Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DAN PROSES

MANAJEMEN KEPERAWATAN
Oleh kelompok 10:
1. Marten M. Seik (181111027)
2. Wendelina Buik (181111040)
A. KERANGKA KONSEP DASAR DALAM
MANAJEMEN KEPERAWATAN
LANJUTAN…
Perawat/ keperawatan adalah tenaga keperawatan baik
tingkat manajerial ppuncak, menengah, maupun bawah
dan para pelaksana keperawatan yang berada dalam
rentang komunikasi untuk bekerja sama memberikan
pelayanan keperawatan sesuai dengan standar praktik
keperawatan.
Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan
yang berorientasi pada beberapa dimensi pelayanan
terhadap individu, keluarga dan masyarakat melalui
upaya mencegah, mempertahakan, meningkatkan dan
memulihkan. Aspek lingkungan merupakan area
kewenangan dan tanggung jawab keperawatan baik
selama pasien berada dalam institusi pelayanan maupun
persiapan menjelang pulang.
B. FILOSOFI DAN MISI
LANJUTAN…
MISI MANAJEMEN KEPERAWATAN
 Misi manajemen keperawatan adalah sbb:
1. Menyediakan asihan leperawatan yang sangat efektif
dan efisen dalam membantu kesehatan pasien yang
optimal setelah pulang dari rumah sakit
2. Membantu untuk mengembangkan dan mendorong
suasana yang kondusif bagi pasien dan staf
keperawatan atau non keperawatan
3. Mengajarkan, mengarahkan, membantu dalam suatu
kegiatan profesional keperawatan
4. Turut sertaa dan bekerja sama dengan semua anggota
suatu tim kesehatan yang ada dirumah sakit atau tempat
kerja
C. PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN

1. Perencanaan meliputi penetapan filosofi, tujuan, sasaran,


kebijakan, prosedur, dan aturan; melakukan proyeksi
jangka panjang dan jangka pendek; menentukan tindakan
fiskal; dan mengelola perubahan yang direncanakan.
2.Pengorganisasian termasuk menetapkan struktur untuk
melaksanakan rencana, menentukan jenis yang paling
tepat pengiriman perawatan pasien, dan kegiatan
pengelompokan untuk memenuhi tujuan unit. Fungsi lain
melibatkan kerja dalam struktur organisasi dan
memahami serta menggunakan kekuasaan dan
wewenang secara tepat.
LANJUTAN…
3. Fungsi kepegawaian terdiri dari perekrutan, wawancara,
perekrutan, dan orientasi staf. Penjadwalan, staf
pengembangan, sosialisasi karyawan, dan pembangunan
tim juga sering dimasukkan sebagai fungsi kepegawaian.
4. Pengarahan terkadang mencakup beberapa fungsi
kepegawaian. Namun, fungsi fase ini biasanya
memerlukan tanggung jawab manajemen sumber daya
manusia, seperti memotivasi, mengelola konflik,
mendelegasikan, berkomunikasi, dan memfasilitasi
kolaborasi.
5. Fungsi pengendalian meliputi penilaian kinerja,
akuntabilitas fiskal, pengendalian kualitas, hukum dan
kontrol etis, dan kontrol profesional dan kolegial
D. SISTEM MANAJEMEN KEPERAWATAN PADA
TINGKAT RUNGAN
E. SEJARAH PERSPEKTIF ILMU
MANAJEMEN
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen Ilmu
manajemen, seperti keperawatan, mengembangkan dasar
teori dari banyak disiplin ilmu, seperti bisnis, psikologi,
sosiologi, dan antropologi. Karena organisasi itu
kompleks dan beragam, pandangan para ahli teori apa itu
manajemen yang sukses dan apa yang seharusnya diubah
berulang kali dalam 100 tahun terakhir. Pandangan para
ahli teori tentang apa itu manajemen yang sukses dan
apa yang seharusnya diubah berulang kali dalam 100
tahun terakhir.
F. ILMU MANAJEMEN

Frederick W. Taylor adalah salah seorang


tokoh dari bidang ilmu manajemen. Pada
awal tahun 1900-an, ia mengemukakan
bahwa teori manajemen diibaratkan
sebagai suatu mesin. Penekanan utamanya
adalah produksi yang efisien dan cepat.
Motivasi pekerja dan manajemen
dipengaruhi kepuasan dalam bekerja sama
untuk meningkatkan produksi.
LANJUTAN…
Taylor dalam bukunya The Principles of Scientific
Management (1911) menganjurkan bahwa pekerjaan
harus dipelajari secara ilmiah untuk menentukan jalan
terbaik dalam melaksanakan setiap tugas. Prinsip yang
dianut adalah menghasilkan produksi semaksimal
mungkin dengan pengeluaran energi yang minimal.
Manajemen ilmiah ini membutuhkan revolusi mental dan
tanggung jawab moral yang tinggi dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain, semua
kegiatan harus direncanakan sebaik mungkin baik dari
segi keuntungan maupun kerugiannya berdasarkan
parameter-parameter ilmiah yang telah ditetapkan.
G. MANAJEMEN HUBUNGAN ANTAR
MANUSIA (1930-1970)
Manajemen Hubungan Manusia (1930 hingga 1970)
Selama tahun 1920-an, kerusuhan pekerja berkembang.
Revolusi Industri telah menghasilkan sejumlah besar
pekerja yang relatif tidak terampil yang bekerja di
pabrik-pabrik besar untuk tugas-tugas khusus. Dengan
demikian, ilmuwan manajemen dan teori organisasi
mulai melihat peran kepuasan pekerja dalam produksi.
Hubungan manusia ini Era mengembangkan konsep
manajemen partisipatif dan humanistik, menekankan
orang daripada mesin.
LANJUTAN…
Mary Parker Follett (1926) adalah salah satu ahli
teori pertama yang menyarankan prinsip-prinsip dasar
tentang apa yang akan terjadi sekarang disebut
pengambilan keputusan partisipatif atau manajemen
partisipatif. Dalam esainya “The Giving of Orders,”
Follett mendukung keyakinannya bahwa manajer harus
memiliki wewenang dengan, bukan atas, karyawan.
Dengan demikian, solusi dapat ditemukan yang
memuaskan kedua belah pihak tanpa memiliki satu sisi
mendominasi yang lain. Era hubungan manusia juga
berusaha untuk memperbaiki apa yang dianggap sebagai
kelemahan utama dari sistem birokrasi—kegagalan
untuk memasukkan “elemen manusia
LANJUTAN…
Douglas McGregor (1960) memperkuat ide-ide ini
dengan berteori bahwa sikap manajerial tentang
karyawan (dan, karenanya, bagaimana manajer
memperlakukan karyawan tersebut) dapat berkorelasi
langsung dengan kepuasan karyawan. Dia memberi label
ini Teori X dan Teori Y. Manajer Teori X percaya bahwa
karyawan mereka pada dasarnya malas, butuh
pengawasan dan arahan yang konstan, dan acuh tak acuh
terhadap kebutuhan organisasi.
LANJUTAN…
McGregor (1960) dan Mayo (1953) dengan mengatakan
bahwa dominasi manajerial menyebabkan pekerja
menjadi putus asa dan pasif. Dia percaya bahwa jika
harga diri dan kemandirian perlu tidak terpenuhi,
karyawan akan menjadi putus asa dan merepotkan atau
mungkin meninggalkan organisasi. Argyris menekankan
perlunya fleksibilitas dalam organisasi dan partisipasi
karyawan dalam pengambilan keputusan.
LANJUTAN…
Teori Kepemimpinan Interaksional (1970 hingga
Sekarang) Premis dasar teori interaksional adalah bahwa
perilaku kepemimpinan umumnya ditentukan oleh
hubungan antara kepribadian pemimpin dan situasi
tertentu. Schein (1970), sebuah interaksional ahli teori,
adalah orang pertama yang mengusulkan model manusia
sebagai makhluk kompleks yang lingkungan kerjanya
sistem terbuka yang mereka tanggapi. Sebuah sistem dapat
didefinisikan sebagai satu set objek, dengan hubungan
antara objek dan di antara atributnya. Suatu sistem
dikatakan terbuka jika terjadi pertukaran materi, energi,
atau informasi dengan lingkungannya. Model Schein,
berdasarkan teori sistem, memiliki asumsi sebagai berikut:
LANJUTAN…
 Orang-orang sangat kompleks dan sangat bervariasi.
Mereka memiliki banyak motif untuk melakukan
sesuatu. Sebagai contoh, kenaikan gaji mungkin berarti
status bagi satu orang, keamanan bagi orang lain, dan
keduanya bagi orang ketiga.
 Motif orang tidak tetap; sebaliknya, mereka berubah
seiring waktu.
 Tujuan dapat berbeda dalam berbagai situasi. Misalnya,
tujuan kelompok informal mungkin sangat berbeda dari
77 tujuan kelompok formal.
LANJUTAN…
 Kinerja dan produktivitas seseorang dipengaruhi oleh
sifat tugas dan kemampuannya, pengalaman, dan
motivasi.
 Tidak ada strategi kepemimpinan tunggal yang efektif
dalam setiap situasi.
Sekian
&
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai