai urutan yang membentuk bangsa tersebut. Identitas

nasional tidak dapat dipisahkan dengan pengertian peoples character atau national identity.
Menurut Robert De Ventos dalam bukunya “The Power of Identity”, ia mengemukakan

bahwa selain faktor intensitas, teritorial, bahasa, agama serta budaya juga harus dipahami

dalam konteks arti dinamis yaitu bangsa tersebut melakukan akselerasi dalam pembangunan

termasuk proses interaksinya secara global dengan dunia internasional.

C.Unsur-unsur Identitas Nasional

Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu

merupakan gabungan dari unsur – unsur pembentuk identitas yaitu, suku bangsa, agama,

kebudayaan, dan bahasa.

a. suku bangsa

adalah golongan social yang khusus yang bersifat askriptif ( ada sejak lahir ), yang sama

coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin.di Indonesia terdapat banyak sekali suku

bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang dari 300 bahasa.

b. agama

bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama yang tumbuh dan

berkembang di nusantara adalah agama islam, Kristen, khatolik, budha, hindu, dan kong hu cu.

c. kebudayaan

adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk social yang isinya adalah perangkat –perangkat

atau model – model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung –
pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan di gunakan

sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak sesuai dengan lingkungan yang di hadapi.

d. Bahasa

merupakan unsure pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai system

perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur- unsur bunyi ucapan manusia dan yang

digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

Dari unsur – unsur identitas nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiaan nya menjadi 3

bagian sebagai berikut:

a.Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar Negara, dan

ldeologi Negara.

b. Identitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa Indonesia,

Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan "Indonesia Raya".

c. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan pluralisme dalam

suku, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan (agama).

Menurut sumber lain (http://goecities.com/sttintim/jhontitaley.html)

disebutkan bahwa: Satu jati diri dengan dua identitas:

a. Identitas Primordial
• Orang dengan berbagai latar belakang etnik dan budaya: jawab, batak,

dayak, bugis, bali, timo, maluku, dsb.

• Orang dengan berbagai latar belakang agama : Islam, Kristen,

Khatolik, Hindu, Budha, dan sebagainya.

b. Identitas Nasional

• Suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan sebelumnya

• Perlu diruuskan oleh suku-suku tersebut.

Istilah Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang

dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa

lain. Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama

karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The

Capitalist Revolution, era globalisasi dewasa ini, ideologi kapitalisme yang

akan menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu

dan menjadi sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian

besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib, social,

politik dan kebudayaan. Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa

perubahan suatu ideologi, yaitu dari ideologi partikular kearah idiologi


universal dan dalam kondisi seperti ini kapitalismelah yang akan

menguasainya.

Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan dikuasai oleh negara

transnasional yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip

kapitalisme. Konsekuensinya, negara-negara kebangsaan lambat laun akan

semakin terdesak. Namun demikian, dalam menghadapi proses perubahan

tersebut sangat tergantung kepada kemampuan bangsa itu sendiri. Menurut

Toyenbee, cirri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam

menghadapi pengaruh budaya asing akan menghadapi Challence dan

response. Jika Challence cukup besar sementara response kecil maka bangsa

tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada bangsa Aborigin

di Australia dan bangfsa Indian di Amerika. Namun demikian jika

Challance kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan

berkembang menjadi bangsa yang kreatif. Oleh karena itu agar bangsa

Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap

meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian


bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya

globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam

era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan

nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.

BAB III (PENUTUP)

A. Kesimpulan

Bangsa Indonesia yang besar ini tidaklah akan ada jika tidak memiliki sebuah landasan ideologi.

Tentunya, sebuah ideologi yang kuat dan mengakar di masyarakatlah yang akan bisa menopang

sebuah bangsa yang besar seperti Indonesia ini. Ideologi yang kuat tersebut adalah ideologi

Pancasila.
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka. Hal

ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan

senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Keterbukaan ideologi

Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar pancasila namun mengeksplisitkan

wawasannya secara lebih konkrit, sehingga memiliki kemampuan yang lebih tajam untuk

memecahkan masalah-masalah baru dan aktual.

Keterbukaan ideologi Pancasila juga menyangkut keterbukaan dalam menerima budaya asing.

Oleh karena itu sebagai makhluk sosial senantiasa hidup bersama sehingga terjadilah akulturasi

budaya. Oleh karena itu Pancasila sebagai ideologi terbuka terhadap pengaruh budaya asing,

namun nilai-nilai esensial Pancasila bersifat tetap. Dengan perkataan lain Pancasila menerima

pengaruh budaya asing dengan ketentuan hakikat atau substansi Pancasila yaitu: ketuhahan,

kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan bersifat tetap. Secara strategi keterbukaan

Pancasila dalam menerima budaya asing dengan jalan menolak nilai-nilai yang tertentangan

dengan ketuhahan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan serta menerima nilai-

nilai budaya yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar pancasila tersebut.

Sumber semangat yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah terdapat dalam

penjelasan UUD 1945: “terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar

yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang

menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah

caranya membuat, mengubah dan mencabutnya .


Meskipun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak

boleh dilanggar. Sehingga ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka sebenarnya sangat

relevan dengan suasana pemikiran di alam reformasi ini yang menuntut transparansi di segala

bidang namun masih tetap menjunjung kaidah nilai dan norma kita sebagai bangsa timur yang

beradab.

Dengan demikian maka bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya tidak menutup diri

dalam pergaulan budaya antar bangsa dunia.

B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam

makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan. Oleh Karena itu penulis sangat mengharapkan

masukan dan kritikan yang dapat membangun makalah ini agar lebih baik. Semoga makalah ini

bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca agar dapat menambah

wawasan mengenai Pancasila Sebagai ideologi Negara dan Identitas Nasional .


DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=makna+ideologi+negara&ie=utf-8&oe=utf-

8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a&channel=fflb
http://www.slideshare.net/fhaaridzridzridz/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka-27510421

http://apriwibowosas.blogspot.com/2013/05/perbandingan-ideologi-pancasila-dengan.html

https://anatoliaratnadewi.wordpress.com/2012/03/28/279/

http://rhizzhkudo.blogspot.com/2013/05/pengertian-identitas-nasional.html

http://stiebanten.blogspot.com/2011/06/unsur-unsur-identitas-nasional.html

buku pokok- pokokmateri kuliah pendidikan pancasila.


Whatever I want ツ di 23.01

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Whatever I want ツ

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari

dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila

merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat

Indonesia.
Sesuai pengertian Pancasila sebagai Ideologi Negara adalah nilai nilai yang terkandung dalam

pancasila sebagai dasar norma-norma di dalam penyelenggaraan negara. Dan lebih luas nya lagi

Pancasila Sebagai Ideologi Negara adalah visi atau arah dari kehidupan berbangsa dan bernegara

di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan,

persatuan , kerakyatan serta nilai keadilan.

LIHAT KE HALAMAN ASLI

Brian Johanes Reynaldi

Technician

Biomedical Engineering Airlangga University

FOLLOW

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

27 Mei 2019 10:17 | Diperbarui: 27 Mei 2019 10:32

Pancasila sebagai Sistem Filsafat adalah kesatuan dari berbagai unsur yang memiliki fungsi

tersendiri, tujuan yang sama, saling keterikatan dan ketergantungan. Filsafat adalah upaya
manusia mencari kebijaksanaan hidup dalam membangun peradaban manusia. Pancasila adalah

ideologi dasar dalam kehidupan bernegara Indonesia.

Pancasila dalam filsafat digunakan sebagai objek dan subjek. Objek untuk dicari landasan

filosofi nya dan subjek untuk mengkritisi aliran filsafat yang berkembang. Maka dari itu

Pancasila harus menjadi orientasi pelaksanaan sistem politik dan pembangunan nasional.

Kita sebagai warga negara Indonesia seharusnya mempelajari betul apa makna landasan filosofi

Pancasila dan juga mengkritisi prinsip-prinsip kehidupan kita dengan melihat Pancasila, bukan

ketika ada prinsip hidup kita yang berlawanan dengan Pancasila kita malah ingin mengganti

ideologi Pancasila tersebut.

Pancasila memiliki 3 landasan pijak filosofis yaitu Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis.

