Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sri Sulisgiyanti

NIM : 048838858
Fakultas : Ekonomi
Prodi : Manajemen/Semester 1
UPBJJ UT : Serang

TUGAS 1
EKMA4116
1. Dalam menghadapi perubahan dan kompleksitas struktur organisasi perusahaan semakin
membutuhkan manajemen ilmiah. Menurut Anda, bagaimana proses perkembangan dari
manajemen ilmiah?

2. Manajer memiliki keistimewaan, yaitu dapat memerintah karyawan karena memiliki


wewenang tertentu. Menurut Anda, Bagaimana sudut pandang wewenang berdasarkan
pandangan penerimaan? Berikan contoh dari wewenang berdasarkan pandangan
penerimaan.

Jawaban:
1. Proses perkembangan dari Manajemen Ilmiah :
Manajemen ilmiah, juga dikenal sebagai manajemen klasik atau manajemen
administrasi, adalah pendekatan manajemen yang fokus pada peningkatan efisiensi dan
produktivitas organisasi melalui analisis dan pengembangan sistematis terhadap proses
kerja.
Pada awal abad dua puluh, perusahaan – perusahaan besar muncul sementara
penawaran tenaga kerja relative rendah. Dari situ para ahli – ahli manajemen membantu
memunculkan teori manajemen ilmiah.

• Ahli Frederick Winslow Taylor ( 1856-1915 ), disebut sebagai Bapak Manajemen


Ilmiah.
Kebanyakan perusahaan mengalami masalah dalam hal efisiensi dan produktivitas.
Taylor MENGENALKAN KONSEP manajemen ilmiah untuk mengatasi masalah ini.
Manajemen ilmiah mengalami PERKEMBANGAN TEORI yang signifikan. Frederick
Winslow Taylor menerbitkan buku berjudul "The Principles of Scientific
Management", yang menjadi landasan teoritis dari manajemen ilmiah. Dalam bukunya
tersebut, Taylor menguraikan prinsip-prinsip dan metode-metode yang dapat digunakan
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja di perusahaan.
Prinsip-prinsip manajemen ilmiah ini meliputi :
1. Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen pada setiap pekerjaan
dengan Analisa kerja
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan
tanggung jawab atas sesuatu tugas yang diberikan
3. Pendidikan, pengembangan dan pengawasan secara ilmiah para karyawan
4. Persahabatan dan Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja

KONSEP manajemen ilmiah mulai DITERAPKAN dalam perusahaan-perusahaan.


Penerapan ini terjadi pada banyak industri, termasuk industri manufaktur, pertanian,
dan jasa. Konsep ini membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan produktivitas
mereka.
Konsep manajemen ilmiah mulai DIKRITIK bahwa pendekatan ini terlalu fokus pada
efisiensi dan produktivitas sehingga mengabaikan kebutuhan dan kesejahteraan
karyawan. Menurut kritikus pendekatan ini hanya cocok untuk pekerjaan rutin dan tidak
sesuai untuk pekerjaan kreatif.

• Ahli Frank B. Gilberth ( 1868-1924 ) dan Lillian Gilberth ( 1878-1972 )


Mereka mengajukan metode kerja yang lebih efisien dan mengembangkan rencana
promosi yang ditujukan sebagai program pengembangan karyawan dan untuk
menaikkan semangat kerja karyawan.. Rencana promosi tersebut ada tiga tahap :
1. Seorang pekerja melakukan pekerjaan seperti biasa
2. Menyiapkan promosi karir
3. Melatih calon pengganti
Dengan demikiaan pekerja akan menjadi pelaksana, pelajar yaitu menyiapkan karir
yang lebih tinggi, dan pengajar dalam arti mengajari calon penggantinya.

• Ahli Henry L. Gantt ( 1861-1919 )


Gantt melakukan perbaikan metode penggajian Taylor karena menurutnya metode
tersebut kurang memotivasi pekerja.
Dia mengemukakan gagasan-gagasannya yang antara lain:
1. Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen
2. Seleksi ilmiah tenaga kerja
3. Sistem bonus untuk merangsang produktivitas
4. Penggunaaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci
• Ahli Harrington Emerson ( 1851-1931 )
Menurutnya ada 12 prinsip efisiensi untuk menghindari pemborosan :
1. Tujuan yang dirumuskan dengan jelas
2. Kegiatan yang dirumuskan masuk akal
3. Adanya staf yang cakap
4. Disiplin
5. Balas jasa yang adil
6. Laporan yang terpercaya, akurat,dan segera
7. Pemberian perintah, perencanaan, dan pengurutan kerja
8. Adanya standard dan metoda waktu dalam setiap kegiatan
9. Kondisi yang distandarisasi
10. Opersi yang distandarisasi
11. Instruksi praktis tertulis yang standar
12. Balas jasa efisiensi

