Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN KONSEP

MANAJEMEN

PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN


Manajemen konvensional .
Artinya manajer di dalam menghadapi sesuatu masalah, memecahkan masalah
dengan berdasarkan pada tradisi. Manajer sangat memegang peranan penting, tetapi cara
ini kurang efektif dan kurang efisien untuk dijalankan.

Manajemen sistematis
Merupakan salah satu langkah menuju manajemen berdasarkan ilmu di dalam
memecahkan sesuatu masalah yang dihadapinya, manajer mendasarkan dirinya pada
pengalamannya dan juga pengalaman orang lain.

Manajemen secara Ilmu


Manajemen secara ilmu mempelajari dengan seksama persoalan-persoalan yang
dihadapi, membuat suatu standar untuk bekerja, mengumpulkan bahan-bahan dan cara
untuk menyelesaikan masalah, serta memeriksa kembali cara penyelesaian masalah.
Dengan demikian, manajemen yang berdasarkan ilmu dengan cara berupa pengamatan
dan analisis yang logis, yang menuju pada suatu rencana yang efektif.

Menurut klasifikasi dari Harbinson dan Myer dalam bukunya “Management in


Industrial World” terdapat tiga managerial elite.
Patrimonial management
Ada pada perusahaan yang dimiliki oleh anggota-anggota keluarga, di dalam
kedudukan penting sebagian besar hierarki jabatan organisasi ditangan anggota-anggota
keluarga tersebut.
Political management
Suatu bentuk berupa kedudukan penting dan pokok dalam organisasi dipegang
oleh orang-orang yang mempuyai hubungan politik dan didasarkan oleh loyalitas kepada
suatu partai tertentu. Contoh kira-kira tahun 1920 di Rusia, tegasnya setelah revolusi
Oktober 1917 pemimpin politik di Rusia tidak dapat mempercayakan lagi pelaksanaan
program partainya kepada manajer-manajer yang memegang peranan sebelum revolusi
1017. kemudian mereka menetapkan anggota-anggota partai di atas para manajer,
maksudnya agar mempunyai pengaruh langsung atas pelaksanaan program.
Profesional management
Kedudukan yang strategis dan penting diserahkan kepada mereka yang
memberikan bukti atas kecakapannya. Jadi bukan didasarkan pada hubungan keluarga
atau partai politik. Pemberian kedudukan di dalam professional management ialah atas
dasar jasa dan hasil yang mereka berikan dalam mengembangkan suatu organisasi atau
usaha.
Di Indonesia saat ini, bahkan di manapun ada kecondongan bahwa para manajer
merupakan suatu golongan profesi. Contoh manajemen sebagai profesi di Rusia dan
Amerika serikat. Di Rusia, para manajer yang melaksanakan rencana-rencana di berbagai
bidang dan kepada mereka yang diberikan tempat, fasilitas dan insentif yang besar sekali.
Mereka diberi ‘bonus’ yang jauh lebih besar dari pada pekerja. Ini menyebabkan menjadi
lebih ‘elite’. Akhirnya, ditempatkanlah anggota-anggota partai di atas para manajer
sehingga di Rusia berlaku tipe profesi yang didasari oleh political management. Di
Amerika Serikat tampak ada suatu pemisahan dalam perusahaan-perusahaan antara
pemilik dan manajer sehingga mempercepat timbulnya manajemen sebagai profesi
Pertanyaan diskusi:
Dari ketiga jenis manajerial elite, manakah yang terbaik dan apakah alasannya?

Pelopor Ilmu Manajemen


Berikut ini para pionir (pioneer) scientific management yang sangat besar jasanya
dan meletakkan dasar dasar manajemen secara ilmu.Pelopor tersebut digolongkan ke
MAZHAB KLASIK, MAZHAB PERILAKU dan MAZHAB ILMU MANAJEMEN.

Kelompok mazhab klasik yaitu:


Charles Babbage (1792-1871)
Matematikawan atau mathematician University Cambrige, yang menaruh
perhatian di bidang Manajemen. Bukunya “The Economy for Manufacture”.
Pendapatnya, ada prinsip-prinsip manajemen dan itu ditentukan melalui pengalaman.
Selain itu, ia menganjurkan supaya terjadi pertukaran pengalaman, antara manajer dalam
menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Demikian pula ia menaruh perhatian basar
terhadap ‘Division of Labour”. Masalah pembagian tugas/kerja ini menurutnya
merupakan suatu prinsip utama dalam ekonomi industri. Bila seseorang membatasi
bidang pekerjaannya akan memudahkan dan menambah gairah kerja.
Selanjutnya, ia mengemukakan beberapa kebaikan dari “division of labour”.
1. Tentang waktu yang dibutuhkan untuk belajar
2. Bila seseorang pindah dari suatu pekerjaan ke pekerjaan banyak waktu yang akan
terbuang.
3. Keahlian terus meningkat akibat proses yang berulang-ulang.
4. Karena perhatian yang terus menerus pada suatu objek, hal ini memungkinkan
timbulnya perhatian untuk memperbaiki alat-alatnya.

Frederick Winslow Taylor A. S. (1856-1915)


F. W. Taylor, manajer dan penasehat perusahaan sering dianggap sebagai
Scientific management. Buku “The Principles of Scientific Management” diterbitkan
pada 1911.
Penemuannya terutama tentang efisiensi manusia bekerja dengan mesin-mesin
dengan jalan penyelidikan waktu dan gerak (time and motion study), menjadi scientific
management antara lain dia mengemukakan empat prinsip, yaitu:
1. Melenyapkan system coba-coba untuk unsur-unsur para pekerja harus diterapkan
kemajuan Ilmu Pengetahuan
2. Memilih pekerja yang terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya melatih dan
mendidiknya.
3. Setiap petugas menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan.
4. Membagi pekerjaan yang sebaik-baiknya antara pemimpin dan petugas-petugas.

Mengenai posisi manajer, Taylor berpendapat sebagai berikut:


“…under scientifist is management, manager is more than the servant of the men, the
men are servant of manager. I can say the sense of obligation on the part of the
management is more than the part of the men”.

Henry Fayol (1841-1925)


Pionir manajemen yang disejajarkan dengan F. W. Taylor adalah Henry Fayol dari
Prancis. Mereka bersama-sama berpendapat, ada prinsip-prinsip manajemen tertentu dan
ini dapat dipelajari dan diajarkan. Perbedaannya, Henry Fayol menjuruskan perhatiannya
kepada pimpinan tingkat atas, sedangkan Taylor menitikberatkan perhatiannya Pendapat
itu bertentangan dengan pendapat umum, seperti pegawai dianggap sebagai pelayan bagi
atasannya. Selanjutnya ia berpendapat, bahwa di dalam scientific management, tugas
manajer adalah untuk mengetahui apa yang terbaik, yaitu dengan cara penganalisaan,
observasi dan percobaan. Taylor mangadakan percobaan untuk mengetahui berat muatan
sekop terbaik agar dapat menyekop sebaik dan semudah-mudahnya. Di dalam percobaan
dari berat 38 pon menuju ke berat 34,28 dan 21 pon. Pada berat 21 pon ternyata paling
mudah dilakukan pekerja.
Dengan penyelidikan semacam ini, Taylor berhasil memisah-misahkan jabatan-
jabatan ke dalam bagian-bagian dan melatih orang untuk spesialisasi, sehingga mereka
semakin cakap dalam tugasnya masing-masing. Maka dimulai penyelidikan keilmuan
tentang metode-metode data guna yang membawa revolusi manajemen. Namun, titik
berat sebagian besar pada pekerjaan, dan sangat sedikit perhatian terhadap pekerja
sehingga timbul kelesuan gairah kerja. Sebagaimana disebutkan dalam pembicaraan
bentuk-bentuk organisasiTaylor, system organisasinya disebut organisasi fungsional dan
system lainnya, system upah yang disebut, “Pimpinan menengah dan rendah”. Pada
tahun 1908 Fayol menerbitkan bukunya “Administration Industrille et General”, yang
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, “General and industrial Management”.
Buku ini merupakan hasil praktek dan studi di bidang manajemen selama lebih dari 50
tahun.

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
1. Division of work (Pembagian Kerja):
The right man in the right place

2. Authority and Responsibility (Wewenang dan Tanggung Jawab)


Setiap karyawan diberi wewenang untuk melaksanakan pekerjaan dan setiap
wewenang tersebut diikuti oleh pertanggungjawaban. Semakin kecil wewenang,
semakin kecil pertanggungjawabannya. Manajer puncak memiliki wewenang dan
pertanggungjawaban terbesar. Ia wajib memiliki keahlian dan kepemimpinan yang
tinggi.
3. Discipline (Disiplin)
Pemegang wewenang harus menanamkan disiplin kepada dirinya sendiri dan
bawahannya (jika memiliki bawahan),sehingga rasa tanggung jawab terhadap
pekerjaannya akan timbul.

4. Unity of Command (Kesatuan Perintah)


Setiap pekerja hanya menerima intruksi tentang kegiatan tertentu hanya dari seorang
atasan. Sangat penting, agar tidak ada tumpang tindih tugas dan tidak menimbulkan
kebingungan.

5. Unity of Direction (Kesatuan Pengarahan)


Setiap karyawan harus tahu dari mana dia mendapatkan wewenang untuk
melaksanakan pekerjaan, batas wewenangnya serta tanggung jawabnya agar ia tidak
menimbulkan kesalahan.

6. Kepentingan Organisasi
Mendahulukan kepentingan organisasi dari pada kepentingan individu, dengan cara
memahami bahwa dengan mementingkan kepentingan organisasi, maka
kepentingan individu juga akan terwujud. Untuk itu sangat penting agar setiap
karyawan senang dan nyaman bekerja sehingga terwujud kedisiplinan.

7. Sistem Penggajian Pegawai


Prinsip upah lebih untuk prestasi lebih, dan upah sama untuk prestasi sama.

8. Centralization (Pemusatan Wewenang)


Prinsip ini akan menciptakan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan dan
menimbulkan keselarasan tugas. Yang perlu diingat, dengan prinsip ini, tidak
menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority) dalam
organisasi.

9. Hirarki
Hirarki (susunan pangkat) diukur dari wewenang terbesar (manajer puncak) dan
seterusnya ke bawah. Dengan adanya hirarki, setiap karyawan akan mengetahui dari
siapa ia mendapat perintah dan kepada siapa ia harus bertanggung jawab.
10. Ketertiban
Setiap orang harus memiliki disiplin yang tinggi agar timbul ketertiban dalam
organisasi.

11. Egnity (Keadilan dan Kejujuran)


Merupakan syarat agar organisasi dapat mencapai tujuannya.

12. Stabilitas Kondisi Karyawan


Dapat terwujud jika terjadi ketertiban dan kedisiplinan.

13. Inisiatif
Setiap pekerja harus diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya dan diberi
kebebasan untuk merencanakan dan menjalankan tugasnya secara kreatif walaupun
memungkinkan terjadi kesalahan.

14. Semangat Kesatuan


Prinsip ini menekankan bahwa pada dasarnya kesatuan adalah sebuah kekuatan.
Pelaksanaan operasional organisasi perlu memiliki kebanggaan, kesetiaan, dan rasa
memiliki dari para anggota yang tercermin pada semangat korps/kebersamaan.

Henry Fayol, seorang industrialis Perancis, merupakan kontributor utama dalam


kelompok ini. Menariknya, dia tidak dikenal oleh para pebisnis dan praktisi manajemen
selama hidupnya hingga bukunya yang berjudul General and Industrial Management
diterjemahkan ke bahasa inggris pada tahun 1930. berdasarkan pengalamannya,
manajemen sangat memerlukan proses pengarahan yang dilakukan secara sistematis di
antara pekerja dan manajer agar produktivitas organisasi secara keseluruhan meningkat.
Jadi, tak hanya produktivitas individu saja yang diubah, tetapi juga produktivitas antar
individu, antarpekerja, dan termasuk juga antarmanajer. Selain kontribusinya tersebut,
Fayol juga termasuk tokoh pertama yang memperkenalkan kegiatan-kegiatan operasional
dari sebuah perusahaan, yaitu kegiatan teknis, kegiatan komersial, kegiatan keuangan,
kegiatan keamanan, kegiatan akuntansi dan kegiatan manajerial. Adapun kegiatan
manajerial yang dimaksud adalah kegiatan yang terdiri dari fungsi-fungsi manajemen,
yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian perintah
(directing), pengoordisasian (coordinating), serta pengawasan dan pengendalian
(controlling). Fayol meyakini bahwa keseluruhan fungsi manajemen ini merupakan inti
dari kegiatan manajemen. Jika kita perhatikan pula, hampir seluruh buku-buku
manajemen (tidak terkecuali buku yang sedang Anda baca ini) sebagaimana
keyakinannya, selalu memasukkan fungsi-fungsi manajemen sebagai inti dari kegiatan
manajemen dan merupakan kegiatan utama yang terkait dengan tugas seorang manajer.
Selain Fayol, Lyndall Urwick menekankan pentingnya fungsi-fungsi manajemen
dalam kegiatan organisasi. Setelah menyelesaikan kariernya sebagai kepala angkatan
bersenjata di Inggris, Urwick lebih dikenal sebagai ahli dan konsultan manajemen. Diaa
melakukan integrasi atau penggabungan teori manajemen ilmiah sebagaimana dikenalkan
oleh Taylor dan pasangan Gilberth dengan apa yang telah dikenalkan oleh Taylor dan
pasangan Gilbert dengan apa yang telah dikenalkan oleh Fayol. Diantara kontribusinya
adalah lahirnya semacam panduan guidelines bagi pelaksanaan fungsi manajemen
terdahulu daripada kontribusinya mengenai fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi.
Sekalipun Max Weber hidup sezaman dengan Fayol dan Urwick, namun
kontribusinya dalam teori manajemen baru dikenali setelah tahun 1947, dimana karyanya
diterjemahkan ke bahasa inggris pada tahun tersebut. Weber, seorang ahli sosiologi dari
Jerman, memberikan kontribusi mengenai pentingnya birokrasi dan prosedur dalam
kegiatan manajemen. Birokrasi dan prosedur merupakan salah satu kegiatan manajemen
yang harus dilakukan agar keseluruhan organisasi bias dijalankan dengan lancar dan
mencapai tujuannya. Birokrasi juga merupakan alat untuk mengintegrasikan keseluruhan
struktur dalam sebuah organisasi sehingga antara satu sama lain nya dapat berjalan kea rah
tujuan yang sama sehingga organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Tokoh-tokoh yang lain


Demikian tokoh penting “scientific management “ yang sebenarnya sebelum
dasar-dasr pemikiran kea rah itu dirintis oleh Robert Owen (1771-1858). Hendry
Meccalve (1874-1917), seorang kapten militer yang memajukan dan menerapkan metode-
metode yang diterkannya. Menurut pendapatnya ada sesuatu “science of administration”
atau ilmu pengetahuan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip ini
diperoleh dengan pencatatan, pengawasan dan perbandingan.
Robert Owen dianggap sebagai “Bapak manajemen personalia”. Perhatiannya
dipusatkan baik kepada produksi mesin maupun faktor produksi tenaga kerja. Ia
menyimpulkan, bila dilakukan terhadap tenaga pekerja yang diberikan perawatan dan
perhatian oleh pimpinan seperti halnya perawatan mesin maka para pekerja merasa lebih
diperhatikan.

Mazhab perilaku
Para manajer menemukan bahwa dengan pendekatan klasik ,efesiensi produksi dan
keselarasan kerja yang sempurna tidak dapat terwujud. Seringkali para bawahan kurang
mengikuti pola prilaku yang rasional dalam bekerja. Para pakar dibawah ini berusaha
memperkuat teori organisasi klasik dengan wawasan sosiologi dan psikologi.
a. Hugo Munsterberg (1865-1916)
Dalam bukunya Psychology and industrial efeciency ditemukan bahwa
peningkatan produktifitas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Menemukan orang yang trebaik
2. Menciptakan pekerjaan yang terbaik
3. Menggunakan pengaruh psikologis untuk memotivasi bawahan

b. Elton mayo (1880-1949)


Para bawahan mau bekerja keras apabila mereka yakin bahwa kesejahteraan
mereka diperhatikan. Dan kelompok kerja informal memiliki pengaruh besar terhadap
produktifitas.

Mazhab ilmu Manajemen


Munculnya mazhab ilmu manajemen dilatarbelakangi lahirnya riset operasi yang
dibentuk oleh pemerintah inggris untuk menghadapi sejumlah permasalahan baru yang
rumit dalam peperangan yang harus segera dipecahkan.

Rangkuman
Seorang Manajer memecahkan masalah manajemen dapat dengan cara manajemen
konvensional, manajemen sistematis, atau manajemen secara Ilmu. Sistem
managerial elite dalam mengelola organisasi terdiri dari sistem patrimonial
manajemen, political management, professional management. Perkembangan konsep
manajemen dipelopori oleh aliran mazhab klasik yang pelopornya adalah Charles
babbage, Frederik W Taylor, Henry Fayol. Mazhab perilaku terdiri dari Hogu
Munsterberg, Elton Mayo. Mazhab ilmu manajemen dilahirkan oleh beberapa ahli
yang tujuan untuk memecahkan masalah manajemen.

Anda mungkin juga menyukai