Ontologis dalam filsafat adalah tentang hakikat yang paling mendalam dan paling

umum(mendasar). Epistemologis adalah tentang sifat dasar pengetahuan. Aksiologis adalah

tentang penelitian tentang nilai-nilai.

Landasan Ontologis Pancasila adalah pemikiran filosofis atas sila-sila Pancasila sebagai dasar

filosofis negara Indonesia. Menurut Sephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, ontology

bergadapan dengan sifat makhluk hidup, dimana ada 3 mainstream utama yaitu determinisme,
pragmatism, dan kompromisme. Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia sebagai

Ontologis, pada sila ke:

Hal kebebasan beragama dan menghormati satu sama lain.

Setiap orang memiliki martabat, HAM, keadilan yang sama.

Ada perbedaan tapi tetap satu (rasa kebangsaan Indonesia)

Sistem demokrasi melalui musyawarah demi tercapainya mufakat untuk menghindari dikotomi

mayoritas dan minoritas.

Seharusnya, tidak ada kemiskinan dalam negara merdeka (adil secara social)

Landasan Epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari pengalaman bangsa

Indonesia yang kemudian disintesiskan melalui pandangan komprehensif kegidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Menurut Littlejohn dan Foss, pengetahuan muncul melalui rasionalisme dan atau empirisme,

yang memiliki 2 tingkatan yaitu pengetahuan mutlak dan pengetahuan relative.

Berdasarkan Epistemologi (pengetahuan), Filosofi Pancasila pada sila ke:


1.Pengalaman kehidupan beragama bangsa Indonesia.

2.Pengalaman ditindas penjajah selama berabad-abad.

3.Pengalaman terpecahbelah nya bangsa atas adu domba Belanda melaluit politik Devide et

Impera.

HALAMAN SELANJUTNYA

Tulis Tanggapan Anda ...

TERPOPULER

Gibran Jadi Wali Kota Solo, Jokowi Makin Dibenci

Menyoal Posisi NU dan Ahok

Sepotong Kisah Saat Si Bayi ASI Terkena Sembelit

Ini Dia, Menteri Jokowi Paling Kaya!

Di Balik Diorama "Krismon 98" Museum Bank Indonesia

NILAI TERTINGGI

Tanggal 28 Oktober Hari Sumpah Pemuda, Bagaimana Bisa Lupa?

Mari Kita Jawab dengan Jujur, "Masihkah Ingat Isi Sumpah Pemuda?"
Masih Angin-anginan, Jojo Belum "Pecah Telur" Lawan Chen Long dan Hasil Lengkap Prancis

Terbuka

Gibran Jadi Wali Kota Solo, Jokowi Makin Dibenci

Sumpah Pemuda dan Izin Pendirian Rumah Ibadah, Refleksi Kebhinekaan Hari Ini

FEATURE ARTICLE

Bahasa Anak Jaksel dan Lunturnya Semangat Sumpah Pemuda

TERBARU

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DENGAN MANUSIA SEBAGAI MAKHULUK

TERDIDIK

floklor, senjata mengembangkan kawasan wisata

DAMPAK DAN SOLUSI PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP LINGKUNGAN

Sumpah Pemuda, Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Menuntut Penyelesaian Kasus

Pelanggaran HAM

Kaum Muda dan Belenggu Kebebasan Yang Terkondisikan

HEADLINE

Ibu Bekerja, Bahagiakah Anda Setelah Menikah?

Secercah Kebahagiaan di Balik "Kerasnya" Kerja Jurnalis

Warga Bogor, Layar Tancapan di "Luar Bioskop 2019" Yuk!


Biaya Politik Para Elit dan Beban Rakyat

Sumpah Pemuda dan Keresahan Pelajar Indonesia di Luar Negeri

Copyright by

http://dinnyrismawati.blogspot.com/2015/02/pancasila-sebagai-filsafat-ideologi.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pancasila

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/rifqimubarak/5d91e79b097f365541

211642/pancasila-sebagai-ideologi-negara

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/brianjohanes7627/5ceb56e195760e3

01c7e64f2/pancasila-sebagai-sistem-filsafat
hamid darmadi

Kamis, 19 Juli 2018

Existensi Pancasila Sebagai Identitas Bangsa

A. Pancasila Sebagai Sistim Nilai

Pancasila adalah sistim nilai yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sendiri. Nilai-

nilai luhur itu sejatinya telah ada jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka. Nilai-nilai luhur

Pancasila tersebut telah tertanam dalam pribadi msyarakat bangsa Indonesia pada masa kerajaan-

kerajaan di nusantara.Bukti bahwa nilai-nilai tersebut telah ada adalah adanya tulisan dalam

kitab Sutasoma karangan Mpu Prapanca pada jaman Kerajaan Majapahit. Bukti lainnya adalah

adanya prasasti dan candi-candi yang diyakini sebagai bukti adanya kepercayaan terhadap Tuhan

yang Maha Esa, adanya budaya musyawarah-mufakat dan gotong royong juga terlihat dalam

setiap relief-relif candi yang ada diseluruh tanah air. Nilai-nilai tersebut kemudian dipelajari dan

dirumuskan menjadi suatu tatanan norma dan nilai-nilai yang disebut dengan Pancasila. Konsep

perumusan Pancasila itu sendiri mempunyai sejarah yang panjang sampai pada akhirnya

dijadikan sebagai akta pendirian Negara Indonesia dengan sebutan “staat fundamental norm”.

Ketika bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, satu

hari berikutnya yaitu tanggal 18 Agustus 1945, Pancasila secara formal telah ditetapkan sebagai
dasar Negara Republik Indonesia seperti yang tercantum dalam alenia ke IV pembukaan UUD

1945, selain dijadikan sebagai dasar Negara, Pancasila juga berfungsi sebagai pandangan hidup

bangsa dan ideology negara. Fungsi-fungsi tersebut menjadi momentum yang amat sentral dalam

mempersatukan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia hingga saat ini. Pancasila sebagai

dasar Negara mempunyai ar

ti bahwa Pancasila dijadikan sebagai pedoman dan sekaligus sebagai landasan dalam

penyelenggaraan kehidupan berbangsa dsn bernegara. Fungsi Pancasila itu diimplementasikan

dalam UUD 1945 yang kemudian menjadi sumber tertib hukum di Indonesia. Dalam struktur

hukum di Indonesia, UUD 1945 menjadi hukum tertulis yang tertinggi. Fungsi Pancasila dalam

tata hukum di Indonesia adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum. Nilai-nilai ancasila

harus menjiwai dalam setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, artinya

peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan

Pancasila dan UUD 1945.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia mempunyai arti bahwa Pancasila itu

menjadi pedoman bagi setiap perilaku bangsa Indonesia. Perilaku setiap warga Negara Indonesia

harus dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, sehingga setiap warga Negara Indonesia mempunyai

kepribadian dan jati diri yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Karakter kepribadian

bangsa Indonesia akan ditentukan oleh implementasi fungsi-fungsi Pancasila dan UUD 1945.

Pancasila sebagai Ideologi negara mempunyai arti bahwa nilai-nilai Pancasila itu menjadi

sesuatu pegangan hidup dalam bentuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai ideologi negara selain memuat gambaran tentang kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara juga merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan yang dicita-
citakan seperti dituangkan dalam UUD 1945. Pancasila Ssebagai ideologi mengandung dimensi

realitas, dimensi idealis, dan dimensi cara dan strategi hidup berbangsa dsn bernegara. Dimensi

realitas merupakan pemahaman terhadap situasi masyarakat yang sedang tumbuh dan

berkembang sebagai produk masa lampau, dimensi idealis merupakan gambaran situasi baru atau

kehidupan yang dicita-citakan, sedangkan dimensi cara dan strategi adalah langkah-langkah

untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Dengan adanya fungsi-fungsi dasar dari Pancasila

tersebut, diharapkan mampu tumbuh-berkembang dan menyesuaikan diri seiring dengan era

perkembangan masyarakat global yang terus berubah tampa mengenal batas wilayah Negara

bangsa dan negara.

B. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa dapat diibaratkan dengan sebuah bangunan, tempat

bernaungnya para penghuninya, yakni rakyat Indonesia. Agar bangunan tersebut kokoh dan kuat,

memerlukan dasar bangunan yang kuat dan kokoh pula. Sama halnya dengan suatu negara, agar

suatu negara itu dapat menjadi kuat dan kokoh, haruslah memiliki dasar negara yang kuat. Dasar

negara merupakan cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu Negara itu. Cita-cita dan

tujuan didirikannya suatu negara akan dijadikan sebagai pedoman dan arah dalam gerak langkah

penyelenggaraan pemerintahan negara. Sama halnya dengan Negara Indonesia, agar Negara

Indonesia dapat menjadi kuat dan kokoh, memerlukan dasar negara yang kuat pula. Dasar negara

merupakan cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai oleh negara itu. Cita-cita dan tujuan

didirikannya suatu negara untuk dijadikan sebagai pedoman dan arahan dalam gerak langkah

penyelenggaraan pemerintah negara. Para tokoh pendiri Bangsa Indonesia mengatakan bahwa:
“bangsa Indonesia memerlukan sebuah dasar bagi penyelenggaraan negara. Dasar Negara itu

disebut dengan nama Ideologi Negara”. Ideologi berasal dari kata "idea" yang berarti ide,

konsep atau gagasan, cita-cita, dan"logos" merupakan pengetahuan. Secara harfiah, Ideologi

merupakan ilmu mengenai pemikiran, ide-ide, keyakinan atau gagasan. Dalam arti yang luas,

Ideologi adalah cita-cita, keyakinan dan kepercayaan yang dijunjung tinggi oleh suatu bangsa

yang dijadikan pedoman hidup dan pandangan hidup dalam gerak langkah suatu bangsa.

Dengan memiliki pandangan hidup yang jelas, kuat dan kokoh, suatu bangsa akan memiliki

pegangan atau pedoman dalam memecahkan segala masalah yang timbul dalam kehidupan

bermasyakat, brrbangsa dan bernegara. Dalam pandangan hidup, terkandung kehidupan yang

dicita-citakan yang hendak diraih serta dicapai sesuai dengan pikiran yang berkaitan dengan

kehidupan dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, sering

disebut dengan way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, atau petunjuk hidup. Walaupun ada

banyak istilah mengenai pengertian tentang pandangan hidup, akan tetapi pada dasarnya

memiliki makna yang sama. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa digunakan sebagai

petunjuk dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun

perilaku masyarakat Indonesia yang harus dijiwai oleh nilai-nilai luhur yang terkandung dalam

sila-sila Pancasila.

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap bangsa yang ingin berdiri dengan kokoh dan mengetahui

dengan jelas arah, kemana tujuan yang ingin dicapai maka sangat memerlukan "pandangan

hidup". Tanpa mempunyai pandangan hidup, suatu bangsa dan Negara itu akan mudah

terombang-ambing dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul, baik masalah yang datang

dari masyarakatnya sendiri maupun masalah yang muncul dari pergaulan msyarakat dunia.

Pandangan hidup bagi suatu negara menjadi hal yang sangat penting dalam menjaga
kelangsungan hidup dan kelestarian bangsa. Berkenaan dengan itu dalam pidatonya Mohammad

Yamin pada sidang BPUPKI yang pertama mengatakan bahwa: "...rakyat Indonesia mesti

mendapat dasar negara jang berasal dari peradaban kebangsaan Indonesia; orang timur pulang

kebudajaan timur. "... kita tidak berniat lalu akan meniru sesuatu susunan tata negara negeri

luaran. Kita bangsa Indonesia masuk jang beradab dan kebudajaan kita beribu-ribu tahun

umurnya."

Para pendiri Negara yang dilandasi dengan pemikiran dan semangat kebangsaan yang kuat

sepakat bahwa dasar negara Indonesia merdeka adalah Pancasila. Para pendiri negara berpikir

bahwa pandangan hidup bangsa harus tepat dengan ciri khas Bangsa Indonesia, oleh karena itu

dasar Negara harus diambil dari kepribadian bangsa sendiri. Pancasila diakui oleh para pendiri

bangsa Indonesia memiliki nilai kehidupan yang sangat baik dan sangat tepat bagi kehidupan

bangsa Indonesia. Disepakatinya dan disetujuinya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Indonesia,telah melalui serangkaian proses dan diskusi yang panjang oleh para pendiri Negara

serta pemikiran mendalam yang kelak akan dijadikan dasar Negara dan motivasi dalam segala

bentuk sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk

mencapai tujuan negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

Secara historis Pancasila ditetapkan sebagai Dasar Negara Indonesia pada sidang Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Sebagai Dasar Negara,

Pancasila memuat pokok-pokok pikiran yang luhur dan sesuai dengan kepribadian bangsa.

Pancasila harus menjadi fondasi atau landasan dasar dalam merumuskan setiap produk

perundang-undangan dan etika moral yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Indonesia. Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara harus dipahami oleh stiap warga negara

Indonesia tampa terkecuali karena Pancasila merupakan salah satu elemen yang amat penting
dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Pancasila adalah suatu ideologi yang dipegang erat

oleh bangsa Indonesia.

Istilah Pancasila diperkenalkan oleh Bung Karno pada saat sidang BPUPKI I Pancasila kemudian

menjadi sebuah landasan berdirinya negara Indonesia. Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara

adalah bahwa Pancasila itu berperan sebagai landasan dan dasar bagi pelaksanaan pemerintahan

dalam pembentukan peraturan, serta mengatur penyelenggaraan negara. Menyadari makna

Pancasila sebagai dasar Negara, dapat disimpulkan bahwa Pancasila itu berperan amat penting

sebagai “kacamata” bagi bangsa Indonesia dalam menilai kebijakan pemeritahan maupun

dalam segala fenomena yang terjadi dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi

Pancasila Sebagai Dasar Negara adalah berperan sebagai pedoman hidup. Dalam hal ini,

Pancasila berperan sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa dari setiap warga negara

Indonesia. Karena itu sangat layak Pancasila disebut sebagai pedoman hidup berbangsa dan

bernegara Indonesia.

Eksistensi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia adalah merupakan kristalisasi

nilai-nilai luhur,pengalaman-pengalaman hidup dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang

telah membentuk sikap, watak, perilaku, tata nilai, moral, dan etika yang melahirkan pandangan

hidup itu. Pancasila sebagai pandangan hidup seringkali disebut dengan way of life,

weltanschauung, pandangan dunia, pegangan hidup, pedoman hidup, dan petunjuk hidup sehari-

hari. Pancasila sebagai petunjuk hidup dan pegangan hidup dalam kehidupan sehari-hari berarti

bahwa Pancasila itu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain bahwa Pancasila

dipergunakan sebagai petunjuk arah bagi bangsa Indonesia dalam semua aktivitas dalam segala

bidang kehidupan. Hal ini berarti bahwa semua tingkah laku dan perbuatan setiap manusia

Indonesia dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila–sila Pancasila. Pancasila yang harus
dihayati adalah Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD1945. Dengan demikian, sila-

sila Pancasila tersebut selalu terpancar dalam segala tingkah laku dan dalam perbuatan setiap

rakyat Indonesia. Secara yuridis kedudukan dan Eksistensi Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Bangsa Indonesia tersebut dapat dimaknai sebagai berikut:

1. Sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Pancasila mupakan suatu petunjuk atau pedoman

mengenai nilai kehidupan dalam mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Pancasila menjadi

pedoman hidup (way of life) dapat mempersatukan bangsa Indonesia serta memberi arah-

petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir-batin dalam masyarakat

Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai fungsi sebagai

berikut :

· Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia berfungsi dan berperan dalam memberikan

gerak-langkah dinamika kehidupan serta berperan sebagai petunjuk arah tujuan untuk

mewujudkan masyarakat Indonesia yang ber-Pancasilais sejati. Pancasila menjiwai bangsa

Indonesia dalam setiap gerak-langkah dalam kehidupan bermasayarakat, berbangsa dan

bernegara.

2. Pancasila sebagai Keperibadian bangsa Indonesia berfungsi sebagai kepribadian bangsa

Indonesia, berfungsi dan berperan dalam menunjukkan adanya kepribadian bangsa Indonesia

yang dapat dibedakan dengan bangsa-bangsa lain.