• Ahli manajemen seperti Henri Fayol, Max Weber, dan Chester Barnard
Mereka mengembangkan teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen yang menjadi dasar
dari manajemen modern.
Konsep-konsep seperti standarisasi, analisis kerja, pengukuran dan perbaikan terus
digunakan dan dikembangkan dalam manajemen modern untuk mencapai efisiensi dan
produktivitas yang lebih baik.
Manajemen modern tidak hanya fokus pada efisiensi dan produktivitas, tetapi juga
memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan karyawan. Meskipun manajemen ilmiah
telah mengalami perubahan dan pengembangan selama bertahun-tahun, namun tetap
menjadi landasan dan dasar bagi berbagai teori dan praktik manajemen modern.

Sumber:
Frederick Winslow Taylor. The Principles of Scientific Management. 1911.
George Ritzer. Teori Sosiologi Modern. Salemba Humanika, 2005.
Harold Koontz and Cyril O'Donnell. Principles of Management: An Analysis of Managerial
Functions. 1955.
David A. Garvin. "What is Total Quality Control? The Japanese Way." Harvard Business
Review, Vol. 55, No. 4, 1977.
Michael Armstrong. A Handbook of Human Resource Management Practice. Kogan Page,
2006.
2. Sudut pandang wewenang berdasarkan pandangan penerimaan dan contohnya :

Sudut pandang wewenang berdasarkan pandangan penerimaan adalah penerima perintah,


bukannya pemberi perintah. Dalam pandangan ini tidak semua perintah akan dipatuhi oleh
penerima perintah. Penerima perintah akan menentukan apakah akan menerima perintah
atau tidak.
Pandangan penerimaan juga menekankan pada pengaruh konteks sosial dalam menentukan
wewenang seseorang. Artinya, wewenang seseorang tidak hanya bergantung pada posisi
atau jabatan yang dimiliki, tetapi juga bergantung pada faktor-faktor sosial seperti norma,
nilai, dan budaya organisasi.
Dalam pandangan ini, wewenang seseorang tidak hanya dilihat sebagai kekuatan untuk
memerintah atau mengendalikan orang lain, tetapi juga sebagai tanggung jawab untuk
mempertimbangkan kepentingan seluruh pihak yang terlibat dalam interaksi tersebut.

Menurut Chester I. Bernard, seseorang akan memenuhi perintah apabila dipenuhi 4 kondisi:
1) Bawahan memahami apa yang diinginkan pimpinan atau atasan
2) Bawahan meyakini bahwa apa yang diperintahkan tidak bertentangan dengan rencana
pencapaian tujuan organisasi
3) Bawahan meyakini bahwa apa yang diperintahkan atasannya tidak bertentangan
dengan kepentingan keseluruhan
4) Bawahan mampu secara mental dan fisik menjalankan apa yang diperintahkan.

Dalam pandangan ini, penerimaan menjadi kunci dalam menentukan efektivitas wewenang
seseorang. Penerimaan tersebut bergantung pada bagaimana pemegang wewenang
membangun hubungan sosial dengan pihak penerima wewenang dan memberikan
keputusan atau tindakan yang dilakukan.

Contoh :

Seorang Manajer meminta karyawan untuk bekerja lembur pada Hari Libur Nasional.

Karyawan mungkin akan menentang perintah tersebut karena merasa hak mereka untuk
beristirahat tidak dipertimbangkan.
Namun, jika Manajer mampu membangun hubungan sosial yang baik dengan karyawan dan
memberikan keputusan yang baik dengan mempertimbangkan kepentingan karyawan,
seperti memberikan kompensasi tambahan atau memperbolehkan karyawan untuk
mengambil cuti pengganti, maka kemungkinan penerimaan terhadap wewenang akan
meningkat dan perintah tersebut akan lebih efektif dijalankan.
Sumber:

• Putnam, L. L., & Cheney, G. (2016). Organizational communication: Theory,


research, and practice. Sage Publications.
• Heath, R. L., & Bryant, J. (2016). Human communication theory and research:
Concepts, contexts, and challenges. Routledge.

Anda mungkin juga menyukai