Anda di halaman 1dari 14

TUGAS TUTORIAL 3

STUDI KOMPARATIF PENDIDIKAN DASAR


(MPDR5302)

Disusun Oleh:
HASIMUR
NIM. 530047475

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA
2021
NASKAH
TUGAS TUTORIAL KE-3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

Nama Mata Kuliah : Studi Komparatif Pendidikan Dasar di Berbagai Negara


Kode Mata Kuliah : MPDR5302
Jumlah sks : 3 sks

Skor
No Tugas Tutorial Maksim
al
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pembelajaran tematik terpadu dan 20
bagaimana aplikasinya di pendidikan dasar!

JAWABAN
A. Konsep Pembelajaran Tematik

Penetapan pembelajaran tematik dalam pembelajaran di kelas rendah SD tidak


terlepas dari perkembangan akan konsep pendekatan terpadu itu sendiri. Karena
pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan terapan dari pembelajaran
terpadu. Pendekatan terpadu berawal dari konsep interdisipliner dalam
kurikulum terpadu yang dikemukakan oleh Jacob (1989). Kurikulum terpadu
cenderung lebih memandang bahwa suatu pokok bahasan harus terpadu
(integrated) secara menyeluruh. Keterpaduan ini dapat dicapai melalui
pemusatan pelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternatif pemecahan
melalui berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang diperlukan. Sehingga
batas-batas antara mata pelajaran dapat ditiadakan. Kurikulum terpadu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara kelompok maupun
individu dengan lebih memberdayakan masyarakat sebagai sumber belajar,
memungkinkan pembelajaran bersifat individu terpenuhi. Pendekatan terpadu
menekankan pada keterkaitan (linkages) dan keterhubungan (relationship) antar
berbagai disiplin. Sifat keterhubungan antar disiplin itu pada kenyataannya
melahirkan sejumlah variasi, yang memiliki makna yang tidak persis sama
( Jacob, ED.,1989).diantaranya adalah sebagai berikut . a. Paralel disiplin ;
Pembelajaran yang mengurutkan suatu pelajaran dengan pelajaran lain
berkenaan dangan suatu isu atau konsep yang sama . b. Lintas disiplin atau
crossdisciplinary ; Pembelajaran yang memandang satu bidang studi dari
perspektif bidang studi lain Pluridisiplin ; Pembelajaran yang menghubungkan
antar dua bidang studi yang berbeda dengan menggunakan sebuah tema. d.
Multidisplin ; Pembelajarn yang bertolak dari suatu tema dengan mengusung
satu bidang studi inti, dan menyertakan pula bidang studi lain. Tak ada upaya
untuk menghubungkan antarbidang studi. e. Interdisiplin ; Pembelajaran yang
secara sadar menghubungkan tujuan ,isi, dan kegiatan belajar dari berbagai
bidang studi yang berbeda untuk menggali sebuah tema f. Keterpaduan hari
atau integrated-day; Progam pembelajaran sehari (full day progam) yang
didasarkan atas tema utama dan masalah yang muncul dari dunia anak.
Penekananya pada suatu pendekatan organic terhadap kehidupan kelas yang
berfokus pada kurikulum yang digali dari pernyataan dan minat anak. g.
Progam lengkap atau complete progam ; Pembelajaran yang bertolak dari
kurikulum yang bersumber dari kehidupan siswa. Ini adalah bentuk terekstrim
dari interdisiplin dan progam intergratif yang total karena kehidupan siswa
sama dengan sekolah. Bertolak dari konsep pendekatan terpadu yang dianut
Jacob tersebut, Fogarty (1991:14) menyatakan bahwa ada 10 model integrasi
pembelajaran, yaitu model fragmented, connected, nested, sequenced, shared ,
webbed, threaded, integrated, immersed, dan networked. Modelmodel itu
merentang dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit, mulai dari
separadetsubject sampai eksplorasi kerpaduan antar aspek dalam satu bidang
studi (model fragmented, connected nested), model yang menterpadukan antar
berbagai bidang studi (model sequenced, shared,webbed, threaded, intergrated),
hingga menterpadukan dalam diri pembelajar sendiri dan lintas pembelajar
(model immersed dan network). Konsep dari masing masing model tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Model fragmented; pengajaran bidang studi terpisah dari bidang studi
lain. Matematika bukan sejarah, bahasa bukan seni,dsb. Model
tradisional merupakan prioritas guru sebelum mereka beralih kelintas
disiplin.
2) Model connected; aspek aspek pelajaran dalam satu bidang studi
dihubungkan dari suatu topic lain, konsep- konsep, keterampilan ke
keterampilan, melalui gagasan yang berhubungan secara eksplisit.
3) Model nested; pengajaran suatu bidang studi dengan target berbagai
keterampilan social, keterampilan berpikir, dan keterampilan tentang
substansi khusus.
4) Model sequenced; pelajaran suatu topic atau unit didata ulang dan
diurutkan bertepatan antara satu bidang studi dengan yang lainya.
Contoh, bahasa menyajikan novel tertentu yang mencerminkan periode
sejarah tertentu, dan guru sejarah tertentu, dan guru sejarah mengajarkan
periode sejarah yang sama. Aktivitas masing masing kegiatan
mempertinggi yang lain.
5) Model shared;pembelajaran bertolak dari dua displin yang berbeda,
yang memiliki ketumpangtindihan konsep atau aketerampilan untuk
memikat keterpaduan pembelajaran
6) Model webbed; pembelajaran merepresentasikan pendekatan tematik
untuk menterpadukan bidang studi. Sutau tema di kembangkan seperti
jaring laba-laba, untuk menurunkan topic, konsep, dan gagasan yang
selaras dalam berbagai bidang studi.
7) Model threaded; pembelajaran sutau keterampilan (keterampilan
berpikir, kerja sama, belajar, mengorganisasikan, social, dsb.) disajikan
melalui berbagai bidang studi. Model ini berfokus pada metakurikuler
atau perilaku metakognitif sehingga siswa dapat belajar tentang
bagaimana \belajar. misalnya, keterampilan berpikir hubungan sebab
akibat diajarkan dalam matematika, IPS, bahasa, dan sains. Tak ada
penekanan terhadap penerjadian hubungan antar mata pelajaran.
8) Model integrated; pembelajaran bertolak dari ketumpangtindihan
konsep keterampilan dan sikap pada semua bidang studi
9) Model immersed; pembelajaran semua bidang studi bertolak dari kaca
mata, sudut pandang , pengalaman, dan keahlian pebelajar. Bisa jadi
hasilnya terlalu dangkal atau sempit, tergantung pada kapasitas
pebelajar. Tetapi, keadaan ini menjadikan pebelar memahami cara
pandang dan kemampuanya sendiri.
10) Model networked; pembelajaran beranjak dari kaca mata seluruh
pebelajar dan para ahli dalam berbagai bidang studi terkait. Karakter
model ini membutuhkan input dari luar., sehingga apa yang telah
dipikirkan pebelajar.menjadikan sesuatu yang baru dari segi perspektif,
lebih luas, atau, mengakibatkan perbaikan gagasan. dalam mencari
pengetahuan, pebelajar akan tergantung pada jaringan sebagai sumber
informasi yang utama, yang kemudian mereka saring kembali dngan
kaca mata kehlian dan pengalaman mereka. Pebelajar melakukan proses
intergrasi melalui seleksi terhadap sesuatu yag di perlukannya.

B. Pengertian Pembelajaran Tematik


Ada banyak ahli yang memberikan pengertian tentang pembelajaran tematik,
diantaranya adalah menurut Joni.T.R (1996;3) yang mengartikan pembelajaran
tematik sebagai suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik
secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan
konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
Pembelajaran tematik akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau
eksplorasi tema menjadi pengendali dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
berpartisipasi dalam eksplorasi tema maka siswa akan sekaligus belajar tentang
proses dan isi beberapa mata pelajaran secara serempak.
Senada dengan pendapat di atas, menurut Hadi Subroto (2000;9), pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu tema tertentu yang
mengaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan
konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan baik dalam satu
bidang studi atau lebih dan dengan beragam pengalaman belajar sehingga
pembelajaran menjadi semakin bermakna.
Sedangkan menurut Sukmadinata (2004;197) lebih memandang pembelajaran
tematik sebagai suatu model pembelajaran dengan fokus pada bahan ajaran.
Bahan ajaran disusun secara terpadu dan dirumuskan dalam bentuk tema-tema
pembelajaran. Tema yang dimaksud adalah pokok pikiran atau gagasan pokok
yang menjadi inti pembicaraan.
Dari beragam pengertian di atas tentang model pembelajaran tematik, maka
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran tematik adalah pembelajaran
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman belajar bermakna kepada peserta didik di SD
kelas rendah. Pembelajaran tematik akan terjadi jika eksplorasi dari suatu tema
yang merupakan inti dalam pembelajaran berjalan secara wajar. Selain itu
dibutuhkan juga peran aktif siswa dalam eksplorasi tema tersebut agar dapat
dipelajari dengan mudah. Kegiatan pembelajaran akan berlangsung diseputar
tema kemudian akan membahas konsep-konsep pokok yang terkait dengan
tema yang diusung.
C. Aplikasi Pembelajaran Tematik di SD
Pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar tentunya memberikan
berbagai Aplikasi baik dari segi guru, siswa, sarana dan prasarana sampai
kepada proses pembelajarannya

a. Aplikasi bagi guru Dalam pembelajaran tematik memerlukan guru yang


lebih kreatif baik dalam hal menyiapkan kegiatan pembelajaran, juga
dalam hal pemilihan kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan
mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik,
menyenangkan dan utuh.
b. Aplikasi bagi siswa Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik
memberikan peluang untuk pengembangan kreativitas. Hal ini disebabkan,
pembelajaran tematik menekankan pada pengembangan kemampuan
analitik terhadap konsep-konsep yang dipadukan. Aktivitas pembelajaran
lebih banyak berpusat kepada siswa sehingga menuntut siswa untuk lebih
aktif. Siswa harus siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual,
berpasangan, kelompok ataupun klasikal. Siswa juga harus memiliki
kesiapan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara
aktif, misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian
sederhana dan pemecahan masalah.
c. Aplikasi bagi sarana dan prasarana pembelajaran tematik pada hakekatnya
menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk
aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsipprinsip secara
holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan
berbagai sarana dan prasarana belajar. Pembelajaran tematik perlu
memanfaatkan berbagai sumber belaajr baik yang sifatnya didesain secara
khusus untuk keperluan pelaksanaaan pembelajaran (by design) maupun
sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by
utilization). Pembelajaran tematik juga perlu mengoptimalkan penggunaan
media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep yang abstrak. Dalam pelaksanaannya,
pembelajaran tematik di SD masih dapat menggunakan buku ajar yang
sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan
pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar
yang terintegrasi.
d. Aplikasi terhadap pengaturan ruang Dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik perlu untuk melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar
menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi penataan yang
disesuaikan dengan tema yang sedang diajarkan, susunan bangku yang
dapat diubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang
sedang berlangsung dan ada kalanya jika diperlukan peserta didik tidak
selalu duduk di kursi akan tetapi dapat juga duduk di tikar atau karpet.
Kegiatan pembelajaran tematik hendaknya bervariasi dan dapat
dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dinding kelas
dapat juga dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan
dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Alat, sarana dan sumber belajar
hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk
menggunakan dan menyimpannya kembali.
e. Aplikasi terhadap proses pembelajaran Pembelajaran tematik dalam
implementasinya menuntut dilakukan berbagai variasi kegiatan dengan
menggunakan ulti metode. Metode yang dapat digunakan dalam
pembelajaran tematik misalnya percobaan, bermain peran, penelitian
sederhana, demonstrasi, tanya ajwab dan bercakap-cakap.
2. Jelaskan keunggulan pembelajaran menggunakan sistem tematik terpadu! 30

JAWABAN
Pembelajaran tematik adalah pendidikan yang menggabungkan antara satu
bidang studi dengan bidang studi lain sehingga menjadi satu tema untuk
diajarkan kepada peserta didik sehingga memberikan pengalaman bermakna
kepada peserta didik. Pembelajaran tematik dibuat karena proses berpikir anak
yang konkret tidak di kelompokkan membuat Pembelajaran tematik ini sangat
cocok dipelajari di sekolah dibanding pembelajaran KTSP yang disesuai
dengan dengan mengelompokkan mata pelajaran yang tidak sesuai dengan
perkembangan otak anak yang masih konkret.
Ada beberapa keunggulan dari pembelajaran Tematik, yaitu:
1. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak (berpikir secara
holistik dari hal-hal yang nyata atau konkret)
2. Menyenangkan, karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak (belajar
sambil bermain yang diintergrasaikan melalui berbagai metode yang
digunakan pada proses pembelajaran)
3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna
(melalui pembelajaran berbasis konstruktivis)
4. Mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi
5. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam berkerja sama (melalui
pembelajaran dengan cooperative learning)
6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan
orang lain (siswa diposisikan aktif pada pembelajaran berbasis
konstruktivis dengan metode diskusi, tanya jawab, peresentasi, dan lain-
lain)
7. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang ditemui (pada proses pembelajaran siswa
dihadapkan pada permasalahan-permasalahan nyata dalam kehidupan)

3. Bagaimana aplikasi penilaian sistem tematik terpadu pendidikan di Indonesia? 50


Apakah terdapat perbedaan dan persamaan dengan sistem penilaian di negara
maju lainnya? Jelaskan!

A. Penelaian Sistem Tematik Terpadu


Secara teknis, penilaian bisa dilakukan dengan cara – cara berikut :
1. Melihat kompetensi yang ingin dicapai pada kurikulum.
2. Memilih alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai.
3. Mempertimbangkan kondisi anak, manakala penilaian sedang
berlangsung.
Untuk menilai proses pembelajaran terpadu, akan banyak digunakan bentuk
instrumen yang bersifat non tes. Bentuk penilaian alternatif dengan teknik
nontes, dapat berupa: catatan sekolah, cuplikan kerja, portofolio, wawancara,
observasi, jurnal, rubrik, dan catatan anecdotal serta digunakan juga penilaian
skala.
Sampai saat ini sistem penilaian disekolah umumnya menggunakan teknik tes.
Penilaian dengan menggunakan teknik ini disebut penilaian konvensional.
Teknik tes ini tidak selengkapnya dapat menggambarkan kemajuan belajar
siswa secara menyeluruh, sebab laporan itu berupa angka-angka atau huruf-
huruf dan gambaran maknanya sangat abstrak. Untuk melengkapi gambaran
kemajuan belajar siswa, guru dapat menggunakan teknik lain yang sudah kita
kenal sebagai teknik nontes. Penilaian dengan teknik nontes ini kita sebut
penilaian alternatif. Penilaian alternatif di pakai sebagai  penunjang dalam
memberikan gambaran dan kemajuan belajar siswa secara menyeluruh.
     Penilaian dalam pembelajaran terpadu merupakan program penilaian yang
dilakukan secara berkesinambungan untuk keberhasilan pembelajaran yang
telah dilakukan. Secara umum, tujuan penilaian adalah (1) untuk menilai
pembelajaran di kelas; (2) untuk meningkatkan pembelajaran dan kualitas
belajar siswa dan bukan sekedar menentukan skor, oleh karena itu, penilaian
merupakan suatu strategi pengumpulan dan penganalisisan informasi yang
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan semua aspek
pembelajaran (Morrow, 1990).

Penilaian pembelajaran terpadu sebagaimana dikemukakan diatas


mencakup penilain terhadap proses dan produk dengan sasaran peserta didik
dan guru berkaitan dengan program pengajarannya. Penilaian ini harus
dilakukan secara informal, rasional, dan tidak rancu sebagaimana dikemukakan
Mathews (1989) berikut ini.
1.    Penilain Proses
Sasaran yang dinilai dalam penilaian proses adalah tingkat efektivitas
kegitan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.
Penilaian proses merupakan upaya mengumpulkan informasi tantang
kemajuan belajar siswa yang selanjutnya digunakan untuk keperluan
perbaiakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Penilaian proses dari:
a. Penilaain terhadap siswa
      Penilaian terhadap siswa sebagai pelajar mencakup penilaian yang
berkaitan dengan:
1)   Perkembangan konseptual anak;
2)   Tingkat kemampuan menghadapi tantangan;
3)   Interaksi siswa dengan siswa lainnya;
4)   Kemampuan anak berkomunikasi;
5)   Karasionalan argumen/alasan;
6)   Kerjasama dan kekompakan serta produktivitas kegiatan kelompok;
7)   Partisipasi siswa dalam diskusi kelompok
8)   Penggunaan bahasa dengan baik;
2) Penilain terhadap guru
Penilaian terhadap guru mencakup hal-hal yang berkaitan dengan:
1)   Proses pembelajaran:
2)   Pendekatan dan metode yang digunakan:
3)   Materi pembelajaran yang mencakup: pemilihan tama, topik dan
unit:
4)   Kelengkapan pembelajaran yang disesuaikan guru.
2.    Penilaian terhadap produk kegiatan
Penilaian terhadap produk meliputi:
a.    Penilaian terhadap siswa dilakukan melalui pengamatan terhadap hasil
belajar anak yang tergambarkan melalui:
1) Kemampuan menulis laporan:
2) Kemampuan menyatakan gagasan dalam bentuk gambar, diagram,
grafik dan symbol lainnya:
3) Rekaman, video dan kaset hasil unjuk kerja siswa.
b.    Penilaian terhadap guru dilakukan berdasarkan hasil:
1) Daftar cek yang dilakukan oleh rekan guru lainnya terhadap strategi
dan pengelolaan belajar mengajar yang telah dilakukan:
2) Masukan dari anak, orang tua dan rekan guru lainnya berkaitan
dengan strategi dan proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

B. Bentuk Alat Penilaian Dalam Pembelajaran Terpadu


a. Bentuk Penilaian Alternatif
Teknik bentuk alternatif penilaian dengan tes ada dua jenis yaitu tes
essay dan tes objektif yaitu sebagai berikut:
 Tes essay
Pada bentuk tes essay menghendaki jawaban secara terurai tentang
suatu masalah. Jawaban menitikberatkan pada ingatan, daya
pengenalan kembali dan kelogisan test. Dalam hal ini tes dituntut
memiliki kecakapan dan keterampilan dalam memilih kata-kata yang
tepat untuk dituangkannya kedalam uraian.
Tes yang tingkat penguasaan bahasan dan materi ilmunya rendah,
akan memberikan jawaban yang kurang memuaskan, dalam arti
jawabannya singkat dan jalan fikirannya sukar dipahami. Sebaliknya
bagi tes yang terampil dan pandai memilih kata-kata akan
memberikan yang jauh lebih baik dan relative memuaskan, apalagi
didasari oleh penguasaan materi ilmu yang baik. Walaupun tes itu
lebih baik dari pada temannya kaerna kepandaiannya memilih kata.
Pada dasarnya ada 2 macam bentuk pertanyaan essay yaitu  essay
bebas dan essay terbatas.
b. Tes Objektif
Tes objektif terdiri dari dari benar salah, pilihan gada dan
menjodohkan. Adapun bentuk alternatif dengan teknik nontes yang akan
dibahas pada bagian ini meliputi:

 Catatan sekolah
Catatan sekolah merupakan laporan tentang kemajuan belajar siswa
berupa deskripsi tentang aspek-aspek yang dialami siswa berkaitan
dengan mata pelajaran disekolah.
 Cuplikan kerja
Penilaian yang dilakukan dengan melihat siswa melakukan
tugas/proses atau produk yang dibuat siswa untuk selanjutnya
melihat dan menilai proses dan produk tersebut untuk menentukan
tingkat pengetahuan atau skill mereka merupakan penilaian
performance (penilaian kinerja). Produk yang merupakan cuplikan
kerja siswa merupakan unjuk kerja kegiatan yang dihasilkan siswa
berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang sedang
dipelajari.
 Portofolio
Portofolio menilai kemajuan siswa pada suatu periode yang
didasarkan pada berbagai tugas (jurnal, kaset, karya seni, dan produk
atau kreasi lain) yang memungkinkan mengarahkan siswa pada
penunjukan pemahaman tentang suatu konsep. Portofolio merupakan
berkas bukti-bukti yang disusun untuk mendapatkan akreditasi
perolehan belajar melalui pengalaman. Dalam format penilaian
portofolio dideskripsikan tentang metode, pemenuhan kriteria, dan
keputusan (diterima, ditolak, bersyarat dengan tambahan). Untuk ini
lampiran berkas bukti-bukti untuk kerja siswa harus diperhatikan.
Portofolio bersifat terbuka bagi siswa sehingga siswa dapat menilai
diri sendiri (self evaluation) dan juga bias memberi informasi
tambahan untuk menilai kompetensi siswa.
 Wawancara
Wawancara adalah teknik penilaian lisan yang digunakan untuk
memperoleh jawaban dari siswa tentang Sesuatu yang telah
dipelajari. Penilaian dengan wawancara ini dapat dipakai sebagai
penunjang atau pelengkap jika dengan penilaian yang lain belum
didapatkan gambaran yang jelas tentang siswa. Wawancara ini dapat
dilakukan secara individual ataupun kelompok. Yang perlu
diperhatikan pada saat wawancara adalah memberikan rasa aman
kepada siswa sehingga mereka mampu mengungkapkan kepada guru
secara nyaman dan tidak terpaksa.
 Observasi
Observasi adalah teknik penilaian alternative yang dilakukan dengan
cara melakukan pengamatan secara teliti serta mencatat secara
sistematis tentang sesuatu yang terjadi dikelas berkaitan dengan
materi yang ditargetkan guru. Observasi ini harus selalu diusahakan
dalam situasi yang alami agar mendapatkan data yang sebenarnya.
Observasi bertujuan mengungkapkan perilaku nonverbal dan terfokus
pada aspek-aspek terkait. Prosedur penilaian dengan observasi harus
memperhatikan, (1) spesifikasi tingkah laku yang akan dinilai, (2)
konteks dan metode yang akan digunakan, dan (3) alat penyimpan
hasil yang digunakan.
 Jurnal
Jurnal merupakan catatan harian siswa yang menggambarkan
kegiatan siswa setiap hari. Jurnal ini dapat berisikan hal-hal yang
dilakukan siswa didalam kelas maupun di luar jam sekolah. Selain itu
dapat juga dipakai oleh guru untuk memberi pertimbangan, motivasi,
dan penguatan kepada siswa.
 Rubrik
Hal ini dilakukan misalnya dengan jalan guru bersama siswa
menyusun kriteria penilaian tentang laporan pekerjaan anak. Dengan
melibatkan anak dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian
diharapakan anak mengetahui perkembangannya dan hal itu
dimanfaatkan untuk meningkatakan proses belajar-mengajar.
 Catatan Anekdotal (file Card)
Catatan anekdotal merupakan catatan pengamatan informasi yang
menggambarkan perkembangan bahasa maupun perkembangan
sosial, kebutuhan, kelebihan, kekurangan, kemajuan, gaya belajar,
keterampilan, dan strategi yang digunakan peserta didik atau yang
berkaitan dengan hal apa saja yang tampak bermakna ketika
dilakukan pengamatan. Catatan ini berisi komentar singkatnyang
spesifik mengenai sesuatu yang dikerjakan dan yang perlu dikerjakan
siswa yang didokumentasikan secara terus-menerus sehingga
menggambarakan kemampuan berbahasa anak secara luas. Aktivitas
anak yang memperagakan kemampuan dan perkembangan diri anak
dicatat pada kartu (setiap anak satu kartu). Catatan tersebut
mencakup juga kelebihan, kekurangan, dan kemajuan-kemajuan yang
dicapai siswa.

C.  Prosedur Penilaian Pembelajaran Terpadu


Berikut tahapan-tahapan penilaian :
1) Perencanaan
Langkah-langkah pada tahapan ini sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan penilaian yang ingin dicapai baik tujuan
yang ingin dicapai oleh guru maupun oleh siswa.
b. Menentukan kriteria keberhasilan yang ingin dicapai, baik oleh
siswa maupun oleh guru.
c. Menentukan teknik dan instrument yang akan digunakan dalam
proses penilaian.

2) Pelaksanaan
Dalam proses pelaksanaan penilaian, haruslah disadari bahwa :
a. Penilaian berlangsung sejak awal sampai akhir proses
pembelajaran
b. Penilaian harus dilihat sebagai proses yang berkelanjutan
c. Penilaian dapat diarahkan pada proses maupun produk serta
program

3) Penyusunan dan penyajian laporan


Laporan hasil penialaian disusun dengan jalan memperhitungkan
seluruh informasi yang terkumpul dan pengolahannya. Penyusunan
laporan harus dilakukan secara logis, sistematis, dan secara
komprehensif yang diakhiri dengan sejumlah rekomendasi dan
saran-saran.
4) Tahap tindak lanjut
Hasil pengolahan informasi dan saran-saran ditindaklanjuti secara
operasional.

D. Format Penilaian Pembelajaran Terpadu


1) Format Observasi
Format observasi yang digunakan dalam kegiatan penilaian pelaksanaan
pembelajaran terpadu dilakukan baik pada tahap perencanaan maupun
pelaksanaan pembelajaran terpadu dengan indicator kemampuan dan
penguasaan yang telah ditetapkan. Sedangkan sasarnnya difokuskan
pada proses maupun produk pembelajaran.
2) Format Penilaian Diri Siswa
Bentuk penilaian diri siswa juga digunakan dalam penilaian
pembelajaran terpadu. Dalam hal ini siswa dapat menyusun sendiri
pertanyaan dan selanjutnya mengisi langsung jawaban dari pertanyaan
tersebut dengan mengorganisasikan gagasannya sendiri. Guru juga
dapat melakukan penilaian diri berkaitan dengan proses pembelajaran
yang telah dilakukan. Format penilaian diri dalam bentuk jurnal tulisan
siswa dapat juga digunakan sebagai masukan bagi guru untuk
memberikan pertimbangan, motivasi, dan pengutan kepada siswa
3) Format Portofolio.
Hasil penilaian proses, produk dan penilaian program didokumentasikan
dalam satu bentuk portofolio. Portofolio ini dapat dijadikan sebagai
salah satu masukan bagi guru untuk memutuskan nilai setiap siswa serta
penyusunan perencanaan pembelajaran selanjutnya.
4) Rubrik
Hasil simpulan portofolio dan format penilaiannya, guru dapat
menyusun kriteria penilaian secara kolaboratif dengan melibatkan siswa
sehingga anak dapat mengetahui criteria tersebut dan dapat mengukur
kemampuannya.
5) Cuplikan Kerja
Dalam menilai performansi belajar siswa, guru dapat melakukan
pemberian tugas yang menuntut mereka untuk memperlihatkan hasil
unjuk kerja mereka.
6) Masukan Orang Tua
Dalam penilaian pembelajaran terpadu masukan informasi orang tua 
akan dapat membantu memberikan gambaran yang menghapus
penafsiran yang keliru dari pihak guru dan siswa.

7) Penilaian Berkala
Penilaian berkala pada dasarnya terdiri atas beberapa butir aspek sifat
yang dinilai. Penilaiannya diubah dari kategori (data nominal) menjadi
data interval dalam rentang 1-5. Penetapan nilai itu dibuat berdasarkan
pertimbangan yang bersangkutan.

Jawaban
Apakah terdapat perbedaan dan persamaan dengan sistem penilaian di negara
maju lainnya? Jelaskan!

Table Perbandingan Penilaian di Indonesia, Finlandia, dan Jepang


Aspek Indonesia Jepang Finlandia
Sistem Sistem penilaian Jenjang Pendidikan Sistem penilaian dilakukan untuk
Penilaia menggunakan Dasar mengukur progress /kemajuan siswa
n penilaian dengan System penilaian dalam belajar. Sistem penilaian ini
acuan KKM. KKM ulangan adalah digunakan untuk mengukur tingkat
merupakan batas dengan menggunakan pencapaian belajar sesuai dengan tahap
kriteria ketuntasan huruf A, B, dan C perkembangannya. Jadi proses penilaian
minimal yang harus untuk semua mata di Finlandia mengacu pada diri siswa
dicapai siswa untuk pelajaran kecuali sendiri. Setiap pelajar diberi otonomi
dapat dikategorikan matematika. Untuk khusus untuk menentukan jadwal
lulus. Apabila kelas 4 hingga kelas 6, ujiannya untuk mata pelajaran yang
terdapat siswa yang dilakukan test IQ menurutnya sudah dia kuasai
belum memenuhi untuk melihat
KKM, dilakukan kemampuan dasar
pembelajaran siswa. Hasil tes ini
remidial. digunakan sebagai
bahan acuan dalam
memberikan perhatian
lebih kepada siswa-
siswanya terutama
bagi siswa yang
kemmpuannya
dibawah normal.
Pada tingkat SMP dan
SMA, sama ada dua
kali ulangan yaitu mid
test dan final test.
Akan tetapi tidak
bersifat wajib atau pun
nasional. Namun di
beberapa provinsi
tetap melaksanakan
ujian. Final test
dilaksanakan serentak
selama tiga hari,
dengan materi ujian
yang dibuat oleh
sekolah berdasarkan
standar dari
Educational Board di
setiap provinsi.
Penilaian kelulusan
siswa SMP dan SMA
tidak berdasarkan
hasil final test, tapi
akumulasi dari nilai
ulangan harian, ekstra
kurikuler, mid test dan
final test.
UAN Adanya Ujian Akhir Tidak ada ujian Tidak ada ujian nasional untuk
Nasional yang nasional untuk menentukan kelulusan.
digunakan untuk menentukan
menentukan kelulusan. Penilaian
kelulusan siswa SD, kelulusan siswa SMP
SMP, dan SMA. dan SMA tidak
Tetapi bukan berdasarkan hasil final
menjadi acuan satu- test, tapi akumulasi
satunya untuk dari nilai ulangan
menentukan harian, ekstra
kelulusan. Kelulusan kurikuler, mid test dan
juga ditentukan oleh final test.
nilai ujian akhir
sekolah dan nilai
rapor.
Ujian Seleksi Nasional Untuk masuk Ujian Nasional Matrikulasi, untuk
masuk Masuk Perguruan universitas, siswa menentukan kualifikasi masuk perguruan
universi Tinggi : lulusan SMA tinggi, ujian ini bersifst sukarela.
tas Untuk perguruan diharuskan mengikuti Kompetensi yang diukur: Bidang bahasa
tinggi negeri ujian masuk ibu mereka, tetapi dapat memilih tiga
SBMPTN universitas yang mata pelajaran lain dari kelompok
Jalur Undangan berskala nasional. berikut : bahasa kedua nasional, bahasa
Jalur Tertulis Ujian masuk asing, matematika, atau studi umum
Seleksi Mandiri dari universitas yang meliputi ilmu dan humaniora.
universitas yang dilaksanakan dalam Untuk bahasa dan matematika, ada dua
bersangkutan. Untuk dua tahap. Pertama tingkat ujian yaitu dasar dan lanjutan.
perguruan tinggi secara nasional
swasta menggunakan dimana soal ujian
Seleksi Mandiri dari disusun oleh Ministry
universitas yang of Education yang
bersangkutan terdiri dari lima
pelajaran, sama seperti
ujian masuk SMA.
Tahap kedua, siswa
harus mengikuti ujian
masuk yang dilakukan
masing-masing
universitas, yaitu ujian
masuk universitas.
Skor kelulusan adalah
akumulasi ujian
masuk nasional dan
ujian di setiap
perguruan tinggi.
Rangki Adanya sistem Adanya sistem Tidak mengenal istilah kompetisi atau
ng peringkat didalam peringkat yang ada di peringkat. Tidak ada sekolah terbaik,
kelas maupun di dalam kelas. siswa terbaik, dsb.
sekolah, sehingga
menciptakan adanya
sekolah terbaik,
siswa terbaik, dsb
Sistem Ujian kenaikan kelas Tidak ada ujian Tidak ada ujian kenaikan kelas.
kenaika yang dilakukan kenaikan kelas pada Menggunakan sistem
n kelas setiap tahun pada jenjang pendidikan promotion siswa secara otomatis naik
setiap jenjang dasar tidak, tetapi kelas.
pendidikan. siswa yang telah
menyelesaikan proses
belajar di kelas satu
secara otomatis akan
naik ke kelas dua,
demikian seterusnya.
Ujian akhir juga tidak
ada sehingga siswa
yang telah
menyelesaikan
studinya di tingkat SD
dapat langsung
mendaftar ke SMP
Akan tetapi sekolah
tetap mengadakan
ulangan atau test kecil
untuk tetap memacu
kualitas dan kuantitas
belajar
Pada sistem penilaian terdapat perbedaan yang mencolok antara Indonesia
dengan Jepang dan Finlandia. Sistem penilaian di Indonesia cenderung
membuat siswa tertekan dengan segala kriteria yang ada. Sedangkan di
Finlandia menekankan pada progress belajar siswa itu sendiri, sehingga siswa
tidak merasa tertekan. Adanya sistem peringkat juga membuat siswa dengan
peringkat bawah merasa minder dan secara psikologi perasaan – perasaan
tersebut dapat menghambat proses belajar siswa

Sumber
Drs. Asep Herry Hernawan, M. Pd. Dra. Dewi Andriyani, M. Pd. Hakikat Kurikulum dan
Pembelajaran. http://repository.ut.ac.id/4618/2/PEKI4303-M1.pdf
https://www.academia.edu/12790027/Perbandingan_Pendidikan_Indonesia_Finlandia_dan_J
epang
https://nurdinassyifa.wordpress.com/2016/11/21/penilaian-dalam-pembelajaran-terpadu/
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310874/lainlain/Pembelajaran+Tematik+dan+Aplikasiny
a+di+Sekolah+Dasar+SD+Catur+Tunggal.pdf

Anda mungkin juga menyukai