C. Pancasila dalam Perjuangan Hidup Bangsa


Ketika Bung Karno berpidato pada tanggal 1 Juni 1945, ia mengemukakan bahwa Republik

Indonesia yang akan diproklamasikan itu memerlukan Dasar Negara yang kokoh dan kemudian

mendapat persetujuan dari para Pendiri Negara.Untuk menjadikan usulnya yang diberi nama

Pancasila Dasar Negara, maka sejak saat itu bangsa Indonesia mempunyai satu landasan yang

membedakannya dari bangsa-bangsa lain di dunia.Dalam perjuangan bangsa Indonesia

selanjutnya Pancasila telah berperan amat besar dan bahkan menentukan. Salah tatu eksistensi

utama Pancasila dan UUD 1945 sebagai Dasar Negara Republik Indonesia adalah bahwa:

”Hingga sekarang ini Republik Indonesia tetap berdiri utuh, meskipun mengalami banyak

tantangan, ancaman, dan gangguan dalam perjalanan hidupnya”.

Eksistensi Pancasila sebagai perjuangan hidup bangsa merupakan wadah berkumpulnya pikiran-

pikiran bagi berbagai pendapat yang berkembang dalam menegakkan persatuan dan kesatuan

bangsa. Pancasila juga memberikan pedoman arah yang jelas untuk menetapkan arah perjuangan

hidup, terutama apabila harus menghadapi ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar.

Pancasila juga memberikan motivasi yang kuat bagi Negara Republik ini untuk terus

menjalankan perjuangan walaupun menghadapi tantangan dan ancaman yang berat sekalipun.

Meskipun selama bertahun-tahun berdirinya Negara Republik Indonesia Pancasila telah

disalahgunakan oleh banyak otoritas penguasa bangsa, namun Pancasila sebagai Dasar Negara

Republik Indonesia tetap “berdiri tegak atas dukungan rakyat Indonesia yang Pancasilais

sejati”. Tanpa Pancasila Republik Indonesia terancam disintegrasi bangsa ini. Oleh sebab itu

menjadi kwajiban bagi kita semua untuk memahami, menghayati, mengamalkan dan

mengamalkan Pancasila itu dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, berbangsa dan


bernegara agar Pancasila tetap Eksis dalam mempersatukan kelangsungan hidup bangsa dan

Negara Republik Indonesia.

Semua warga Negara Indonesia berkewajiban untuk mengusahakan agar dalam masyarakat

Indonesia tertanam nilai-nilai Ke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang merupakan landasan spiritual

dan moral bagi perjuangan hidup bangsa Indonesia. Dengan landasan demikian perjuangan hidup

bangsa Indonesia akan lebih mantap dan tahan terhadap setiap tantangan, gangguan dan ancaman

baik yang datang dari luar maupun ancaman yang datang dari dalam negeri. Untuk itu kehidupan

beragama harus digalakkan lebih mendalam dan tidak hanya dipandang dari sudut ritual belaka

tapi juga dari segi serimonialnya. Untuk itu dihimbau agar para Kiyai-Mubalis, Pendeta, Pastor

dan semua unsur tokoh pemuka agama agar turut serta secara bersama-sama memacu-

menyadarkan masyarakat warganya, agar tidak ada lagi orang yang lupa akan bangsa dan Negara

serta tanah kelahirannya seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini dalam bentuk partai politik

dan organisasi terlarang. Disisi lain masih sering terdengar ditelinga kita bahwa masih ada

perilaku masyarakat yang beragama KTP, bertindak brutal, tawuran antar warga, antar pelajar,

pengedar dan pemakai narkoba, pergaulan bebas, tidak mengakui negara sendiri, disintegritas

bangsa, tidak nasionalis dan lain sebagainya yang jauh sekali dari nila-nilai spiritual dan moral

bangsa Indonesia. Rendahnya mutu kendali diri warganegara merupakan indikasi dari kurangnya

kualitas spiritual bangsa.

Untuk itu maka nilai-nilai Pancasila sangat perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kemanusiaan yang berkeadilan dan beradab, harus diupayakan agar dapat meningkatkan

perwujudan semangat kebangsaan yang militan, hak-hak azasi manusia dan rasa kepedulian

sosial. Persatuan Indonesia harus memperlihatkan makin berkembangnya kesempatan bagi setiap

komponen bangsa pusat dan daerah untuk mengatur dirinya dengan pelaksanaan otonomi yang
luas. Memasuki Masyarakat Ekonami Asian (MEA) seperti sekarang ini persatuan dan kesatuan

bangsa harus makin ditingkatkan. Persatuan komponen bangsa dan daerah dalam negara

kesatuan Republik Indonesia harus makin ditingkatkan agar dapat dihindari terjadinya

disintegrasi bangsa. Kerakyatan atau Demokrasi sekarang memang sedang meningkat sejak

Reformasi, termasuk kebebasan atau kemerdekaan pers. Namun yang terjadi adalah kebablasan

yang merugikan masyarakat pada umumnya ketika perorangan atau golongan tertentu terlalu

memanfaatkan kebebasan itu untuk kepentingan dirinya sendiri. Keadilan Sosial masih sangat

perlu diwujudkan, antara lain dalam bidang ekonomi melalui perwujudan kekuatan ekonomi

rakyat yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya. Ini baru beberapa

cuplikan dari hal-hal yang harus kita usahakan agar Pancasila menjadi kenyataan hidup dalam

masyarakat Indonesia.

Usaha untuk menjadikan Pancasila sebagai kenyataan hidup bukannya tanpa tantangan dan

gangguan. Tantangan itu tidak sedikit yang datang dari dalam tubuh bangsa Indonesia sendiri

maupun dari luar negeri. Seperti sudah dikatakan ada pihak-pihak yang mempunyai pandangan

lain atau bahkan mempunyai kepentingan yang berbeda. Dulu selalu dikatakan bahwa Pancasila

menghadapi tantangan dari mereka yang ingin mendirikan satu negara yang berhaluan kanan

dengan memasukan unsure agama tertentu di Indonesia. Akan tetapi anggapan demikian sudah

tidak benar. Sekarang kebanyakan pemimpin organisasi bangsa menyatakan bahwa Pancasila

yang harus menjadi Dasar Negara Republik Indonesia.

Republik Indonesia meliputi banyak ras, suku bangsa, budaya dan agamanya, tidak semua

masyarakat beragama sama cara pandangnya. Oleh sebab itu untuk mempunyai satu negara yang

kokoh kuat di segala bidang kehidupan, maka Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila sebagai

pemersatu bangsa. Sejatinya Pancasila banyak persamaannya dengan ajaran agama maka satu
negara berdasarkan Pancasila dapat diterima sepenuhnya oleh banyak umat beragama. Mungkin

ada di antara umat beragama di Indonesia yang masih secara kolot hendak memperjuangkan satu

negara sendiri (disintegrasi bangsa) akan tetapi jumlah mereka amat sedikit dibandingkan dengan

jumlah umat beragama di Indonesia. Yang lebih berat bagi perjuangan Pancasila adalah

masuknya globalisasi dalam kehidupan masyarakat yang tidak mungkin dapat dihindari.

Pengaruh-pengaruh yang menyertai globalisasi sekarang mulai terlihat di berbagai bidang

kehidupan. Mulai anak-anak hingga orang dewasa sudah akrab dengan globalisasi. Pengaruh-

pengaruh yang masuk melalui globalisasi sedikit demi sedikit mulai menggeser tata nilai yang

ada dalam masyarakat Indonesia. Pergeseran nilai ini jika tidak diimbangi dengan pengendalian

diri cepat atau lambat akan mengubah karakter dan kepribadian bangsa. Pancasila sebagai

pandangan hidup bangsa mempunyai tugas yang berat dalam membentengi masyarakat dari

pengaruh negatif globalisasi. Itulah sebabnya maka eksistensi Pancasila dalam Perjuangan Hidup

Bangsa diperlukan dan diamalkan oleh setiap warganegara Indonesia dalam kehidupan sehari-

hari tampa pandang bulu.

hamid darmadi di 06.12

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

hamid darmadi

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

http://hamiddarmadi.blogspot.com/2018/07/existensi-pancasila-sebagai-identitas.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai